Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

37-Blue Flower From Whom🔫

Sudah tiga hari Zelda tidak melihat keberadaan Alban, tidak ada kabar maupun pesan darinya. Yang ada hanya Andy yang mengecek serta membawa stok makanan ke Apartemennya. Kemana perginya pria itu?.

Hari ini Zelda berniat mencari Alban ke kantor pusat Altair Grup. Ia pergi dengan menggunakan taxi umum. Sesampainya disana, ia bertanya pada sang resepsionis, saat itu pula ia tersenyum simpul mengingat kejadian saat dirinya membuat kekacauan disini.

"Permisi, Alban-nya Ada?"

Tentu saja orang-orang disini sudah tahu, bahwa wanita yang kini datang adalah kekasih Atasannya.

Resepsionis itu tersenyum ramah. "Dengan Nona Zelda Nixie ya? Tuan Muda Alban sedang tidak ada di kantor, tapi saya dapat amanat jikalau Nona datang kemari, silahkan langsung menemui Tn.Gerald di ruangannya."

"Oh begitu. Baik, terimakasih banyak," ucap Zelda, kemudian salah satu petugas langsung menghampiri Zelda dan menawari dirinya untuk diantarkan ke ruangan Tn.Gerald .

Sesampainya di depan pintu, petugas tadi mengetuk serta memberi tahu Tn.Gerald bahwa ada Zelda yang akan menemui dirinya.

"Selamat siang, Pah." Zelda tersenyum ramah saat menyapa Tn.Gerald.

"Selamat siang kembali, Zelda. Bagaimana kabarmu? Atau, bagaimana hubungan kalian?" Zelda yang mendengar itu langsung merasakan panas mulai menjalar di pipinya,

"Kabar baik Pah, emm ... Ya begitulah," jawab Zelda sambil menyalami ayah dari kekasihnya itu.

"Kau mencarinya?"

"Iyap."

"Dia sedang pergi ke Negeri Kincir Angin, ada tugas yang harus ia selesaikan disana."

Zelda yang mendengar itu langsung membulatkan bola matanya, "Kenapa dia tidak memberitahuku? Netherland itu ... Cukup jauh dari sini."

"Dia hanya tidak ingin kamu khawatir Zelda, tenang saja. Esok atau lusa ia akan kembali."

"Dengan siapa dia pergi kesana?" Perlu diakui, Zelda memang khawatir mendengar kabar ini.

"Hanya sendiri." Tn.Gerald mendaratkan bokongnya di kursi.

"Tugas apa? —Ah, maafkan, aku jadi banyak bertanya." Zelda mengusap tangannya mencoba lebih tenang.

Tn.Gerald hanya tersenyum.

Setelah keluar dari ruangan Tn.Gerald, Zelda berniat untuk pulang. Sebelumnya Tn.Gerald menyuruh anak buahnya untuk mengantarkan Zelda, merasa ada kesempatan, Zelda berniat mengunjungi Nevva terlebih dahulu karena kebetulan ia bersama bodyguard Altair Grup.

Setibanya di lobi ia melirik ke arah resepsionis untuk tersenyum sebagai tanda berpamitan, disana ia melihat seorang wanita membawa seikat bunga berwarna biru berukuran sedang. Saat Zelda melewati meja resepsionis ia sedikit mendengar obrolan mereka.

"Nanti saya titip ini ya, Mbak, untuk Alban, tolong diberikan. Emm ... Boleh saya bertemu Tn.Gerald, sudah lama sekali tidak bertemu dengannya?" ucap perempuan itu.

"Sebentar saya tanyakan dulu ya. Dengan Nona siapa?"

"Kamu tidak mengenalku?" Perempuan itu bertanya keheranan.

"Mohon maaf sekali Nona, saya pegawai baru. Belum lama disini."

"Oh pantas saja, Namaku—"

Sebelum Zelda mendengar nama gadis itu tiba-tiba ia dikejutkan oleh kedatangan Andy dari arah depannya.

"Gue denger lo mau ke rumah sahabat lo itu kan? Gue anter, takut ada apa-apa," katanya. Kemudian mereka pergi dari situ.

"You never tell me about Alban!" ucap Zelda pada Andy dengan wajah kesal.

"Oke, sorry. Alban yang menyuruhku," Andy hanya menjawab seadanya sembari dibarengi cengiran menyebalkan itu.

Di perjalanan, Zelda masih teringat Perempuan tadi. Siapakah gerangan orang yang menitipkan bunga untuk Alban, tidak mungkin jika hanya seorang pengantar paket, atau rekan bisnis? secara, penampilannya begitu cantik dan ia juga menanyakan Tn.Gerald.

—•—•—

Arpiar masih menyimpan dendam yang begitu besar pada Tn.Gerald atas kematian ayahnya, dan Arpiar melampiaskan semua itu pada Alban — Anak Tn.Gerald .

Saat itu Alban mempunyai seorang kekasih bernama Ditha Azzura.

Hubungan mereka begitu bahagia, pasangan serasi menurut beberapa orang. Ditha yang begitu cantik dan periang serta Alban pria tampan yang bersikap romantis serta humoris, bukan pria dingin seperti sekarang.

Saat itu umur Alban memasuki 22 tahun, sedangkan Ditha berusia 20 tahun. Mereka berencara akan menikah saat Ditha memasuki usia 21 tahun.

Sampai suatu hari, saat mereka sedang melakukan perjalanan yang melewati sebuah hutan. Sebuah insiden terjadi ....

Seseorang menyabotase mobil yang mereka tumpangi. Sehingga mengakibatkan sebuah kecelakaan maut. Kecelakaan tersebut bukan diakibatkan rem yang mengalami kerusakan, tetapi seseorang mengendalikan mesin mobil dengan koneksi jarak jauh.

Seakan tak berniat membunuh Alban, kecelakaan itu terjadi seperti tersusun. Mobil diarahkan ke arah jurang, saat itu, tindakan yang Alban lakukan untuk mengendalikan mobilnya tidak berlaku sama sekali. Detik saat mobilnya tidak menyentuh jalan tiba-tiba pintu dan sealtbet Alban terbuka sehingga ia terpental sebelum mobil benar-benar jatuh ke jurang. Sedangkan Ditha yang masih berada dalam mobil ikut terjatuh ke sana. Tubuh Alban terpental dan menubruk sebuah batu begitu kencang, di sisa-sisa kesadarannya ia melihat mobilnya terperosok jauh kemudian meledak begitu dahsyat.

"Dit...tha" ucapnya kemudian Alban kehilangan kesadarannya.

Setelah itu, saat Alban sadar ayahnya memberi tahu bahwa polisi telah menemukan mayat perempuan yang sudah hangus terbakar di dekat mobil. Kondisinya sudah tidak dapat diidentifikasi karena seluruhnya terbakar hangus. Saat itu pula, Alban tidak menerima kejadian itu, dirinya merasa sangat bersalah atas apa yang terjadi. Ditha, gadis yang begitu dicintainya meninggakan dirinya lewat kejadian yang begitu menyedihkan.

Sampai kemudian, setelah kasus itu diselidiki ternyata Antares Grup dalang dibalik kecelakaan itu. Tidak ada urusan yang menyangkutkan pihak kepolisian, alasan kuat tak ada penangkapan diantara mereka, sebab saat kematian Tn.Wilpred pun kasusnya tidak berakhir dengan jelas. Alibi itulah yang mengunci pergerakan Altair Grup.

Entah Alban harus menyalahkan siapa.

Itulah yang membuat Alban berubah menjadi seorang pria dingin dan kurang simpatik.

Andy menceritakan sebuah cerita singkat tentang masa lalu Alban. Mulai dari kisah perusahannya yang terpecah belah dari Samudera Grup, sampai tragedi yang merubah hidup Alban. Awalnya Zelda bertanya tentang mengapa Altair Grup dan Antares Grup bisa bermusuhan, kemudian dilanjutkan pada pertanyaan siapa wanita yang sempat dibawa Alban, mengingat Tn.Gerald pernah membahas tentang seorang wanita saat makan malam waktu itu.

"Jadi, gadis itu sudah meninggal?" tanya Zelda dengan nada sendu. "Pantas saja saat itu Tn.Gerald berbicara seakan luka yang dirasa Alban cukup menyakitkan, ternyata lebih dari itu." Zelda tidak menyangka ternyata sangat besar luka yang dialami pria itu.

"Kita sudah sampai, Nona." Suara itu datang dari seorang sopir yang mengantarkan mereka kesini. Zelda memang sudah memberi tahukan alamat yang akan mereka tuju. Karena terlalu serius mengobrol, Zelda tidak sadar mereka telah sampai.

Di ujung sana terlihat Bi Jehan berlari menggembok pintu pagar. Kemudian kembali masuk ke dalam. Zelda yang menyaksikan hal itu merasa keheranan.

"H-hallo."

"Hei, kenapa pintu pagarnya di kunci Nevva. Apakah akhir-akhir ini ada hal yang mencurigakan?" tanya Zelda. Ia menelpon Nevva sebab ia memang belum memberitahu sahabatnya itu bahwa Zelda akan berkunjung.

"Lo yang di dalam mobil silver itu, Zel?"

"Iya, maaf sebelumnya aku tidak memberitahumu."

"Ah, syukurlah. Tunggu sebentar, pintunya akan dibuka!"

Tut-tut...

Setelah pintu dibuka, Zelda dan Andy langsung masuk kesana. Zelda melepas rasa rindunya pada anak kecil yang tak lain adalah Nada. Tak lupa juga memperkenalkan Andy pada mereka.

-




-

Hai, bagaimana puasanya?

Lancar?

Jangan lupa tekan ikon bintang di pojok kiri kalau kalian suka ceritanya.

Salam Hangat,🌹

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro