Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

29-Hey And🔫

Terlihat perbincangan Alban dan Andy kini telah selesai. Setelah itu Zelda menghampiri mereka berdua sambil membawa 3 botol air mineral serta beberapa cemilan yang memang sudah tersedia di kulkas apartemen itu.

Saat Zelda menaruh bawaanya di meja, ia ikut duduk di sofa bersama mereka dan tiba-tiba saja Andy menyeletuk.

"Ehemm ... Nggak perlu repot-repot Zel, bentar juga pulang ko. Sorry ya tadi gue ganggu em— Kalo mau dilanjut silahkan," ucapnya sambil tertawa renyah. Zelda yang mendengar penuturan Andy itu merasa malu serta bingung harus berbicara apa.

"T-tadi itu kita nggak ngapa-ngapain ko." Ada nada gugup saat Zelda mengucapkan itu.

"Ya emang belum, tapi kalo ngapa-ngapain juga gapapa ko." Andy terus saja menggoda keduanya.

Alban yang mendengar itu langsung menegur sahabatnya, "And!" Lelaki itu mendelik tajam.

"O-oke oke, bercanda bos, jangan terlalu serius." Andy menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "tapi kalo mau serius juga boleh," tambahnya. Tiba-tiba saja sebuah bantal sofa melayang ke arahnya. Ternyata Alban yang melempar bantal itu.

Andy itu memang sahabat Alban yang humoris, orang bilang manusia pendiam lebih baik disatukan dengan yang pendiam juga. Namun terkadang mereka salah, bahwasanya ketika manusia pendiam disatukan dengan manusia humoris itu bisa saling melengkapi. Contohnya Alban dengan Andy, Andy memang tipe orang yang menyebalkan untuk Alban. Sering jahil dan sering menggodanya. Tidak jarang Alban merasa kesal ketika ia sedang berbicara serius malah ditanggapi dengan candaan oleh Andy. Namun, Alban sadar sahabatnya ini bukan hanya sekedar Fake Friend yang hanya menuturi latar belakang atau jabatan dirinya. Dengan semua itu Alban bersyukur karena Andy memang memberi warna untuk hidupnya yang abu-abu.

"Al, Nevva disana bakal baik-baik aja kan?" tanya Zelda.

"Nevva siapa?" Andy penasaran dengan siapa yang mereka bicarakan.

"Aku akan kirim orang ayah untuk berjaga disana."

"Apa tidak merepotkan?" tanya gadis itu lagi.

"Tenang saja." Jawab Alban.

"Hey, yang benar saja tidak ada yang menjawab pertanyaanku!" Andy berdecak sebal pada keduanya.

•••

Kantor Pusat Altair Grup

"Kapan kamu akan berangkat?" tanya Tn.Gerald saat Alban tiba di kantornya.

"Minggu depan."

Terdengar hembusan nafas panjang Tn.Gerald .

"Datang dengan cara baik-baik, jika mereka melawan. Tidak usah diberi ampun! Papa percaya kamu bisa selesaikan masalah ini."

Alban hanya mengangguk menanggapi penuturan ayahnya itu.

"Ayah kirim 5 orang untuk membantu kamu disana. Hapus data tanda tangan Tn.Franklin disana, beraninya mereka men-scan dan membuat surat penyerahan palsu tanpa persetujuan serta sertifikasi dari pihak yang bersangkutan. Kalau saja Samudera Grup tidak berhubungan langsung dengan orang-orang disana, mungkin sudah ku hancurkan mereka. Sayangnya, si Breyoz ini adalah salah satu sahabat Franklin, kalau saja Franklin tahu mungkin ia akan merasa kecewa sekali atas apa yang dilakukan sahabatnya saat ini." Tn.Gerald hanya membayangkan seandainya Tn.Franklin masih hidup dan tahu sahabatnya itu berkhianat, mungkin akan sangat menyakitkan sekali.

Ya, pemimpin Samudera Grup itu sudah tiada akibat penyakit yang dideritanya.

"Sepertinya aku akan menjalankan misi gerilya pah, aku rasa mereka takkan mungkin memberikan data itu begitu saja. Jadi, lebih baik aku membobol tempat itu saja daripada harus berbincang-bincang dengan mereka yang penuh kepalsuan itu."

Tn.Gerald mengerinyit.

"Apa kamu yakin? Resikonya terlalu besar jika seperti itu?"

"Ayah tak percaya padaku?" Alban malah balik bertanya.

"Bukan begitu Al. Ayahmu ini hanya mengkhawatirkan mu. Mereka itu cukup licik. Konyol jikalau seandainya kamu tertangkap oleh mereka, yang ayah mau kamu harus kembali ke sini dengan selamat karena masih banyak tugas yang harus kamu selesaikan dan itu semua menentukan Altair Grup kedepannya."

"It's okay dad, itu hanya hal kecil. Percaya pada otak anakmu ini." Alban menjawab dengan nada percaya diri sambil menunjuk ke arah kepalanya.

"Baiklah kalau begitu, bagaimana keadaan gadis yang kau bawa itu?" Tiba-tiba saja Tn.Gerald saja menanyakan perihal Zelda.

"Zelda maksudnya?" tanya Alban yang ditanggapi anggukan Ayahnya.

"Dia tinggal di Apartemen lantai 12 sebelah ruanganku."

"Apakah dia aman?"

"Sampai saat ini, masih terlihat begitu!"

"Kau mencintainya?" Ucapan Tn.Gerald itu sempat membuat Alban terhenyak.

Alban diam sebentar, saat hendak membuka mulutnya Tn.Gerald kembali berbicara.

"Ayah rasa jawabannya adalah 'Ya', jaga dia baik-baik Alban. Ayah tahu kau mencintainya dari cara kau melihat dan memperlakukannya.
Tapi sekali lagi ayah ingatkan. Kamu boleh mencintai seseorang tapi jangan biarkan siapapun merubah dirimu Al. Cinta itu ibarat pisau bermata dua, kau bisa kuat karenanya namun bisa juga berbalik membuatmu menjadi lemah. Kamu mengerti maksud papa?"

"I know dad." jawab Alban.

"Good."

"Aku minta 3 anak buah papa untuk ku suruh berjaga di rumah teman Zelda, tempat yang ia tinggali sebelumnya." Alban langsung keluar dari topik pembicaraan sebelumnya.

"Ya, silahkan!"

—•—•—

Seorang gadis kini tengah berjalan keluar dari sebuah mansion besar, mansion yang selama ini menjadi penjara baginya. Gadis itu menarik nafas, mencoba menghirup udara segar dihadapannya.

"Akhirnya ...."

"Kamu yakin akan menemui dia?" tanya seseorang yang tengah berdiri dibelakangnya.

"Tentu saja!" jawab gadis itu dengan lantang.

"Kamu yakin dia masih mencintainya kamu?"

Gadis itu terdiam, mencoba mencerna ucapan lawan bicaranya.

"kuharap begitu." Nadanya terdengar lebih pelan kali ini.

Lawan bicaranya menyeringai, "Ingat perjanjian kita, kamu tidak akan bisa lepas dari ikatan ini."

Gadis itu mendengus kesal. Kemudian berjalan menuju mobil dan bergegas ke tempat yang ia tuju.

•••

Happy Weekend🔫

Keep enjoy this story 🖤
Don't forget to vote and comment.

Salam Hangat 🌹

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro