Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

18-Whose Girl?🔫

"Jadi kamu itu mau pilih Alban atau Arpiar ...?" tanya Nevva pada Zelda dengan nada menyelidik sambil bergurau.

"Ko kamu nanyanya gitu sih Va?" Zelda balik bertanya.

"Lah emang bener kan, kamu tuh kemarin baru aja jalan sama Arpiar. Hari ini udah peluk-pelukan aja sama Alban, jadi lo taken-nya sama siapa?" ucap Nevva yang membuat pipi Zelda bersemu merah karena ucapan terakhir temannya itu.

"Jalan bukan berarti ada hubungan apa-apa kan Va, aku sama Arpiar cuman temenan aja," terang Zelda.

"Hmm bagus deh kalo gitu," kata Nevva.

"Apa ...?" Tanya Zelda,

"Eh enggak haha ... Kalo sama Arpiar gak ada hubungan apa-apa, berarti sama Alban ada dong?" Kata Nevva lagi sambil menggoda Zelda.

Zelda diam, tidak tahu harus bagaimana menanggapi perkataan Nevva. Dirinya pun belum sepenuhnya paham bagaimana sebenarnya hubungan mereka.

Ia teringat obrolannya dengan Alban tadi...

...

"Jangan berbicara seperti itu lagi," ucap Alban yang kini tengah memeluk Zelda.

"Aku bingung sama kamu, kamu itu kalo mau jadi jahat, jahat sekalian. Jangan kayak gini Alban," ucap Zelda sambil terisak.

"Maaf aku gak bermaksud bikin kamu bingung, aku bersikap seperti kemarin itu bukan tanpa alasan Zel," terangnya pada Zelda sambil mengelus puncak kepala gadis itu.

"Kamu bilang kamu gak mau bawa aku ke dunia kamu, tapi secara tidak langsung aku udah terlanjur masuk Al, udah terlanjur ...." Ucap Zelda semakin menangis.

Sesak, itulah yang dirasakan Alban saat ini,

"Zelda dengerin aku," ucap Alban melepas pelukannya dan memegang kedua bahu gadis itu.

Zelda mendongakkan kepalanya lalu menatap Alban.

"Zelda Nixie Aurora, maaf telah membuatmu seperti ini. Dunia aku itu gak sedamai orang-orang diluar sana. Kalau aku melibatkan kamu, aku takut ini bahaya buat kamu," jelas Alban kepada Zelda.

"Se-bahaya apa? Kalo kamu takut, tidak dengan aku!!" Kata Zelda begitu yakin.

Alban mencoba menyimak ucapan Zelda tadi, benar! Ia memang sudah terlanjur melibatkan gadis itu dalam kehidupannya.

"Kenapa diam? Benarkan?. Jadi, apa kamu bisa ceritakan apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Zelda.

"Belum saatnya," jawab Alban sambil menurunkan tangannya kembali.

"Janji kalau kamu bakal cerita, apapun itu!! Who you are?, what you do?, Where you coming from?" pinta Zelda.

Alban menarik nafas panjang mendengar permintaan gadis itu.

"Aku usahakan, tapi bukan sekarang ya," jawab Alban seraya mengusap air mata gadis itu, mencoba menenangkan.

Zelda menanggapi perkataan Alban dengan anggukan...

...

"Heh malah ngelamun ni anak, kesambet apa!" ucap Nevva menyadarkan Zelda.

"Ah ... Iya kenapa?" Tanya Zelda kebingungan,

"Ngelamun aja, udah sana istirahat," kata Nevva sambil menyuapi adiknya, Nada.

"Kakak Zel," panggil Nada pada Zelda. "Om baik pacarnya kakak ya? Dia hebat tau pas nyelametin aku kayak pahlawan-pahlawan di film. Apalagi pas gendong aku sambil nembak juga, dor dor dor ...." Jelas anak itu sambil menirukan gaya menembak dan kemudian ditanggapi sikap kebingungan kedua orang dewasa itu.

Nevva melirik ke arah Zelda seakan bertanya, Zelda sendiri menaikan bahunya mengisyaratkan kata 'tidak tahu'.

"Sayang sudah ya jangan ingat-ingat lagi kejadiannya, yang penting sekarang Nada udah disini sama kakak," ucap Nevva.

"Nah betul kata kakak kamu!" Tambah Zelda.

"Emm ... nanti Om baiknya suruh main kesini lagi ya ka," pintanya.

"Iya sayang," kata Zelda.

•••

"Dari mana saja kamu?"

Alban yang mendengar suara itu langsung melirik kearah orang yang berbicara. Namun tak langsung menjawab.

"8 anak buah kita mati, sialan sekali wanita tua itu. Tiba-tiba menyerang dengan pasukan banyak, di jalanan umum pula. Tidak etis sekali!" tutur Tn.Gerald .

"Mereka tahu kita memang sasaran empuk mereka," jawab Alban menanggapi. "Kita butuh strategi lagi agar mereka tidak bisa menembus pertahanan kita," tambahnya.

"Kamu yang harus lebih kuat disini, atau bahkan harus menjadi paling kuat Alban!!" Ucap Tn.Gerald. "Kunci semua ini ada di kamu, bahkan sesuatu yang mereka cari pun ada di kamu. Maka dari itu, teruslah fokus berlatih," terang Ayahnya.

"Baik ayah," jawabnya.

"Ada yang menyerangmu akhir-akhir ini?" Tanya Tn.Gerald

"Ada," jawab Alban

"Kapan?"

"Terakhir saat aku di mobil dan ... Arpiar"

Tn.Gerald menaikan sebelah alisnya. "Anak wanita tua itu menyerangmu?"

"Tidak ayah, hanya memunculkan muka iblisnya di depanku," ucap Alban.

"Dengan alasan?" Tanya Tn.Gerald

"Menghampiri Zelda saat gadis itu bersamaku."

"Zelda siapa?"

"Gadis yang datang kesini waktu itu," katanya.

"Ada hubungan apa kamu dengan dia?" Tanya Tn.Gerald namun tak ditanggapi oleh Alban.

"Jangan sampai kejadiannya terula—" Tambah Tn.Gerald namun tersanggah oleh Alban.

"Cukup ayah, jangan lanjutkan pembicaraan ini lagi," ucap Alban sambil meninggalkan Ayahnya itu.

"Ayah hanya memperingatkan kamu, ayah tidak mau kamu semakin menjadi. Perubahan sikap kamu dari dulu sampai menjadi seperti ini ...." Tn Gerald tidak melanjutkan ucapannya karena Alban kini telah berlalu meninggalkan dirinya yang masih berbicara.

"Bukan melarang untuk bahagia, kalau akhirnya sama saja untuk apa," Tn.Gerald berbicara sendiri sambil menggeretakan giginya mengingat kejadian-kejadian terdahulu.

•••


Stay Safe Everyone 🙌

Jangan lupa tinggalkan jejak teman-teman

Salam Hangat 🌹

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro