17-Into Your World🔫
Saat ini Zelda dan Alban sedang berada di teras rumah Nevva, Zelda sedang mencoba membuka kain yang Alban balutkan pada lukanya.
"Lukanya dalam ya? Mau ke dokter aja?" tanya Zelda.
"Tidak perlu," Alban menjawab sambil melihat ke atas, menatap langit-langit.
Zelda berhasil membuka seluruh balutannya, lukanya cukup dalam dan sedikit darahnya pun masih terlihat mengucur.
Zelda membersihkan luka itu itu dengan telaten, kira-kira panjangnya sekitar 6x3 cm dengan luka menyamping.
Alban meringis saat cairan alkohol mengenai sisi lukanya, kemudian Zelda memberi obat merah sambil meniup-niup lukanya agar tidak terlalu perih.
Kini Alban tengah memerhatikan gadis yang sedang mengobati luka lengan kirinya, dari posisi ini Alban bisa melihat dengan jelas wajah Zelda, betapa tulusnya gadis ini pada dirinya, setelah apa yang ia lakukan padanya kemarin, ia tetap mau mengobatinya.
Saat Zelda tengah menutup lukanya dengan perban kain kassa. Ia sadar Alban sedang memerhatikan dirinya, lantas Zelda menegadahkan kepalanya...
Begitu dekat, posisi ia dengan Alban kini sangat dekat sampai Zelda bisa merasakan hangat dan deru nafas Alban kini menerpa wajahnya.
Ada sesuatu pada manik cokelat itu, sesuatu yang tak dapat Zelda artikan saat menatap mata Alban.
Setelah beberapa detik mereka saling menatap, sampai Zelda menjeda aktivitas membalut lukanya, Alban yang menyadari hal itu langsung memutuskan kontak mata diantara keduanya.
Zelda pun membereskan perbannya dan memperbaiki posisinya duduknya.
Beberapa saat mereka terdiam.
Terdiam dalam kecanggungan mereka.
Tenggelam dengan pikirannya masing-masing.
"kamu ..."
"Kamu," Ucap keduanya berbarengan, kemudian keduanya saling melirik.
"Kamu duluan," kata Alban.
"Kamu saja."
"Ladies first!!"
"Tidak jadi," ucap Zelda.
Terdengar hembusan nafas Alban, "Baiklah, Zelda... Maaf untuk kejadian kemarin," katanya.
Zelda melirik ke arah Alban, mulai menanggapi perkataan Alban.
"Al, aku gatau kamu kenapa, tolong jangan buat aku bingung. Sikap kamu kemarin itu benar-benar bikin aku ..." Zelda menggantungkan ucapannya. Ia memalingkan muka ke arah depan, entah mengapa bila menatap mata lelaki itu membuat Zelda ingin menangis.
"Aku gasuka kamu kasarin kayak gitu. Sikap kamu tuh bikin aku pengen benci kamu tapi tindakan kamu yang selalu bikin aku gagal buat itu, hari ini kamu nyelametin Nada, aku tahu kamu orang baik. Setelah semua yang kamu lakuin di pertemuan-pertemuan kita itu aku yakin kamu orang baik, tapi kenapa?"
"Zel, sudah tak perlu dibahas lagi. Aku cuman gak mau kamu ikut masuk ke dalam duniaku," ucap Alban
"Dunia apa Al? Dunia apa lagi ...?" Kata Zelda dengan nada sedikit keras.
Alban merasakan kekecewaan pada nada bicara Zelda, mengapa gadis itu seakan memaksanya untuk terbuka, mengapa gadis itu begitu nekat dan melangkah sejauh ini.
'Destiny?' Mungkinkah Alban harus percaya dengan kata Takdir?
"Aku pulang Zel, terimakasih sudah mengobati lukaku," ucap Alban sambil beranjak dari kursi yang kini tengah ia duduki. Dan berlalu hendak menuju keluar gerbang ...
Zelda ikut bangun dari duduknya, sedikit berlari mengejar Alban,
"Dari awal aku datang kesini tuh aku udah masuk ke dunia kamu, mau sampai mana kamu membiarkan aku kebingungan disini? Sampai aku mati penasaran. Atau sampai aku mati di tangan musuh kamu!!" teriak Zelda dibelakang Alban sambil menitikan air matanya.
Menangis?
Ah, ini diluar kendali Zelda... Mengapa ia harus menangis seakan mengemis harapan pada pria yang hendak meninggalkannya itu.
Alban yang mendengar itu langsung melangkahkan kaki jenjangnya dan berbalik ke arah Zelda, kemudian menarik gadis itu dalam dekapannya.
"Cukup Zel, jangan berbicara seperti itu.." ucapnya sambil mendekap Zelda begitu erat, mencoba saling menguatkan dari rasa dilema keduanya lewat pelukan itu.
•
•
•
•
Haaiiiiiiii....
Gimana nih pendapatnya buat part ini? Ngena ga??
Enjoy Reading 🖤
Salam Hangat 🌹
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro