Side 9
Cute Side: Obsesinya adalah prioritasnya.
"Astaga Ichiro, sudah berapa kali kubilang jika kau tidak membawa payung saat hujan, tunggu saja sampai reda dan lihatlah kau sekarang, basah kuyup."
Itulah yang pertama kali Ichiro dengar saat dirinya memasuki rumah, yang tentunya asal suara itu adalah (Name).
"Tunggu disini dan aku akan mengambilkan handuk," ucap (Name) memutar tubuhnya lalu berjalan cepat menuju kamar mandi untuk mengambil handuk.
"Terima kasih (Name)," ucap Ichiro, "maaf merepotkan."
Tak lama kemudian (Name) kembali dengan membawa handuk berwarna merah. Belum sempat Ichiro meraih handuk tersebut, (Name) sudah meletakkannya di atas kepala Ichiro lalu mengeringkan rambu hitamnya.
"Aku sedang menyiapkan air hangat untukmu mandi, jika kau sudah mengeringkan tubuhmu, segeralah mandi agar kau tidak terkena flu atau demam."
"Kau terdengar seperti ibu ketimbang istriku, (Name)," komentar Ichiro.
Spontan saja wajah (Name) memerah dan dia langsung melemparkan handuk yang dia pegang ke wajah Ichiro.
"A-aku bukan ibumu! Juga bukan istrimu!"
"Tapi calon istriku, hm?" tanya Ichiro mengintip dari handuk yang sudah dia pegang.
"Berhenti menggodaku dengan lelucon itu!" protes (Name) memutar tubuhnya, "aku akan memeriksa kamar mandi, sepertinya airnya sudah siap."
'Tapi aku serius mengenai itu?' pikir Ichiro sedikit heran.
"Oh, sekali lagi terima kasih, (Name)."
"Sama-sama—achoo!"
Suasana menjadi sunyi, (Name) yang sadar baru saja bersin di depan Ichiro langsung menoleh ke belakang, dimana ekspresi Ichiro kini berubah menjadi ekspresi kecewa.
"(Name), kau mahasiswi kesehatan tapi tidak bisa menjaga kesehatanmu sendiri."
Ucapan Ichiro sukses menusuk (Name), termasuk penulis cerita ini yang adalah mahasiswi kesehatan, juga mahasiswa lain yang sedang membaca cerita ini.
"Tapi hari ini aku janji akan membersihkan rumahmu, kan?" sahut (Name).
"Dan menembus hujan deras ini?" tanya Ichiro, "hujan ini sudah berlangsung dua jam, dan biar kutebak—kau baru datang setengah jam yang lalu?"
(Name) menunduk, kemudian mengangguk.
"Tapi aku pakai payung kok—Ichiro!?" (Name) langsung memekik kaget saat Ichiro mengangkatnya seperti mengangkat karung.
"Kalau begitu, ayo cek kamar mandinya, sekalian juga mandi bersamaku."
Wajah (Name) kembali merah.
"E-eh!?"
"Bukannya kau sendiri yang bilang, aku sendiri harus segera mandi agar tidak sakit."
"Lalu kenapa aku juga ikut?"
"Rambutmu semi basah," komentar Ichiro mengacak rambut (Name) sejenak—merasakan sedikit air di tangannya yang sudah kering tadi, "walaupun kau menggunakan payung, kau tetap saja basah oleh hujan—artinya kau harus mandi juga kan?"
"T-tapi—"
"Tidak ada tapi-tapi, ini juga agar hemat air."
"Bagaimana dengan pakaianku?"
"Tren boyfriend's shirt tidak pernah mati kok, tenang saja."
(Name) terdiam, lalu akhirnya menghela napas panjang.
"Terserah padamu, tapi awas saja kau macam-macam saat kita mandi nanti."
"Oh percayalah (Name), aku pasti macam-macam saat kita mandi nanti."
"Ichiro!!"
Problem Side: Sampai dia memaksakan diri sendiri.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro