Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

˗ˏ 🍧 ˎ˗‍‍‍‍ Chapter 8 (REVISI)

Sebelum membaca alangkah baiknya untuk menekan bintang ★ di pojok kiri bawah 😘

Happy reading!!

🍧🍧🍧

Tidak ada yang spesial hari ini. Nina masih belajar dengan malas-malasan.

Perihal kemarin, Nina sangat senang bisa membuat Dinda marah sekaligus cemburu. Menurut informasi yang Nina dapat, Dinda itu sudah lama menyukai Aksa namun Aksa malah tidak suka pada Dinda.

Ada satu hal lagi yang aneh. Semenjak dekat dengan Aksa entah kenapa jantung nya terasa berpacu dengan cepat. Tidak mungkin kan Nina suka Aksa (?)

Sekarang Nina sedang berada di kantin satu meja dengan Liya dan Devi. Awalnya memang tidak mau tapi bagaimana lagi. Meja penuh dan hanya tersisa meja yang sekarang mereka tempati.

Nina daritadi hanya diam. Malas ikut bicara. Sedangkan Liya dan Devi sudah bercerita tentang pelajaran yang baru saja selesai beberapa menit yang lalu.

Lalu ada seorang gadis berdiri disamping Nina duduk.

Nina yang merasa risih pun menoleh. Gadis itu terlihat sedikit gugup.

"Kenapa lo liat-liat gue gitu?" tanya Nina dengan sebelah alis terangkat.

"Emm itu anu itu.." Gadis itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Itu anu itu anu kalau ga mau ngomong sana pergi! Ganggu gue aja!" sinis Nina.

"Eh? Maaf Kak, tadi a-aku disuruh Kak Aksa buat manggil Kak Nina ke gudang," ucap nya agak terbata-bata.

"Ngapain Aksa nyuruh gue ke gudang?"

"Itu aku enggak tau Kak, aku cuma nyampein amanah aja," ucapnya gugup.

"Ya udah deh lo pergi sana!" usir Nina. Gadis itu menunduk lalu pergi.

"Aneh. Kenapa Aksa minta Non Nina ke gudang," pikir Liya.

"Iya, pasti ada sesuatu nih," sambung Devi.

"Non Nina mending ga usah kesana. Siapa tahu berbahaya!" larang Liya.

"Betul!" ucap Devi setuju.

Nina menghembuskan nafasnya. Bimbang antara pergi atau tidak.

"Gue bakalan kesana," putus Nina setelah berpikir panjang.

"Mau kita temenin enggak? Firasat aku enggak enak," ucap Devi.

Nina tertawa. Apaan si Devi pakai firasat segala.

"Gue sendiri aja," tolak Nina.

Nina berjalan sambil bersenandung kecil. Memikirkan apa yang kira-kira membuat Aksa memanggilnya ke gudang.

Tinggal beberapa langkah lagi ia sampai didepan gudang.

'Kayaknya gudang ini gelap? Dimana Aksa?' batin Nina.

Nina mengedarkan pandangannya ke kanan dan kiri, muka dan belakang, atas dan bawah. Tapi tidak ada siapapun.

"Apa mungkin di dalam ya?" gumam Nina kecil.

"Iya pasti didalam," ucap Nina.

Ia memegang knop pintu yang sepertinya sudah tua. Saat membuka pintu terdengar bunyi gesekan pintu pada lantai yang terdengar ngilu.

Gelap. Satu kata untuk kondisi gudang saat itu.

Kakinya melangkah masuk ke dalam. Tiba-tiba saja ia menjadi parno. Bulu kuduknya meremang.

"Aksa?!" panggil Nina setengah berteriak.

Tidak ada jawaban dari Aksa. Hanya ada suaranya yang menggema.

"Sa?! Lo dimana?"

Suara memantul kembali.

"Aksa?! Lo jangan ngeprank gue! Ga lucu Sa!"

Nina merasakan seluruh badannya meremang.

"Sumpah ini ga lucu!!"

Masih sama tidak ada sahutan. Lalu terdengar suara gelak tawa dari beberapa gadis.

"Siapa itu?!" teriak Nina was-was.

"Nina! Nina! Gampang banget sih dikibulin," ucap gadis itu dengan tawa yang menggelegar.

"Lo siapa hah? Kenapa sembunyi? Kalau mau berantem sama gue keluar!"

Nina mengedarkan pandangannya ke sana kemari untuk mencari keberadaan gadis itu. Namun tidak ia temukan seorang pun disana.

"Maju sini lo! Dasar banci! Lo pikir gue takut?!" teriak Nina.

"Bagus juga ternyata nyali lo! Sorry gue bukannya takut tapi gue lagi malas aja liatin wajah gue ke lo yang ada nanti lo iri," ucapnya disusul tawa dua orang gadis lainnya.

"Dasar pengecut!!"

Teriakan Nina membuat gadis itu emosi.

"Dasar murid baru kurang ajar! Guys, beri pelajaran!"

Terlihat tiga orang gadis sedang berjalan di belakang Nina. Membawa seember air yang berisi batu es.

Tanpa sempat menoleh orang itu langsung mengguyur Nina. Sontak Nina menggigil kedinginan.

"Brrrr lo si-siapa bangsat?! Be-berani nya ma-in di be-lakang," ucap Nina dengan nada bergetar karena menggigil.

"Lo enggak perlu tau siapa gue! Yang pasti gue puas bisa bikin lo menderita hari ini!"

Nina tidak bisa melihat wajahnya karena orang itu menggunakan topeng.

"Besok-besok gue pastiin hari lo bakal lebih buruk dari hari ini!"

Ketiga orang itu berjalan ke arah pintu. Nina berlari menyusul dengan sedikit tenaga.

Telat. Pintu itu sudah di kunci dari luar. Nina menggebrak-gebrak namun tidak ada hasilnya.

"Rasain lo!"

"Makanya jangan main-main sama kita!"

"Selamat menikmati waktu di gudang Nina Indriani!"

Ketiga gadis itu kemudian meninggalkan Nina yang sendirian di dalam gudang.

Nina dengan setengah kesadarannya masih berusaha berteriak siapa tahu ada yang lewat.

"Tolong!!"

"Siapapun yang ada tolong bukain pintunya!"

"Tolong keluarin gue dari sini hiksss."

Tubuh Nina merosot kelantai. Ia menekuk sambil memegangi kedua kakinya.

"Hikss tolongin gue," tangis Nina pecah.

Walaupun Nina kelihatan berani tapi ia tetap manusia. Hatinya bisa rapuh dan bisa menangis kapan saja.

Matanya yang sembab karena airmata kini perlahan mengabur. Kepalanya berdenyut. Lalu samar-samar penglihatan nya menjadi gelap. Dan akhirnya pingsan.

🍧🍧🍧

Dilain tempat, Aksa bersama Rafi dan Akbar sedang nongkrong di warung yang ada diluar sekolahnya.

Tadi mereka keluar lewat jalan rahasia yang hanya mereka yang tahu.

"Udah bel deh kayaknya," ucap Aksa mengingatkan.

Rafi memegang bahu Aksa. "Nanti dulu deh bro! Biasanya juga lo malas kekelas."

"Lo mah kayak ga ngerti aja. Si Aksa tuh pengen ketemu pujaan hatinya," ucap Akbar.

"Siapa pujaan hati Aksa? Emangnya ada yang mau?" canda Rafi terkekeh.

"Si murid baru itu loh Raf," ucap Akbar.

"Nina? Yang putih badannya body goals itu?" tanya Rafi.

"Yoi," jawab Akbar.

Mereka tertawa bersamaan. Sedangkan Aksa merasa kesal dengan ucapan Rafi yang memuji targetnya.

"Awas aja lo pada berani ngembat cewek gue!"

Akbar dan Rafi langsung menggeleng kuat.

"Mana berani kita ngambil punya lo. Ya ga Raf?"

"Bener banget!"

"Yuk dah kekelas," ucap Aksa.

Sesampainya di kelas ternyata guru yang mengajar belum masuk. Terlihat Devi dan Liya khawatir.

"Eh Sa? Nina mana?" Sambar Devi.

"Hah? Ngapain nyari Nina ke gue?" tanya Aksa bingung.

"Loh bukannya tadi Non Nina nyamperin kamu?" heran Liya.

"Lah kapan? Orang daritadi gue sama dua curut ini di warung Bu Hasna."

"Terus tadi maksudnya cewek tadi apa? Bukannya tadi katanya Nina disuruh nyamperin kamu ke gudang?"

Mereka berlima cengo.

"Bentar, bentar gue ga mudeng! Coba lo ceritain dari awal?"

"Tadi pas kami dikantin ada cewek kayaknya adek kelas nyamperin Nina. Katanya kamu minta Nina ke gudang," jelas Devi.

"Enggak sumpah tadi gue di warung Bu Hasna. Bener kan?" tanya Aksa pada ke kedua temannya. Mereka berdua mengangguk.

"Terus ini Nina kemana?"

🍧🍧🍧

Up lagi yey

Ada yang bisa nebak siapa yang ngurung Nina di gudang?

Maafkan jika ada kesalahan kata pasti banyak typo tapi aku malas ngebaca ulang.

Salam manis dari author 😘

Amuntai, 15 Juni 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro