Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

˗ˏ 🍧 ˎ˗‍‍‍‍ Chapter 56 (REVISI)

Sebelum membaca alangkah baiknya untuk menekan bintang ★ di pojok kiri bawah 😘

Happy reading!!

🍧🍧🍧

Suara musik yang begitu kencang di pagi hari sangat menggangu tidurnya Nina. Padahal Nina masih mengantuk karena terjaga semalaman untuk belajar persiapan SBMPTN nya. Nina kemarin sudah ujian untuk SNMPTN tapi ternyata dia di tolak. Jadinya Nina harus belajar mati-matian agar lulus SBMPTN.

"Ish berisik banget sih!" gerutu Nina yang masih setengah sadar. Ia menutup kupingnya dengan tangan tapi musik itu malah makin kencang saja.

Nina mengacak-acak rambutnya kesal. Lalu bangun untuk mengecek jam. Ternyata masih pukul enam pagi.

Nina pikir mungkin orang iseng. Karena Nina masih sangat ngantuk sekali ia memutuskan untuk tidur lagi dengan telinga yang ditutupi dengan bantal.

Musik menjadi sangat keras. Kalau sudah begini mana bisa Nina tidur lagi.

"Perasaan di rumah ini yang ngehuni cuma gue. Kok tuh musik kayak berasal dari rumah ini?" tanya Nina yang baru saja sadar.

Masih dengan kantung mata dan lingkaran hitam di matanya ia melangkah dengan malas berjalan keluar. Saat membuka pintu Nina terheran dengan keadaan yang begitu gelap di luar kamar.

"Kok gelap ya?" monolog Nina tiba-tiba insecure sendiri.

Suara musik tadi juga sudah berhenti entah sejak kapan Nina juga tidak sadar.

Hawa dingin pagi hari menusuk kulit Nina yang hanya menggunakan baju tidur lengan pendek. Ia berjalan perlahan menuruni tangga. Takut jika terpeleset.

Saat menuruni anak tangga terakhir Nina merasakan benda bulat ringan yang kenyal ketika tidak sengaja kena kakinya.

"Buset dah apaan nih?" tanya Nina kaget. Ia masih tidak dapat melihat dengan jelas ruang tamu nya yang gelap ini.

Setelah beberapa detik kemudian sebuah cahaya temaram dengan balon bertuliskan 'HAPPY BIRTHDAY' terpampang jelas di mata Nina.

Nina tidak pernah menyangka akan mendapatkan kejutan seperti ini di umurnya yang kini delapan belas tahun. Bahkan ia sendiri lupa kalau hari ini ulang tahunnya.

"Happy birthday to you!"

"Happy birthday to you!"

"Happy birthday happy birthday."

"Happy birthday to you!"

Semua orang terdekatnya berkumpul dirumahnya.

Mereka keluar dari arah kiri dan kanan dengan Karin yang berada di tengah sambil memegangi kue ulang tahun dua tingkat.

Nina menutup wajahnya terharu. Ia sampai meneteskan air matanya.

"Ayo Nin tiup lilinnya!" ucap Aeri. Nina mengangguk. Ia mendekat ke arah kue yang ada lilinnya.

Saat Nina hendak meniup lilin Anggi menghentikannya.

"Eits! Nina kamu ucapin wish dulu," pinta Anggi.

Nina nyengir. Hampir saja lupa. Ia memejamkan matanya.

"Ya Allah terimakasih masih memberikan ku hidup sampai sekarang. Di umurku yang delapan belas tahun ini aku ingin lebih baik dari sebelumnya."

Nina kemudian meniup lilinnya. Tapi lilin itu tak kunjung mati. Nina jadi kesal sendiri. Ternyata teman-teman nya mengerjainya. Lilin itu memang tidak akan padam walapun di tiup angin sekalipun.

"Selamat ulang tahun anak Bunda. Ga kerasa ya kamu udah delapan belas tahun aja. Udah punya suami pula," ucap Karin. "Bunda harap kamu jadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya." Ucap Karin seraya mencium pucuk kepala Nina.

"Selamat ulang tahun menantu nya Mama. Sehat selalu dan diberi banyak rejeki," ucap Anggi.

Nina tersenyum. "Aamiin!"

"Kalau bisa buatin juga Mama cucu ya," pinta Anggi yang membuat Nina merona.

Giliran Irwan yang mencium pipi kanan dan kiri Nina. "Selamat ulang tahun ya Nina. Semoga apa yang kamu mau tercapai," ucap Irwan.

"Aamiin. Makasih ya Pa," balas Nina.

"Selamat ulang tahun kakak ku sayang. Nambah tua aja. Semoga selalu diberi kesehatan dan kebahagiaan," ucap Lisa yang langsung memeluk erat Nina.

"Aamiin makasih ya Lis. Lo emang adek terbaik gue," ucap Nina.

"Happy birthday ya Nin. Gue harap bukan cuma umur lo yang nambah tapi kedewasaan lo juga. Semoga harapan lo tercapai dan bisa jadi orang sukses dimasa yang akan datang," ucap Aeri.

Nina merasa sangat terharu. "Aamiin. Makasih banyak Ri. Lo tuh sahabat gue yang ter the best lah pokoknya. Gue bangga punya sahabat kayak lo."

"Selamat ulang tahun ya Non Nina. Maaf aku ga bawa kado buat kamu. Tapi aku bakal selalu doain yang terbaik buat non Nina," ucap Liya seraya menjabat tangan Nina.

"Ga papa. Makasih ya, Ya. Lo udah banyak bantu gue sedangkan gue sering ngerepotin lo. Gue senang bisa temenen sama lo," sahut Nina.

"Walaupun kita baru kenal tapi aku nyaman banget temenan sama kamu. Selamat ulang tahun ya Nina. Semoga kamu selalu sehat, bisa jadi orang sukses dan wish you all the best." ujar Devi.

"Gue juga nyaman banget sama lo Dev. Makasih atas doanya," sahut Nina.

"Selamat ulang tahun kakak ipar! Doa gue sama aja kayak mereka. Semoga jadi pribadi yang lebih baik kedepannya ya," ucap Ferdi.

"Aamiin. Makasih Fer," sahut Nina.

"Happy birthday mantan gebetan! Semoga Tuhan memberimu umur panjang yang penuh dengan manfaat dan kebaikan," ucap Aksa.

Nina mengangguk. "Aamiin. Makasih Sa. Maaf kalau gue selalu ngecewain lo," sahut Nina.

"It's okay!"

"Sebelumnya gue mau minta maaf karena gue banyak banget salah sama lo. Tapi walaupun gue udah jahat sama lo, lo masih baik mau nolongin gue. Dan hari ini hari yang spesial buat lo. Gue sangat berterimakasih karena udah beri gue kesempatan buat jadi temen lo. Gue ga nyesel punya temen sebaik lo Nin. Happy birthday for you!" Ujar Dinda dengan mata berkaca-kaca. Ia sangat tulus mengatakan itu.

"Lo ga perlu minta maaf Din. Gue juga seneng banget lo udah berubah. Gue juga ga nyesel punya teman kayak lo," jawab Nina.

"Oke udah mellow-mellow nya. Sekarang ayo kita makan kue," ucap Aeri tampak antusias sekali.

Nina memotong kue. Potongan pertama ia berikan pada Karin. Potongan kedua untuk Irwan dan yang ketika untuk Anggi.

Selagi yang lain menikmati acara kecil-kecilan itu Nina tampak mencari keberadaan seseorang.

Yang ada di pikirannya sekarang adalah Kenzo. Apa laki-laki itu tidak datang? Tapi kenapa? Ini bahkan sudah lebih dari sebulan setelah kepergian nya. Sesibuk itukah Kenzo disana?

"Kak Nina yuk fotbar?!" ajak Lisa membuyarkan lamunan Nina.

Nina mengangguk dan ia berdiri di paling tengah. Mereka berfoto menggunakan tripod.

Banyak gambar yang di ambil dengan berbagai macam gaya. Untuk para orang tua hanya berfoto satu sampai tiga kali sisanya mereka membiarkan para anak muda berfoto sesuka hati.

Sampai pesta kecil itu berakhir pun Kenzo tak kunjung datang. Itu membuat Nina agak kecewa.

🍧🍧🍧

Holla!

Satu bab lagi tamat. Horeyyyy 🎊

Terimakasih sudah mengikuti cerita ini dari awal sampai akhir.

Tungguin terus ya kelanjutan cerita ini.

Salam manis dari author 😘

Amuntai, 31 Juli 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro