Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

˗ˏ 🍧 ˎ˗‍‍‍‍ Chapter 40 (REVISI)

Sebelum membaca alangkah baiknya untuk menekan bintang ★ di pojok kiri bawah 😘

Happy reading!!

🍧🍧🍧

"Gila sih film nya keren banget!" seru Nina yang masih saja terbawa perasaan saat menonton.

Film itu sudah membuatnya baper, nangis, tertawa, dan kesal bersamaan.

"Iya, lain kali gue pengen nonton lagi ah," ucap Aeri.

Tidak lama mobil Aeri berhenti di pekarangan rumah Nina.

"Makasih ya Ri!" ucap Nina. Ia melambaikan tangannya.

"Sama-sama." Setelahnya Aeri melajukan mobilnya.

Nina masih sibuk tertawa tanpa tahu akan ada masalah yang menimpa saat ia membuka pintu.

"Puas senang-senang nya?" tanya Oma Tia dengan wajah ketus.

Nina langsung mematung di tempat. Melihat ekspresi Oma Tia yang sepertinya marah besar.

"Kamu bilang pengen berubah. Saya kasih kamu kesempatan tapi kamu sia-siakan!"

Nina bungkam memikirkan jawaban agar Oma tidak marah padanya. "Bukan gitu oma—"

"Sudahlah. Kamu sudah mengecewakan. Kamu bilang pengen berubah tapi nyatanya baru hari pertama saja kamu sudah berulah!"

"Maaf Oma," cicit Nina yang mendadak nyalinya ciut.

"Maaf kamu tidak akan mengembalikan kepercayaan saya!" Setelah berkata seperti itu Oma Tia mengambil tas nya dan meninggalkan rumah.

Nina menutup wajahnya dengan tangan. Menutupi wajahnya yang sedang menangis.

Disisi lain Kenzo sedang memarkirkan mobilnya ke garasi. Ia baru saja pulang dari rumah sakit.

Tadi ia bertemu Oma dengan wajah yang begitu kusut. Disapa malah bilang 'Urus istri nakal mu itu!'

Mendadak perasaannya tidak enak. Ia melangkah lebar dan mendapati Nina yang menutup wajahnya. Bahunya bergetar dan Kenzo yakin Nina sedang menangis.

Segera ia mendekap tubuh Nina. Mengusap kepalanya supaya Nina merasa tenang.

Ketika Kenzo memeluknya Nina langsung memeluk balik mencari kenyamanan.

Kenzo membiarkan Nina tenang baru bicara. Kini kemejanya sudah basah karena air mata Nina.

"Kamu kenapa nangis hm?" Tanya Kenzo khawatir. Isakan Nina mulai mereda.

"Gue emang ga pantes sama lo Ken," lirih Nina.

Kenzo melepaskan pelukannya. Ia kini memegangi kedua bahu Nina yang masih bergetar. "Siapa bilang?" tanyanya lembut.

"Banyak! Oma, Risa, dan... Dan gue sendiri nganggep gue ga pantas buat lo," jawab Nina.

Kenzo menatap Nina dengan senyumannya. Dan itu membuat Nina sedikit tenang.

"Apa yang buat kamu ngerasa ga pantes buat saya?" tanya Kenzo.

"Gue anak SMA labil yang ga bisa apa-apa. Gue banyak kurangnya bisanya cuma nyusahin," ucap Nina tanpa pikir panjang. Itu kata-kata Oma Tia yang membuatnya terus kepikiran.

"Lihat wajah saya Nina," pinta Kenzo. "Saya di sini sebagai pengisi kekurangan kamu dan jangan bilang kamu cuma bisa nyusahin karena itu salah. Kamu sama sekali ga nyusahin saya," ucap Kenzo.

Nina terpaku sebentar. Menurutnya ia terlalu astaghfirullah untuk Kenzo yang subhanallah.

"Maaf, gue belum bisa jadi istri yang baik buat lo," ucap Nina dengan nada kecil tapi masih bisa didengar Kenzo.

"Ga papa. Tadi Oma kayaknya marah. Kenapa?"

"Gue bolos les masak padahal baru hari pertama," jawab Nina.

"Kenapa bolos?"

"Nonton film di bioskop bareng Aeri."

"Ya sudah. Besok jangan bolos lagi!"

Nina mengangguk dan setelahnya pergi ke kamar.

🍧🍧🍧

Hari berlalu begitu saja. Nina sudah sedikit pandai memasak walaupun rasanya masih kurang.

Hari-hari belajar memasak selalu Nina hiasi dengan berbagai umpatan.

Bagi Nina memasak itu sangat sulit. Apalagi saat memasak ikan yang sering mencipratkan minyak dan saat memasukkan garam serta bumbu lainnya ke dalam masakan.

Tapi untungnya karena ia sudah sedikit pandai les memasaknya sedikit di longgari. Yang awalnya lima kali seminggu jadi dua kali seminggu.

Saat ini Nina sedang menonton tv karena gabut.

"Nin!" panggil Kenzo. Ia baru turun dari kamar dan langsung mencari keberadaan Nina.

"Hm?" gumam Nina tanpa mengalihkan perhatian nya pada film itu. Ia sedang menonton drama Korea yang selama ini ia tunggu-tunggu. Dan sangat sayang jika beberapa adegan di lewatkan.

"Sebentar lagi Oma akan ulang tahun jadi saya berniat mencari kado untuk Oma bersama kamu," ucap Kenzo.

"Kapan?"

"Sekarang lah."

Nina mengerucutkan bibirnya kesal. Itu artinya ia harus meninggalkan drama nya dan pergi bersama Kenzo.

"Ga bisa nanti aja apa?" tanya Nina memohon.

"Ga bisa Nina kalau nanti saya sibuk," ucap Kenzo.

Nina bangun dari sofa. Ia berjalan dengan menghentakkan kakinya selama berjalan menuju kamar.

Kenzo menghembuskan nafas berat. Sikap manja dan kekanakan Nina belum berubah.

Tak lama kemudian Nina datang dengan pakaian casualnya.

"Ayok!" ucap Nina seraya menarik lengan Kenzo.

🍧🍧🍧

Mereka sudah sampai di mall. Tapi sedari banyak cewek yang melirik ke arah Kenzo.

Padahal yang di lirik Kenzo tapi malah Nina yang kesal. Karena tidak terima Kenzo terus di pandangi Nina memeluk manja lengan Kenzo.

Kenzo tersenyum sekilas melihat tingkah Nina. Lucu melihat Nina yang bermanja padanya.

Mereka kini masuk ke salah satu toko. Berkeliling mencari sesuatu yang cocok untuk Oma. Sampai seorang pelayan datang menanya.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya nya ramah. Nina menatap sinis pada perempuan itu. Sedangkan Kenzo malah menampilkan senyumnya di hadapan pelayan itu.

"Saya mau cari hadiah buat Oma saya tapi bingung mau beri apa," ucap Kenzo.

Pelayang itu manggut-manggut. "Boleh saya rekomendasikan?"

"Tentu saja."

Mereka mengikuti pelayan yang mengantarkan mereka.

"Biasanya orang tua gemar mengoleksi cangkir seperti ini," ucapnya tetap tersenyum ramah.

"Oh ya makasih ya Mba," ucap Kenzo.

"Sama-sama. Kalau begitu saya tingg dulu."

"Lo kenapa sih senyum sama tuh cewek?" tanya Nina dengan tatapan sulit di artikan.

Kenzo terkekeh. "Dia kan pelayan di sini kita sebagai pelanggan harus ramah juga kan?"

"Tapi ga usah senyum sok manis gitu juga." Nina melipat tangannya didada dengan wajah yang kesal.

"Kamu cemburu Nin?" tanya Kenzo. Sebelumnya ia belum pernah melihat Nina yang begini.

Nina langsung tersadar. Matanya membulat merutuki sikapnya juga.

"Enggak," bohong Nina dengan dada berdebar.

"Kamu makin cantik kalau marah gini," goda Kenzo.

Nina memutar bola matanya malas. "Serah lo lah. Buruan beli kadonya gue pengen cepat-cepat pulang!"

Kenzo terkekeh sebentar lalu mengambil seperangkat alat makan antik.

Setelah itu mereka ke kasir.

Kenzo sudah membayar cash tapi si kasir tidak punya uang kecil untuk kembalian.

"Ga papa mba kembaliannya ambil aja," ucap Kenzo. Nina sudah mendelik kesal.

"Ah masnya sudah ganteng baik hati pula," puji Mba kasir itu malu-malu.

Kenzo hanya tersenyum menanggapi.

"Siapapun yang jadi istri masnya pasti bahagia punya suami kayak mas," ucap mba kasir itu lagi. Nina menatap kesal pada mba kasir yang terus saja berbicara dengan Kenzo.

"Iya saya beruntung banget punya suami kayak dia," ucap Nina yang memang sudah tidak tahan. Mulutnya gatal memberi tahu pada mba kasir yang sepertinya suka pada Kenzo.

Mba kasir itu melongo tak percaya. "Ini istrinya?" tanyanya.

Kenzo mengangguk. "Ya dia istri saya," jawab Kenzo merangkul mesra Nina.

"Saya kira mba ini keponakan mas. Maaf ya mas saya ga tau," ucapnya membungkuk meminta maaf.

Kenzo tersenyum tipis sampai akhirnya Nina menarik Kenzo supaya cepat-cepat keluar dari toko itu.

🍧🍧🍧

Nina kenapa ya? Apakah cemburu? Wkwk

Salam manis dari author 😘

Amuntai, 14 Juli 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro