Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

˗ˏ 🍧 ˎ˗‍‍‍‍ Chapter 37 (REVISI)

Sebelum membaca alangkah baiknya untuk menekan bintang ★ di pojok kiri bawah 😘

Happy reading!!

🍧🍧🍧

Saat Nina sudah selesai memakai seragam ia langsung ke meja makan.

Dan sialnya baru saja duduk sudah mendapat kritik. Nina lupa bahwa di rumahnya sekarang ada nenek tua bacot.

"Cewek kok bangunnya kesiangan!"

Nina memutar bola matanya jengah seraya menghembuskan nafas kesal.

"Mungkin Nina kecapean Oma makanya kesiangan," bela Kenzo. Ia tidak tega melihat Nina yang terus di kritik.

Setelah itu Oma Tia bungkam. Ia makan sambil memperhatikan Nina. Menurutnya Nina sangat tidak cocok dengan Kenzo.

"Ken nanti Oma ikut kamu ke rumah sakit ya?!" ucapnya yang sebenarnya bukan pertanyaan tapi perintah.

"Iya," jawab Kenzo.

Setelahnya mereka berangkat bersama. Kenzo menyetir dengan Oma yang duduk di depan sementara Nina duduk di belakang.

Sepanjang perjalanan pun Oma Tia tidak bicara sepatah katapun. Tapi Nina sangat bersyukur.

Kenzo berhenti ditempat biasanya Nina turun tapi Oma Tia menyela.

"Bukannya belum sampai?" tanyanya.

Kenzo tersenyum kikuk pada Oma Tia. "Biasanya Nina minta turun disini," jawabnya bingung merespon apa.

"Kenapa harus begitu?" tanyanya lagi. Sudah seperti wawancara saja.

Kini ia melirik Nina yang sedari tadi santai di belakang. Nina menaikkan alisnya seolah bertanya 'Apa?'

"Kamu ini ditanya kenapa diam?" omel Oma Tia. "Sudahlah! Kenzo jalankan mobilnya sampai depan gerbang!" perintahnya.

Kenzo melirik Nina sekilas lalu menjalankan perintah Oma Tia.

Nina buru-buru ingin membuka pintu mobil karena malas berlama-lama bersama Oma Tia.

Baru kakinya turun sebelah sudah di kritik lagi.

"Kamu ga mau cium tangan suami kamu dulu?"

Nina berdecak kesal. Lalu meraih tangan Kenzo dan mencium punggung tangannya.

Setelahnya Nina langsung melesat pergi sebelum ada yang melihatnya.

Sampai di kelas Aeri sudah cengengesan. Tadi ia tidak sengaja melihat Nina yang datang bersama Kenzo.

"Ciee yang tadi cium tangan suami," godanya. Matanya mengedip-ngedip membuat Nina menatap jijik.

"Terpaksa!" balas Nina langsung menghempaskan tasnya ke atas meja dengan perasaan yang kesal luar biasa.

"Kenapa tuh muka kusut? Belum di setrika ya?" tanya Aeri dengan bodohnya. Ingin Nina tampol saat ini juga.

"Bego jangan di pelihara!" ucap Nina sebal. Wajahnya ia tekuk di atas meja.

"Lo mah di ajak bercanda malah sensi!" ucap Aeri.

"Ri gue tuh lagi sebel banget tau ga sih?!" ucap Nina dengan wajah masam.

"Sebel kenapa sih? Coba cerita sini sama gue," sahut Aeri. Ia sudah menempatkan dirinya ke posisi yang enak untuk mendengarkan cerita.

"Gue kesel banget sama Omanya Kenzo!" ucap Nina bercerita dengan emosi.

"Omanya Kenzo ngapain lo emang?" tanya Aeri yang jadi penasaran.

"Masa gue dikritik ini itu sampai ngebandingin gue lagi sama si tante kecentilan itu!" ucap Nina memanyunkan bibirnya.

"Tante kecentilan?" tanya Aeri dengan raut penasaran.

"Ya si Risa tuh yang waktu itu ngobrol sama Kenzo pas lagi jogging mana akrab banget lagi," curhat Nina. Malas sekali mengingat kejadian itu.

Tiba-tiba saja Aeri tersenyum menyeringai. "Dih kenapa lo?" tanya Nina tidak enak.

"Lo cemburu sama Risa?" tanya Aeri.

Nina yang menyadari itu langsung memukul kepala Aeri dengan tasnya.

"Sembarangan lo kalau ngomong!"

"Lo tuh bisa ga sih mukulnya jangan pake tas dikira ga sakit apa!" ucap Aeri yang kesal juga.

Nina tidak peduli malah kembali menekuk wajahnya.

"Tapi Nin kalau lo ga suka liat Kenzo sama Risa berduaan artinya lo udah mulai suka sama Kenzo," ucap Aeri.

Nina menatap tajam Aeri. "Ga mungkin gue suka sama Kenzo," elak Nina.

"Oke gue mau nanya," ucap Aeri sambil meniru gaya wartawan.

Itu membuat Nina terkekeh. Ada-ada saja menurutnya.

"Lo ada ngerasa debaran aneh gak kalau dekat Kenzo?" tanya Aeri dengan wajah serius.

Nina nampak berpikir. "Kalau itu sih kayaknya sering," ucap Nina.

Aeri menganggukkan kepalanya. "Pertanyaan kedua. Lo nyaman gak kalau lagi dekat Kenzo?"

Kali ini Nina berpikir lebih lama. "Kadang nyaman kadang enggak."

"Pernah ga sih lo salting sama perlakuan Kenzo?"

Nina mengangguk sedikit ragu.

"Dari yang gue tangkap sih lo kayaknya beneran suka sama Kenzo," ucap Aeri.

Nina terdiam tidak percaya. Apa mungkin ia suka Kenzo. Tapi ia sukanya sama Aksa.

🍧🍧🍧

Bel pulang baru saja berbunyi. Nina buru-buru melangkahkan kakinya dengan langkah lebar. Tadi Kenzo bilang sudah menunggunya di luar bersama Oma juga.

Karena itulah Nina buru-buru takut Oma ngomel lagi. Yang ada kepalanya tambah pusing.

Saat sampai di depan gerbang ia melihat Risa yang duduk di kursi depan. Ada perasaan marah melihat itu.

"Kok dia duduk didepan?" tanya Nina menatap Risa tidak suka.

"Hai! Kamu ponakan nya Ken kan?" sapa Risa menampilkan senyuman manisnya.

Ingin sekali Nina berteriak dan mengatakan bahwa ia istrinya Kenzo bukan ponakannya.

"Nin kamu duduk di belakang sama Oma ya?" pinta Kenzo. Nina ingin protes tetapi Kenzo kembali bersuara. "Soalnya Risa ga bisa duduk dibelakang," jelasnya.

Nina mengalah. Tapi cuma untuk hari ini.

"Kita mau kemana?" tanya Nina yang memperhatikan jalanan yang bukan menuju rumah.

"Makan dulu baru anter Risa pulang," jawab Kenzo. Kenapa rasanya hati Nina panas pas Kenzo jadi dekat dengan Risa. Apa benar yang di katakan Aeri tadi bahwa ia mulai suka dengan Kenzo.

Mereka tiba di salah satu restoran seafood.

Selesai memesan, mereka berbincang kecil. Mereka yang dimaksud itu hanya Kenzo, Risa, dan Oma Tia sedangkan Nina mencoba untuk tidak peduli dengan Kenzo dan Risa yang tertawa akrab.

"Risa kamu udah punya calon belum?" tanya Oma Tia.

"Belum Oma, Risa masih pengen fokus kerja dulu," jawab Risa malu-malu.

"Oma salut sama kamu masih muda tapi berbakat," puji Oma Tia. "Kalau Oma liat kamu sama Kenzo itu cocok deh," ucap Oma Tia yang membuat Risa salting.

"Ah Oma bisa saja," jawab Risa terkekeh.

Kenzo diam. Nina heran kenapa Kenzo diam saja Omanya bicara seperti itu.

"Loh Oma serius Risa!" ujar oma Tia.

"Kalau Kenzo nya mau sama Risa ya Risa mau-mau aja," ujarnya malu-malu.

Oma Tia tertawa. "Kapan-kapan main ke rumah ya Ris? Oma pengen banget cobain masakan kamu. Udah lama oma ga ngerasain masakan kamu lagi," ucap Oma Tia tertawa. Apa sih yang buat Risa disukai Oma Tia. Heran Nina kenapa Oma Tia bersikap baik dan lembut kepada Risa sedangkan padanya selalu saja mengomel.

"Iya Oma nanti kalau Risa ada waktu Risa masakin makanan kesukaan Oma," jawab Risa. Oma Tia tersenyum senang.

Setelah selesai makan seperti yang di katakan tadi Kenzo mengantarkan Risa pulang.

"Nah Ken, Oma tuh mau kamu punya istri yang bisa masak dan bisa ngurus kamu bukan istri yang kerjaannya tidur, makan, dan selalu ngerepotin!" Nina tahu betul bahwa nenek tua di sampingnya ini sedang menyindirnya. Lagian Nina juga pengen bisa masak.

"Oma!" tegur Kenzo.

Mood Nina hancur lebur. Nenek tua itu selalu saja membuat nya emosi. Untungnya masih bisa Nina tahan.

Selesai mengantar Risa dan sampai diapartemen, Nina langsung berdiam diri di dalam kamar. Entahlah hatinya sakit sekali sekarang.

Kenzo membuka pintu kamar yang tidak terkunci. Perlahan ia mendekati Nina yang duduk menyender di atas ranjang.

"Soal tadi aku minta maaf mewakili Oma," ucap Kenzo.

Nina tak menjawab. Namun air matanya tak bisa di tahan lagi. Cairan bening yang tadi berusaha ia tahan telah tumpah.

Kenzo memegang bahu Nina tapi dengan cepat Nina menepisnya.

"Ga usah pegang gue!" bentak Nina dengan suara bergetar.

Kenzo duduk di samping Nina.

"Kenapa sih om?! Oma tuh kayaknya ga suka banget sama gue? Gue salah apa coba sama dia?" jelas Nina dengan air mata yang terus saja berjatuhan.

Kenzo mendekap Nina ke dalam pelukannya. Kenzo mengusap rambut Nina halus.

"Gue capek om! Gue juga punya hati! Sedangkan Oma lo setiap waktu selalu mencibir gue! Gue capek!" ujar Nina sambil memukul dada Kenzo.

Kenzo semakin mempererat pelukannya.

"Saya tau perasaan kamu Nina! Saya tau kamu capek tapi saya sebagai suami kamu ga bisa berbuat apa-apa saat oma memarahi kamu," ucap Kenzo lembut.

Kenzo melepas pelukannya lalu menghapus air mata Nina.

Kemudian Kenzo mengecup singkat kening Nina. Mendekap Nina lagi memberikan kenyamanan untuk rasa sedih Nina.

🍧🍧🍧

Aku tadi belajar bikin vektor. Sudah semangat 45 eh pas jadi kayak hantu. Kesel jadinya.

Harusnya aku bikin cerita aja daripada bikin vektor gitu. Aku kira mudah ternyata sulit banget :'(

Salam manis dari author 😘

Amuntai, 11 Juli 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro