Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

˗ˏ 🍧 ˎ˗‍‍‍‍ Chapter 35 (REVISI)

Sebelum membaca alangkah baiknya untuk menekan bintang ★ di pojok kiri bawah 😘

Happy reading!!

🍧🍧🍧

Pemandangan pertama kali yang Nina lihat adalah wajah Kenzo yang terlihat tertidur pulas dengan tangan yang memeluk erat pinggang Nina.

Nina tersenyum sayu. Menurutnya Kenzo dua kali lipat lebih tampan saat tertidur. Wajah polos bak anak bayi.

"Saya ganteng ya?" Sontak Nina kaget bukan main.

Nina mendorong dada Kenzo kencang hingga pelukannya pada Nina terlepas.

"Ngga yeu!" Buru-buru Nina bangkit dan menuju kamarnya.

Setelah menutup pintu ia bersandar di belakang pintu berusaha menetralkan detak jantungnya yang tidak teratur.

🍧🍧🍧

Nina sedang berada di kantin bersama Aeri, Liya, dan Devi.

Ketika Nina sedang menyuapkan baksonya ke mulut Aksa datang merebutnya.

"Ishh Aksa bakso gue itu!" ucap Nina kesal.

Aksa tersenyum senang karena Nina meresponnya kali ini. Semenjak kejadian di tolak Nina di atas rooftop Aksa merasa Nina menjauhinya.

"Nanti pesan lagi gue yang bayarin," ucap Aksa mencubit hidung Nina. Nina menepis tangan Aksa yang menghalangi pernafasannya.

"Gue juga dong Sa!" pinta Aeri tidak tahu malu.

"Gue cuma bayarin Nina ya!" sahut Aksa.

"Dasar pelit!" cibir Aeri.

Aksa menggidikan bahunya tidak peduli.

"Kenapa lo jauhin gue?" tanya Aksa yang membuat Nina tersedak makanannya.

"Uhukkk," Aksa menyodorkan es jeruk pada Nina sambil mengelus punggung Nina.

Setelah merasa baikan Nina menjawab pertanyaan Aksa. "Mana ada gue jauhin lo. Mungkin cuma perasaan lo aja kali!"

Aksa menghela nafas berat. "Nin kalau emang lo nolak gue tapi jangan jauhin gue!"

"Gue ga ngejauhin lo Aksa!" tekan Nina. Padahal memang ia menjauhi Aksa karena si Dinda sialan itu. Bisa barebe kalau ia sudah menikah tersebar ke seantero sekolah.

"Terus kenapa tiap kali ketemu gue lo ngehindar?" tanya Aksa menyelidik.

Nina terdiam sesaat. "Gue cuma lagi banyak masalah. Maaf kalau lo ngerasa gue ngehindar," ucap Nina. Aksa bisa melihat ketidakjujuran dari mata Nina. Sepertinya Nina menyembunyikan sesuatu darinya.

"Oke tapi jangan jauhin gue lagi," ucap Aksa tersenyum tulus. Berusaha menepis perkiraan buruk yang bersarang di otaknys. Nina pun ikut tersenyum.

"Woy kalau mau mesra-mesraan liat tempat dong!" ledek Aeri yang jengah melihat Nina dan Aksa.

"Sirik aja lo jomblo," ucap Aksa.

"Mon maaf gue udah punya pacar banyak malahan sampe ga bisa di itung pake jari," sahut Aeri.

Nina menggelengkan kepalanya pelan.

"Halah kebanyakan halu lo Ri!" jawab Nina yang sudah tahu bahwa pacar yang dimaksud Aeri itu adalah para idol kpop.

Setelahnya Aksa dan Nina malah suap-suapan makan tanpa tahu ada yang melihat kejadian itu dari jauh. Ia mengepalkan tangannya.

"Awas aja lo Nin!" Kemudian meninggalkan kantin dengan hati yang panas.

🍧🍧🍧

Nina sedang berjalan menuju perpustakaan untuk apalagi kalau tidak bolos. Menurutnya perpustakaan merupakan tempat yang aman untuk bolos.

Kenapa Nina bolos? Jawabannya simple karena ia tidak suka matematika apalagi matematika wajib. Pelajaran menyebalkan kedua setelah sejarah.

Tiba-tiba saja seseorang menarik tangan Nina. Membawanya ke sudut ruangan yang tidak jauh dari perpustakaan. Di sana minim pencahayaan.

Tanpa mau menunggu lama lagi Dinda menampar pipi kanan Nina. Nina memegangi pipinya yang memanas bekas tamparan tadi.

"Mau lo apa lagi sih hah?" tanya Nina dengan emosi memuncak.

"Gue udah bilang buat jauhin Aksa kenapa lo masih aja deketin dia?!" bentak Dinda juga emosi. Ia menatap Nina penuh kebencian.

"Denger baik-baik ya! Gue tuh udah jauhin Aksa dianya aja yang nempel mulu sama gue!" jawab Nina dengan mata tajam pada Dinda.

"Lo pake pelet apa sih sampe Aksa nempel sama lo?" tuduh Dinda.

Tentu saja Nina tidak terima. Ia mendorong dada Dinda. "Gue ga pake pelet apa-apa ya! Gue emang cantik dari lahir makanya banyak cowok yang suka sama gue termasuk Aksa!"

"Emangnya lo yang udah di tolak tetap aja ngejar! Memprihatikan." sambungnya. "Gue heran deh lo tuh ga laku atau apa sih?!"

Mendengar itu Dinda tidak tahan untuk tidak menjambak rambut Nina.

Dan terjadilah perkelahian diantara keduanya. Hingga Dinda yang memenangkan perkelahian. Ia menyudutkan Nina.

"Lo salah milih gue jadi lawan lo!" ucap Dinda. "Karena lo udah berani gue bakal sebarin semuanya!" ancam Dinda membuat Nina bungkam. Ia lupa akan hal itu.

"Sebarin aja gue ga takut!" tantang Nina. Padahal jauh di dalam hatinya ia sangat takut apalagi jika Aksa mengetahuinya.

"Gimana ya kalau semua murid tahu kalau Nina Indriani sudah nikah sama om-om," ucap Dinda mencoba memanas-manasi Nina.

Nina meremas ujung roknya. "Pasti mereka pada ngira kalau lo hamil di luar nikah karena ngejalang sama om-om di club malam!"

Cukup sudah. Telinga Nina panas mendengar nya. Ia menampar pipi Dinda. Bahkan lebih kencang dari tamparan Dinda tadi padanya.

"Itu namanya lo nyebarin fitnah! Gue bukan orang yang kayak gitu!" bela Nina.

"Oh ya?" tanya Dinda dengan alis terangkat dengan senyum menggoda. "Gue sih terserah lo. Kalau lo masih deketin Aksa liat aja yang bakal gue lakuin nanti!" ucap Dinda menyeringai.

🍧🍧🍧

Aksa dikelas khawatir karena Nina belum balik lagi kekelas. Ia tidak tahu saja kalau Nina memang sudah berniat bolos.

Ia meminta izin untuk ke toilet. Tapi bukan itu tujuannya melainkan mencari Nina. Hatinya mengatakan ada hal buruk yang terjadi.

Tepat diujung perpustakaan Aksa melihat dua orang cewek sedang berkelahi.

Ia menyipitkan matanya guna mengenali kedua cewek itu karena disana sedikit gelap.

"Nina?!" gumamnya saat melihat Nina yang menampar Dinda.

Ia segera berlari melerai keduanya. Saat sudah dekat ia terkejut mendengar perkataan Dinda.

"Gue sih terserah lo. Kalau lo masih deketin Aksa liat aja yang bakal gue lakuin nanti!"

"Jadi lo yang bikin Nina jauhin gue?" tanya Aksa yang tiba-tiba muncul membuat Dinda terdiam kaku.

"Sa gue bisa jelasin ini tuh ga kayak yang lo pikir!" bela Dinda dengan wajah cemas.

"Lo pikir gue budeg? Gue udah denger semuanya!"

"Lo salah paham Sa!"

"Cukup Din! Udah berapa kali gue bilang kalau gue tuh ga suka sama lo?! Gue risih lo selalu ganggu gue!"

Dinda meneguk ludahnya kasar. "Mulai sekarang jangan ganggu Nina lagi!"

Aksa menggenggam erat tangan Nina membawanya pergi dari tempat itu. Nina tersenyum senang karena bisa lolos dari Dinda tapi sedih karena tidak jadi bolos.

Dibelakang sana Dinda tersenyum miris. "Liat aja Sa! Bakal gue bikin lo benci sama Nina!"

"Dan Nina tunggu tanggal mainnya karena udah berani melawan gue!" ucap Dinda dengan seringaian.

🍧🍧🍧

Ga tau dah ini partnya kenapa jadi gini. Aku bingung mau lanjutin kayak gimana.

Salam manis dari author 😘

Amuntai, 9 Juli 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro