Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

˗ˏ 🍧 ˎ˗‍‍‍‍ Chapter 28 (REVISI)

Sebelum membaca alangkah baiknya untuk menekan bintang ★ di pojok kiri bawah 😘

Happy reading!!

🍧🍧🍧

Paginya Nina terbangun dengan senyuman lebar. Ia menatap Kenzo yang ternyata tertidur di sisi ranjang dengan posisi yang tidak bagus untuk tidur.

Nina tidak tega melihat Kenzo yang tertidur seperti itu. Nina menatap wajah lelaki tampan itu.

Tapi ia teringat tadi malam saat Kenzo dengan manisnya mengusap luka lecet di bagian kakinya.

Ah mengingatnya membuat pipi Nina seperti kepiting rebus. Ia masih bisa merasakan sentuhan tangan Kenzo di kakinya.

Nina kemudian menepuk-nepuk pipinya.

"Astaga Nina sadar jangan tergoda sama kebaikannya," gumam Nina.

Ia kemudian hendak berdiri namun kakinya tersangkut dengan gaunnya yang sangat panjang itu. Dan al hasil ia tersandung dan jatuh—

Ia jatuh tepat di atas badan Kenzo. Dan bibirnya tertempel di pipi Kenzo.

Kenzo tersenyum dengan mata masih terpejam.

Buru-buru Nina bangkit dari tubuh Kenzo. Sungguh saat ini ia sangat malu apalagi Kenzo sudah membuka matanya dan menatap Nina dengan senyum yang membuat Nina bergidik ngeri.

"Apa lo liat-liat gue gitu?" ucap Nina tiba-tiba garang. Ia menutupi dadanya dengan tangannya akibat baju pengantin nya yang sedikit melorot akibat ia tidak sengaja terinjak tadi.

"Enggak papa," jawab Kenzo mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Gue pengen mandi jadi lo keluar dulu!" perintah Nina. Kenzo menurut layaknya mengikuti perintah tuannya.

Nina memasuki kamar mandi yang ada dikamar tapi sebelumnya ia menanggalkan gaun pengantin nya.

Setelah lima belas menit mandi ia keluar dari kamar mandi dan membuka kopernya.

Saat membuka koper betapa kagetnya ia saat semuanya isinya hanya lingerie dan beberapa baju kurang bahan lainnya. Kalau begini pakaian apa yang akan ia pakai. Padahal seingatnya ia mengisi baju-bajunya tapi di mana baju-baju itu sekarang. Ia yakin ini kerjaan Bunda dan Lisa.

"Nina!" panggil Kenzo dari luar kamar. Ia mengetuk-ngetuk pintu.

"Kamu sudah selesai mandi? Saya juga pengen mandi!"

Nina bingung. "Bentar!"

Ia kalang kabut kesana kemari mencari pakaian yang bisa ia pakai. Matanya berhenti ke koper Kenzo yang ada di sebelah kopernya.

Awalnya Nina tidak ingin tapi tidak punya pilihan lain. Ia membuka koper Kenzo.

"Astaga mata gue ternodai," keluh Nina saat melihat celana dalam Kenzo. Ia menyingkirkan celana dalam Kenzo dengan sedikit ngeri.

Ia mengambil sebuah kemeja yang kebesaran di tubuhnya. Setidaknya lebih baik dari pada memakai lingerie.

"Nina!" teriak Kenzo lagi.

"Iya sabar napa!" balas Nina yang kesal.

Kenzo memandangi tubuh Nina yang hanya memakai kemeja dan hot pans.

"Bukannya itu baju saya?" tanya Kenzo.

Nina mengangguk. "Memang baju lo."

"Kenapa pakai baju saya?" tanya Kenzo yang seperti tidak suka.

"Karena dikoper gue isinya baju kurang bahan semua," jawab Nina jujur.

Kenzo tidak merespon lagi. Ia memasuki kamar mandi.

Sementara Kenzo mandi, Nina membuka hadiah pernikahan nya yang entah kapan berada di kamar ini.

Ia membuka satu persatu kado yang isinya kebanyakan baju, sepatu, tas, make up, jas, dasi dan masih banyak lagi.

Kemudian matanya memandang ke salah satu kado yang menarik perhatiannya. Tertulis dari 'Aeri cantik'.

Ia membuka kado yang terlihat besar itu. Nina membulatkan matanya melihat hadiah yang di berikan Aeri.

"Awas aja lo nanti Ri!" gumam Nina. Dalam hati ia sudah merutuki Aeri dengan mengabsen berbagai nama hewan di kebun binatang.

Ia kembali membuka kado yang lain. Ia teringat akan kado yang di berikan Ferdi—adik iparnya. Kado kecil berwarna abu-abu.

Saat ingin membuka kado itu Kenzo lebih dulu merebutnya dari tangan Nina.

"Yang ini jangan dibuka," ucap Kenzo.

Nina memandangi Kenzo yang habis keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang melilit di pinggangnya. Dada bidang dan perut six pack Kenzo begitu menggoda. Ditambah badannya yang masih basah membuat pikiran Nina melayang.

Nina menepis pikiran kotornya itu. "Lo ngapain sih ke sini ga pake baju dulu?" kesal Nina.

"Habis saya buru-buru ngambil kado ini takut kamu liat," ucap Kenzo yang sedikit gugup.

"Isinya apaan sampai lo takut gitu?" tanya Nina penasaran.

"Bukan apa-apa," jawab Kenzo cepat. Ia mengambil baju dan celana nya dikoper lalu kembali masuk kamar mandi.

Setelah beberapa saat Kenzo keluar dari kamar mandi.

"Nina kamu enggak masak?" tanya Kenzo.

"Gue ga bisa masak," jawab Nina jujur.

"Kamu serius tidak bisa masak?" tanya Kenzo.

Nina mengangguk. Nina melihat raut wajah Kenzo yang kecewa mungkin.

"Lo nyesel kan nikah sama cewek ga bisa masak kayak gue?" tanya Nina.

"Em tidak juga," jawab Kenzo. "Kalaupun kamu bisa masak disini tidak ada bahan makanan."

Tiba-tiba perut Nina berbunyi. Ia malah malu Kenzo menertawakan perutnya. "Kita delivery saja habis itu kamu temani saya belanja perlengkapan rumah dan belanja bahan makanan."

"Dan juga beli pakaian untuk mu," lanjur Kenzo.

Kenzo mengambil ponselnya lalu memesan makanan.

Selama menunggu pesanan Nina memutuskan untuk berbincang sedikit dengan Kenzo.

"Om!" panggil Nina.

"Ya?" jawab Kenzo yang sedang mengetik di laptopnya.

"Kamar di rumah ini cuma satu?" tanya Nina.

"Hm sepertinya begitu," jawab Kenzo.

"Gue ga mau tidur satu kamar sama lo," ucap Nina.

"Lalu?" tanya Kenzo.

Nina kesal dengan Kenzo yang sibuk dengan laptopnya. "Gue pengen lo buatin satu kamar lagi buat gue," ucap Nina.

"Tapi kita suami istri tidak ada salahnya tidur bersama," sahut Kenzo.

"Walaupun status kita suami istri tapi gue tetap ga mau tidur sekamar apalagi seranjang sama lo!" tekan Nina.

Kenzo menghentikan sejenak aksinya mengetik di laptop dan beralih menatap Nina. "Baik, saya akan buat satu kamar lagi buat kamu," jawab Kenzo pasrah.

"Aaa makasih om," ucap Nina senang.

"Tapi sebelum kamar itu belum jadi kamu dan saya tidur sekamar," tutur Kenzo membuat Nina terdiam.

"Saya tidak akan berbuat macam-macam sama kamu," ucap Kenzo seakan tahu isi pikiran Nina.

"Kalau lo berani macam-macam sama gue gimana?" tanya Nina. Ia tidak percaya dengan omongan Kenzo.

"Kalau saya berani ngapa-ngapain kamu, kamu bisa minta apapun yang kamu ingin ke saya," ucap Kenzo.

Nina menganggukan kepalanya setuju. "Oke gue setuju."

Tak lama pesanan makanan mereka datang.

Nina makan dengan rakus seolah tidak ingin berbagi dengan Kenzo.

"Kamu seperti orang tidak makan setahun," ejek Kenzo yang sama sekali tidak di pedulikan Nina. Yang penting sekarang perutnya kenyang hatinya pun senang.

🍧🍧🍧

Yah Alhamdulillah bisa double up.

Aku akui chap 27 dan 28 ini terinspirasi dari film Thailand. Aku baper banget pas nonton itu.

Kalau pengen nonton judulnya Game Sanaeha.

Sampai jumpa besok

Salam manis dari author 😘

Amuntai, 2 Juli 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro