Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

˗ˏ 🍧 ˎ˗‍‍‍‍ Chapter 26 (REVISI)

Sebelum membaca alangkah baiknya untuk menekan bintang ★ di pojok kiri bawah 😘

Happy reading!!

🍧🍧🍧

Setelah dua hari keadaan Bagus membaik. Dan sesuai kesepakatan Nina dan Kenzo akan menikah besok.

Adakah yang bersedia menggantikan posisi Nina? Jika ada mari bertukar kehidupan.

Kenzo dan Nina sekarang berada di butik milik tantenya Kenzo. Mereka sedang memilih gaun pengantin.

"Hai!" sapa Dina, tantenya Kenzo.

Begitu melihat Kenzo datang bersama seorang wanita Dina sangat senang. Ia mencium pipi kanan dan kiri Nina bergantian.

"Nina kan?" tanyanya.

Nina mengangguk. "Tante sudah pilihkan kebaya yang cocok untuk mu dan juga gaun untuk resepsi besok," ucap Dina semangat.

Nina hanya tersenyum kecut. Kemudian Dina membawanya ke ruangan ganti.

Nina mencoba kebaya nya terlebih dahulu. Saat keluar dari ruang ganti ia takjub melihat Kenzo yang sangat tampan dengan balutan jas hitamnya.

Kenzo juga menoleh. Ia dibuat kagum dengan cantik alami Nina memakai kebaya simple tapi elegan. Ia tersenyum tapi tidak di tanggapi Nina.

"Wah wah wah Nina cantik sekali! Anggi memang tidak salah pilih menantu," puji Dina membuat Nina terkekeh pelan.

"Bisa aja si tante," ucap Nina tersipu. Dia seorang wanita yang jika di puji pasti akan melayang.

"Gimana? Suka sama kebayanya?" tanya Dina.

Nina mengangguk. "Suka kok tan, tapi bisa di kecilin lagi ga? Soalnya agak longgar," ucap Nina.

"Iya, nanti ukur dulu biar pas ngecilinnya gampang," ucap Dina.

Nina beralih mencoba gaun resepsi nya.

Yang ini Nina akui sangat ribet, panjang, dan berat. Ia saja kesusahan untuk menarik resleting bagian belakang. Kepalanya menyembul keluar mencari keberadaan Dina untuk membantunya menaikkan resleting nya.

"Cari siapa?" tanya Kenzo yang sedang duduk di sofa.

"Tante Dina mana?" tanya Nina.

"Tadi lagi angkat telpon. Kenapa? Butuh bantuan?" tanya Kenzo.

Em Nina agak ragu untuk meminta tolong pada Kenzo. Ia kembali menutup pintu dan berusaha agar resleting nya bisa naik. Tapi gagal.

Ia menyembul lagi dan masih tidak ada Dina. Terpaksa meminta bantuan Kenzo.

"Om!" panggil Nina. Kenzo yang sedang memainkan ponsel menengok.

"Kenapa?"

"Coba sini bentar!" ucap Nina.

Kenzo tanpa curiga mendekati Nina. Ia sudah sampai di depan pintu ruang ganti.

"Tolongin gue dong," mohon Nina.

"Tolong apa?"

Nina berbicara sangat pelan hingga Kenzo tidak dapat mendengar dengan jelas.

"Apa? Coba ulangi! Saya ga denger," ucap Kenzo.

"Dasar om tua budeg!" umpat Nina.

"Saya enggak budeg Nina kamunya yang bicara kayak semut," sahut Kenzo tidak terima.

"Bantuin gue narik resleting baju nya nyangkut," ucap Nina agak malu.

Kenzo malah tertawa membuat pipi Nina memerah.

"Mana? Biar saja tarikin!"

Kenzo masuk sedikit ke dalam ruang ganti. Saat Nina membalikkan badan Kenzo malah menelan ludahnya melihat punggung mulus Nina yang terekspos. Dengan cepat ia menarik resleting gaun Nina agar terbebas dari situasi ini.

Pas saat itu juga Dina kembali dari mengangkat telpon.

"Astaga Kenzo! Nina! Kalian ga sabaran banget ya? Besok nikah jangan buat yang macam-macam sebelum nikah," ucap Dina yang sepertinya salah paham. Tapi Dina kemudian terkekeh.

Kenzo melepaskan tangannya dari punggung Nina. Ia malah menggaruk tengkuknya dengan canggung lalu melewati Dina begitu saja. Sejujurnya ia juga malu dipergoki seperti tadi.

Setelah selesai memilih baju mereka langsung pulang. Kenzo sudah tidak tahan mendengar godaan dari mulut tantenya itu.

🍧🍧🍧

Mungkin bagi kebanyakan pasangan yang saling mencintai ini adalah hari yang sangat mereka tunggu. Tapi bagi Nina ini hari yang paling di bencinya.

Dari subuh ia didandani dengan banyak lapisan makeup. Ada niat untuk kabur dari pernikahan tapi Nina tidak senekat itu. Ia takut Ayahnya kenapa-napa lagi jika ia berulah.

Karin masuk ke dalam kamar Nina. "Wah cantiknya anak Bunda," puji Karin sambil memandangi Nina.

"Bunda enggak nyangka kamu akan menikah secepat ini," ucap Karin yang tiba-tiba matanya berkaca-kaca.

"Nina juga ga nyangka," ucap Nina ikut berkaca-kaca.

"Padahal Bunda ngerasa baru kemarin kamu keluar dari rahim Bunda dan sekarang sudah mau menikah saja." Karin sudah tidak kuasa membendung air matanya. Ia sangat sedih karena setelah pernikahan ini Nina akan meninggalkannya dan hidup bersama suaminya.

Nina memeluk Karin. "Bunda, Nina bakal kangen sama Bunda nanti."

"Siapa yang bakal bangunin Nina nanti? Siapa yang bakal buatin Nina makanan? Siapa yang nanyain gimana sekolah Nina?"

"Nina kamu sudah besar sayang. Kamu harus belajar bersikap lebih dewasa lagi," nasihat Karin.

Ia menghapus air mata Nina. "Sudah jangan nangis nanti makeupnya luntur kasian tukang riasnya nanti."

"Pesan Bunda kamu harus jadi istri yang baik buat Kenzo ya?! Turuti kata Kenzo kalau ada masalah bersikap dewasa selesaikan baik-baik," ucap Karin. Nina mengangguk paham.

Beberapa jam kemudian Nina selesai di rias dan siap berangkat ke KUA. Hanya acara nikahan kecil. Mereka cuma mengundang kerabat dekat dan rekan bisnis saja. Satu lagi Nina mengundang sahabatnya Aeri untuk datang.

Tak lama Nina sampai di KUA. Ternyata mempelai pria sudah datang lebih dahulu. Tidak mau menunda waktu lebih lama kini Kenzo dan Nina sudah duduk didepan penghulu dan walinya.

Entah perasaan apa Nina merasa sedang gugup. Padahal ia ingin menikah hanya sekali seumur hidup itupun dengan orang yang dicintainya.

"Saya terima nikah dan kawinnya Nina Indriani binti Bagus Ardhani dengan mas kawin tersebut tunai!" ucap Kenzo lantang dengan sekali hembusan nafas.

Seketika Nina terpana dengan Kenzo. Apakah ia tidak gugup mengucapkan itu?

Setelah mendapat kata 'SAH' dari para saksi berarti mulai sekarang Nina sudah resmi menjadi istri dari seorang Kenzo Julian Prayoga.

Nina mencium punggung tangan Kenzo. Dadanya berdebar kencang saat bibir kenyal Kenzo mendarat di keningnya.

Para undangan bersorak ria melihat pasangan pengantin baru itu.

Kemudian penghulu memberikan akta nikah lalu Kenzo dan Nina di minta untuk tanda tangan. Kini mereka sudah resmi menjadi pasangan suami istri yang sah menurut agama dan hukum.

Setelah acara selesai para teman Kenzo meminta untuk berfoto bersama. Mereka pun mengambil foto bersama. Aeri juga ikut berfoto.

Setelahnya mereka kembali ke rumah yang sudah disiapkan untuk resepsinya. Nina menolak untuk melakukan resepsi di gedung mewah.

Selagi para tamu undangan makan-makan, Nina beristirahat di kamarnya. Kakinya penat karena banyak yang minta foto.

"Kaki kamu sakit? Mau saya pijatin?" tanya Kenzo yang mengerti keadaan Nina.

Karena memang sakit Nina mengangguk. Kenzo mulai meminjat kaki Nina.

🍧🍧🍧

Sip bersambung disini. Mau bikin resepsinya di chapter selanjutnya aja hehehe

Takut kepanjangan nanti partnya. Dan lagi aku mager ngetik wkwk

Akhirnya pasangan itu nikah juga

Salam manis dari author 😘

Amuntai, 1 Juli 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro