Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

˗ˏ 🍧 ˎ˗ Chapter 12 (REVISI)

Sebelum membaca alangkah baiknya untuk menekan bintang ★ di pojok kiri bawah 😘

Happy reading!!

🍧🍧🍧

Nina mengamati tubuhnya yang mulai gemuk (?) di depan cermin.

"Gue kok kayak gendutan ya?" dumel Nina.

Memang semenjak datang ke rumah Bi Siti ia jarang olahraga. Kalau di rumahnya dulu mah lengkap semua alat olahraga ada.

Tak sengaja mata Nina menangkap Liya yang kebetulan lewat.

"Ya!" panggil Nina.

Liya menghentikan langkahnya dan menjenguk ke dalam kamar.

"Kenapa Non?" tanya Liya.

"Menurut lo gue gendutan enggak?" tanya Nina.

Liya memandang Nina heran. Menurut nya badan Nina sudah pas-pas saja.

"Enggak kok Non," jawab Liya kemudian.

"Ah lo bohong pasti," ucap Nina tak percaya.

"Beneran," sahut Liya.

"Pokoknya gue ga percaya," ucap Nina. Ya kalau enggak percaya buat apa nanya Nin? 😒

"Gue mau keliling komplek dan Lo harus ikut!" pinta Nina.

"Aku?" tanya Liya.

"Bukan! Orang di sebelah lo!" ucap Nina malas.

"Loh disamping aku enggak ada siapa-siapa. Masa setan?" tanya Liya tak mengerti.

Nina menggerakkan tangannya seperti ingin mencakar Liya.

"Aku salah?" tanya Liya polos.

"Akhh serah lo deh! Lo siap-siap sana!"

Mumpung lagi hari Minggu dan masih pagi Nina ingin berlari sedikit supaya badannya tetap cantik.

Nina memakai baju setelan jogger berwarna maroon.

Setelah memakai sepatu olahraga Nina memanggil Liya.

"Ya!" Panggilnya.

"Cepetan dong!" teriak Nina.

"Bentar!" Liya dengan cepat berlari keluar.

"Non Nina, aku ga biasa kayak gini," ucap Liya.

Sekarang ini Liya memakai baju kaos berwarna biru muda dan celana olahraga.

Tapi Nina memaksa Liya untuk tidak mengepang rambutnya.

Liya yang terbiasa di kepang menjadi agak risih saat rambutnya terurai.

"Udah gini aja! Lo cantik kalau gini!" puji Nina. Liya yang di puji jadi malu.

Nina menarik Liya. Mereka lari sekitaran komplek saja.

Baru juga 20 menit tapi Nina sudah capek. Jadilah mereka berhenti di sebuah warung.

Mereka membeli air. Itung-itung istirahat juga.

"Ahhh segar!" ujar Liya.

"Duduk sini dulu ya. Gue capek banget!" ucap Nina yang masih ngos-ngosan.

Keringat masih membanjiri seluruh tubuhnya. Nina jadi terlihat dua kali lebih cantik jika berkeringat.

Habis selesai istirahat, mereka kembali lari.

Karena kecantikan Nina, banyak pasang mata yang menatapnya selagi berlari. Terutama kalangan cowo.

Nina yang merasa ditatap memasang muka judes. Sesekali Nina mempelototi cowo yang menatap Nina secara terang-terangan.

"Hai, cantik!"

"Bagi nomer wa dong!"

"Cantik-cantik kok mukanya judes!"

"Sini dong neng sama abang!"

Seperti itulah kira-kira godaan saat Nina sedang lari.

Satu komplek sudah mereka kelilingi. Merasa sudah cukup mereka berdua kembali ke rumah.

Sampai dirumah Nina mendaratkan bokong nya di atas kursi sambil menggerakan tangannya layaknya kipas.

Kemudian dia berdiri mengambil ponselnya yang sedang di charge.

Saat membuka data, Nina mendapat sebuah pesan. Bukan sebuah pesan sih ada ribuan pesan yang masuk. Tapi hanya satu yang menarik perhatiannya.

Nina membuka notif nya dan munculah nama Aksa. Demi apa? Aksa beneran chat Nina?

Aksa
Nin hari ini lo ada waktu ga?

Nina
Ada. Kenapa?

Aksa
Bisa bantu gue ga?

Nina
Bantu apa?

Aksa
Temenin gue ke mall

Melihat pesan Aksa, Nina menjadi senyam-senyum.

"Astaga gue mimpi apa kemarin ya?" tanya Nina pada diri sendiri.

Sebuah pesan masuk lagi ke ponsel Nina.

Aksa
Bisa ga?

Buru-buru Nina membalas pesan Aksa.

Nina
Bisa-bisa
Jam berapa?

Aksa
Jam 2

Nina
Oke sip

Aksa
Nanti gue jemput ya!

Nina
Sip gue tunggu
Read

"Oh my God!" jerit Nina senang. Sampai-sampai Nina tidak sadar bahwa dirinya telah lompat-lompat di atas kursi.

Nina cepat-cepat berlari kekamar. Ia sibuk memilih-milih baju yang akan ia pakai.

"Bagusan mana ya?" Nina bingung memilih baju.

"Ini apa ini?" ucap Nina bermonolog sambil melirik ke kedua baju yang ada di tangannya.

"Yang ini juga bagus!" ujar Nina mengambil baju lagi.

Kamarnya sekarang seperti kapal pecah. Baju berhambur di mana-mana.

"Yaampun Non Nina!" jerit Liya yang kebetulan lewat kamar Nina.

Liya kemudian berhenti di depan kamar Nina.

"Kamu mau kemana?" tanya Liya.

Nina tak menjawab. Ia masih asyik memikirkan baju yang mana yang akan ia pakai nanti.

"Ya? Menurut lo bagusan gue pake yang ini?" ujar Nina. "Apa yang ini?" tanyanya.

Liya bingung harus memilih yang mana. Menurutnya keduanya sangat bagus.

Ia juga tidak pernah memakai baju yang seperti itu. Jadi ia tak tahu harus memilih yang mana.

"Kayaknya yang ini bagus Non," ujar Liya.

Nina mengambil baju yang Liya tunjuk tadi.

Nina mengamati baju itu.

Kemudian Nina tersenyum.

"Bagus juga pilihan lo Ya!" kata Nina.

Liya tersenyum. "Emangnya non Nina mau kemana?" tanya Liya.

Nina berpura-pura berpikir kemudian menjawab, "Ada deh!" jawabnya membuat Liya yang kepo kesal.

"Ish," ringisnya kemudian duduk di kasur Nina.

Nina yang tadi berdiri di depan cermin berjalan ke arah Liya.

"Ya, lo tau ga? Gue tuh diajak jalan sama Aksa!" cerita Nina dengan senyum yang tak luntur dari wajahnya.

Liya yang tadinya kesal jadi ikut tersenyum.

"Wah selamat ya!" ucap Liya dengan menjabat tangan Nina.

"Iya makasih," jawab Nina. "Gue mau mandi dulu nih!" ujar Nina.

Liya keluar dari kamar Nina.

🧸🧸🧸

Nina sekarang sudah rapi. Ia sudah mandi sejam. Memakai parfum.

Ia menciumi badannya. Sudah harum pikir Nina.

Nina memakai dress panjang dibawah lutut berwarna maroon. Tak lupa memakai jaket karena dress nya tak berlengan. Nina memakai sepatu berwarna putih. Tas salempang yang senada dengan bajunya.

Perfect

Itulah gambaran penampilan Nina sekarang.


Aksa sudah mengirimi Nina pesan bahwa ia sudah sampai di depan komplek seperti biasa.


"Lo tuh kenapa sih nyuruh gue nunggu disini terus? Padahal kan gue bisa jemput lo dirumah?" kesal Aksa.

Nina nyengir.

"Lo pake mobil?" tanya Nina.

"Iya," jawab Aksa.

Aksa membukakan pintu untuk Nina. Nina dengan senang hati masuk.

Aksa kemudian berjalan menuju kemudi.

Kemudian mobil melaju.

Diperjalanan Aksa kadang melirik Nina sedikit.

Nina sedari tadi diam. Ia sangat gugup. Kenapa jantungnya selalu berdetak lebih cepat setiap kali berada di dekat Aksa.

"Nin!" panggil Aksa mencoba menetralkan suasana.

"Hm?" jawab Nina.

"Lo hari ini cantik banget," puji Aksa. Itu membuat Nina blushing. Laki-laki di sampingnya ini jago sekali membuatnya malu.

"Haha biasa aja padahal," jawab Nina berusaha tertawa padahal dalam hati sudah berteriak-teriak.

"Beneran," ucap Aksa.

Nina tersenyum kecil.

Tidak lama sampailah mereka di sebuah pusat perbelanjaan.

Sudah lama Nina tidak pergi ke tempat ini. Biasanya satu minggu itu Nina pergi sekitar tiga kali ke pusat perbelanjaan bersama Aeri tentunya.

Ngomong-ngomong soal Aeri, Nina jadi ingin bertemu gadis itu. Sudah lama rasanya mereka tidak bertemu, padahal baru juga lima hari.

Jadi si Aeri ini merupakan sahabat terbaik Nina. Tapi sekarang mereka lost contac karena setelah kabur Nina mengganti semua akun media sosial dan nomor ponselnya.

Nina kangen dengan bacotan Aeri. Aeri itu orangnya bawel banget. Nina juga pengen cerita tentang Aksa ke Aeri.

Aksa membukakan pintu lagi.

Nina turun dari mobil.

Nina dan Aksa berjalan beriringan saat memasuki mall itu.

Banyak pasang mata yang menatap mereka iri. Aksa yang tampan dan Nina yang cantik. Sungguh pasangan yang serasi bukan?

Aksa tak suka jika ada laki-laki yang memandang Nina pun menggandeng tangan Nina.

Nina yang tiba-tiba digandeng hatinya jadi dag dig dug tak karuan.

Nina sangat senang bisa digandeng Aksa.

Orang-orang makin menatap mereka iri. Mereka terlihat seperti couple goals

TBC..

Banyak typo

Males baca lagi

Bagian ini aku revisi cuman setengahnya 😁

Salam manis dari author 😘

Amuntai, 19 Juni 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro