Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

˗ˏ 🍧 ˎ˗‍‍‍‍ Chapter 52 (REVISI)

Sebelum membaca alangkah baiknya untuk menekan bintang ★ di pojok kiri bawah 😘

Happy reading!!

🍧🍧🍧

Kenzo baru saja turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Nina. Mengulurkan tangan membantu Nina berdiri.

Nina sangat senang mendapat perlakuan manis seperti ini. Ia menyambut uluran tangan itu dengan bahagia.

Sekarang mereka sudah tiba di sebuah gedung mewah yang disewa oleh Risa. Awalnya Nina tidak ingin ikut tapi Kenzo memaksa Nina sampai akhirnya lelah dan setuju untuk ikut.

Malam ini Kenzo dan Nina memakai baju couple. Kenzo terlihat tampan dan berkharisma dengan celana berwarna navy, kemeja putih dengan jas berwarna navy. Begitu juga Nina yang sangat anggun dengan balutan gaun berwarna navy. Bagian depan nya hanya sampai lutut namun bagian belakangnya mencapai mata kaki.

Kenzo menarik pinggang Nina agar menempel ke tubuhnya. "Jangan pergi jauh dari saya!" peringat Kenzo. Mengingat ini adalah pesta besar ia takut ada lelaki yang menggoda Nina.

Mereka di suguhi pemandangan yang begitu indah saat memasuki gedung itu. Nina berdecak kagum.

"Sebenarnya ini perta apa sih Ken?" tanya Nina.

Kenzo membalas dengan senyuman tipis. "Nanti juga kamu tahu," ucap Kenzo sengaja membuat Nina penasaran.

Lalu Risa datang menyambut mereka.

"Wah kamu datang juga akhirnya. Udah aku tunggu-tunggu loh," ucap Risa mencium pipi kanan dan kiri Kenzo. Mata Nina melotot tajam.

Tentu saja Nina langsung melerai keduanya. "Apa-apaan kalian?!"

Risa tersenyum menyeringai. "Ponakan lo posesif banget ya Ken?"

Nina memandang Risa dengan tatapan tajam. Sedangkan Kenzo bukannya membela Nina malah terkekeh.

"Nina kamu nikmati pestanya ya! Kenzonya saya pinjam dulu," izinnya. Belum sempat Nina menolak Risa sudha terlebih dulu menarik tangan Kenzo.

"Dasar tante-tante kegatelan!" maki Nina. Si Kenzo juga tadi bilangnya jangan jauh-jauh tapi malah dia yang ngejauh.

Nina menendang meja yang ada didekatnya karena kesal. Tapi ia malah makin kesal karena sekarang jari kakinya terasa sakit. Untungnya tidak ada yang melihat kejadian itu.

Sedari tadi Nina menahan kesalnya dengan meneguk jus yang disediakan disana. Mungkin ini gelas ketiganya. Rasanya ia ingin melemparkan gelas minumnya ke kepala Risa yang asik bercanda dengan Kenzo.

Tiba-tiba seseorang menepuk pundak Nina.

"Eh Nina?" ucap Dinda. Tidak menyangka Nina juga menghadiri pesta ini.

"Loh Dinda?" tanya Nina. Ia senang. Setidaknya ia bisa mengobrol dengan Dinda daripada menonton Kenzo yang tertawa lepas dengan Risa yang membuat darahnya mendidih.

"Ga nyangka gue ketemu lo disini. Lo sama suami lo?" terka Dinda diiringi anggukan kecil Nina.

"Terus suami lo mana?" tanya Dinda. Nina menunjuk ke arah Kenzo yang sedang tertawa bersama Risa dengan dagunya.

Dinda tersenyum. Ia tahu Nina sedang cemburu sekarang.

"Btw Nin, makasih banyak ya lo udah bantu gue deket sama Aksa," ucap Dinda.

"Sama-sama. Gue juga senang bisa bantu lo," sahut Nina. "Jadi gimana hubungan lo sama Aksa?"

"Masih pdkt. Doain aja cepat resmi," ucap Dinda malu-malu.

Nina terkekeh. "Aamiin. Oh ya lo kok bisa disini?"

"Iyalah, ini kan—" suara MC membuat ucapan Dinda terputus.

"Selamat malam hadirin sekalian yang berbahagia!"

"Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas kehadiran hadirin semua. Sebelum kita mulai acara ini silakan kalian duduk di tempat yang telah disediakan sebelah sana."

Seseorang menggengam tangan Nina. Orang itu Kenzo. Nina hanya pasrah di bawa untuk duduk di barisan nomor tiga dari depan.

Perihal tadi Nina masih kesal dan marah. Jadinya ia mendiami Kenzo sekarang.

"Nina kenapa kamu diam saja? Kamu marah sama saya?" tanya Kenzo.

Nina memutar bola matanya malas. "Lo tau jawabannya kenapa nanya," balas Nina acuh.

Kenzo mencubit pipi Nina gemas. "Ish Ken malu diliatin orang!" ringis Nina sembari mengelus pipinya yang kena cubit.

"Biarin. Saya gemas liat kamu cemburu," ucap Kenzo.

Nina mengabaikan Kenzo dan kini memperhatikan panggung di depan.

Diatas sana, nampak Risa dengan seorang lelaki yang tidak Nina kenal.

"Saya ucapkan banyak terima kasih pada kalian semua yang berhadir ke pesta pertunangan saya," ucap Risa di atas sana.

Tapi tunggu, Nina menyadari sesuatu. Kalau ini pesta pertunangan kenapa tadi Risa mendekati Kenzo. Apa sengaja membuat cemburu?

Nina menatap Kenzo penuh tanya. "Kenapa liat saya begitu?" tanya Kenzo dengan sebelah alis terangkat.

Nina kembali memalingkang wajahnya. Di atas sana Risa dengan tunangannya sedang bertukar cincin. Yang langsung di hadiahi tepuk tangan meriah dari semua penonton.

Hingga tiba sesi salam-salaman. Nina menatap Risa ogah-ogahan. Nina menyalami tangan Risa tapi dengan tidak ikhlas.

"Nina!" tegur Kenzo.

"Ga papa Ken wajar lah. Artinya dia sayang sama lo. Buktinya sampai marah besar ke gue," ucap Risa tersenyum.

Nina memandang Risa dengan sedikit terkejut. "Jadi lo?"

"Iya saya tahu kalian udah menikah. Maaf dulu saya pernah berniat rebut Kenzo dari kamu. Dan yang tadi saya cuma mau ngetes kamu, mau liat gimana reaksi kamu pas saya dekat dengan Kenzo," jelas Risa membuat Nina malu. Harusnya tadi ia tidak cemburu saja.

"Gue juga minta maaf udah mikir yang enggak-enggak tentang lo," ucap Nina sedikit menyesal.

Risa tersenyum. "Yang penting kamu tidak salah paham lagi sekarang," ucap Risa.

Setelah itu mereka kembali melanjutkan pesta dengan minum-minum dan berjoget. Saat ini Kenzo sedang berbicara dengan tunangan Risa. Sedangkan Risa, Nina dan Dinda sedang duduk santai.

"Oh jadi Kak Risa ini sepupu lo Din?" tanya Nina memastikan. Dan Dinda mengangguk. Pantas saja Dinda berada bisa di sini sekarang.

"Selamat ya Kak atas pertunangannya. Maaf juga aku jahat banget sama kakak," ucap Nina.

Risa tersenyum lembut. "Kan tadi udah aku bilang enggak papa."

Sekitar pukul setengah dua belas malam pesta berakhir. Saat ini Nina dan Kenzo dalam perjalanan pulang ke rumah.

"Lo kok ga bilang sih Ken kalau Kak Risa hari ini tunangan?" ucap Nina kesal. Sungguh tadi ia sangat malu. Sudah ketahuan cemburu ternyata salah paham.

"Hehe kayak yang di bilang Risa tadi saya pengen ngetes kamu," ucapnya dengan cengiran lebar.

Nina mendelik kesal. "Gue malu banget tau Ken!"

"Kenapa harus malu? Justru karena itu saya jadi tahu kalau kamu juga punya perasaan yang sama kayak saya," ucap Kenzo sesekali melirik Nina.

Nina melipat tangannya didada. Ia memandang ke luar mobil. Melihat gedung-gedung tinggi yang mereka lalui.

Tak lama kemudian mata Nina terpejam karena sangat lelah. Kenzo tersenyum teduh melihat wajah Nina yang tertidur pulas.

🍧🍧🍧

Detik-detik tamat niii 😉

Masih ada beberapa chapter. Aku takutnya kalau kelaman tamat kalian pada bosen bacanya karena merasa enggak seru lagi. Tapi aku ucapin makasih banyak buat kalian yang terus dukung cerita ini 😁

Salam manis dari author 😘

Amuntai, 26 Juli 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro