Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part Terakhir : Panggil Aku Kembali

"Assalamualaikum?" salam Danish saat membuka pintu rumahnya.

Rumah itu kini lengang, tidak ada lagi yang menjawab salamnya sembari berlari menghambur dan melompat dalam pelukannya. Tidak ada lagi yang memalaknya oleh-oleh, kalau lupa tidak bawa ia akan merajuk dan minta digendong seharian.

Danish berdiri di ruang tamu, yang tertinggal di sini hanya bayang-bayang kenangan yang tersimpan dalam ingatan. Suara tawa, tingkah lakunya, dan semua tentang Nara hanya menjadi bayangan yang detik ini ternyata amat menyesakkan dada.

Pria itu berjalan lemas dengan bahu yang membengkung menuju ruang tengah. Di ruangan itu adalah favorit istrinya menghabiskan waktu, menonton film dan kartun kesukaannya, bermain dengan kucing-kucingnya, di ruangan itu juga banyak kenangan Nara yang manja kepada Danish. Mengobrol seharian menghabiskan waktu libur sambil memakan kuaci dan bermain Uno di mana siapa yang kalah, yang masak makan malam.

"Nara ... istriku ..." Matanya yang memerah, akhirnya luruh mengalir bulir-bulir bening.

Pandangan Danish beralih pada dapur, di sana lebih banyak hal-hal seru yang dilewati. Memasak bersama, membuat kue, atau hal-hal romantis yang detik ini seperti menusuk ulung hati. Perih karena itu semua hanyalah tinggal kenangan.

Kaki Danish mengayun menaiki tangga, ada kenangan yang akan lebih menusuk hati dan jiwanya yang tersimpan di salah satu ruangan di lantai dua itu.

Kamar.

Saat membuka pintunya, dadanya sudah tersengal-sengal menahan deru tangis. Aroma ekstrak mawar yang menguar dari sabun dan body lotion yang biasa Nara pakai menghambur bagai pelukan ke indera penciuman pria itu.

"Istriku ..."

Peperangan telah membuatnya jatuh sejatuh-jatuhnya.

Penyesalan tak berujung berputar dalam diri Danish, mengikat dan mencekiknya erat hingga setiap napas yang diembus seperti dosa yang mengalir deras. Keputusannya untuk menyeret Nara dalam kudeta mengantarkan mereka pada luka yang menyakitkan.

Ingatan bagaimana pertama kali mereka bertemu di persimpangan jalan.

"Dek, mau tanya, restauran yang jual ramen enak di mana, ya?"

Gadis kecil yang kucel dengan mata sembab itu menoleh, ada sorot yang ia kenali dalam mata bulat menatapnya itu. Hm, benar, sorot itu adalah sorot kehilangan harapan, sorot kehabisan alasan untuk bertahan. Sorot yang sering sekali Danish jumpai pada cermin kala ia berdiri di depan benda itu.

"Aku juga kehabisan alasan, bagaimana kalau kita membuat alasan baru?" batinnya kala itu saat mengajak Nara ke kedai ramen.

"Kalau kamu sudah besar dan kenal sama perawatan, kamu pasti jadi gadis yang cantik. Sekucel ini saja kamu terlihat menggemaskan dan lucu," batinnya kala menatap Nara saat menyeruput ramen.

"Mungkin kita berjodoh?" candanya karena Danish mendapati gadis itu beberapa kali mencuri pandang padanya saat perjalanan mengantarkannya ke halte bus. Perasaan cinta bisa membunuh, tetapi juga menumbuhkan harapan. Danish mengatakan hal itu agar gadis itu merasa dicintai dan sayang pada hidupnya. Ia berhak untuk mendapatkan dunia yang hangat setelah badai hebat.

Hingga delapan tahun kemudian mereka bertemu di rumah sakit. "Hello, Jodoh!"

Dan tiga bulan kemudian kalimat yang dulu pernah terucap menjadi kenyataan, mereka benar-benar berjodoh.

"Sayang ... hari itu bukan aku saja yang menyelamatkanmu, tapi kamu juga menyelamatkanku. Hari itu aku juga kehabisan alasan setelah kabur dari Pendopo Agung," ujar Danish yang hanya disahuti oleh angin dan juga suara monitor.

"Aku sudah memenangkan peperangan, Nara, tetapi aku tetap kalah. Ini sudah tiga tahun berlalu, tetapi kamu tak kunjung memanggilku. Panggil aku, Nara, panggil dan makilah aku karena membuatmu seperti ini."

Kalimat Danish hanya disahuti oleh monitor.

Pria itu duduk di tepi ranjang seharian, berharap perempuan yang terbaring itu kembali memanggilnya. Namun, hari ini lagi-lagi terlewati dengan sunyi, Danish pun beranjak dari sana.

"Aku besok ke sini lagi. Aku akan terus ke sini sampai kamu mau panggil aku lagi."

Danish melangkah menuju pintu. Tangannya memutar kenop perlahan.

"Kak Danish?"

Kenop urung ditarik, dengan mata mengerjap kaget, Danish menoleh.

"Nara?"

SELESAI

Ucapan Terima Kasih ;

Terima kasih kepada semua pembaca yang telah menemaniku dari part 1 hingga part terakhir. Tidak mudah menamatkan cerita ini, tetapi berkat kalian, vote dan komen kalian, aku berhasil menamatkannya.

Happy ending, right?

Aku happy telah menamatkan cerita ini.
Di tengah maraknya cerita tema yang lain, aku berani membuat cerita yang seperti ini karena kalian yang membuatku berani.

Rasanya terharu dan campur aduk :')
Tidak apa tidak membeli novelnya, tetapi semoga kalian bisa membelinya suatu hari nanti ya, di novel Nara dan Danish jauh, jauh, jauuuuh lebih bahagia bersama keluarga kecilnya.
Kalian harus bertemu dengan Nara dan Danish versi cetak yang tercipta bersatu dan lebih bahagia.

Hari ini 9 Agustus 2024 adalah hari PO terakhir dan juga hari perpisahan.
Aku mengucapkan selamat tinggal untuk Nara dan Danish versi Wattpad.

Sekian.

Sampai jumpa di karya-karya selanjutnya 🥰

Salam Sayang,
Diana Febi.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro