Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

1. Beri aku harapan

"Harapan itu ... ada, ya?"
(HF-shel)

✏✏

"Mars, kamu emang harus pergi, ya?" tanya Nade usia delapan tahun. "Kenapa?"

Nade mencengkeram boneka di dekapannya. Mars, dia anak laki-laki pecinta teknologi. Usianya sama dengan Nade. Mars sudah dua bulan tinggal di depan rumah Nade, dan Nade sudah akrab.

Sayang, malah.

Lantas kenapa Mars harus pindah?

Kenapa?

Tolong beri Nade alasan.

"Katanya, Mars jatuh cinta sama Nade?"

"Aku emang sayang sama kamu, Nade. Tolong jangan ragukan itu."

"Kenapa yang bisa bikin nyaman pada akhirnya selalu meninggalkan?!"

"Suatu saat aku bakal balik, Nade. Entah ketika usia kita belia, dewasa, atau bahkan ketika udah meninggal."

Nade membungkuk. Orang tua Nade di luar kota dan dia bersama baby sitter. Namanya Any. Pembantu itu mengawasi adik bayinya, Leika hingga Nade bisa bebas sekarang. Mencegat Mars.

"Mars," racau Nade. "Mars nggak sayang sama Nade."

Nade menarik kaus Mars ketika laki-laki itu sudah masuk ke dalam mobil.

"MARS NGGAK SAYANG SAMA NADE?! Mars nggak sayang! Jangan bohong!" Nade menggeleng. "Jangan pergi, Mars!"

"Aku sayang kamu, Nade. Aku harus ngembangin kemampuan aku, aku udah punya tempat buat teknologiku ke depannya."

"Mars nggak sayang sama Nade!"

"Biar nanti kalau kita ketemu lagi, aku udah punya modal buat jagain kamu."

"Mars," lenguh Nade. "Ketahuilah kata 'nanti' adalah pembohongan publik kalau suatu saat kita nggak akan pernah ketemu lagi."

"Nade ...."

"Nggak akan pernah ketemu lagi."

Mars terlihat kebingungan menatap Nade dan orang tuanya. Ini di Jakarta, ini bukan rumah tetapnya. Dia berpindah-pindah tempat. Orang tuanya mempunyai pekerjaan kementrian, berpindah kota. Mars tak diperbolehkan dirawat orang lain. Mars baru boleh dibiarkan bebas jika dewasa.

"Kalau sekarang aku bilang future itu ada, kamu percaya?"

Nade menggeleng.

"Mars nggak sayang sama Nade."

"Nade, jangan bilang gitu."

"Mars nggak sayang sama Nade! Nggak sayang! Mars nggak sayang! Kalau Mars beneran pergi dan suatu saat kembali—"

"Nade ...."

"—Nade bakalan jadi orang hancur. Nade bakalan mati, Mars! Sebab tanpa Mars, Nade itu nothing!"

"NADE!"

Nade terisak. Tangannya melemah ketika Mars sudah sungguhan masuk ke dalam mobil. Orang tua Mars hanya meringis melihatnya.

"Berhenti mengutuk hidupmu, Nade. Berhenti. Kalo kamu bilang kamu nggak bisa, secara langsung kamu mengutuk dirimu sendiri. Kalo kamu bilang aku nggak sayang kamu, maka kutuk itu akan terjadi sungguhan."

"Jadi itu bener, Mars?"

"Bener apanya?"

"Mars ... nggak sayang sama Nade?"

Mars hanya melenguh. Orang tuanya datang memisahkan mereka berdua. Perdebatan muncul satu dua. Nade terus terisak, menangis histeris ketika tangannya yang berpegangan dengan Mars hampir lepas, tak tertaut dan Mars ... menjauh.

"Kapan kamu balik, Mars? Jangan bilang 'nanti'. Atau besok."

"Aku akan balik tujuh tahun lagi."

"Itu lama, Mars. Gimana kalo besok aku udah mati? Gimana kalo hari ini juga aku bunuh diri?"

"Sst," Mars menggeleng. Dia membuka jendela mobil yang pintunya tertutup. Nade duduk nelangsa di atas aspal jalanan. Masih memeluk boneka. "Selama aku pergi, tolong janji jangan ngutuk hidupmu sendiri."

"Kenapa emang kalo ngutuk?"

"Karena kalo kamu menderita, aku yang sakit, Nade. Aku. Aku yang sakit."

Nade makin histeris.

Kenapa Mars pergi ... semendadak ini?

"Mars!"

"Nade, kalau besok kita ketemu lagi, tolong kamu pastiin kalo kamu tahu jawaban dari:
Orang yang aku cari selama ini adalah bagian dari lagu, vokal terakhir diganti oleh fe yang non-vokalnya hilang."

Nade masih menangis. Memandang Mars yang berteriak dari mobil mengucapkan hal itu sambil melambaikan tangan dari jendela mobil.

Bagian dari lagu?

Bukankah Mars adalah pecandu teknologi? Otaknya berisi jaringan lokal dunia, personal yang menghubungkan ke servernya.

Lalu ... lagu?

Apa maksudnya?

Nade sesengukan. Kompleksnya sepi. Perempuan delapan tahun itu meremas bonekanya sesak.

Hingga akhirnya baby sitternya datang sambil menggendong Leika, adiknya.

"Nade, ayo bangun. Ngapain di jalanan gini?"

Nade tak menjawab. Malah memandangi wajah imut Leika, bayi laki-laki itu yang ikut memandangnya nanar. Seolah mengetahui perasaannya.

Tatapan Nade beralih lagi ke Any.

"Kak Any. Nade mau hibernasi selama tujuh tahun. Habis itu tolong bangunin Nade, ya?"

Kebiasaan Nade. Kalau lagi stress, dia suka ngomong konyol, dari A mendadak pindah ke Z.

Nade tak lagi menangis. Dia hanya perlu menunggu, tanpa dia pernah tahu tujuh tahun adalah waktu di mana dia bisa lupa.

"Sekalian. Kak Any. Kalo sayang itu nyata. Cinta itu ... ada?"

--

AWKWKWK. ABSURD!

TBC!!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro