Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

New Year Holiday

AUTHOR POV

Terlihat Hyuri dan Baekhyun yang sedang bergandengan tangan, sedang menghampiri teman-temannya.

"Wah wah, ada dua pasangan yang official nih sekarang? Aku kapan ya?"tanya Hyoomin ketika mereka mendatangi rombongan tersebut.

"Sepertinya sebentar lagi."ucap Sehun dengan smirk.

"Apa maksudmu?!"semprot Jinseong.

"Yah.. Maksudku sebentar lagi dancenya akan dimulai."

"Oh sial. Benar juga!"kata Baekhyun lalu segera menarik tangan Hyuri menjauh dari rombongan.

Yang lain juga beranjak untuk dancenya. Kecuali untuk dua orang. Sehun dan Hyoomin.

===
HYOOMIN POV

Hell! Apa sih yang membuat kakiku tak mau beranjak dari tempat?

Karena keadaan canggung, aku berpura-pura senyum cerah dan berkata kepada Sehun,

"Kau sudah punya partner dance?"

"Belum."jawabnya sedingin es.

Hell! Kenapa dia tidak dijodohkan bersama Jinseong yang dinginnya luar biasa itu sih?

Kalau mereka bersama kan jadi sangat cocok. Sama-sama dingin.

Tapi kata orang memang benar, mempunyai sifat yang sama, bukan berarti jodoh. Mempunyai sifat yang berbeda, kita bisa melengkapi satu sama lain. Dan itu tepat sasaran sekali untuk keadaan saat ini.

Buktinya, Jinseong--si manusia es--hatinya bisa dilelehkan oleh Suho, orang yang sok mengatur(itu kata Jinseong loh ya). Jinseong kan paling tak suka dengan orang yang mengatur-atur. Karena ia merasa ialah yang perlu mengatur. Sifat mereka berlawan, tapi tetap bisa bersatu.

Dan Hyuri--si manusia batu--akhirnya batu yang ada di hatinya bisa dihancurkan oleh Baekhyun, orang yang mempunyai sifat yang riang dan ceria(ehm, mirip denganku. Tapi bukan berarti aku menyukainya). Hyurikan manusia yang menurutku tak mempunyai ekspresi, tetapi buktinya ia bisa tersenyum di depan Baekhyun tadi. Dan lagi-lagi sifat mereka berlawanan, tapi tetap bisa bersatu.

Hell.. Kalau begini, aku dengan siapa dong?

"Kau mau menjadi partnerku tidak?"tanyaku seriang mungkin. Bukan dengan nada centil atau merayu loh ya.

"Boleh saja."jawabnya. Akupun menarik lengannya dan membawanya ke hall dance.

Indah sekali. Banyak sekali yang sudah menikmati dance mereka. Aku melihat Suho dan Jinseong sedang sama-sama tersenyum saat melakukan dance.

Dan aku melihat pasangan Baekhyun dan Hyuri yang sedang berbicara satu sama lain. Kulihat sepertinya Hyuri menahan tawa.

Mereka semua tampak menikmati.

Dan aku? Oh ya, asal kalian tahu saja. Aku tak bisa dance. Sama sekali.

"Sial. Aku tak bisa dance. Apa kita harus mengundurkan diri?"tanyaku kepada Sehun, yang menurutku sia-sia karena ia tak mempedulikan ucapanku dan menarik lenganku ke hall dance.

Oh tidak tidak..

Tanpa kusangka, Sehun merangkul pinggangku, tanganku yang satunya merangkul lehernya, dan yang satu memegang tangannya yang masih bebas.

Gila! Aku bisa gila kalau begini! Wajah kami dekat sekali, sampai-sampai aku bisa mendengar nafasnya. Dan debaran jantungku semakin tak karuan saja..

Hell! Di saat-saat seperti ini, bisa-bisanya jantungku melemah!

Kamipun dance menurut irama lagu, dan tanpa kusangka lagi, aku menikmatinya. Walaupun kami dance tanpa suara.

Yang kuheran adalah, Sehun menatap wajahku terus-menerus.

===

"Kamu sudah jadi pasangan Sehun ya?"pertanyaan yang meluncur dari mulut Jinseong, membuatku hampir tersedak ginseng yang sedang kuminum.

Kami bertiga sedang berkumpul di kamarku.

Oh ya, belum pernah kuberi tahu ya? Setiap minggu, kami akan berkumpul bersama. Di kamar yang bergantian. Urutannya adalah Jinseong-Hyuri-Aku. Dan sekarang giliranku.

"Tentu saja tidak!"

"Belum."ralat Hyuri yang hampir tersenyum.

"Argh kalian ini! Mentang-mentang sudah berpasangan, jadi bisa meledekku seenaknya ya?"tanyaku kesal tapi masih ada unsur malu.

"Iya."jawab Jinseong blak-blakan.

"Bentar lagi kau juga akan bersama Sehun, Hyoomin."ucap Hyuri membuat wajahku memerah.

Hell!

"Sejak bersama Baekhyun, kau jadi bawel ya, Hyuri."ledekku sambil meminum ginsengku kembali.

"Kalian liburan nanti mau ke mana?"alih Hyuri dengan lihai.

"Aku sepertinya mau menjenguk neneku di China."kata Jinseong.

"Dan kau, Hyuri?"tanyaku.

"Aku mau ke Jepang untuk menemui saudaraku."

"Maksudmu, Sadako?"kataku sambil tertawa terbahak-bahak. Diam-diam Jinseong juga tertawa kecil.

"Memang aku mirip hantu sadako ya?"tanya Hyuri dengan wajah datarnya yang menyeramkan.

"Iya! Lagian rambutmu panjang, matamu tajam, kulitmu pucat, dan wajahmu selalu datar begitu! Kau tak sadar?"tanyaku sambil cekikikan.

"Tidak."jawabnya lagi dengan wajah datar.

"Kalian akan pergi kapan? Aku sendirian dong.."kataku.

"Besok."jawab keduanya kompak.

Hell! Aku sendirian! Benar-benar sendirian..

"Hei, ini sudah malam. Aku balik ya."kata Jinseong lalu keluar dari kamarku.

"Aku juga."kata Hyuri. "Bye."

"Bye! Hati-hati di jalan!"kataku sambil tersenyum lebar.

"Kan hanya beda 2 pintu."kata Hyuri dengan wajah datarnya yang khas.

Diam-diam aku tertawa kecil. "Ya sudah tetap saja hati-hati. Bye!~"

Ia menutup pintu kamarku.

Oke, sekarang aku sendiri. Apa yang harus kulakukan?

"Sepertinya aku akan membersihkan apartementku ini."

Akupun mulai merapikan meja kopi yang terletak di ruang tamu. Aku juga men-vaccum karpet buluku. Aku mengelap tvku sampau kinclong dan mencuci semua piring-piring kotor.

Setelah selesai, aku membersihkan tubuhku dan mengganti pakaianku dengan piyama bergambar beruang kecil yang sangat nyaman ini.

Akupun berbaring di kasur, ketika melihat ponselku berdering.

Nomornya tidak kukenal. Sebaiknya kuangkat tidak ya? Kalau tidak, takut penting. Kalau iya, takut orang yang tak kukenal. Baiklah, sepertinya aku akan mengangkat telfonnya saja.

"Yeobuseyeo?"

"Hyoomin,"hei tunggu, suaranya terdengar familiar ditelingaku.

"S-Sehun?"

"Ya."ia mengetahui nomorku?! Diam-diam aku bersiul dalam hati.

"Ada apa kau meneleponku?"tanyaku dengan nada sedatar mungkin. Kenyataanya yaitu gagal. Nadaku terdengar ceria dan bahagia. Hell.

"Sebenarnya aku salah telfon."

.

.

.

.

.

"Oh yasudah, aku mati-"

"Tapi sudah terlanjur. Jadi aku mau tanya sekalian, kau ada acara besok?"

Dia menanyaiku ada acara atau tidak? Aaaa sepertinya aku akan terbang.

Tapi jangan senang dulu, kali saja ia mau mengajakku untuk membersihkan rumahnya bersama, atau apalah. Lagipula, katanya ia salah telfon kan? Jadi jangan senang dulu, oke?

"Tidak."

"Mau pergi bersama?"

Oke, sepertinya aku salah dengar.

"Mau apa?"tanyaku memastikan.

"Pergi bersama. Mau tidak? Aku hanya disuruh teman-temanku untuk menanyaimu."

Jleb. Jadi itu alasannya. Tapi mumpung aku tak ada acara besok, sementara teman-temanku pergi menemui sanak sodara dan keluarganya, jadi aku menjawab,

"Pergi ke mana?"

"Entahlah. Kami juga belum tahu. Jadi, mau tidak?"

"Oke."

"Arasseo. Kami akan menjemputmu pada pukul 10 pagi."

"Ne."

Tuut tuut.

Diam-diam aku tersenyum lebar. Aku akan pergi bersama Sehun?! Itu impianku! Dan oh, bersama teman-temannya juga sih. Tapi itu tak masalah selama ada Sehun si sisiku.

Oke, kedengarannya seperti aku butuh sekali dengan Sehun ya?

Tapi memang aku tak bisa berbohong pada diriku sendiri, bahwa aku menyukai Sehun. Sejak awal aku melihatnya di kelas 11 ini, aku tahu dia orang yang dingin, tenang, dan pendiam. Yang menurutku cocok sekali dengan sifat Jinseong. Sejak saat itu aku senang jika bertemu dengannya, aku akan melihatnya dari kejauhan. Dan saat tahu bahwa ia masuk OSIS, aku langsung mengambil kesempatan itu dengan mencalonkan diri menjadi OSIS juga. Tapi sayangnya, saat pain dipilih, aku tak masuk anggota tersebut. Jadi aku tak bisa dekat-dekat dengannya. Tapi usahaku tak berhenti di situ, aku membantunya saat ia kewalahan menjadi pain. Ia yang mengatur bagian dana. Karena ia tahu aku juga pandai masalah mengatur keuangan, ia meminta pertolonganku, dan sejak saat itu kami menjadi dekat.

Akupun memejamkan mataku dan tertidur dengan pulas.

===

Karena tak tahu mau diajak ke mana, jadi aku memutuskan untuk memakai baju yang cukup keren, tapi tidak terlalu heboh.

Aku memakai sweater abu-abu, syal putih, jeans hitam, beanie hat berwarna abu-abu, dan sepatu boots abu-abu. Berhubung ini musim dingin, pakaian ini cocok sekali untuk dipakai.

Hmm my milk dein mame butjyo
Mame butjyo mame butjyo my milk
dein~

Lagu f(x) - Milk mengalun lembut. Suara itu dari ponselku, dan itu artinya ada telfon masuk.

Oh, Sehun.

"Yeobuseyeo?"

"Kami sudah di bawah."

"Oh, oke. Aku akan turun kurang dari lima menit."

Dengan tergesa aku mengambil tas yang sudah kuisi perlengkapan, mengunci kamarku, dan berjalan turun menggunakan lift.

Sampai di bawah, kulihat di depan pintu lobby tampak seorang namja memunggungiku. Ia memakai kaos polo hitam, jeans, dan sepatu yang membalut tubuhnya dengan pas.

Sehun.

"Sehun?"aku menepuk pundaknya. Iapun berbalik dan menatapku agak lama.

Oke, ditatap begini aku jadi salah tingkah. Ia melihatku dari bawah, hingga ke atas, lalu menatap wajahku rada lama.

Aduh, aku jadi salah tingkah!

"Hei, apa yang kau lihat sih? Kajja!"kataku menyadarkannya. Dan kulihat wajahnya jadi memerah.

Ia tak menjawab dan langsung menarik lenganku ke depan.

Omooo, wajahku semakin memerah nih!

"Annyeong!"lambai Chanyeol dari mobil van yang mereka bawa. Oh, yang menyetir Kris.

Van ini memang sepertinya khusus untuk membawa lebih dari 10 orang. Besar sekali.

"Annyeong."aku melambai balik.

Akupun masuk dan duduk di bagian paling belakang van, diantara Sehun dan Luhan.

Hellllllll! Duduk diantara dua namja tampan? Tidak salah, satu mobil dengan duabelas namja tampan?! Aku bisa pingsan!

Tapi yang lebih parahnya, aku duduk diantara Sehun dan Luhan. Mana di paling belakang pula.. Aku kan tidak dekat dengan Luhan, dan Sehun.. Dia kan dingin.

Oke, orang-orang boleh bilang aku tipe orang yang easy going. Tapi se easy easynya orang, aku juga bisa canggung diantara dua namja ini kali!

Tapi aku tak boleh terlihat seperti itu, jadi aku bertanya pada Luhan,

"Kita mau ke mana, Luhan?"

Luhan yang mendengar namanya dipanggil, kaget dan menjawab, "Sepertinya mau ke taman hiburan atau entahlah."ia menjawab dengan senyum.

Hell! Senyumnya manis sekali..

Aku mencoba untuk tidak canggung, "Kalian semua sudah sarapan?"

"Sudah. Kau sudah?"tanya Chen.

"Sudah~"

"Oh iya, Hyuri sudah berangkat ya?"tanya Baekhyun dengan suara pelan dan malu-malu.

Aku tertawa kecil, "Sudah dari pukul 7 tadi."

"Kalau Jinseong?"tanya Suho kali ini, tanpa malu-malu.

"Ia sudah berangkat dari pukul 5 pagi tadi."

"Ha? Pagi sekali.."

"Kalian pasti sudah rindu pacar-pacar kalian itu kan?~ Ya kan?~"ledekku.

"Hahaha sudah pasti."kata Chanyeol lalu menepuk pundak Baekhyun.

Kamipun melanjutkan obrolan kami, sampai akhirnya aku tahu, mereka itu asik sekali.

===

"WOOHOOO SAMPAII!"kalian pasti tahu siapa yang berteriak kan?

Sudah pasti Baekhyun. Bukan Kris maupun Sehun. Bayangan tentang mereka teriak-teriak di depan umum saja sudah membuatku tertawa. Dalam hati, tentu saja. Kalau tidak aku pasti dikira orang gila yang menyasar ke taman hiburan.

"Uwaaa ramai!"kini giliranku untuk berteriak.

Oh iya.. Sehun ke mana ya? Sepanjang perjalan tadi aku juga tak mendengarnya berbicara. Kecuali jika ia ditanya oleh para Hyungnya.

Baru saja aku mau mencari Sehun, para kesebelas namja lainnya sudah mengambur entah ke mana. Sialnya, aku ditinggal sendirian. Di tengah-tengah taman pula.

Hell.. Yang harus kulakukan sekarang menemukan Sehun, lalu mengajaknya mencari Hyung Hyungnya itu.

Bahuku ditepuk dan aku menengok. "Sehun! Kau dari mana sih?"

"Aku mampir ke toilet sebentar, dan kalian sudah meninggalkanku."

Oh, jadi itu alasannya. Tapi tadi aku tak tahu bahwa ia ke toilet!

"Aku tetap di sini kok sedari tadi. Tapi saat mau mencarimu, Hyung-Hyungmu itu sudah menghambur entah ke mana."

"Mereka memang seperti anak kecil."

Kamipun menaiki beberapa wahana. Hanya berdua.

HELL! Wajahku tak bisa berhenti memanas!

Saat kami mengantre atau apa, sesekali Sehun melirik ke suatu arah. Dan saat kutanya, tidak ada apa-apa. Padahal aku berharap Sehun melihat para Hyungnya dan kami bisa bergabung kembali, agar tak secanggung ini..

Tak terasa, kini sudah pukul 5 sore. Dan langit sudah mulai gelap. Tapi aku masih belum mau pulang! Eh, bukannya aku bagaimana loh ya. Aku hanya bosan sendirian di apartku.

"Sehun, ayo naik itu!"tunjukku ke arah Ferris Wheel.

Sehun hanya tersenyum tipis lalu mengangguk.

Kamipun mengantre lalu saat giliran kami untuk naik, kami duduk dalam diam.

Berhubung dalamnya sempit, jadi saat ada guncangan dari angin atau apa, kami jadi menyenggol satu sama lain.

Hell.. Aku tidak tahu mengapa debaran jantungku tak bisa diam dan wajahku yang terus memerah.

Akupun berdiri dari tempat duduk, untuk memecahkan kecanggungan. Aku menunjuk-nunjuk sesuatu yang terlihat kecil dari atas.

"Hei lihat! Itu komidi putar yang kita naiki tadi!"ucapku berusaha seriang mungkin.

Sehun ikut berdiri dan berdiri dibelakangku, tangan kanannya disenderkan ke kaca. Memblokku untuk keluar.

Aku tercekat saat kabin kami diterpa angin dan membuat jarak diantara kami menipis.

Aku bisa merasakan nafasnya di telingaku. Oh sial sial sial! Jantung dan pipiku.. Tenanglah..

Yang membuatku lebih tercekat lagi, tiba-tiba Sehun memelukku dari belakang. Membuatku merasa tenang, hangat, dan.. Nyaman.

Oh Tuhan.. Aku ingin selamanya begini!

"Ehm.. S-Sehun.."aku tergagap.

"Biarkan begini sebentar."ucapnya tepat di telingaku, membuatku merinding.

Akupun diam dan memikirkan apa arti dari semua ini. Apa berarti..

Oh jangan jangan! Jangan memikirkan hal yang tidak tidak!

"Pengumuman Pengumuman.."suara dari bawah membuat kami terkejut. Sehun melepaskan pelukannya.

Dan aku kecewa karena kehilangan kehangatan darinya.

"Saat ini Ferris Wheel sedang ada gangguan, maka belum bisa dijalankan untuk sementara. Kami akan memperbaikinya sesegera mungkin, kami mohon pengertiannya. Dimohon untuk tidak panik, dan tidak banyak bergerak. Terimakasih."

Oh sial sial..

"Ternyata Ferris Wheel ini pengertian juga ya."

"Ha? Apa maksudmu?"tanyaku bingung ke arah Sehun.

"Aku kan memang ingin berduaan denganmu lebih lama."

*DEG* *BLUSH* *NYIT* *KRIIT* *CRAACK* *GUBRAKKK*

Oke, efek suaranya sangat lebay memang. Tapi memang begitulah yang kurasakan. Rasanya dadaku berdebar tak karuan, pipiku sudah seperti keluar dari oven, dan sepertinya aku mau pingsan!

Ia kembali memelukku dari belakang.

Oh Sehun! Hari ini ia telah membuatku gila! Serius deh! Bisa-bisa aku masuk sakit jiwa didiaknosa karena efek-kabin-ferris-wheel-yang-macet.

"Sehun.."

"Hhmm?"hell.. suaranya membuatku meleleh, seperti mentega di atas penggorengan.

"Kenapa kau jadi beg-"

Tanpa kusangka-sangka, Sehun memutar badanku hingga menghadapnya dan mencium bibirku. Entah ada gerangan apa, aku malah membalas ciumannya. Ciuman itu sekitar 1 menit. Dan kami berdua kehabisan nafas. Aku menghirup udara sebanyak mungkin.

"Se- mmm.."ia menciumku kembali. Kali ini ciuman yang panas dan kasar. Bahkan aku didorong sampai ke dinding kabin, kedua tangannya memblokku untukku keluar. Aku mendorongnya menjauh.

"Kau ini kenapa sih?!"aku membentaknya karena melakukan ciuman tak terduga itu. Hell, mulutku tak bisa kucegah lagi.

"Aku-"

"Kau seenaknya saja menciumku begitu?"

"Tapi kau membalasnya tadi."ucapnya dengan smirk yang membuat ia semakin terlihat keren. Hell, aku tertangkap basah begini..

"Tapi kenapa tiba-tiba?"kali ini suaraku melembut.

"Karena aku menyukaimu."

DEG.

Seorang Oh Sehun, Prince Of Ice, menyukaiku?! Tapi kan sebaiknya ia tak langsung menciumku dengan kasar seperti ciuman kedua tadi dong!

"Seharusnya kau tak sekasar tadi! Bagi seorang yeoja! Ciuman pertama itu-"

"Perhatian. Ferris Wheel bisa berfungsi kembali. Selamat menikmati."

Kabin kamipun berjalan, dan tanpa sadar sudah berada di paling bawah dan kami akhirnya turun tanpa suara.

Kesebelas namja lainnya ternyata sudah ada di depan wahana ini.

"Hoii! Kalian bersenang-senang?"ucap Baekhyun yang membuat pipiku memanas.

"Sepertinya aku harus pulang."kataku kepada mereka.

"Ayo kuantar."Sehun menarik lenganku.

Aku menepiskannya. "Tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri."kataku dengan dingin. Lalu aku pergi menjauh.

Hell.. Apa aku telah melakukan kesalahan?

===
AUTHOR POV

"Kenapa Hyoomin jadi dingin begitu?"tanya Xiumin kepada Sehun.

"Itu salahku."Sehun berkata dengan wajah tertunduk.

"Salahmu?"kini Suho yang bertanya.

"Ya.. Aku terlalu cepat.. Aku menciumnya dulu. Bahkan sebelum menyampaikan perasaanku.. Aku memang bodoh.."Sehun, Prince of Ice, ternyata bisa menangis juga.

"Sehun sudahlah.. Jangan menangis. Setiap masalah ada solusi bukan?"tenang Luhan.

Sehun mengangguk. Dan tiba-tiba saja tercetus ide di otaknya.

===
HYOOMIN POV

Sejak saat itu aku dan Sehun jadi tidak saling kontak lagi. Berhubung kami sedang libur, ia tak mengontakku sama sekali.

Dan aku sedih karena itu.

Setidaknya ia mengucapkan maaf atau apa begitu..

Hari ini tanggal 31 Desember. Dan aku benar-benar tak tahu apa yang harus kulakukan untuk menunggu pergantian tahun.

TOK TOKK.

Ini sudah pukul 10 malam. Masih ada saja yang berkepentingan denganku?

Aku membuka pintu dan shock bukan main saat melihat 2 orang berpakaian serba hitam menarikku keluar dari kamar.

HELL! Aku tak bisa bela diri atau apapun! Apa yang harus kulakukan?!

Sebelum aku sempat menjerit, salah satu dari mereka menyumpalkan sapu tangan ke mulutku, dan aku tidak bisa bersuara sama sekali.

Tanganku ditarik dengan paksa.

Tahun ini memang tahun tersial.

Tanpa sadar aku sudah masuk ke mobil penjahat itu dan dibawa entah ke mana. Aku meronta-ronta untuk keluar tapi tenagaku tak cukup kuat untuk melawan mereka.

Teman-teman.. Aku butuh kalian..

===

Kami turun di depan gedung tinggi. Aku dibawa ke lantai paling atas. Apakah penjahat ini akan mendorongku dari lantai teratas.

Aku menutup mataku.

Selamat tinggal teman-teman, selamat tinggal keluargaku, selamat tinggal hidupku, selamat tinggal Oh Sehun..

Dan aku lebih kaget saat melihat kedua penjahat itu sudah tak ada. Dan saat aku melihat ke sekeliling, aku melihat meja untuk dua orang yang sudah dihiasi lilin dan terdapat beberapa hidangan di atasnya.

Di pojok gedung teratas ini, aku melihat sesosok tinggi. Sosok itu menggunakan pakaian serba hitam. Apakah aku sebenarnya sudah mati? Apakah aku akan menemui raja kematian itu?

Dan sosok itu berbalik badan. Dan ternyata aku salah lihat. Ia memakai jas berpita formal. Rambutnya yang berwarna coklat emas disisir ke atas dan membuatnya semakin keren.

Sosok yang tak lain tak bukan adalah-

"Sehun?"mataku nyaris mengeluarkan air mata karena rasa takut yang menerpa, dan rasa lega karena ada Sehun di sisiku.

"Hai."ia tersenyum tipis.

Ia berjalan ke arahku dan beranjak untuk memelukku.

Aku menepisnya dengan kasar. "Kau jahat."desisku tajam.

Sehun yang mendengar itu hanya melotot kaget. "Apa maksudmu?"

"Pertama, kau menciumku dengan kasar. Kedua, kau mengirim dua penjahat itu untuk mengajakku ke sini. Kenapa kau tidak sekalian mengajakku meloncat dari sini?!"

Sehun tak menghiraukanku dan iapun memelukku. "Pertama, maaf menciumu dengan kasar. Waktu itu aku benar-benar lepas kendali dan sangat menginginkanmu. Kedua, aku mengajakmu ke sini dengan paksa karena aku tahu kalau aku telfon atau menjeputmu, kau pasti akan menolakku. Maka aku mengirim Chanyeol Hyung dan Kai untuk menjemputmu. Dan terakhir, aku tak akan mengajakmu mati bersama. Lebih baik aku mati sendiri, dan membiarkanmu bahagia."

Mendengar itu, hatiku meleleh dan tak bisa menahan air mataku untuk keluar.

"Aku mau kau tahu bahwa aku mencintaimu. Hanya saja kau tidak peka. Aku selalu melihatmu saat kau tertawa atau tersenyum. Kau begitu cantik. Aku ingin selalu bersamamu. Kalau perlu sampai kuliah, sampai kerja, sampai kakek-kakek, sampai-"

Aku memotong ceramahnya yang panjang lebar dengan ciuman manis. Ia pun terkejut tetapi akhirnya membalas ciumanku.

"Jadi,"ia mengeluarkan smirk. "Kita official nih?"

"Kau belum bertanya."aku juga mengeluarkan smirk.

"Hyoomin.. Apakah kau mau menjadi pacarku?"

Saat petasan dan kembang api mulai meledak dan berbunyi dengan nyaring, aku menjawab "Ya aku mau."

Dan hatiku seperti kembang api. Bagaikan ingin meledak saking senangnya.

"Happy new year."ucap Sehun lembut sambil memeluk pinggangku.

"Happy new year too, Oh Sehun.."

Dan seperti itulah, kami berciuman lagi entah untuk keberapa kalinya, di bawah kembang api yang meledak-ledak.

===

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro