Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

08. Cold But Not Snow

Elyan menatap pekerjaan yang di lakukan oleh Andy, Noa dan Eve. Mereka bertiga mengerjakan tugas hukuman dari Haron dan Louis secara bersamaan, seperti tidak membedakan antara satu sama lain. "Kenapa melihat mereka membuatku sedikit cemburu."

Elyan di iringi sebagian remaja yang ia profokasi agar tidak mengerjakan tugas hukuman, namun entah mengapa saat melihat kearah Noa, Andy dan Eve membuatnya sedikit iri dan cemburu.

Tetapi karena sejujurnya ia adalah manusia pendiam, dingin dan jarang sekali bicara panjang lebar membuatnya lebih dikenal sebagai orang yang cuek dan sombong, ia akui hal tersebut.

Melihat Noa membuatnya merasa tidak nyaman. Beranjak dari tempat duduknya, berjalan ke arah pintu keluar berniat kabur. "Woii. Mau kemana?"

Elyan menoleh singkat, "Mau kabur lah. Kalian kerjakan sendiri saja."

Jengkel dengan sifat Elyan, Noa ingin sekali melemparkan sapu lantai yang ia pegang kearah wajah Elyan. "Bukannya membantu, malah jadi beban!"

Ucapan Noa membuat Elyan tersentak. Dengan cepat ia menatap Noa, sang empu yang ditatap pun hanya menunjukkan sikap menantangnya dengan berpose kacak pinggang andalannya.

Menjulurkan lidahnya mengejek Elyan. "Sudah cuek, jarang bicara, pendiam, tampan nya saja yang pede on point huh!"

"Bocah sialan!"

"Wleee~"

Eve dan Andy tertawa dengan tingkah Noa. Sedangkan Elyan sendiri hanya bisa berdecak kesal, mencoba menahan amarahnya, karena tidak mau mencari masalah akhirnya Elyan memilih untuk meninggalkan ruangan tersebut.

Di jalan, Elyan selalu memikirkan ucapan dari Noa tadi. Sampai-sampai Xavier memanggilnya pun tidak ia pedulikan, "Astaga itu bocah kenapa lagi sih?!"

"Heran aku, heran!" Kesal Xavier berlari menyusul Elyan yang ada di depan.

Elyan terus berjalan yang tanpa ia sadari lagi, didepannya hanya perlu beberapa langkah ada jalan membelok yang jika Elyan tidak melihat dia akan menabrak tembok.

"Elyan, awas!"

Bruk!

Benturan mengenai punggung Xavier. Ia merintih pelan, Elyan terkejut dan sadar dari acara melamunnya. "Xavier? A-apa yang tengah terjadi?"

"Kau hampir jalan lurus terus bodoh." Ucap Xavier seraya mengelus punggungnya yang nyeri.

Elyan membantu Xavier berdiri. Ia mengecek tubuh temannya, ada yang luka atau tidak. Xavier menghela nafas lega, tidak sia sia ia tadi berlari dan terus berteriak memanggil Elyan walaupun ujung-ujungnya dia juga yang kena sial nya.

Selesai memeriksa Xavier, Elyan dengan wajah datarnya sedikit tersenyum walaupun hanya seperkian detik. "I'm sorry Xavier, aku tadi sedang tidak fokus."

"Lain kali jangan begitu. Lagian kamu ngapain ngelamun pas jalan ha?"

"Bukan apa-apa," Balas Elyan singkat.

Xavier berdecak. "Sudah kembali ke setelah pabrik nya nih."

Elyan menghembuskan nafas untuk mengatur detak jantung. Ia kembali seperti sediakan, tapi pikirannya masih terbayang-bayang ucapan Noa yang membuatnya sedikit bimbang.

Xavier menatap Elyan yang masih diam, "Hey, sudahlah. Kamu sebenarnya mikirin apa sih?"

"Entahlah, hanya aku yang tahu."

"Ah! Terserah lah."

Xavier berjalan di depan. Elyan pun mengikuti dari belakang, keduanya diam tanpa mau berbicara satu kata pun. Menatap punggung Xavier, membuat Elyan berpikir yang macam-macam tentang hubungan pertemanannya dengan Xavier.

"Xavier, aku boleh tanya?" Tanya Elyan membuka obrolan.

Xavier yang awalnya juga diam pun melirik kebelakang. "Kau mau bertanya apa?"

"Kau tidak kesal kah berteman denganku?"

Xavier seketika berhenti berjalan membuat Elyan menabrak punggung mungilnya itu. "Heh, kau dapat pikiran begitu dari mana?"

Mengedikkan bahu tidak tahu, Elyan menggeleng pelan. Xavier menatap datar sedatar datarnya pada Elyan yang juga menatapnya dengan tatap datar, lebih tepatnya tatapan polos.

"Pasti ada sesuatu yang terjadi, iya kan?"

Menggeleng pelan, Elyan menolah pertanyaan itu. "Jangan menuduh, jawab saja."

Xavier menatap dalam mata Elyan, mencoba mencari titik kebohongan dari teman nya itu. Tapi sepertinya tidak ada kebohongan apapun dari Elyan, hanya ada tatapan polos meminta jawaban.

"Kau tetaplah kau, Elyan. Orang yang aku kenal sebagai manusia cuek, bodoamatan, introvert, pendiam, pemain ice skating terbaik, dan sahabat terbaikku."

Elyan terdiam dengan jawaban yang diberikan oleh Xavier kepadanya. Senyum kecil mengembang pada sudut bibirnya, "Thankyou Xavier, aku menyayangimu."

"Hmm."

Elyan duduk di pinggiran kasur tidurnya. Mengambil sebuah buku diary dari balik kasur, menatap buku berwarna biru muda itu sebentar kemudian membukanya dengan perlahan. Didalamnya terdapat beberapa catatan dengan tanggal, dan juga foto dirinya dengan seseorang di sana.

"Foto ini foto lama, apakah aku harus membuat yang baru?" Gumam Elyan, tangannya mengusap foto itu dengan pelan.

Senyum kecil mengembang. "Sepertinya aku akan membuat yang baru, bersama Xavier."

Seseorang itu bukan Xavier melainkan orang lain. Seseorang yang memiliki tatapan seperti mata elang, wajahnya juga tampan dan sedikit berisi. Foto usang tersebut benar-benar membuat air mata Elyan turun dengan sendirinya.

"Aku merindukanmu, Friend."

Xavier melihat dari belakang dekat pintu. Ia baru pertama kali ini melihat seorang teman yang ia kenal cuek, pendiam dan anti menangis ternyata diam-diam menangis merindukan seseorang. "Sepertinya ia kehilangan sahabatnya, dulu."

"Dan sekarang menganggapku sebagai sahabat." Senyum getir terlihat. Suara Xavier mulai bergetar menahan sesuatu yang seharusnya tidak pernah ia lakukan.

Membalikkan tubuhnya, Xavier mengatur nafas. "Pantas saja dia tiba-tiba bertanya soal yang tadi, ternyata oh ternyata seperti itu."

Karena tidak mau menganggu, akhirnya Xavier meninggalkan kamar tersebut. Elyan menundukkan kepalanya, ia belum sadar jika ada Xavier yang melihat semuanya.

Elyan yang dingin, cuek itu belum tentu beneran seperti itu. Itulah kesalahan terbesar yang Xavier lakukan selama ini, dan Elyan yang menyembunyikan semuanya sendirian tanpa mau melihat kearah Xavier.

❝I'd rather keep quiet than know everything.❞
XAVIER -- 5024


Cerita di chapture ini sedikit sedih yaa
Semoga kalian suka

HAPPY READING!!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro