
♕-3
🌸-Death Soon
...
"Murung terus lo, senyum dikit zheyeng." Kata Keumdong sambil menaikan bibir Dongpyo seolah-olah Dongpyo senyum.
"Anjir, lo pegang-pegang bibir lagi gua cipok ye."
"Oh berani? Yaudah hayuk!" Tantang Keumdong.
"Idih, nanjis. Pikiran lo homo sat." Dongpyo menendang-nendang bokong Keumdong.
"Lo juga homo, sat."
"Lo juga." Balas Dongpyo.
"Heh udahlah. Gua ketemu sama lo tuh buat bahas si Minhee. Dia tuh kema..." Dongpyo segera membukam mulut Keumdong dengan cara meletakan jari tunjuknya di depan mulut Dongpyo.
"Jangan ngomongin Minhee."
"Nggak, gua cuman mau bilang..."
"Diem asu!" Bentak Dongpyo dengan keras, tapi Keumdong tidak mendengarkannya.
"Minhee mau jadi korban pembunuhan. Lo harus bantu dia."
"Hah!?" Sumpah demi apapun, bagaimana bisa Minhee menjadi calon korban pembunuhan? Sama siapa? Kenapa? Dan kenapa harus Minhee?
"Dan lo harus bantu dia." Kata Keumdong.
"Emang kenapa gua harus bantu dia? Sahabat gua juga bukan." Dongpyo berpura-pura seakan-akan dia tidak peduli dengan Minhee.
"Gua tau lo masih peduli sama Minhee. Kalau emang lo sahabatnya, silahkan bantu dia. Ini clue buat lo, gua pamit dulu." Keumdong meletakan secarik kertas di meja kemudian langsung Keumdong meninggalkan Dongpyo disana.
Dongpyo menatap kertas itu, apa yang harus dia lakukan sekarang?
Membantu mantan sahabatnya itu? Atau malah membiarkannya?
Tanpa berfikir lama, Dongpyo segera mengambil kertas itu, mengantunginya dan segera pergi darisana.
...
Dongpyo membaca kertas itu,
Tidak begitu jelas, Dongpyo tidak mengerti artinya.
|145KsT3 - hatihati kang Minhee|
Dengan cepat Dongpyo segera menghubungin nomor milik Keumdong
"Keum? Lo dapet darimana kertas ini?" Tanya Dongpyo.
"Dari rumah Minhee, tadi pas gua main ke rumahnya gua liat ada surat di kotak posnya. Jadi gua ambil, eh taunya begituan." Balas Keumdong dari sana.
"Minhee tau?"
"Minhee nggak tahu. Gua juga binggung mau kasih atau nggak."
"Gua takutnya kalau Minhee tau, dia malah jadi sedih dan pasti dia ngurung diri. Ya siapa sih yang nggak takut kalau mau di bunuh?"
"Ya, jadi lebih baik kita nggak usah kasih tau."
"Meskipun nggak kasih tahu, kita harus menghentikan yang tulis ini lah, jangan diem aja."
"Ya sekarang kita nggak tau orangnya siapa, jangan asal nuduh gitu pyo. Mending buat sekarang, lo baik-baikin Minhee supaya dia seneng-seneng aja. Jangan sampe dia tahu tentang surat ini."
"Hmmm... Dan gua pengen dia bahagia sebelum ajalnya. Gua aja lagi pengen deket-deket terus sama dia, lo juga. Mending sahabatan lagi sama dia." Lanjut Keumdong.
Dongpyo berfikir sejenak, apa yang dikatakan Keumdong ada benarnya juga "Yaudah, besok gua baikan sama Minhee."
"Ya, yaudah ya gua tinggal dulu. Mau motoran." Pamit Keumdong.
"Ck, motoran terus lo. Tobat nak." Kata Dongpyo.
"Yeh sadar dong lo juga sering ye."
"Yude yudeh, bye. Gua mau tidur njir."
"Iye iye."
Telefonnya sudah dimatikan, Dongpyo sudah ada di posisi senyaman mungkin untuk tidur.
Tapi kenapa susah tidur?
Dongpyo hanya berguling-guling mengganti-ganti posisi badannya ke kanan dan kekiri.
Pikiran dan hatinya tidak mau tenang.
Dia masih memikirkan itu.
Ada apa sebenarnya dengan Minhee?
Siapa orang itu?
Dan kenapa dia melakukannya?
...
"Kemarin asik banget ye kan, malem motoran lagi ga?" Ajak Minhee kepada Keumdong.
"Iye ntar malem gua temenin." Balas Keumdong.
Obrolan mereka terhenti ketika melihat Dongpyo yang datang menghampiri mereka yang sedang bercakap ria di kantin.
"Assalamualaikum yorobun." Dongpyo segera duduk di samping Minhee.
"Anjir, lo ngapain disini sat? Katanya marah ama gua." Ucap Minhee ketika melihat Dongpyo.
"Weh, tenang dulu sob. Gua nih ada maksud pengen balikan sahabatan sama lo. Nih anggep aja sebagai minta maaf gua." Dongpyo memberikan semanguk ramen kepada Minhee.
"Asu, gua udah kenang."
"Makan aja, tadi lo cuman makan satu ramen kan? Seorang Kang Minhee nggak mungkin kenyang kalau makan satu doang. Makan lagi nih." Dongpyo menyodorkan ramen itu di depan Minhee.
"Udah makan aja kali, gausah muna deh. Lo kalau laper makan aja langsung." Sahut Keumdong.
Senyuman seketika terlukis di wajah kang Minhee "Yaudah, kita maafan. Gua makan ya ramennya?"
"Makan aja."
"Oh iya, pyo. Minhee ajakin motoran malem ini, lo mau nggak?" Ajak Keumdong.
"Motoran? Boleh boleh." Dongpyo langsung exited mendengar ajakan Keumdong.
"Eh nggak nggak, sorry ya Keum, kita nggak jadi motoran dulu." Kata Minhee.
"Lah kenapa?" Keumdong terkejut mendengar kata-kata itu, secara daritadi Minhee yang mengajak Keumdong.
"Dongpyo malem ini mau kerja kelompok sama gua, ada tugas dari pak Suho sama Bu Irene." Balas Minhee.
"Hah? Tugas apaan? Emang kita ad-" Belum sempat Dongpyo menyelesaikan kalimatnya, Minhee menginjak kaki Dongpyo secara sengaja.
Minhee mendekatkan wajahnya ke telinga mungil Dongpyo "Karena kita udah baikan, nanti kita have fun di rumah gua, gua udah nggak tahan njir."
Dongpyo meneguk salivanya dengan kasar, kemudian menengok ke arah Keumdong, Keumdong juga mengerti apa maksud Minhee pasti Minhee menginginkan tubub Dongpyo lagi.
Tapi demi kebahagiaan Minhee, Keumdong terpaksa mengiyakan. Menyuruh Dongpyo untuk menyetujui ajakan Minhee.
"Hmm... Okay, sorry ya Keumdong nanti gua tugas kelompok dulu." Kata Dongpyo dengan gugup.
Minhee tersenyum dengan puas, Keumdong rasanya bersalah tapi demi Minhee ya sudahlah.
...
🌸-See you on next episode
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro