🌸-Pyo's Diary

...

"Dongpyo! Nongkrong ga? Tenang gaada Minhee kok." Keumdong menelefon Dongpyo malam itu.

"Nggak deh. Besok aja, gua lagi kecapean." Balas Dongpyo dan segera menutup telefon itu.

Dongpyo tuh gasuka kalau di telefon pas dia lagi sibuk di meja belajarnya.

Tenang bukan belajar kok, dia lagi nulis.

Buku harian...

Hmm, aneh nggak si kalau cowo nulis buku harian? Well, menurut Dongpyo mah wajar aja sih karena dia merasa lebih lega.

Seoul, 14 March

          Hai! I guess should we just start? Today! 14 March hari dimana persahabatan gua sama Minhee dimulai semenjak 3 tahun yang lalu.

           Setiap tahun, gua inget dia selalu dateng malem-malem buat ngasih kue sama hadian buat gua dan biasanya isinya tentang sesuatu yang berhubungan sama persahabatan kita.

           Tapi semuanya nggak untuk 14 Maret yang kali ini.

           Gua berharap daritadi ada yang ngetuk pintu rumah. Kasih ucapan buat gua, makasih buat persahabatannya. Tapi nyatanya susah kalau udah sekalinya persahabatan rusak.

           Cuman buku harian ini yang tau seberapa sakitnya sebenernya gua selama ini buat seorang Kang Minhee. Dan cuman bantal gua yang tau seberapa seringnya gua nangis karena Minhee, tapi semuanya gua simpen dalem-dalem. Minhee gaboleh tau.

           Daridulu, gua emang udah merasa gua dimanfaatin. Tapi untungnya gua selalu menjaga persahabatan itu meskipun sebenernya susah.

           Sampai kemarin lusa, puncak dimana dia bener-bener mutusin persahabatan kita. Tepat di depan mata gua, kang Minhee bilang kalau gua cuman dijadiin alat pemuas dia.

           Padahal gua berharap, dengan gua memberikan tubuh gua kepada Minhee, Minhee bisa jatuh cinta sama gua suatu saat nanti. Tapi percuma, dia cuman bisa nyakitin gua.

           Friend with benefit itu nggak enak, susah untuk terima kenyataan bahwa kita hanya teman dan dibatasi untuk hubungan selanjutnya seperti cerita gua dengan Minhee.

           Gua pengen teriak sekenceng-kencengnya, bilang betapa sayangnya gua sama kang Minhee. Tapi semuanya percuma, dia nggak akan suka sama gua karena kita udah janji tidak ada hubungan lebih. Bukan begitu?

           Surga dan bumi nggak tau seberapa gua cintanya sama Kang Minhee, cuman gua yang bisa mendem ini sendiri.

           Kalau emang bukan Minhee, gua berharap ada seorang yang bisa nyembuhin luka-luka gua, meskipun gua tetap akan terus menyimpan ruang di hati gua buat kang Minhee.

...

"Dongpyo? Lesu amat." Kata Seungyeon, kakak kelas yang dekat sama Dongpyo, inget deket doang.

"Lagi berantem gua sama Minhee." Jawab Dongpyo.

"Napa lagi? Ada masalah?" Timbal Yuri.

"Iya."

"Haduh, udahdeh jangan dipikirin. Nggak penting tau nggak? Kan lo masih bisa temenan sama kita-kita." Baekjin berusaha menghibur suasana hari Dongpyo yang sedang tidak baik.

"Tapi kan kalian kakak kelas gua, rasanya beda aja gitu." Ujar Dongpyo.

"Iya, tapi kan umur nggak pernah masalah. Udah deh ya, gua mau ke kelas dulu soalnya hari ini ada ujian bu Irene." Pamit Seungyeon.

"Oh yaudah. Dah kak Yuri, Kak Seungyeon, Kak Baekjin." Ucap Dongpyo.

Jadi gini, Dongpyo tuh deket sama kakak-kakak kelasnya dibanding sama angkatannya sendiri.

Kenapa? Karena Dongpyo tuh dihormati banget sama kakak kelasnya, Dongpyo itu center sama pernah jadi face of the school.

Dan jadi face of the school buat SMA Produce itu udah hebat banget.

Ditambah lagi Dongpyo yang pintar dan baik hati buat siapa aja. Imut pula bikin hati kakak kelasnya uwu.

"Bang, ramennya satu porsi." Kata Dongpyo.

"Sabar deh, lo temennya si Minhee bukan? Tadi dia pesen 2 ramen tapi belom dibayar, sini bayarin dulu baru gua kasih pesenan lo." Perintah penjual ramen itu.

"Eh enak aja, meskipun gua temennya kan yang makan bukan gua, minta ke Minhee lah."

"Lo kan sering kesini sama Minhee, udah lo bayar sekarang yang punya Minhee sama yang punya lo. Nanti lo minta gantinya ke Minhee."

"Heh! Ngotot amat si astagfiraullah. Duit gua juga nggak cukup kalau bayarin punya dia."

"Yaudah lo gausah beli buat lo dulu, ganti punya Minhee dulu. Nanti lo pinjem siapa lagi ke uangnya."

"Hih, ribet amat. Yaudah, gua gajadi pesen nih gua bayarin punya Minhee dulu." Dongpyo memberikan seluruh uang jajannya untuk membayar ramen Minhee padahal jelas-jelas dia harus naik transportasi umum untuk pulang nanti.

"Nah gitu dong! Udeh kan? Sono minggir pelanggang gua banyak." Usit pendagang itu.

Dongpyo meninggalkan kantin. Dia memilih untuk kembali ke kelas saja.

...

Dongpyo celingak-celinguk nggak jelas di luar sekolah, udah setengah jam yang lalu jam sekolah bubar, tapi Dongpyo masih binggung mau naik apa.

Uangnya buat transportasi umum nggak ada, rencananya dia pengen nebeng Keumdong tapi Keumdongnya lagi pergi sama Sihoon.

Susah emang.

"Dongpyo? Belom pulang lo?" Tanya Lee Jinhyuk, ketua Osis SMA Produce, kebanggannya anak SMA Produce nih :)

"Belom kak, gua lagi binggung mau naik apaan."

"Oh, gua bawa mobil tuh sama Minkyu. Lo mau nebeng sama gua aja?" Tawar Jinhyuk.

Dongpyo tahu Jinhyuk dan Minkyu itu sangat baik. Jinhyuk sama Minkyu tuh pasangan paling baik since Jinhyuk itu ketos plus kebanggan SMA Produce dan Minkyu emang pada dasarnya orangnya emang baik.

Jinhyuk bener-bener berubah setelah pacaran sama Minkyu dibanding pacaran sama Seungwoo. Itulah pemikiran Dongpyo.

"Eh, jangan benggong. Mau pulang nggak?"

"Iya mau kak. Nggak ngerepotin kan?"

"Nggak. Udah sono masuk, ada Minkyu di mobil." Perintah Jinhyuk.

Dongpyo tersenyum, "makasi kak."

Jinhyuk sebenarnya tidak suka melihat Dongpyo. Setiap melihat Dongpyo dia teringat oleh orang itu lagi, tapi Dongpyo terlalu manis dan baik untuk tidak disukai.

Jinhyuk juga merasa ini bukan salah Dongpyo, dia aja yang terlalu sakit hati sama orang itu.

Karena setiap melihat Dongpyo, wajah Han Seungwoo selalu terlintas di pikirannya.

...

🌸-See You On Next Episode