Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

38. A Friends

Alexa dan Alfian memang sengaja sekolah setengah hari. Sebenarnya, Alexa tidak diperbolehkan Andriana sekolah sementara waktu, namun gadis itu memaksa hanya ingin membereskan permasalahannya saja.

Tidak dengan Alfian, lelaki itu memang mengikuti adiknya untuk bersekolah setengah hari. Kebetulan ada temannya gitu.

Sepulang sekolah, mengisi kegiatan pagi, Alfian dan Alexa bermain UNO dan diikuti Andrea, Arlan dan Andriana.

Mereka sekeluarga menyusun UNO Stacko. Permainan yang menguji ketelian, kosententrasi, dan kesabaran, diperuntuntukan untuk yang kalah atau terlebih dahulu menghancurkan bangunan akan dikenai hukuman, berupa coretan mengenakan bedak tepuk.

Alfian dan Arlan sedaritadi berusaha semaksimal mungkin, agar tidak mengacaukan bangunan.

Mereka berdua memang menghindari coretan bedak tepung tersebut. Jika bagi Andriana dan Alexa biasa saja, mala perempuan itu akan meratakan ke seluruh wajah, anggap saja sebagai skincare acak-acakan. Jika bagi para lelaki semaksimal mungkin menghindari make up perempuan begitu juga berlaku bagi Alfian dan Arlan saat ini.

"Yaahkan. Hampir miring." gelak Alexa berujar mendapat sorotan dari ketiga lelaki itu.

Andrea malah mengedipkan mata menggoda Alfian dan Arlan mengingatkan lebih berhati-hati. Bedak tepung akan menanti salah satu dari mereka.

Begitu juga Alfian dan Arlan saling menaikan alis. Karena saat digiliran Arlan, bagaian atasnya sedikit keluar mengakibatkan beberapa bagaian atas lainnya juga sedikit berantakan.

Kini giliran Andrea, rupanya Andrea mengenakan trik dengan sedikit berfikir.

Alexa mengambil bagaian bawah lebih berhati-hati agar bagaian atas tidak bergeser lagi.

Begitu juga kini giliran Andriana, mengambil bagaian sedikit bawah namun tak mengubris bangunan yang hampir pecah itu.

Lagi-lagi berputar mengarah ke Arlan, lawan mainnya sudah tanpak waspada.

Lelaki itu mengambil bagaian tengah cenderung ke lawan arah.

Berhasil.

Kini giliran Alfian. Lelaki itu tanpaknya sulit berfikir, tak lama dia mengambil bagaian tengah, karena sedaritadi mereka-mereka mengambil bawah pun berhasil, namun expestasi diluar kendali.

Pyaar.

Bangunan pecah seketika.

Lagi lagi Alfian mendapat taburan bedak tepung. Sesuai dengan peraturan, tidak boleh menghilangkan secara sengaja sampai permainan selesai. Lelaki itu meratapi wajahnya.

Alexa memberikan paling banyak bedak meskipun hanya dua coretan, tak lupa gadis itu men-snap kakaknya iti di akun instagramnya.

Terkadang ada moment yang harus kita abadikan.

***

15.30

Fio membelokan mobilnya ke rumah Alexa. Gadis yang saat ini bersamanya ini terus bertanya meminta penjelasan. apalagi sedaritadi gadis itu menyuruhnya berdandan.

"Bukannya rumah lo di dpan? kok brhnti di sini." Lagi-lagi Syafa bertanya.

Karena setau Syafa rumah Fio berada di jalur kanan, dan sekarang Fio malah menghentikan di perumahan tepat depan rumahnya. Mengapa tidak dirumahnya saja?

Syafa mengenakan kaos we are bear dengan rompi jaket jans begitu dengan bawahan stelan jans panjang.

Sepulang sekolah Fio memang bermain di rumah Syafa terlebih dahulu, gadis itu mengacak lemari Syafa lalu memilihkan setelan bagi Syafa.

"Kan kita BBQparty. Lo lupa?" Fio bertanya balik. "Ini dirumahnya Lea, eh, Alexa. Aahh sama aja lah."

Karena ada Fio, Andriana berada di balik televisi menyuruh kedua gadis itu memasuki lantai atas menuju kamar Alexa.

Disana Alfian siap-siap melemparkan guling kepada Alexa, gadis itu dengan cepat menerimanya lalu melemparkan kembali.

Tak lama ketukan itu membuat keduanya menoleh. Nyatanya Arlan hanya mengantarkan teman adiknya, Alexa.

Namun kondisi kamar Alexa membuat lelaki itu tak bisa menahan kesabarannya hanya karena berantakan."Alfian-Alexa! Itu kamar atau kapal pecah! Beresin!"

Arlan memang menyukai kebersihan, sekecil kotoran, lelaki itu tak akan membiarkan. Begitu juga berlaku dengan kamar adik-adiknya. Arlan selalu memantau kamar Alfian dan Alexa yang berada di dekat kamarnya.

Beda dengan Alfian, lelaki itu selalu mengacak barang-barang kamar Alexa. Lagi-lagi membuat Alexa kena marahan oleh Arlan.

"Etika sopan itu mengetuk pintu terlebih dahulu." Dengan cuek, Alfian membalas.

"Buruan masuk!" teriak Fio tak sabaran, mengabaikan pertengkaran ketiga bersaudara itu.

Pada akhirnya, Alfian terlebih dahulu membiarkan Syafa masuk. Syafa begitu sopan. Masih tak terbiasa dengan lingkungan keluarga mereka. Sebelum ada tutur kata dari pemilik rumah. Syafa hanya berdiam diri.

"Gue nyusul Bang Arlan di bawah lah! Daripada disini dikarain gue jadi sister complex ke lo pada. Otomatis, kegantengan gue jadi berkurang," ujar Alfian risih memilih untuk meninggalkan trio wekwek terlebih dahulu.

Aroma kue buatan Andriana menyengat hidung Alexa begitu harum dapur. Hobby Andriana dari dulu, suka membuat kue tapi tidak dijual. Beraneka variasi baru, pasti Andriana terlebih dahulu mengetahui resepnya.

Setelah mengambil roti buatan Andriana, ia kembali ke atas menemui dua tamu tak diundang itu.

"Ngapain si lo pada maen di rumah gue? Tamu gak di undang!"

"Tuh, si Syafa. Gue kan biasa maen di rumah lo, Le," ketus Fio seolah berujar menyalahkan Syafa.

Syafa sejenak terdiam.

"Kan gue...--

"Iya lo kan diundang." potong Alexa melambaikan tangan ke arah Syafa. Gadis itu masih berdiri di ambang pintu. "Sini."

Syafa masih polos, membuat Fio gemas untuk menjitaknya. "Hstttt! Dasar idiot lo, Staf!" kekeh Fio begitu juga dikuti Alexa.

"Idiot friends."

"Nah, sekarang kita bertiga jadi julukan 'idiot friends' gak boleh tambahan lagi."

Alexa sedari berbicara panjang lebar, tanpa persetujuan Fio dan Syafa menjadi 'idiot friends' yang berartikan teman idiot. Mereka bertiga sungguh idiot. Cocok.

"Ralat. Human idiot." usul Alexa lagi kini disetujui oleh Fio.

"Yess! Idiot friends!" Alexa mengklaim.

Mereka semua tertawa usai mendapatkan persetujuan. Terutama Syafa paling idiot terpolos di antara mereka bertiga.

"Arkghhh!"

Alexa menaiki ke atas bed cover, menggelitik Fio. Begitu pula Fio membalas sekaligus menghindari ulah Alexa.

Syafa melempar bantal ke arah Fio maupun Alexa selagi meneriaki mengakhiri perdebatan.

Namanya bukan Alexa jika ia mengakhiri terlebih dahulu begitu saja. Kini, tanduknya keluar. Dengan enaknya, Alexa mengacak apapun di atas bed cover, melempari apapun ke sembarang arah.

Alexa, Fio dan Syafa menyebut mereka dengan squad 'Idiot Friends' menjadi 'Human Idiot'. Perkumpulan orang idiot menjadi sebuah perkumpulan. But, bukan komunitas maupun member baru.

Tok... Tok...

Lagi lagi suara ketukan mengalihkan arah. Disana ada Arlan yang mengetuk pintu.

"Gak kebawah?" Arlan berdiri di ambang pintu mengenakan celmek. "Teman kalian udah datang."

Beruntungnya kali ini, lelaki itu tak mengubris tentang kamarnya yang semakin berantakan.

"Siapa aja, Bang?" Alexa memberanikan diri. "Para lelaki tentunya."

Alexa menebak namun dibenarkan oleh Arlan. Sudah pasti mereka-mereka.

"Siapa tuh, Xaa?" alih-alih Syafa bertanya polos setelah kepergian Arlan.

"Abang gue. Abang Alfian juga."

Balasnya lagi-lagi membuat Syafa terkejut. Berapa banyak yang Alexa sembunyikan selama ini?

"Gila lo, ternyata fake nerd, anjer." ujar Syafa spontan. Gadis itu sedikit kesal.

Namun jawaban dari Alexa membuatnya sedikit lega. "Lo juga real friends gue, syaf." ujar Alexa tulus.

Syafa mencari kebohongan dari sorot matanya namun tak ada sekecil pun kebohongan yang terlintas. "Elo boongin kita?"

"Lo aja, kalik! Gue engga!" elak Fio sedikit bergurau. Karena diantara mereka memang Syafa-lah yang belum tau apa-apa mengenai hal tersebut.

Kini saatnya mereka memberitaukan dibalik fakta.

"Gue tuh Chrisyale Alexa. Alexa tuh nama samaran gue selama menjadi Nerd. Gaada tujuan lain, gue emang murid pindahan. Gue cuma mau menjadi diri sendiri, bukan orang lain. Tanpa kata fake. Orang yang bener-bener peduli bukan karena 'ada apanya'." Alexa berusaha menjelaskan. "Lo berhak marah, karena merasa dibohongin. Tapi satu kalimat yang gue gak bohong 'Lo itu real friends gue, Syaf."

"Gue engak?" Fio berbasa-basi mencairkan suasana.

"Dari sebelum kita lahir di dunia malah."

"Aaah lo bisa aja."

Mereka bertiga saling berpelukan alaala teletabis. "Thank you for taking so much time for me, friends." bisik Alexa.

"Gue lebih cantik kan?" Alexa bertanya lagi.

Nyatanya, Alexa yang tidak mengenakan kacamata ala nerdy girls itu merupakan penampilannya aslisnya dan jauh lebih berseri.

Alexa nerd, dan Alexa real memang jauh berbeda. Terkadang orang terdekat tak bisa membedahkan keduanya.

Mungkin bagi yang mengetahui lebih dekat gerak-gerik seorang Alexa, atau Chrisyale Alexa, dengan mudah menebak. Seperti Daffa dan Stevano saat itu.

"Tapi lo mau masih berteman sama gue kan?" Entah Syafa malah merintikan air mata? "Gue gak punya apa-apa dibanding kalian berdua."

Syafa hanya merasa tidak percaya diri, merasa berbeda dengan berbeda kelas high class ala Fio dan Alexa.

"Kita punya persahabatan yang tulus."

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro