Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

37. Penyesalan Akhir

Memang tujuan awal lelaki itu mengingatkan kebenaran dari beberapa taun yang lalu dan juga memberitau Tiffany siapa gadis berkepang nerd yang ia bully tidak wajar itu.

Bodohnya lagi-lagi.

Disaat kesempatan kedua datang, seharusnya Tiffany harus jauh bisa menjaga agar kesalahan dimasa lalu tak terjadi lagi namun kesempatan datang telah disalahgunakan.

Tiffany juga seharusnya bersyukur karena mereka memberikannya kesempatan kedua. Surat yang diterima Ifa saat itu ialah sebagai petujuk.

Nyokap Tiffany bekerja di humas sekolah pun mendapat putus hubungan kerja dari atasannya. Andrea.

Ini ialah alasan mengapa si pemilik yayasan tak lain Andrea berkata bahwa gadis itu ialah orangtua Alexa --korban yang Tiffany sekap semalam.

Kesimpulannya, Alexa adalah anak dari pemilik yayasan dan juga adik dari Alfian yang mengaku sebagai nerd.

"Iya, gue salah gue mnta maaf." ujar Tiffany berlahan berulang kali meminta maaf. "Gue bener-bener minta maaf."

"Gak guna!" tangkas Alfian sinis.

So. Hari ini adalah hari terakhir Tiffany menginjak kaki di Lenald High.

***

Sebelum orangtua mereka berdatangan satu per satu, Bu Eva, selaku guru bimbingan konseling memangil keempat siswi yang bersangkutan itu dalam kurun satu waktu bersamaan.

Good ideal.

Tiffany merupakan udang dibalik rencananya sendiri. Rencana yang ia susun dengan matang. Karena Raxel dan Ezza tidak mendukungnya, gadis itu mencari cara lain tanpa sepengetahuan kedua temannya.

Rita. Rita memang membenci gadis berkepang itu. Dengan mudahnya, Rita menjadi sekutu Tiffany.

Sebaik apapun dimata orang yang membenci takkan mengubah kejelekan dimata mereka.

Rossa, memang bukan geng-nya.
Tetapi Tiffany mengandalkan gadis itu dengan tawaran akan membiayai uang SPP. Kebetulan Rossa belum membayar SPP selama empat bulan, karena krisis ekonomi.

Jika insiden pemberian kacang waktu itu. Itu juga bagaian awal dari permainan mereka.

Karena Tiffany tau Alexa alergi kacang. Gadis itu selalu menolak pemberian apapun yang berbau kacang-kacangan.

Dan Rita adalah subjek dibalik seseorang yang berbalik membelakangi kamera. Tiffany sengaja menyuruh Rita agar mengamati Ratna.

Tak jauh lagi, Ratna adalah siswi kelas sepuluh yang memberikan bekal makan tersebut kepada Syafa agar diberikan kepada Alexa sebagai alih-alih.

Tiffany tidak menyuruh anak random. Gadis itu sengaja menyuruh Ratna, karena adikkelasnya itu tak lain ialah adik dari Galih.

Galih yang semena-mena karena berulang kali membully Tiffany sewaktu awal-awalan memasuki Lenald High. Dan lagi-lagi, Daffa lah yang menengahinya.

Mereka berempat mendapat hukuman lebih pantas dari apa yang mereka perbuat.

Tiffany dikeluarkan dari sekolah tanpa belas kasihan begitujuga pekerjaan Rifa-- Nyokap-nya berkedudukan sebagai humas sekolah dihentikan.

Sama dengan orangtua Ratna yang berkedudukan menjadi humas juga dihentikan. Ratna hanya mendapat skorsing meskipun perkejaan orangtuanya menjadi keputusan.

Jika Rita. Sekali lagi membuat kesalahan sekecil apapun itu, auto Drop Out. Begitu pula juga Rossa akan menjalani masa skroshing.

Kini dari sana rupanya Rita akan memasuki ruang bimbingan konseling juga dikarenakan orangtuanya sudah datang.

Alfian dan Alexa memangil gadis itu dati balik arah. Kebetulan mereka bertiga juga bertujuan ke tempat yang sama. -Ruangan Bimbingan Konseling.

"Choose. Cuma ada dua pilihan." Alfian menatap intens adik kelasnya itu tatapan tak kalah tajam. "Segera keluar atau stay in the here, not acting up. No drama. Because, sekecil kesalahan apa yang lo perbuat lagi, silahkan angkat kaki."

Gadis itu masih menerjam berulang kali lalu mengangguk.

Dari awal Rita menyukai Alfian tak pernah mendapat respon apapun meskipun sedikit. Lelaki itu memang tak pernah merespon cewek yang mendekatinya, adanya mala mengusir mereka jauh-jauh jika berlibat urusan dengannya.

Dan Rita akan sadar hal itu. Kini pembicaraan pertama Alfian berbicara kepadanya. Bukannya senang mala menusuk. Bagaikan ditusuk beribu duri.

"Gue ga bisa nerima cewek modelan kayak lo! cuma ngandelin rupa doang."

Alih Alfian berkata lagi, "Mau lo suka ke gue atau enga itu urusan lo." narkas Alfian sinis. "Dan urusan gue mau dekat siapa pun, bukan urusan lo."

Satu fakta lagi, Alfian menujukan siapa gadis yang Rita benci bahwa itu ialah adiknya.

Alexa hanya sumrigah sinis lalu beranjak pergi terlebih dahulu, diikuti Alfian.

Keduanya tak terlalu memperhatikan perubahan raut wajah Rita. Entah. Rita sendiri pun tak bisa mengexpresikan.

***

"Ntar malam, gue tunggu datang." Gadis berkepang itu menepuk bahu Syafa.

Sedaritadi gadis itu masih terdiam.

Syafa juga mendapat kabar baik, jika temannya itu baik-baik saja seusai perilaku Tiffany itu, namun dari sini mengapa Alexa yang nerd, berkepang dan berkacama kini sunguh berbeda?

Seolah tau apa yang dipikirkan oleh Syafa. Alexa segera membuyarkan lamunannya lalu berkata, "Ntar malam gue jelasin, datang ke rumah gue."

Fio diantara mereka menahan tawa.

Detik selanjutnya, Alexa melambaikan tangan disana ada Alfian.

Rupanya Alfian sedang berbicara kepada Alexa membuat Fio, didekat Alexa ingin tau. "Kenapa? Tumben banget Abang lo kemari."

"Pulang." ujar Alexa datar. "Yayalah. Ngapel adiknya dongs." ujarnya lagi sedikit bergurau.

Lebih cepat lebih baik. Gadis itu segera menata barang-barangnya akan bersiap.

Usai permasalahannya selesai, dari ruang bimbingan konseling,

Dari sana, Alfian melihat sekitar koridor kelas sebelas karena lambaian dari adiknya, lelaki itu beranjak memasuki kelas XI-A.

Sebelum itu, Alfian mendorong tubuh Yanuar agar terlebih dahulu. "Kok gue duluan."

"Kan ada elo."

Beberapa detik kemudian, Yanuar mengetuk pintu. Selaku Bu Rahayu mengajar di kelas XI-A itu menatap intens kedua siswa tersebut.

"Ada apa?"

Belum juga salam.

"Walaaikumsalam." ujar Alfian.

"Asaalamualaikum." ujar Bu Erna lagi. "Kenapa kalian kemari?"

Belum apa-apa sudah diberikan borongan pertanyaan. Humornya. Walaikumsalam kembali ke Asalamuaikum, bukannya kebalik??

"Saya mau manggil Alexa, Bu."

"Ada perlu apa?" tanya Bu Erna lagi.

Alfian memberikan surat ijin kepada guru tersebut. "Ijin."

Karena namanya merasa dipanggil, gadis itu beranjak ke depan.

"Oh. Kamu yang namanya Alexa? Murid baru itu kan?"

"Iya.Bu. Masa lupa." balas Alexa.

Ah. Bu Rahayu memang sering dikerjai olehnya, Daffa, dan Dino. Apalagi saat pertama kalinya memainkan hamster. Guru tersebut rela mengecek CCTV lalu memangil mereka dan diberi hukuman.

"Bu. Sudah diperbolehkan? Hari ini saya ijin." pamit Alexa.

Bu Rahayu beralih ke arah Alfian karena lelaki itu membawa tas membuat perhatianya teralihkan. "Kamu ...juga?"

"Kalian ijin bareng?." Bu Erna bergumam.

Alfian mengangguk. "Dia kan adik saya."

Bu Erna kira lelaki itu hanya memberikan surat ijin tersebut kepadanya. Guru itu sekilas memperhatikan Alfian dan Alexa bersamaan lalu mengangguk mengiyakan.

Begitu juga dengan Alexa segera berbalik arah mengambil tasnya.

Gadis itu mengubris pandangan Syafa kepada dirinya sambil berkata kepada Fio, "Jangan lupa ajak Syafa."

"Oke bosqu." Fio mengancungkan jempol.

"See you manteman." goda Alexa kepada Syafa dan Fio.

Kedua gadis itu melambaikan tangan sebelum Alfian dan Alexa pergi dengan menjinjing tas ransel.

Tak lupa, Alfian kini menjadi sorotan di XI-A. Kapan lagi kelas mereka kedatangan pangeran sekolah?

Alfian memang sangat jarang memasuki kelas-kelas apalagi main ke kelas junior atau senior. Lelaki itu lebih sering menghabiskan waktu di dalam kelas atau berkumpul bersama teman-temannya.

Mulai hari ini Alfian akan sering berkunjung ke XI-A. Tak lain menemui Alexa, adiknya.

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro