Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

23. CESA -2

08.15 PM

arseen
chel?sibuk enga?

chel.
engak sih enggaaa
kenapa sen?

arseen.
ada acara?

arseen.
lo bisa ikut gue?

arseen.
klo enga bisa, gue ga maksa

chel.
free time.

Tidak ada salahnya juga ia mengajak Chelsea. Arsen sedang menyender di dinding. Sekali lagi ia mengacak rambutnya frustasi. Berulang kali ia menghubungi kekasihnya itu. Eh, rupanya kekasih gelap?

Padahal Arsen berulang kali mengatakan bahwa ia menunggu event itu dari bulan lalu, dan harapannya sederhana, mengajak kekasihnya itu kesana. Namun sampai saat ini tak jugaada balasan.

arseen.
otw ke rmh lo.

Usai membalas, Arsen beranjak dari kamar lalu memanaskan montornya sejenak. Sebelum itu, sejenak membuka roomchat dengan Alexa. Disana hanya ceklish abu-abu dari siang yang tak kunjung berubah.

***

Arsen menghentikan motornya di salah pemukiman. Sebelum ia mengklason, seseorang gadis seusianya menyambutnya dengan tersenyum.

"Macet enggak?" Arsen mengelengkan kepala lalu memberikan helm. "Sekarang?"

Arsen hanya menganguk.

"Kenapa sih, tiba-tiba bangett?" Karena tak ada jawaban, gadis itu menerimanya lalu menaiki jok belakang.

Hening.

Keduanya telah berada di lantai atas. Mall yang saat ini diadakan acara event CENSA. Arseen hanya menghadiri ke ruangan distro. Disana pula diadakan konser band dan juga bazar. Disini semakin ramai pengunjung berdatangan.

Awalnya Arseen ingin mengajak kekasihnya itu namun kekasihnya itu tak kunjung memberinya kabar. Jadi, langkah akhir, Arsen mengajak Chelsea, kebetulan Chelsea juga tidak keberatan.

"Seen? Lo ada masalah?" Chelsea membuka pembicaraan.

Sedari Arseen terdiam membuat Chelsea pun  menjadi cangung saat ini. "Gue bakal dengerin kok." 

Arsen pun sedikit tersenyum lalu berbisik, "Lo juga kalo suka sama anak bilang ya, biar gue tau. Ijin gue dulu, kasih restu ato engga."

Chelsea hanya mengangguk pelan. Gadis itu menghembuskan nafas berlahan menetralisir atmosfer aneh disekitarnya.

"Nyokap aja langsung iya-in. Ah! Lo ribet. Bikin males." ucap Chelsea setelah sekian beberapa detik terdiam.


Gadis itu sekilas memperhatikan Arsen. Satu-satunya lelaki yang kini selalu bersamanya. Satu-satunya sahabat yang ia punya saat ini.

Hingga decakan membangunkannya. Disana ada beberapa pria melambaikan tangan, yang ia duga beberapa dari mereka adalah siswa LHS.

"Oh, Chelsea?" Bastian tertawa mengarah ke arah Chelsea kemudian melanjutkan pembicaraan, "Gua kira lo kemari bareng pacar."

"Itung-itung pengantin baru." tambah Danish. Diikuti oleh gelak tawa dari mereka.

Arsen mengalihkan arah ke arah Chelsea gadis itu menyengol lengannya berulang kali.

"Gak mau gabung sama kita?"

Bastian paham akan hal itu. Chelsea pasti merasa tidak nyaman. Terlihat dari raut wajahnya menjadi murung saaat kedatangan teman-temanya.

"Hehe. Terimakasih."

"Ada ceweknya juga kok. Engga keberatan."

Lalu mereka cenderung memperlihatkan keberadan seorang gadis yang tepat berdiri di belakang mereka. Satu-satunya gadis yang berada dikelompok ini.

Beda halnya dengan Chelsea, ia menghampiri lalu menglurkan tangan. "Chelsea!" 

Sedikit demi sedikit Arsen masih memperhatikan interaksi kedua cewek itu.

"Oh. Haiii." Tak lama, cewek itu menerima uluran tangan Chelsea, "Chrisyale."

Danish menepuk pundak Arsen lalu berkata, "Dia adiknya Alfian. Anaknya baik kok."

Benar saja, didekatnya ada Alfian. Nah, lelaki itu ialah Senior. Arsen hanya beroriah mendengar informasi itu lalu kembali melanjutkan pembicaraan mereka. Setidaknya ia tau siapa gadis asing itu.

***  

"Arseen! Hai!"

Lelaki yang dipanggil namanya pun berbarik arah menatap sang pemangil  seolah berkata 'ada apa'.

Alexa mensejajarkan posisinya hingga berjalan sejajar. Gadis itu masih terdiam ia takut salah berbicara.

"Boleh pinjem jaket?" ujar Arsen dengan suara seraknya selagi berdem. Ya, selagi mengurangi kecangungan diantara keduanya. Kebetulan juga, Bagi Arsen, Ini adalah pertemuan pertama dengan gadis asing ini.

"Bo-Boleh."

Sekarang posisi Alexa sebagai Chrisyale Alexa, adik dari Alfian. Bukan sebagai Alexa, si nerdy girls yang berstatus sebagai kekasih Arsen, lelaki yang saat ini berjalan sejajar dengannya. Mengingat itu sedaritadi, raut wajah Alexa kembali berubah.

Arsen yang menerima jaket itu tiba-tiba menyuruh gadis itu untuk berbalik badan sejenak. Tanpa basa-basi Alexa menurut. Toh, hanya berbalik badan. Kini posisinya membelakangi lelaki itu.

Nyatanya, tujuan Arsen menutup paha gadis itu. Tak lupa menalinya di bagaian atas pingang. "Pakai pendek boleh tapi coba diterapin lagi biar bagus." bisik Arsen.

Jaket pink yang dibawanya kini berada di lain posisi. Alexa tersenyum sebelum ia menghadap ke arah Arsen segera berucap terimakasih.

"Eh. Maaf juga, kalo lancang." ujar Arsen sedikit ragu. Lelaki itu memegang penat kepalanya, ia menyadari kecerobohan karena tidak berpamitan terlebih dahulu.

Alexa malah tertawa seolah mereka harus saling mengenal. "Oh engak kok. Makasih ya."

"Tapi sayang banget, lo udah punya pacar." 

"Pasti pacar lo cantikan gue," Lagi lagi Alexa berulah. Gadis itu menghentikan kaki di salah satu stand ice cream.

"Emang modal cantik doang, cukup?" tutur Arsen menerka sinis sekilas mengarah ke gadis yang saat ini sejajar dengannya. 

Entah mengapa, hingga jawaban itu membuat Alexa menarik bibir sedikit tersenyum. Dengan cepat ia menyembunyikannya lalu berkata lagi. "Sama aja, lo nolak gue secara langsung."

Seolah sebelum berperang, ia sudah mendapat tolakan. Gadis itu membuang arah, "Dan gue benci itu."

"Tapi gue suka." 

Detik itu juga, usai mengatakan itu, Alexa terlebih dahulu memasuki toko ice cream meningalkan Arsen yang sedari diam.

***

Chelsea Octavian. Octavian dalam bahasa Rumania, artinya Ke-delapan. Dalam bahasa Sejarah, artinya Nama inggris dari nama latin octavianus, yang berasal dari kata octavius.

Sesuai dengan namanya ia dilahirkan dibagaian ke delapan dari delapan bersaudara. Dilahirkan di tepat bulan Oktober.

Gadis itu tak begitu populer. Keberadaannya di Lenald High School tertutup oleh bagaian murid populer. Namun rumor tak bisa dia hilangkan begitu saja. Rumornya sering digosipkan dengan Arsen.

Tak bisa dielakan lagi meski hanya sebatas rumor namun perasaan mereka berbeda.

Lebih tepatnya lagi Arsen ialah satu-satunya sahabat yang ia miliki saat ini setelah dua tahun berlalu mereka kehilangan salah satu dari mereka bertiga.

"Kalo ada salah diantara gue disengaja ato engak, Chelsea benar-benar minta maaf." 

Alexa yang barusaja datang membawa ice cream vanilla pun kini mengarah ke arah Chelsea.
Kalimatnya sedikit sulit diartikan hingga raut wajah seolah meminta penjelasan.

Bukankah ini hari pertemuan Alexa dan Chelsea? Alexa rasa ini ialah hari pertama mereka bertemu. Sebelumnya Alexa tak pernah bertemu dengan Chelsea, mendengar namanya saja pun asing. Paling tidak tadi disekolah hanyalah sekilas. Itu juga sebagai nerd. Bukan seperti saat ini.

Tetapi mengapa tatapannya benar-benar serius? Alexa kira ada hal yang membuat raut gadis itu berubah saat ini dalam perkataan yang barusaja ia dengar. Jujur, keraguhannya terhadap Chelsea masih saja sama saat ia merasakan ketakutan. Sama halnya disekolah tadi.

"Apa sebelum ini lo udah kenal gue?"

Alexa bertanya dengan spontan. Tetapi rasanya Chelsea tak berniat membalas ucapaanya. Detik itu juga, Alexa mengabaikan sejenak. 

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro