06. Couple Troumblemaker
Dengan kesal, lelaki itu meninggalkan kedua temannya itu. Kebetulan, suasana dikelas tedengar ramai. Murid-murid bercerita satu sama lain. Yang diberikan oleh guru tersebut hanya mengerjakan tugas yang diberikan.
"Dinooo..."
Langkahnya pun terhenti sejenak dihadapan seseorang yang memanggilnya.
"Apa? Lo mau tanya teman lo itu? Dia masih santai diluar kelas," lirih Dino berdengus.
Fio, dan Syafa membulatkan mata kearah Dino sebelum berjalan dahulu ke arah bangkunya. Fio, sangat khuawtir dengan Alexa meskipun ia tau bahwa gadis itu telah sering melakukan hukuman apapun mengenai masalah yang ia perbuat. Sedangkan Syafa, juga cemas. Meskipun Alexa masih menjadi teman barunya. Apalagi, jika bersama Daffa --teman kelasnya. Ia sudah tau kelakuan Daffa, sebagai cowok troublemaker.
***
"Husss!!! Husttt!!!!"
Bu Rahayu selaku guru Bahasa Jawa mendadak menjerit membuat seisi murid melongo seketika.
"Sana! Menjauh! Husttt!" Ditambah dengan Abel menjerit, mengibaskan tangan ke arah makhluk yang menganggu tersebut.
Seisi kelas pun tertawa bersamaan. Suasana kelas menjadi bersorak. Fio mengambil hamster tersebut. Bentuknya kecil, imut, dan juga mengemaskan. Tubuhnya berwarna hitam-putih, "Hamster, oi." Fio tertawa geli dihadapan Bu Rahayu dan Abel yang sangat ketakutan.
"Jangan dekatin gue," jerit Abel menjijik geli ketika hamster itu masih dipengang oleh Fio.
Suara dari kedua siswa itu terdengar nyaring, lalu mengambil hewan itu dari tangan Fio, lalu kembali mendekatkan ke arah Abel, dan Bu Rahayu.
"Lucu kan, Buu." goda Fio.
Guru menyebalkan itu nyatanya tak menyukai binatang imut ini. Ingin tertawa, tapi takut dosa.
"Buang! Jangan dekatkan ke saya!" jerit Bu Rahayu menutup matanya dengan kedua tangan.
"Gak boleh. Dosa, tauk! Ini hewan, juga makhluk hidup. Harusnya kita rawat, bukan malah dibuang." timpa Alexa sambil memberikan hewan itu kepada Abel, "Kamu rawat yaaa.." membuat Abel berjalan mundur.
Aksi mereka sekaligus gurunya ketakutan itu, membuat seisi kelas mendapat tontonan gratis. Bersorak, maupun tertawa.
"Gaya selangit, sama hewan kecil takutt.." satu ledekan berhasil membuat Abel menjadi merah padam --marah sekaligus malu.
"Sudah! Diam! Siapa tau yang melakukan ini?!!" gertak Bu Rahayu memukul meja dengan penggaris besi. Semua terdiam membeku.
Tiga detik berlalu hening, Bu Rahayu memutuskan sesuatu, "Oke! Saya akan lihat di CCTV. Jika pelaku ialah korban kelas ini, akan berurusan dengan saya. Silakan kembali. Kerjakan tugas hal 40!"
***
Di sisi lain. ketiganya pun tertawa bersama. Mereka berhasil menjebak guru, meskipun sedikit melenceng mengenai sasaran. Tetapi, ketiganya pun merasa puas berhasil membuat Abel ketakutan setengah mati. Wajahnya pun memerah panas, ditambah dengan olokan teman sekelas yang pastinya membuat Abel malu.
"Kita menang!"
Semenjak, Abel, dan guru itu menemukan hamster membuat keduanya ketakutan. Begitu pula, dengan guru itu segera meninggalkan kelas. Saat ini, kelas pun kembali bersorak. Alexa hanya layar ponselnya dengan santai.
Line
Renataaa: Kabar lo gimana?
Renataaa: Siang, Nyet!
Renataaa: Rindu.
Renataaa: Kami rindu.
Renataaa: Terutama gue, Renata.
Renataaa: Rinduu.
Renataaa: Di sana, lo dah nemuin belom?
Renataaa: Teman yang kocak kayak kita.
Renataaa: Sepi,!🙁
Renataaa: Q-time ayok. Renata maksa ^.
Alexa dengan cepat mengetik pesan itu. Renata ialah sahabat paling dekat diantara sahabat lainnya, saat berada di SMA Vantani --sebelum pindah sekolah di Lenald High School ini.
Lee: spam.
Lee: spaming.
Lee: Kuy!.
"Alexa, Daffa, Dino dipanggil Bu Rahayu di ruang kelas dua belas-F." Ke-tiga kali. Kali ini, panggilan dari ketua kelas XI-A.
"Whatt!" Fio dan Syafa bersamaan. Begitu histeris. Kenapa Fio dan Syafa yang jadi kaget gitu? Padahal, ini bukan ke mereka?
Ternyata, Bu Rahayu datang dibelakang ketua kelas tersebut. Mengantarkan mereka bertiga ke kelas XII-F. Saat ini, Bu Rahayu mengajar di kelas itu.
Ketiga anak tersebut saling berpandangan sebelum menemui panggilan tersebut. Mereka sudah menyiapkan mental, berfikir positif tentang ulah mereka.
"Oh, jadi kalian ngasih bintang menjijikan tadi di meja guru, gituu?"
Semenjak, ulah asing Alexa, Daffa, dan Dino menaruh hamster di meja guru, membuat Bu Rahayu ketakutan setengah mati. Siapa yang tau, bahwa guru tersebut tidak menyukai binatang hamster. Guru itu mengatakan bahkan itu ialah tikus kecil yang bertingkah seperti tikus dewasa, sangat merugikan, dan menjijikan.
"Ada apa, Bu?" Daffa berlagak polos dengan gaya cool'nya.
"JAWAB!" teriak Bu Rahayu dengan tegas, tak sabaran. Membuat seisi kelas XI-F menjadi hening.
"Bukan, Bu. Dari tadi emang saya bawa hamster. Saya kira hamster saya hilang. Eeh, ternyata dia naksir Ibu, sampai bersembunyi di meja guru." Alexa menahan tawa. "Ini sudah ketemu, imut kan?" ujar gadis itu meggoda.
Daffa pun tertawa, dilihatnya seisi kelas-F menahan tawa. "Hai. Lucu kan? Imut gak? Bu Rahayu takut, guys!" ledeknya sambil mengelus hamster itu, menunjukan ke semua murid.
Suasana tawa terdengar lantang. Bahkan kelas sebelah pun dapat mendengarnya dengan baik. "Gitu aja, Bu? Assalamualaikum."
Setelah masalah itu selesai, mereka dapat bebas kembali. Walaupun ada hukuman. Stay lost.
"Aah! Beruntung hari iniii."
"Kocak. Spesial moment."
***
Daffa menyelusuri koridor sekolah sambil berkeliling ke kelas sebelah. Jika, tak ada guru yang mengajar, terkadang Daffa memasuki kelas tersebut dengan aksi kacaunya.
"Troumblemaker lagi? Mau nerusin bakat lagi, Lee?" Daffa sedikit tertawa dengan gadis disampingnya ini.
Namanya Daffa Cassaadryn Antasqy, pria berkulit coklat manis itu merupakan sang troumblemaker. Daffa sangat di kenal oleh para guru akibat ulahnya sering kali memasuki ruang Bimbingan Konseling. Ruang itu tentunya sangat angker bagi semua murid. Kecuali, sang troumblemaker seperti Daffa. Just informasion, bagi Alexa juga seperti itu. Ia tak pernah merasa takut jika memasuki ruangan itu. Ditambah masalah yang ia perbuat. Daffa dan Alexa pernah satu sekolah di Sekolah Menengah Atas. Keduanya dapat dijuluki sang troumblemaker. JIka sekarang dipertemukan kembali. mungkin menjadi Couple Troumblemaker.
Alexa pun berdehem. Ia tak ada jawaban singkat untuk pertanyaan ini.
Ketika memasuki sekolah menengah, Alexa sudah membuat kekacuan. Bahkan, beberapa bulan sebelum kelulusan ke menengah atas, ia pun mengikuti geng balap montor, yang naik daun saat itu. Itu pun juga merupakan geng Daffa, dan anggota geng montor lainnya. Bahkan, keduanya sering mengikuti aksi pertengkaran dengan sekolah seberang. Dikarenakan, beberapa alasan.
Gadis itu masih mengingat jelas, kemudian ia sedikit tertawa, "Insyaallah, gak. Tobat Bang!"
"Tomat?"
Ketiga orang itu, berjalan bersama, sekaligus menunggu bel pulang berbunyi. Hukuman yang diberikan tak seindah waktu bersama teman, dan juga jam bebas tak ada duanya.
Langkah Alexa pun tiba-tiba terhenti. Ada seseorang yang begitu menarik perhatiannya. "Itu.....-" tekannya sedikit berubah.
"Q-Time, Kuy!"
***
"Siang semua. Lanjutkan tugas kalian sampai halaman 25!" perintah guru seni itu, semua murid mengerjakan tugas yang diberikan. "Ada yang membawa spidol? Ibu lupa." Ketua kelas dengan siap menggeleng.
Dino pun memberikan spidol whiteboard kepada guru tersebut. "Terimakasih. Tumben kamu, baik, Dino?" puji guru itu dengan ramah setelah menerima spidol dari Dino.
"Nakal salah, baik juga salah? Hidup emang serba salah, yaa.." lirih Dino memutar bola mata malas.
"Hmm. Silahkan kembali."
"Pak! Saya, dan Daffa izin ke belakang ya, aduh, hampir ujung, Pak," Dino berpamitan lalu bergegas keluar kelas tergesa-gesa.
Guru itu pun mulai menuliskan hal penting di papan. Alexa menyusul berpamitan. "Pak, saya izin ke perpustakaan. Pinjam buku refensi bab."
Guru itu menganguk, "Sekalian kamu panggil Daffa, sama Dino suruh kembali ke kelas." Alexa pun mengiyakan, senyuman merekah, lalu berjalan santai keluar kelas.
Guru itu mencoba menghapus tulisannya di papan, namun nihil. Dengan pasrah, ia pun menyuruh murid untuk menghapusnya berulang kali, sehingga menganti tinta spidol. Usahanya pun tak berhasil.
Kemudian, guru itu pun geram, "DINOOO!!!"
***
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro