Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

8

"Kau bisa bercerita kepadaku," Kata Oikawa. Kali ini dengan tatapan serius.

Kali ini mereka berdua tengah mengobrol di kursi taman, malam-malam. Sehari sebelum pertandingan melawan sang elang yang berharap akan dimenangkan.

Tobio menggeleng, "Bercerita tidak akan merubah kenyataan."

Laki-laki yang sering dikatai sampah itu menghela nafas. "Setidaknya bebanmu bisa berkurang? Tapi-hei! Aku satu-satunya orang yang mengenal gadis itu selain dirimu. Dia sudah lama pindah, mungkin rekan-rekan yang lain juga sudah lupa."

Tobio tampak berpikir. "Aku masih berhubungan baik dengan kakaknya."

"Lalu?"

"Kuroo-san selalu bilang, ada yang berubah dari gadis itu. Ada bagian dari dirinya yang hilang, diganti bagian baru yang tak lebih baik."

Oikawa berpikir keras, 'Mereka benar-benar memiliki banyak kemiripan.'

"Kau tak mencoba menghubunginya sama sekali?"

"Tidak. Takut memperburuk keadaan." Tobio memijat pelipis pelan. "Sebuah ikatan yang rusak, terkadang harus dibiarkan sedemikian rupa hingga terlupakan sendirinya. Memaksa mencoba memperbaikinya kadang malah memperburuk keadaan. Tidak ada yang bisa kulakukan."

Oikawa speechless. Tobio mungkin tolol dalam hal akademik, namun tidak dalam hal pemikiran. Laki-laki itu cukup dewasa dalam memikirkan segalanya sebelum mengambil keputusan.

"Sialan-nya bagian dari diriku juga ada yang hilang. Terganti bagian baru, yang terlihat semu. Jika [F/N] menjadi sangat kurang empati, maka aku punya sifat pemarah. Kami sama-sama diberi tempramen yang tinggi. Entah apa yang terjadi kalau sampai bertemu kembali."

Oikawa mengangguk lemah, "Yah, aku belum pernah ada di posisimu sih. Maaf jika tidak bisa banyak membantu." Tepukan kecil dilayangkan ke bahu.

"Karena kau telah mengalahkanku kemarin," Oikawa menatap tajam adik kelasnya, "Kau harus bisa mengalahkan si sapijima sialan itu! Harus!"

Tobio tersenyum tipis, sangat tipis.

"Insya Allah."

"Sebelumnya- maaf jika lancang. Tapi kenapa kau tidak mencari perempuan lain?"

"Bahkan setelah ditinggalkan pun, aku masih merasa memilikinya. Meskipun jarak memisahkan, masing-masing pikiran terisi perbedaan, juga tak pernah ada kabar yang diberikan. Aku memilikinya, semampuku."

And things we never said.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro