Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

CHAPter 1



.

.

.

.

Kim Taehyung yang cemberut di pagi hari adalah pemandangan langka.

"Hmmm."

"Hmmm."

"HMMM."

Tiga kepala maju, tiga pasang mata menyipit. Mereka bertiga (Yoongi, Seowoo, dan Gongju) sama-sama tahu Taehyung baru saja melalui periode jaga malam yang Panjang. Entah karena lupa mandi sebelum jaga, atau kelepasan ngomong jorok, atau—seperti pengalaman Gongju—disumpahin teman supaya jaganya tidak tenang.

"Jadi...," Seowoo memulai, karena wajah keruh Taehyung tidak kunjung memancing Gongju melepaskan giginya dari sedotan latte yang masih diseruputnya sejak tadi, "lo tidur berapa jam?"

Setelah bertanya, Seowoo melirik Yoongi. Gue nggak modus, NGGAK.

Yoongi berdeham kecil. Masa?

Seowoo mendengus. Temen lo bolot soalnya.

Deham lagi, dari Yoongi. Bukannya temen lo?

"Gue nggak ngerti kalo kalian mainannya bahasa kalbu."

Seowoo dan Yoongi berpandangan. Kesal karena Ketika Gongju pada akhirnya buka suara, subyek yang dikomentari adalah mereka, bukannya teman mereka yang berwajah lecek. Ingin betul, kalau tidak ingat mereka ada di kafetaria rumah sakit di mana orang-orang berlalu lalang menjemput energi sebelum mulai bertugas, dahi Gongju yang tertutup poni Seowoo toyor. Sekalian mengecek kira-kira otak temannya masih ada di tempat atau masih ketinggalan di rumah.

Gongju melemparkan omongan lain, tepat sebelum Yoongi berkomentar, "Iya sih, Tae, jaga lo semalem bau, ya? Jangan-jangan nggak tidur..."

Jawaban Taehyung nyaris tidak terdengar karena laki-laki itu memutuskan melipat kedua lengannya, dijadikan bantal menutupi wajah. Kalau telinga mereka tajam, ketiganya akan mendengar 'nggak sama sekali' sebagai jawaban. Sayangnya, kafetaria riuh rendah dan telinga mereka terbiasa dibantu stetoskop merk Littmann. Jawaban Taehyung melebur bersama percakapan-percakapan berdengung di sekitar meja mereka.

"Mending lo tidur di kamar jaga, deh." Yoongi mencetuskan ide. "Jam segini kosong, nggak ada yang pake. Gue bisa back up HP jaga pagi."

Tawaran itu menggiurkan bagi Taehyung yang matanya tinggal segaris. Apalagi karena yang bilang... ketua SMF Umum. Kapan lagi...

"Kok kalo gue abis jaga nggak tidur lo nggak pernah back up gue?!" Gongju protes, tidak terima ketidakadilan terjadi di depan batang hidungnya.

"Selama ini lo nggak mau juga kalo disuruh shift malem lanjut pagi," balas Yoongi cuek.

"Gue juga nggak!" Kompor berikutnya dari Seowoo.

"Lo jaga jarang bau!" Kali ini, Gongju mengganti lawan.

"Yang bau kan cuma lo!"

"Yoongi juga bau! Bau ketek!"

"HEH!"

Ada masa-masanya meja keempat orang itu berisik melebihi desibel suara secara keseluruhan di kafetaria. Ada masa-masanya mereka berempat lupa bahwa jas putih di bahu adalah identitas. Ada masa-masanya Min Yoongi harus memanfaatkan posisinya sebagai KSM adikuasa.

"Ck. Berisik, Seowoo, Gongju." Ia menarik Seowoo, membekap mulutnya supaya nggak teriak-teriak lagi. Seowoo masih berusaha mendebat Gongju, semacam, Yoongi nggak bau ketek! Lo yang bau!, sementara di seberang meja, Gongju melet-melet merasa Seowoo kalah. Beralih ke Taehyung, "Gih, sana. Apa perlu gue kirim Gongju buat nemenin lo di kamar jaga?"

Kerut-kerut di kening Gongju terancam permanen saat mendengar penawaran itu.

"Hari ini gue jaga MCU. Masa lo lupa?" Variasi jadwal harian mereka adalah jaga ruangan, jaga IGD, jaga klinik umum, jaga medical check up alias MCU, atau tugas mulia journal reading—merangkap yang empat sebelumnya. Hari Rabu ini, kebetulan adalah jadwal permanen Gongju di bagian MCU. Jadwal permanen sebenarnya baru akan diberikan bagi para GP yang sudah berada di tahun ketiga mereka. Berhubung dokter Irene, dokter yang sebelumnya mengisi jadwal itu, sudah memulai tahun pertamanya di residensi kulit, setelah musyawarah pelik untuk mencapai mufakat diputuskanlah Gongju mengisi jadwal itu.

Pilihan yang memuaskan banyak pihak, karena ditaruhnya Gongju di jadwal IGD atau ruangan di pagi hari hanya akan menambah keresahan di tempat-tempat terkait.

Hari yang sama dari 'musyawarah' tersebut (yap, kita beri tanda kutip karena event itu lebih bersifat propaganda) menghasilkan Min Yoongi menjadi ketua SMF Umum, alias KSM.

"Hadeh. Iya." Yoongi memang lupa. Pandangan menyesal diberikannya pada Taehyung yang setengah mengantuk membereskan sisa roti isinya lewat kunyahan-kunyahan cepat. "Udah, sana. Banyak ngobrol bener lo. Udah mau mulai MCU-nya."

Pukul tujuh kurang lima, empat-empatnya segera bertolak ke tempat tugas masing-masing hari ini. Gongju ke bagian MCU, Yoongi ke klinik umum merangkap salah satu HP jaga pagi, Seowoo ke IGD, dan Taehyung—tentu saja—ke kamar jaga.

.

.

.

.

BUTUH GP BARU (4)

Choi Seowoo 15.25
Guys...
Ada yang bisa cover IGD malem ini?

Min Yoongi 15.26
Gue IGD sore
Kenapa?


Hwang Gongju 15.26
Gue kan jaga sama lo

Choi Seowoo 15.28
Biasa, bulanan.
Dadakan banget ih, kesel -_-

Hwang Gongju 15.29
Paketu Yoongi 2 shift lahh
Manusia strong

Min Yoongi 15.30
Asal lo cover IGD pagi

Choi Seowoo 15.32
ANDWAE
Gue IGD siang, udah seneng dapet operan dok Siwon sama Yoongi
Jaga pagi pasti aman
Jaga siang kebawa aman
DAN DITRAKTIR MAKAN YEEEEE
Kalo sama Gongju
B A U

Choi Seowoo 15.37
Jadi ga ada yang bisa?

Hwang Gongju 15.40
Minta tolong tapi ngatain
Ga ada yang mo gantiin lo dah
Paketu kita LEMAH

Choi Seowoo 15.45
T____T

Kim Taehyung 15.46
Baru bangun
Sini gue aja

Min Yoongi 15.47
SERIUS?

Choi Seowoo 15.47
SERIUS? (2)

Choi Seowoo 15.49
TUAN TAEHYUNG MALAIKAT GUE
Gue cover jaga RUANGAN lo 2x nanti yes

Min Yoongi 15.53
Ati ati jaga sama gongju nanti bisa ga duduk

Hwang Gongju 15.55
Tae, jangan dengerin si jeprut
Nanti malem jaga kita wangi okeh
Pake parfum
JANGAN LUPA MANDI

Min Yoongi 16.00
Berisik
Mandi kembang sana, jangan ngoceh mulu

Hwang Gongju 16.02
JAGA IGD SANA NGECHAT MOLO

.

.

.

.

Sebuah gelas kopi diletakkan di sisi gadis yang sedang menyusun ulang berkas-berkas kartu IGD yang berantakan. Gongju menoleh, menemukan Taehyung mengambil kursi di sebelahnya. Taehyung tidak memandangnya; pemuda itu tengah meneguk isi cangkir kertasnya.

"Coklat?" tebak Gongju, meraih gelasnya sambil menggumamkan terima kasih.

"Kopi." Taehyung meletakkan cangkirnya di meja, kemudian meringis. "Huek. Kenapa kalian semua suka minum kopi? Pahit. Gak enak."

"Biar melek," jawab Gongju ringkas. "Soalnya—"

"Emergency! Ada korban luka tembak!" Percakapan antara Gongju dan Taehyung terputus oleh huru-hara. Beberapa perawat segera mengambil sarung tangan karet dari dalam kotak. Gongju hampir menyemburkan kopinya yang baru setengah teguk. Dalam hati ia merutuk, baru mau ngomong, 'soalnya pasti jaga malem nggak akan tenang', eh udah keduluan...

Memang nggak boleh sompral, walau dalam hati sekalipun.

Pasien itu didorong ke bagian resusitasi, zona merah. Gongju segera memakai masker dan sarung tangan, juga apron. Ia memimpin paramedis memindahkan pasien, "Satu, dua..., tiga!" Monitor terpasang, dan—

"Tensi 60 per palpasi, Dok! Saturasi 70!"

"RL dua line! Suction! Pasang NRFM!" Intruksi demi instruksi diberikan. Taehyung bergabung dengan Gongju ketika gadis itu memasang OPA di mulut pasien dan mulai memasukkan selang suction.

"Gue udah telepon bank darah," bisik Taehyung di dekat telinga Gongju. "Konsul bedah, deh. Lo mau FAST atau gue aja?"

"Lo aja." Gongju mendengus melihat darah yang tidak ada hentinya ditarik oleh selang suction. "Tebak-tebakan, yuk. Hemoglobin lima."

Taehyung mencebik. "Empat."

Kerusuhan itu berlanjut sampai setengah jam kemudian, ketika pada akhirnya Gongju harus melakukan intubasi pada pasien perempuan itu, dan Taehyung keburu harus berganti bed karena kedatangan pasien serangan jantung. Usai mendapatkan hasil pemeriksaan darah dan rontgen yang diminta, dan ketika tanda-tanda vital pasien itu mulai naik meninggalkan titik kritis, Gongju memutuskan saatnya menyerahkan tanggung jawab ke bagian bedah.

"Bedah on call hari ini siapa, Kak?" tanyanya tanpa mengalihkan pandangan dari kartu status IGD.

"Dokter Namjoon, Dok." Oh. Ok— "Tapi tadi shift siang bilang diganti Dokter Jin."

CRAP. Kenapa sih, hari ini?

Gongju memijat keningnya sendiri, berusaha mengontrol pikirannya yang mulai keriting. Kenapa pula hari ini konsulen bedahnya mendadak ganti?! Salah, salah. KENAPA YANG TERIMA PASIENNYA BUKAN KIM TAEHYUNG?! Serumah sakit sudah tahu betapa Dokter Kim Seokjin tidak menyukai Gongju. Katanya, selalu membuat bangsal penuh, lah. Bikin jadwal tidur jadi terganggu karena konsul-konsul dari IGD, lah.

Dengan jengkel, Gongju memencet sejumlah kode yang merupakan kode telepon dr Jin dari post it di meja IGD. Setiap tekanan mewakili kejengkelannya yang dikompori adrenalin. Tut! Tut! Tut! Tut! Pip!

"Dokternya lagi sikat gigi." Begitu jawaban setelah dering pertama tersambung.

APAAN JAM SEPULUH SIKAT GIGI?! Sabar, Gongju, sabar. "Selamat malam, Dok. Gongju dari IGD. Begini Dok, saya ada pasien—" bla bla bla, ia menyerobot Seokjin ("Bukan appendicitis ya?") yang kemudian mendadak kumur-kumur.

Astaga. Konsulen mereka memang ajaib.

"Lima menit lagi saya ke sana. Jangan sampe pasiennya mati waktu saya nyampe."

Lima menit. Ekspres benar. Setelah setahun bekerja di Rumah Sakit Big Hit, Gongju mulai menghapal beberapa kebiasaan konsulen di sana. Contohnya... dr Seokjin selalu standby di kamar jaga konsulen sampai jam sembilan malam pada hari biasa, dan sampai jam sembilan malam besoknya lagi kalau sedang jadwal on call.

Juga, satu ketidakberuntungan lainnya, jadwal on call dr Jin nyaris hampir selalu sama dengan jadwal jaga IGD-nya. Bukannya bercanda, lho.

Sambil setengah melamun, kedua mata Gongju terpaku pada garis-garis kurva di monitor pasiennya. Kondisi pasien stabil, stabil jelek. Kalau begini, mau ke toilet semenit saja jadi was-was. Apalagi pesan konsulennya barusan supaya pasiennya jangan lewat sebelum diperiksa Yang Maha Benar dan Besar Kepala Jin Seokjin.

"Ngelamun aja, kamu. Kenapa nggak gelar karpet merah buat saya? Sepatu baru saya yang mahal bisa rusak, nih."

Duh. Capcay. Gongju mendengus, menghela napas berat ketika menemukan konsulen bedah paling usil di rumah sakit sedang bersandar di meja IGD yang berbentuk U. Kenapa sih, Taetae masih ngurusin pasien serangan jantung? Kenapa sih bukan dia aja yang harus RJP dan konsul ke kardio? Kenapa, kenapa, kenapa?! Kepala Gongju penuh gerutuan 'kenapa', namun bibirnya memaksakan senyum yang sebetulnya nggak kelihatan di balik masker bedahnya.

"Makanya jangan pakai sepatu baru dan mahal ke IGD, Dok," ringan, ia mencoba menanggapi. Dalam hatinya, yaelah, sombong amat pake sepatu baru. "Pasiennya kan GSW, darah di mana-mana."

Dr Jin mengedikkan bahu, "Makanya saya minta digelarin karpet merah."

"Udah tuh, dari ceceran darah," tunjuk Gongju ke arah bercak-bercak merah dari sepanjang pintu masuk IGD yang membentuk jalur menuju area merah. Darah itu sedang dibersihkan oleh cleaning service. "Karpet super spesial buat sepatu baru dan mahal Dokter."

Jin menggumamkan sesuatu sebelum membaca tulisan Gongju yang bulat-bulat dan menyambung. Meneliti kolom tindakan dan terapi yang sudah dilakukan sampai ke bagian konsultasi. Geleng-geleng, dia. "Heran, kalau Seowoo atau Yoongi yang jaga kayaknya nggak pernah begini. Kalau Dokter Siwon yang jaga malah saya yang ke IGD buat ngecek sebenarnya IGD buka atau nggak."

Gongju tersenyum kalem. "Makanya jangan on call di jadwal jaga saya, Dok."

"Saya juga ngambil jadwalnya Namjoon karena saya miskin, tau."

Gongju melipat bibir. Mengerti kenapa dr Jin miskin—habis beli sepatu baru dan mahal, sih. Dasar besar pasak daripada tiang. Gadis ini berjinjit sedikit, berniat mengintip seperti apa sepasang sepatu di kaki Seokjin yang sedari tadi diagung-agungkan. Berbahan sutra? Dijahit benang emas? Solnya bertaburan berlian? Tali sepatunya bisa untuk mengipasi kaki si pemakai supaya nggak gerah?

"Pantes nggak pernah nraktir saya makan." Nggak keliatan, euy. Antara mejanya ketinggian, Gongju kependekan, Jin ketinggian, atau ketiganya sekaligus. "Sering-sering saya konsul deh, malem ini."

"Ye. Pamrih." Seokjin menyudahi memindai status IGD, kemudian membungkuk mengambil sesuatu di meja. "Minta, yak. Ngantuk saya, lagi siap-siap mau tidur, eh dapat pasien berdarah-darah yang perlu OK cito." Bicara begitu, dengan muka begitu, sambil meneguk isi cangkir kertas di meja Gongju. "Makasih," ujarnya kemudian ngeloyor ke pasiennya. Jin terlihat membicarakan sesuatu dengan perawat yang sedang mengganti botol infus menjadi labu darah, kemudian menerangkan sesuatu pada keluarga pasien itu.

Baru saja Gongju terpikir mau mengekori konsulennya, Taehyung keluar dari balik tirai bed resusitasi sebelah, bersimbah peluh. Tangannya menerima beberapa lembar tisu dari Gongju. Taehyung menghapus keringatnya dan melirik ke cangkir kertas kosong di meja.

"Udah abis aja? Cepet amat."

Kepala Gongju menggeleng. "Diabisin Dokter Jin. Dasar kere."

.

.

.

.

tbc.

.

.

.

Keterangan:

1. Ngomong jorok: sebuah mitos di kalangan medis bahwa sebelum shift jaga nggak boleh sembarangan bicara. Semisal, bilang "hari ini IGD sepi, ya". Tradisi turun-temurun sejak, mungkin, sekolah kedokteran masih bernama STOVIA.

2. SMF: Staf Medis Fungsional

3. Jaga 'bau': shift jaga penuh emergency

4. MCU/medical check up: pemeriksaan kondisi kesehatan secara keseluruhan, biasanya rutin setahun sekali untuk kategori usia yang sudah berisiko atau sebagai persyaratan melamar kerja

5. Ruang resusitasi: bagian dari IGD untuk pasien yang memerlukan penanganan <5 menit

6. Suction: alat untuk menyedot cairan tubuh agar lebih leluasa melakukan tindakan

7. NRFM/non-rebreathing face mask: masker oksigen dengan reservoir

8. FAST/focused assessment with sonography for trauma: pemeriksaan singkat dan terarah dengan USG pada pasien trauma

9. OPA: alat yang dimasukkan ke mulut untuk menahan lidah agar tidak jatuh ke belakang dan menghalangi jalan napas

10. Hemoglobin: darah merah dalam tubuh

11. Intubasi: pemasangan alat bantu napas untuk disambungkan ke mesin bantu napas (ventilator)

12. On call: konsulen yang bertugas malam itu dan siap dipanggil untuk konsultasi

13. Appendicitis: radang usus buntu

14. GSW/gunshot wound: luka tembak

15. OK/operatie kamer: ruang operasi

16. Cito: segera

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro