Chapter 17 - Meminta Restu
"Cheng'er, tapi ini keselamatan Pangeran Kedua. Mungkin saja setelah bertemu dengan orang yang dimaksud di dalam mimpiku itu kita akan dapat petunjuk," bujuk Xiao Tan lembut untuk sekian kalinya. Dia menggenggam tangan Lian Cheng.
Mo Lian Cheng tidak langsung menjawab.
Setelah menimbangkan berbagai hal akhirnya pangeran mahkota mengiyakan ucapan Xiao Tan. Lian Cheng merenung harusnya dia mendukung Xiao Tan bukan malah menolaknya.
🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴
Pangeran Mo Lian Cheng meminta izin kepada kaisar dan permaisuri tentang rencana mereka yang akan pergi ke hutan itu. Tidak mudah membujuk sang ayah dan ibu butuh waktu beberapa jam hingga akhirnya mereka memberikan izin, tapi dengan beberapa syarat harus membawa pengawal yang terlatih dan beberapa pelayan juga.
Kediaman Xiao Tan
Langit sudah berganti warna menjadi orange dan matahari sudah hampir tenggelam. Bayangan-bayangan daun mulai kelihatan. Hewan-hewan pulang ke sarangnya masing-masing untuk berlindung.
"Apakah barang-barang yang aku butuhkan sudah siap?" Tanya Xiao Tan melihat dua buntelan kain besar biru yang diikat dengan rapi tepat di samping kirinya.
Lin Lay menepuk buntelan kain besar pelan. "Semuanya sudah di sini Nona," jawabnya mantap.
Lin Lay adalah pelayan yang bertugas melayani Xiao Tan atas perintah Putra Mahkota.
"Baguslah," ucap Xiao Tan tersenyum.
Beberapa pelayan lain memohon undur diri untuk beristirahat. Hingga tersisa Xiao Tan dan Lin Lay yang terdiam.
"Lin Lay, kau boleh istirahat sekarang karena besok kita akan melakukan perjalanan yang jauh," ujar Xiao Tan yang diangguki Lin Lay.
"Nubi permisi Nona," sahut Lin Lay sopan. Xiao Tan mengangguk pelan.
Lin Lay melangkah keluar kediaman Xiao Tan.
Perjalanan menuju hutan itu menghabiskan waktu enam hari menaiki kuda tanpa henti. Mereka akan melewati beberapa desa dan tempat-tempat lain. Mereka akan berangkat pada besok pagi.
Semoga saja tidak mengecewakan, batin Xiao Tan berharap.
🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro