34.
Bahasa non-baku!
“Pagi, [Name]!”
“Pagi juga!”
[Name] mengenakan helm yang disodorkan kekasihnya sambil tersenyum manis, perutnya kenyang, tadi abis sarapan pake nasi goreng sosis.
“Udah sarapan kan?” tanya Atsumu sambil mengelus lembut pipi kekasihnya dengan jari telunjuk.
“Syudah, anda sudah?” Atsumu menaikkan sebelah alisnya lalu menggeleng, “Belum.”
“Loh? Kok belom?”
Atsumu tersenyum, “Nanti temenin sarapan di kantin ya?”
[Name] menggaruk lehernya pelan sambil mengangguk, “Emang kamu punya tenaga? Belum sarapan kok udah naik motor.”
“Ada kok, sisa-sisa tenaga semalem.”
Atsumu tersenyum hingga matanya menyipit.
“Ada-ada aja! Udah yuk, berangkat!” ucap sang gadis sambil menaiki motor Atsumu lalu memeluk pinggangnya dari belakang.
“Siap!” hatinya tak pernah henti berbunga-bunga tiap memboncengnya.
---
“Berikan dua contoh perubahan zat kimia!”
Maki melirik-lirik teman sebangkunya, kakinya bergerak pelan menyenggol kaki si gadis bernetra [Eye color] itu.
“Apa..?” [Full Name], gadis itu melirik-liriknya lalu berbisik lirih.
“Lo udah matematika bab enam..?”
“Belom, mau gue kerjain ntar pulang sekolah..” jawab [Name] berbisik, kemudian kembali fokus menulis.
“Anjir, contekin lah..!”
“Yoi..”
[Name] menunjukkan jempolnya, “Lo udah sejarah..?”
“Udah.. mau nyontek..?”
“Iya dong..”
“Oke, ntar gue foto terus kirim ke lo..”
“Sip..!”
Guru yang sedang mengajar memperhatikan sekitar lalu melanjutkan kegiatan memberikan soalnya.
“Enam belas soal itu harus selesai dan dikumpulkan di meja saya nanti siang ya!? Hari ini juga!”
“BAIK, PAK!”
Seisi kelas iya-iya aja, meski hati bersorak kesal.
“Silahkan dikerjain, masih ada sisa lima menit jam saya..” melirik jam rolex yang melingkar di pergelangan tangan kiri.
“Gunakan untuk mengerjakan soal, saya pamit! Sampai jumpa kembali di meja saya nanti siang!” Guru laki-laki botak itu keluar dari kelas dengan senyum cerah.
“IYA, PAK!”
[Name] menatap Maki lalu mendesah kesal, “Anjirlah! Gue kira bakal dibikin PR!”
“SAMA! Sialan deh Pak Botak!”
[Name] merebahkan kepalanya di atas meja lalu memasang raut ingin menangis, “Gue capek banget.. padahal nggak ngapa-ngapain sih..”
“Pengen jadi crazy rich, baru dapet crazy-nya.” Maki berucap.
“Sama, Maki. Sama.”
---
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro