Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 80 : Euphoria (END) ✓

"Euphoria? Entahlah terkadang kata itu menjadi satu jenis yang banyak diungkapkan oleh beberapa orang yang bahagia. Lalu apakah kalian termasuk dari kaum Euphoria?"

(Author **** POV)

Sepertinya dunia tak waras bahkan siapapun tak akan mengira jika dunia seakan terbalik seratus delapan puluh derajat.

Siapa sangka jika seseorang yang ditakuti adalah penjahat pria. Terkadang menghadapi penjahat seorang wanita tidak lah mudah ketika Jungkook dihadapkan pada satu masalah yang datang ketika ini hari terakhir dia di rawat di rumah sakit.

Sang ibu yang ada di atas sana berteriak memanggil namanya, hanya saja karena benda wanita ini berbahaya membuat dia meminta agar ibunya tenang. "Kenapa kau melakukan hal ini, aku tidak mengenal mu sama sekali." Nafas yang tercekat akan tetapi sudah tidak ada lagi wajah takut darinya. Mungkin saja karena dia sudah biasa menghadapi orang semacam ini. Seperti mendiang ibu kandungnya yang kini menjadi abu. Hanya saja wanita ini muda dan memiliki mata cukup tajam.

"Sebaiknya kau harus berkenalan dengan teman dekat kakakmu, jika kau mengatakan hal itu padaku. Aku tak menyangka kau cukup lemah sebagai seorang pria." Wanita itu seakan menekan tubuh Jungkook menjepit dinding lebih keras dengan cepat kedua tangan pemuda itu sudah terpasang borgol. Jungkook merasa wanita tak dikenalnya ini bukan polisi, jika iya kesalahan apa yang dia lakukan bahkan tak ada surat penangkapan sama sekali. "Aku tahu kau bukan orang baik, kenapa kau bisa tahu kakakku. Jika kau ada masalah dengannya selesaikan dengan baik bukan aku yang kau lakukan." Jungkook rasanya sudah muak dengan berbagai ketidakjelasan ini. Mencoba melepaskan hingga dia sedikit mencelos kalimat kasar dari mulutnya.

"Jungkook kau tak apa? Eomma akan turun membantumu-" diam saat lubang pistol mengenai pandangan matanya. Membuat wanita disana seakan diam membeku, wanita bagaikan seorang teroris dengan senjata api. Dia bahkan membawa beberapa anak buah untuk mengepung dan menghalangi beberapa orang datang menolong. "Kau sangat pengecut hingga menyuruh anak buah mu, ada masalah apa kau sialan!" Tiba-tiba bentakannya terhenti ketika rasa sakit dengan bekas telapak tangan mendarat di pipinya. Merah abstrak dan kontras. Sayang sekali dia wanita hingga Jungkook kelimpungan untuk membalasnya.

Dia bukan pria pengecut yang akan memukul seorang wanita.

"Kau begini karena kakakmu, jika ibumu tidak diam dan kau keras kepala aku akan membunuh kalian."

Dia melepaskan sarung tangan miliknya sudah sangat gerah ketika keringat meluncur di sela kulit jemarinya. Dengan mata tajam itulah dia seakan mengintimidasi segalanya.

Min Yoongi kenapa dia bisa berhadapan dengan wanita seperti ini, Jungkook sangat muak melihat seperti ini. Apalagi wanita ini seperti tidak punya hati. "Apa kau salah satu orang dibenci hyung, aku tahu tujuanmu jangan coba-coba wanita ular." Jungkook mendesis marah dia tidak akan mau melihat wajah cantik nan jahat itu, untung saja Taehyung sudah pergi dahulu dengan Seokjin jadi dia tidak mengkhawatirkan lainnya. Hanya saja Yoongi pergi dengan Namjoon mencari sesuatu.

Ada harapan kecil dalam dirinya agar sang kakak segera datang dan membantunya menyelesaikan masalah yang sebenarnya dia juga tak begitu mengerti. "Kau tampan sayang kau bocah. Andai jika kau seusia Yoongi aku akan menjemputmu." Bukankah ini mengerikan, cara bicara nya seperti wanita jalang haus akan kenikmatan. Rasanya sangat mengerikan di sekujur leher Jungkook, tak butuh hal seperti itu. Dia mencoba menepis tapi ketika ada ruang bernafas sudah begitu banyak pistol di todong ke arahnya.

"Jangan melawan atau ibumu aku tembak, cepat masuk ke mobil kau dan kakakmu harus membayar hutang." Pemuda kelinci itu sempat mengerutkan dahinya, kenapa dan mengapa wanita itu bisa mengatakan hal demikian tak jelas. Tapi melihat wajah sang ibu disana membuat dirinya mengalah, mungkin ketika mereka jauh ibunya pasti akan menggunakan kesempatan untuk memanggil bantuan.

Hanya saja belum dia sampai ke dalam mobil ibunya sudah ada di bawah dengan satu kata tajam dari bibirnya. "Hera jika kau lakukan ini kau akan dihukum!"

"Eomma?" Jungkook menoleh, rupanya ibunya tahu siapa wanita ini hingga dia melihat bagaimana sarkatik nya sang ibu. "Heh kau hanya mencoba membuatku tak bisa bersama Yoongi, jangan larang aku. Aku anak dari direktur terkenal." Gadis berusia dua puluh dua tahun ini justru menggampangkan sosok di depannya meski dia tak akan ada niat menggunakan pistol ke arah wanita itu sepertinya, tetapi saja membuat was-was sekitar.

"Ayahmu hanya membangun perusahaan dari modal ku, turun pistol mu Hera apakah ini sikap seorang gadis pewaris seperti mu? Kau pikir Yoongi akan benar menyukaimu gadis pemaksa!"

PLAAKKK!

Cukup terkejut memang...

Apakah ini kekuatan dari seorang wanita punya anak, kadang mereka bisa lebih sadis dan mengerikan. Jungkook meringis ngilu kala melihat ibunya cukup terampil membuat rasa sakit yang sama saat Jungkook mendapatkannya beberapa detik yang lalu. "Sudah ku bilang aku tidak akan membiarkanmu bersama anakku. Jika kau menginginkan Yoongi berusahalah membuat dirimu baik." Nafasnya sudah sangat berat akan tetapi dia tak akan mau melakukan kebodohan lagi membiarkan kedua putranya tanpa perlindungannya.

Jungkook melihat bagaimana pistol itu masih ada pada di tangan. Akankah dia tak apa jika menghalangi sesuatu yang ditakutkan? Jangan ada lagi korban itu yang dipikirkan.

"Apa kau tidak punya otak hingga harus membawa anakku dalam kegilaan mu, sudah cukup aku tidak peduli lagi apakah ayahmu direktur atau pejabat. Tapi aku tidak rela jika Yoongi bersanding dengan wanita gila sepertimu!" Sang ibu mencoba untuk mengusirnya akan tetapi wanita itu malah menahan gerakan tamparannya dengan mudah tak lupa senyum meremehkan seakan dia bisa melakukan sesuatu yang tak lain bisa.

"Anda memang berkuasa dalam bisnis di kota ini tapi jangan pernah anda menamparku, bahkan ibuku saja tidak pernah melakukannya. Dasar wanita tua?!" Hera dia tak tahu mana yang sopan dan mana tidak, ketika emosi bersinggungan dengan hatinya maka seluruh ucapannya akan selalu menyakiti siapapun. "Dasar anak kurang ajar, aku tidak akan ikhlas Yoongi berpasangan dengan gadis sepertimu." Shi Hye dia berusaha melindungi diri dan mengusap pelan pergelangannya yang sakit.

Tatapannya semakin tidak suka dan selamanya mungkin akan begitu. Hingga pada akhirnya ketika Jungkook melihat bahwa benda yang berbahaya itu jatuh tepat di kakinya, sadar atau tidak Hera mungkin terlalu naif terpaku pada ibunya.

"Jangan melarang ku aku mencintai putra mu!" Sangat tidak manusiawi setelah hal kasar begitu kecil telah dia lakukan kini dia seakan mengemis cinta dengan cara tidak kompeten. "Sayang sekali aku melihat anakku tidak peduli padamu."

Skakmat! Tebakan benar dan tepat.

"ARGGHHHH SIALAN AKU AKAN DAPATKAN YOONGI SETUJU ATAU TIDAK!" Apakah dia manusia yang bisa dikatakan manusia normal. Kedua tatapan matanya seakan ingin memakan orang di sekitarnya dan ini adalah bagian umum jalanan kota dekat dengan rumah sakit.

"Eomma?!" Tubuh pemuda Kelinci itu meringsut dia melihat ibunya jatuh akibat dorongan wanita itu. Seakan belum sempat melawan karena ibunya mengaduh sakit membuat namja kelinci itu juga berusaha menendang jauh pistol di kakinya.

"Apa yang kau lakukan sialan! Kau pikir kau akan bebas begitu saja Hem!"

Ketika tangan itu mencoba meraih sesuatu yang jatuh kenyataannya wanita itu seakan mengunci pergerakan Jungkook dengan cepat.

Rupanya Hera pandai menggunakan kelebihan bertarungnya, dia satu angkat dengan Yoongi dan satu ekstrakulikuler dalam Taekwondo. Akan tetapi karena keadaan Jungkook yang belum pulih dan luka sobek di perutnya membuat kaki itu tak bisa menggunakan teknik pertahanan diri.
Mencoba sedikit dan hanya bisa bebas dalam waktu tak lama.

"Jangan ganggu anakku gadis jahat!" Tangan sang ibu bergerak untuk mencoba melepaskan tangan itu dari leher sang anak. Tenaganya terlalu kuat hingga Shi Hye jatuh dan beberapa orang menolongnya. Bagaimana bisa mereka menolong jika para anak buah Hera seakan menghalangi para kemanusiaan itu untuk datang menolong. Sementara Jungkook dengan tatapan memohon dan mengangguk pelannya meminta agar sang ibu menjauh menjaga jarak.

"Jungkook..." Diharap dia tidak akan kehilangan anaknya lagi, apalagi Jungkook hendak kembali pulang. "Hei kau ikut aku dengan pasrah, jangan melawan aku akan mematahkan kakimu. Aku tahu kau juga bisa bertarung tapi lihatlah aku tidak akan segan untuk menyakitimu wanita itu." Bidiknya dengan seduktif tapi sedikit tajam dan membuat ngeri bagi yang mendengar nya. Jungkook memicingkan mata marah dan melihat bagaimana busuknya seorang Hera.

"Sangat mengerikan, aku harap Yoongi Hyung tidak akan mau dengan mu!" Ancamnya karena sekarang dia adalah adiknya. Kedua mata itu melotot seakan Jungkook akan mengulitinya, sialnya semua itu dia tahan ketika tak tega melihat jika sang ibu akan kena bahaya. Satu langkah dan beberapa langkah kaki dipaksa untuk bergerak, Jungkook dengan segala menyerah untuk kebaikannya hanya bisa menurut. Sampai dia bisa tahu bahwa Hera menghentikan setiap sudut pergerakan anggota tubuhnya.

"Hera kenapa kau melakukan sejauh ini?" Itu Yoongi dia menatap gadis itu malas akan tetapi tangan mengepal marah ketika melihat adik dan ibunya diperlakukan buruk. Wanita itu tersenyum tapi sedikit mengancam Yoongi dengan memandang sinis kearah adiknya, sampai disana pun Yoongi melaknat wanita itu agar jatuh miskin atau mati sekalipun. "Aku tidak ingin membuang waktu Hera tapi kelakuanmu seperti jalang." Itu pedas bahkan cukup untuk menyakiti wanita yang ada disana.

Sang ibu dan Jungkook tentu saja terkejut dengan cara bicara Yoongi yang di luar dugaan mereka. Ketika melihat namja pucat itu seakan berkonfotrasi dengan wanita itu membuat keduanya berfikir bahwa Yoongi tidak mudah untuk dibodohi.

"Lepaskan mereka aku akan diam di depan ayahmu, dan semua orang. Kau benci aku tak apa tapi jangan bawa mereka. Aku akan semakin membencimu dan mengganggap kau wanita rendahan."

"Kau menyumpahi ku Yoon, apa kau tidak bisa melihat ketulusanku. Kau selalu pergi tanpa pedulikan aku, lalu kenapa aku harus kau jauhkan padahal aku cukup besar peduli dan mencintaimu." Jungkook bisa melihat dari jarak dekat dan menyamping bahwa gadis itu menangis bahkan dia juga seperti menyimpan masalah berat dalam manik matanya. Hanya saja wanita ini terlalu berpura dan menyembunyikan segalanya.

"Lalu apakah aku meminta itu padamu, jika kau mencintai orang cintai lainnya. Aku sudah bilang aku tidak mau denganmu kenapa kau memaksa. Aku tidak peduli jika kau memohon padaku, tapi aku sama sekali tidak menyukai mu Hera. Kau jangan salah paham dengan sikap yang aku berikan padamu dulu." Yoongi akui dia pernah dekat dengan Hera akan tetapi hanya sebatas teman kelas dan teman kerja kelompok. Lantaran Hera dulu murid baru dan Yoongi kasihan dengan dirinya yang pernah dijauhi teman sekelas membuat dia terlihat peduli seperti berlebihan.

Seokjin juga tahu bagaimana Hera begitu kekeh untuk mendapatkannya di semester ketiga dan tentu saja Yoongi yang tidak ingin salah paham langsung berangsur menjaga jarak dengan Hera. Tapi sepertinya gadis itu tak mengerti dan malah membuat kerusuhan dengan mengejar Yoongi walau itu sampai Antartika. Yoongi ingat sekali bagaimana dia mengusir wanita itu dengan ucapan tak manusiawi nya. Karena dia sudah muak dan kesal. Mungkin jengkelnya sama seperti sekarang.

"Kau busuk Yoongi kau membuatku kecewa." Hera dia melempar pistol yang ternyata kosong itu. Bagaimana tidak jika sudah ada isinya mana mungkin Hera mau melemparkannya begitu saja dia bisa gunakan untuk senjata bukan. Yoongi juga yakin bahwa gadis manja seperti itu tak akan berani dengan benda kepolisian seperti itu. Sadar atau tidak namja sipit itu seakan berteriak menang dan menepuk tangannya seperti bangga.

"Aku tahu kau hanya penipu, cara apalagi yang akan kau lakukan Hera?"

Satu langkah... Dua langkah... Kaki itu berjalan, dia melihat dengan tajam Hera agar gadis itu sadar dengan siapa dia berhadapan. Ibunya nampak mendekat ke arah sang anak seperti hendak menahan Yoongi untuk mendekat akan tetapi sang anak menatap wanita kesayangannya itu dengan maksud. "Jika kau mau menerimaku menjadi kekasihmu tentu aku akan menjadi wanita terbaik untukmu Yoongi." Bibir tipis dengan sorot mata menggoda, bagaimana tatapan itu seakan ingin Yoongi memakannya.

Oh astaga Jungkook merasa bahwa wanita di belakangnya ini gila. Susah payah dia mencari akal untuk bisa bebas dari tangan kekar wanita ini. "Kau menjijikan sekali ku pikir jiwa jalang mu tidak sembarang kau tujukkan pada orang lain. Kalau begitu maaf tuan Park anda bisa menjemput putri tunggal anda untuk mendapatkan pengobatan alternatif."

"Siapa, apa yang kau maksut Yoongi?!" Wajah panik itu ada apalagi saat telinganya mendengar bahwa Yoongi seperti menyebut nama marganya. Sadar atau tidak seseorang berdasi dan berjas dengan kedudukan besarnya menampilkan batang hidungnya. Membuat tuan putri manja dan pemaksa itu menjadi sedikit kalang kabut.

"Sialan kau Yoon, aku akan-"

"Akan apa, Hem... Akan apa Hera, LEPASKAN ADIKKU ATAU AKU AKAN MEMBAWAMU DALAM PENJARA." Yoongi membentak, dia lagi-lagi menghancurkan hati gadis yang mencintainya dengan salah. Hingga pada akhirnya Hera sendiri seperti enggan melepaskan tangan itu lantaran dia tahu bagaimana hancurnya Yoongi jika dia melakukan hal gila dan menarik.

"Kau salah, aku akan membuatmu merasakan apa itu sakit hati. Segala ucapanmu kali ini tak aku maafkan, Yoongi kau lihat bagaimana adikmu akan mati."

Apakah malaikat maut begitu menyukai dan mengincar nyawa Jungkook? Hingga dia menemukan beberapa pembunuh lainnya untuk menghabisi nyawanya.

Yoongi melihat sang adik menangis dan itu sungguh ketakutan luar biasa apalagi Jungkook seakan meminta untuk gadis itu tenang, dia tidak lemah hanya saja akan ada banyak korban akan dipertaruhkan begitu juga dengan nyawanya.

"Kalian tangkap pria itu dan bawa dia ke depanku, sekarang!" Hera sudah tidak peduli dengan Yoongi hatinya hancur membawa kemurkaan sendiri akan tetapi beberapa detik ditunggu justru tak ada siapapun yang maju untuk menangkapnya. Malahan Yoongi bisa berdiri dengan gagahnya disana seakan dia menantang Hera untuk bertindak lebih.

"Kenapa kalian diam saja huh! Cepat tangkap Min Yoongi, pria bajingan itu ke hadapanku." Meski wajahnya garang tak bisa menyembunyikan kedua mata berkaca tersebut, malahan sedikit ada suara serak dengan Isak lirihnya. "Kami tidak bisa melakukannya nona, ada bos besar jika kami melakukannya kami akan di pecat."

"Ya nona, gaji kami datang dari ayah anda."

"Kalian semua anak buah sialan, bajingan aku sudah bilang pada kalian! Beraninya kalian membantahku!"

Sepertinya ada yang berseru senang saat ini, membuat gadis itu menggeleng tak percaya sungguh gila memang apalagi dia semakin mengencangkan lengannya di leher pemuda kelinci itu hingga Jungkook hampir kehilangan oksigen.

Yoongi tentu saja kembali mengeram marah, akan dia harus turun tangan untuk menghentikan gadis gila itu. Tapi seperti tak ada peluang dan celah karena dia tahu Hera adalah wanita ular penuh tipu daya.

Hingga suara pria dengan kedudukannya itu turun tangan sepertinya dia cukup malu dengan sikap sang anak terlihat dari mimik wajahnya.

"Hahaha, sial sepertinya memang benar aku harus membawamu ke akhirat!"

"HERA AYAH TIDAK AKAN MENERIMAMU SEBAGAI ANAK! LEPASKAN DIA DAN MINTA MAAF!"

Shi Hye tidak akan menyangka jika dia menyaksikan sendiri bagaiman sisi sifat salah satu rekan bisnis investasi nya membentak anaknya. Dia mengira bahwa tuan Park hanya akan mengosongkan perusahaannya dan berpindah pada perusahaan miliknya dengan cara menjodohkan putrinya dengan putranya. Kenyataannya dia sedikit paham kemungkinan besar sifat manja dan keras kepala putrinya lah yang membuat keributan mengenai perjodohan itu harus terjadi.

"Ayah! Kenapa kau melakukan hal itu aku hanya ingin-" gadis itu seakan diam ketika sang ayah memotong pembicaraan nya dengan tegas. "Cukup! Aku tidak akan mentolerir putriku, kau sudah keterlaluan telah melakukan hal tak baik. Sudah cukup kau harus sekolah ke luar negeri dan temukan pria kau sukai disana." Pesan sang ayah, dia sendiri juga tidak tega untuk menghukum anaknya. Akan tetapi membawa dia ke luar negeri disana adalah salah satu jalan agar putrinya tidak menyia-nyiakan masa mudanya di penjara.

"Aarghhh tidak aku akan mendapatkan apapun yang aku mau meski aku akan jadi penjahat!" Semakin besar suara gadis itu dan semakin tahu pula Jungkook bahwa Park Hera habis menggunakan alkohol.

Separuh mabuk, satu hal yang dibaca oleh kedua mata Yoongi dengan jelas.

Kedua mata kakak beradik tak sekandung ini bertemu, disana dia melihat manik sipit itu begitu yakin ke arahnya.

Jungkook melihat bagaimana kakaknya seolah-olah mengatakan bahwa kau bisa melarikan diri. Sementara Namjoon entah sepertinya tadi sempat disana, mungkin saja karena terlalu tegang dengan suasana tak ada siapapun yang menyadarinya.
Apakah dia yang merasa aneh atau memang dia salah lihat dan menganggap tadi adalah Namjoon.

Semakin tercekat lehernya dan semakin sesak pula lehernya apalagi Jungkook tak bisa berbicara dan hanya bisa menatap dengan bola mata seperti melihat ke atas. "Jungkook bertahanlah nak!" Teriak sang ibu dengan suara sedikit berteriak dia bahkan mencoba untuk mendekat ke arah gadis itu untuk melepaskan putranya.

"Eomma, kumohon tenanglah aku akan baik saja. Jangan khawatir oke."
Meski takut dia juga menayangkan senyum manisnya dan mengatakan semua baik saja apalagi kakaknya ada dan pasti akan menyelamatkannya.
Posisi Hera ada di belakang pohon besar dimana disana bersembunyi seseorang yang mengintip dari baliknya.

"Diam kau sialan! Ini semua salah kakakmu." Desis kejam gadis itu bahkan sedikit mencekiknya agar rasa jengkelnya puas. Ini gila gadis itu enggan bermain. "Kau gila aku tidak akan mau diam begitu saja bodoh!" Jungkook sengaja menginjak kaki gadis itu dia melakukan perlawanan dengan mendorong gadis itu hingga punggungnya menempel pada batang pohon besar di belakangnya.

"Akh, yaaakkk sialan kau aku akan menangkap mu!" Satu gerakan cukup kuat dia hendak menggunakan keahlian menguncinya dan langsung di cekal oleh Jungkook. Begitu tangan itu sedikit melakukan gerakan menepis dan Jungkook yang kehabisan tenaga karena efek obat membuat dia sedikit memburam. Tubuh itu ambruk dan membuat Yoongi berteriak memanggil nama adiknya.

"Yoongi pegang dia erat!" Teriaknya dan dia adalah Kim Namjoon yang sudah menyusun rencana.

Yoongi mengepung tangannya dan seseorang di belakangnya langsung menangkap dengan cepat. Ketika dia berusaha untuk memasang borgol agar wanita itu tidak membuat ulah sialnya namja bermarga Kim itu dihajar tepat bagian wajah nya.

"Namjoon, ck gadis sialan!" Yoongi mengeluarkan tanduknya dia mendorong tubuh wanita itu jatuh hingga menyentuh rumput dan menarik kedua lengannya ke belakang. Tentu saja hal itu dia lakukan tanpa sadar saat dia melihat beberapa orang akan terluka karena ulah bodohnya. Sedikit kasar karena dia menarik kedua tangan itu hingga berbunyi, si gadis berteriak kesakitan dengan ringisan begitu menyakitkan.

"Lepaskan aku Yoon! Arrghhh kau menyakitiku, lepaskan aku uhuukkk Yoongi!" Apakah itu permohonan? Entahlah gadis itu bahkan menatap tajam dengan mata nyalang tapi dia menangis.

"AKU TIDAK AKAN MEMAAFKAN MU HERA SUDAH CUKUP!"

Suara bentakan itu bukan lagi suara pertahanan Yoongi dalam menguasai emosinya. Dilihatnya bagaimana kabut amarah itu sudah merasuk dalam diri Yoongi. "Hei Yoongi sadarlah, dia perempuan jangan berlebihan Yoongi. MIN YOONGI DENGARKAN AKU!" Namjoon jatuh terjungkal ke belakang dia hendak meminta Yoongi agar tidak membuat kesalahan. Apalagi secara nyata mereka melihat kedua lengan wanita itu hampir lepas dari tempatnya.

"Yoongi Hyung aku mohon lepaskan dia, kau bisa membunuhnya Hyung!" Jungkook dia kini menarik tubuh sang kakak, tak peduli bagaimana sakitnya dia akan membuat kakaknya waras.

Beberapa orang juga berusaha akan tetapi beberapa anak buah itu seakan menahan sekitar itu dilakukan agar tidak menimbulkan kerusuhan. Entah perintah siapa yang pasti itu berasal dari si tuan besar Park yang hanya memandang putrinya sedang dalam siksaan Yoongi.

Seperti sengaja bahkan Shi Hye menyadari hal itu, jika di pikir ayah macam apa tega seperti membiarkan putrinya dibunuh. Sadar bahwa Yoongi bisa masuk dalam rana hukum dalam membuat wanita itu akhirnya menerobos dan mencoba ikut menyadarkan Yoongi.

Ini pasti jebakan, dia yakin jika Yoongi melakukan kesalahan maka sesuatu berharga itu akan di tebus dengan pernikahan.

"Yoongi sadarlah ini eomma, aku tidak ingin kau menjadi pembunuh sayang. Ingat kau baru saja keluar dari rumah sakit. Kami menunggumu sayang ayo lepaskan dia." Shi Hye memang tak bisa mendekat tapi tubuhnya memang sedikit lemah di tambah suaranya serak, sepertinya dia mengabaikan saran dokter untuk menjaga diri dan meminum obat secara teratur.

Tapi Yoongi seperti tak mendengar ucapan beberapa orang yang peduli padanya sengaja menulikan semuanya. Hanya dia ingin menghancurkan lengan yang sudah menyakiti keluarganya. Apakah ini akan jadi balasan setimpal? Hanya karena egoismenya dia harus mati.

Sementara Jungkook semakin tak akan bisa melihat keadaan ini. Mau tidak mau dia melakukannya, dia pada akhirnya berlari dan menubruk tubuhnya ke arah sang kakak. Tubuh namja pucat itu jatuh ke belakang dengan eloknya.

"Kumohon hyung, sadarlah aku ingin kau mengerti jangan membuat dirimu di penjara!" Ditariknya kerah baju sang kakak dan bagaimana linangan air mata itu penuh harap agar Yoongi tidak lagi lepas kendali, Jungkook sadar bahwa kakaknya sama saja akan dipermalukan akhirnya.

"Jungkook..." Namjoon mengiba, kenapa lagi begitu sulit melihat keluraga ini setidaknya mendapatkan ketenangan hingga pada akhirnya Namjoon bisa melihat bahwa. Kabut amarah itu mulai surut dan Yoongi dia sedikit melemas. Ya, melemas ketika sang adik memeluknya begitu juga sang ibu yang menghampiri kedua putranya dan mengecup puncak kepala mereka.

Namjoon sadar bahwa kenyataannya adalah tak ada yang bisa menebak jalannya takdir bahkan nasib wanita pingsan ini pun siapapun tak tahu.

Gadis itu mungkin pada akhirnya jera dan menyerah. Semoga saja lukanya tak terlalu serius. Lantaran Yoongi mempunyai tenaga besar untuk mematahkan tulang engsel bahunya. Tapi ketika dia melihat seorang ayah yang datang menghampirinya wajah serius penuh dengan penyesalan. Pria itu menatap ke arah Shi Hye yang justru menajam.

Apakah ini yang namanya persaingan bisnis dengan cara curang dari salah satu pihak?

Hanya saja mata Yoongi nampak buram dan kepalanya masih pusing karena kejadian tadi.

Skizofrenia memang menyebalkan.

,

Taehyung sudah berjalan dengan bantuan sang kakak yang memegang lengan kanannya. Ditambah lagi langkah perlahan kaki dengan gestur bergetar miliknya. Kim Taehyung justru mendapatkan dukungan penuh dari seseorang di belakangnya. Seperti bersorak dengan senang dan mengacungkan kata semangat. "Coba lihat bahkan mereka berdua begitu heboh membantumu, ayo aku akan beri tenagaku." Seokjin mengambil cuti selama seminggu dia melakukannya untuk bisa melakukan terapi adiknya secara penuh.

Dokter mengatakan semangat Taehyung untuk sembuh begitu besar maka dari pada itu dia mendorong tubuh itu untuk bisa sampai di jalur yang sudah dibuat. "Aku sedikit keram." Kaki kiri Taehyung sedikit tak mampu bergerak karena sakit, tentu saja Seokjin dengan segala kecerewetannya langsung menyuruh salah seorang untuk membantunya mendekat kan kursi roda disana.

"Terimakasih Jungkook, ah maaf selalu saja merepotkan mu dan sepertinya hubunganmu dengan kakakmu semakin baik ini sudah dua bulan setelah kejadian itu bukan?" Kedua matanya melihat seorang pemuda sipit tengah bertos ria dengan Namjoon yang membawa satu kotak ayam goreng penuh dan banyak. Cukup untuk dibagikan beberapa orang, apalagi aromanya semakin membuat lapar saja.

Taehyung juga perutnya berbunyi dia sampai lupa waktu karena berlatih dengan anggota tubuh motoriknya. "Ah kau lapar Saeng, ayo kita kesana kurasa Namjoon membawa kesukaanmu." Seperti anak kecil Taehyung dengan segala rasa gembira yang dia rasakan dan Namjoon menyuruh salah satu anak buah barunya membawa beberapa barang piknik. Seokjin tentu saja mendorong kursi roda sang adik dengan telaten.

"Kau punya anak buah yang lincah." Puji Yoongi yang merupakan mantan karyawan terbaik menurut Namjoon, bahkan dia adalah karyawan pertama. Hanya saja untuk membalas kebaikan Yoongi yang sudah memajukan usahanya Namjoon selalu memberikan uang pensiun setengah dari gajinya. Beruntung dia bukan orang pelit, dan Yoongi? Dia sukses menjadi pengusaha ayam yang belum cukup besar tapi lumayan.

Ya, dia tidak bisa untuk bekerja di hiruk pikuk kantor begitu padat. Sampai akhirnya dia menemukan hewan unggas penghasil uang untuknya.

"Ya, karena dia yatim piatu dan aku kasihan makanya aku angkat sebagai keluarga dan menyuruh nya bekerja hell dia belajar dengan cepat dan bisa melampaui mu jika sudah setahun bekerja."

Yoongi melihat bagaimana baiknya temannya ini tapi sayang banyak sekali orang menyepelekannya. "Oke aku akan menantang mu memancing di laut bagaimana, kau pasti bosan dengan ikan air tawar." Yoongi merangkul namja bermarga Kim itu dia bahkan menepuk dengan bangga dan berbincang.

Sementara Jungkook juga Seokjin keduanya sibuk membantu pemuda berusia tujuh belas tahun itu menyiapkan agendanya.  Saat itulah kedua mata Yoongi melihat adiknya tersenyum, ya Jungkook kini tinggal bersama nya juga ibunya. Ketiganya menjadi normal walau sesekali ada keributan kecil di dalamnya, itu wajar karena dalam keluarga kecil memang pasti akan selalu ada konflik. Tapi seiring waktu hal itu dapat terselesaikan dengan baik.

"Yoongi Hyung, apakah mau makan bersama kami?" Jungkook melihat kakaknya datang dia melihat bagaimana kakaknya datang dengan setelan baju santainya. "Aku akan menyusul setelah membicarakan sesuatu pada Kim ini. Aku baru saja datang hahahaha, kau bersama siapa datang kesini?"

Yoongi melihat seseorang yang ditunjuk Jungkook, ah dia adalah salah satu kepercayaan ibunya dan tentu saja itu Kim Seokjin terhormat. Dia bahkan sudah berjasa sudah membantu perusahaan tumbuh pesat dalam satu tahun lebih dan membuat beberapa karyawan betah kerja disana ketimbang dengan dirinya. Oh astaga siapa yang betah dengan sikap militer seorang Min Yoongi tentu saja rakyat akan menangis jika pemegang kekuasaan adalah dirinya.

"Kenapa kau menatapku kejam, aku tidak menculik adikmu lagian dia sangat senang hahaha, melihat kakaknya yang insyaf membuat Jungkook seperti bayi lahir ke dunia."

Yang dibicarakan merasa malu lihatlah bagaimana Jungkook seakan ingin mengelak di balik senyumnya. Dia senang mendapatkan pujian itu juga apalagi melihat Yoongi tak  melakukan protes seperti itu. Saat dia menoleh dia melihat Yoongi mengulas senyumnya.

Matahari sangat terik dan waktu berjalan dengan cepat ini sudah panas dan Jungkook seperti ingat akan janjinya.

"Jungkook kau mau kemana kenapa kau malah pergi?" Namjoon menanyakan dengan wajah penuh tanyanya, dia bahkan membawa satu kotak lagi berisi daging bulgogi.

"Aku mau pergi ke suatu tempat ada hal yang harus aku lakukan. Kalian makan saja dahulu, oh iya... Yoongi Hyung bisa aku titip ini padamu?" Jungkook melepaskan kalung liontin miliknya, sebuah kalung yang dia dapatkan dari mendiang ibunya. Bagaimanapun tetap saja kalung ini dari wanita yang sudah melahirkannya. Yoongi mengerutkan keningnya ketika dia melihat benda mengkilap itu kena cahaya.

"Kenapa kau berikan ini padaku, bukankah kau harusnya pakai saja?" Yoongi bingung dengan jalan pikiran adiknya hanya saja Jungkook malah memberikan senyum ambigunya seakan dia ingin memberi satu hal untuk disimpan. "Aku hanya ingin Yoongi Hyung menyimpannya kalau aku pakai tentu saja akan hilang kau kan tahu aku orang yang teledor." Jungkook tertawa renyah, dia bahkan tak bisa mengatakan kata hal lain mengenai alasannya. Apakah dia mempunyai suatu hal mengganjal dalam hatinya.

Yoongi nampak ragu dia melihat kalung itu di tangannya dan meremat lalu beralih menatap ke arah Namjoon dan lainnya yang sedang berpesta. Saat itu juga dia seperti enggan mengatakan ucapan yang membuat hatinya semakin bertanya. Jungkook tak ingin membuang waktu, hanya saja dia harus bertemu dengan Jimin. Sekedar berziarah di makamnya.

Jungkook awalnya berjalan dengan santai menuju sepedanya hanya saja dia sedikit malas dan ingin berjalan kaki saat kebetulan melihat penjual bunga yang mendorong gerobaknya. Jika datang ke makam dia harus membawa bunga dan dua bunga lebih tepatnya. Langsung saja dia mendekat ke arah penjual bunga yang ada di seberang jalan disana.

"Jungkook, aku akan mengantarmu." Yoongi memakai kalung itu cepat dia juga menyusul punggung sang adik, sempat terdengar suara klakson mobil yang keras dan juga... Ada benda besi yang berusaha mendekat dengan kecepatan tinggi.

"JUNGKOOK!!"

suara Yoongi begitu keras memanggil sang adik dan juga bagaimana tubuh itu berputar terpelanting ketika Yoongi menjadi tumpuan untuk dinding luar sang adik. Rasa pening dirasakan keduanya akan tetapi mereka melihat bahwa tubuhnya hanya terpental akibat Yoongi berhasil mendorong jatuh keduanya hingga selamat.

"Astaga mobil itu tidak ada aturan!" Yoongi merutuk dan membersihkan kotoran di bajunya hanya saja dia tidak memperhatikan sekitar lantaran belum sempat karena Jungkook sudah menariknya. Dia mencari wanita penjual bunga itu tapi tak menemukannya, raut bingung tercipta di setiap kerutan kening sang kakak.

"Kau sedang cari apa?" Langkah mereka lumayan menjauh dari tempat kejadian. Jungkook juga memicingkan pandangannya tapi tak melihat tak ada satupun disana penjual bunga itu.

"Aku tadi melihat nenek penjual bunga disini, tapi kok gak ada ya padahal aku mau beli bunganya." Jungkook masih memperhatikan sekitar dan tak ada siapapun selain beberapa orang berlalu lalang menikmati sekitar.

"Kau ingin bunga untuk siapa, pacarmu?" Yoongi heran sekaligus menebak sendiri apakah adiknya sudah mulai jatuh cinta pada seseorang? Tapi wajar mengingat umur sang adik bukanlah anak kecil yang Yoongi harap adalah semoga gadisnya orang baik.

Hanya saja keduanya tak sadar jika sudah berada di depan pemakaman umum. Disini lah Jimin dimakamkan. Kebetulan Jungkook juga sudah menyempatkan waktu ke makam Myungsoo kemarin. Jadi sekarang kurang sang kakak yang kini mungkin menunggu doa keduanya dan mewujudkan keinginan sang kakak untuk melihat keduanya tetap kompak.

"Yoongi hyung kita kan belum pernah berziarah bersama bagaimana kalau kita sekarang menemui Jimin hyung." Yoongi melihat gerbang masuk makam disana lah sang adik sekarang tinggal untuk selamanya, berbaring dengan tanah yang menjadi tempat tidur selamanya. Bayang dimana dia kehilangan Jimin sirna sudah lantaran Jungkook sekarang ada di sisinya dan dia menjadi kakak lebih berguna dan lebih baik.

Meski atensi itu sibuk memperhatikan setiap ruas bangunan disana Jungkook menarik tangan sang kakak dengan semangat, kedua telapak kaki dengan alas sepatu keduanya masuk dan berjalan mencari sebuah nisan. Disana ada sebuah makam dekat dengan pohon dimana di tulisan kayu nisannya terpampang nama sang adik disana Min Jimin.

Jungkook tak sengaja menemukan sebuah bunga yang tak jauh dari tempat mereka masuk, sepertinya bunga Kamboja putih ini bukan tanaman hias melainkan tanaman liar. Jungkook berfikir bahwa bunga ini bisa menggantikan bunga yang sempat dia gagal beli tadi.

Begitu juga dengan Yoongi yang ikut mengambil jua dan tangannya masih digenggam erat oleh sang adik dalam diamnya. "Hai Jimin hyung kami datang, kami rindu Jimin hyung." Sapa Jungkook dengan semangatnya, ada senyum manis disana dan itu berasal dari Jungkook yang seperti matahari bagi seorang Min Yoongi. Pemuda sipit itu bahkan juga ikut tersenyum dengan mata menahan cairan bening yang disebut air mata.

Kedua kakak beradik itu menaruh bunga saling bergantian dan sadar atau tidak keduanya saling masih berpegang tangan satu sama lain termasuk Yoongi yang begitu erat karena nalurinya mengatakan perasaan aneh mengantar pada dirinya. Tentu saja namja berkelopak sipit itu diam, dia hanya ingin berjumpa dengan adiknya. Dan makam ini masih sama saja bersih, dia senang karena sang adik makannya sudah begitu diurus.

Jungkook menautkan kedua tangannya, perlahan dia melepaskan tautan sang kakak. Keduanya saling duduk berjongkok dan memejamkan mata mereka saling menundukkan kepala dan berdoa.

Harapan bagi kami yang ditinggalkan, semoga diberi keberkahan dan tempat suci di Surga. Jauh dari api panas neraka yang membakar, tempatkan pada orang beriman dan saling menyayangi. Membiarkan dia tinggal bersama Tuhan dan penuh cinta serta kasih, kemuliaan bagi manusia baik dan kemuliaan bagi saudara kami.

Jungkook merasa tidak ada lagi hati yang mengganjal dirinya merasa lega dengan segala pikiran yang lepas. Ketika dia membuka mata dan melihat rumput bergerak karena semilir angin, dia melihat semua.

"Semoga kau tidur dengan nyenyak Jimin dan semoga kau bahagia disana." Jungkook berharap apa yang dia lakukan bisa di dengar mengenai ketulusannya bisa di dengar Jimin.

"Oh ya terima kasih hyung, aku sudah bisa berdamai dengan Yoongi Hyung, seperti yang kau tahu kami sudah saling mengenal dan mengerti bahkan Yoongi hyung sudah menerimaku. Apa kau lihat dia ada disampingku sekarang."

Jungkook tersenyum tapi telah hilang ketika dia menghadap ke samping dan tak ada siapapun disana, dia heran kemana pergi sang kakak padahal dia datang disini bersamanya. Dia melihat di atas makam masih ada dua Kamboja disana, itu dari dirinya juga kakaknya. Aneh kenapa kakaknya pergi dengan cepat, bahkan pemuda kelinci itu berfikir bahwa kakaknya pasti sedang mengambil sesuatu.

"Yoongi Hyung kau dimana?" Pada akhirnya dia memutuskan untuk mencari sang kakak dan memberikan salam pada Jimin sebagai tanda pamit. Sinar matahari menyoroti wajahnya tapi langkah kakinya masih tegap di atas pohon dengan daun yang bergerak disana. Mendadak pandangan Jungkook menjadi buram karena siluet cahaya menubruk netra dan ketika semua terdengar samar dalam pendengarannya. Tanpa sadar dia mendengar suara pecah tangis sang kakak di ujung sana.

"APAKAH KALIAN TIDAK BISA MENOLONG NYA HIKKSSS... JANGAN KATAKAN HAL BOHONG PADAKU, CEPAT SELAMATKAN DIA AARGHHH!"

Benar itu suara sang kakak, bagaimana bisa Yoongi begitu cepat ada disana. Dengan langkah sedikit gontai karena terlalu lama berdiri sepertinya akhirnya Jungkook berlari.

Dia melewati beberapa orang yang ada disana dengan menghindar dan sesekali meminta maaf agar memberikan kesempatan ruang lewat.

"AKU TIDAK AKAN MENERIMANYA! KALIAN BOHONG KAN CEPAT KATAKAN KALIAN BISA SELAMATKAN DIA BUKAN HAH!"

Jungkook semakin khawatir saja saat mendengar Yoongi berteriak frustasi, tapi karena apa? Lalu kenapa dia begitu seperti ketakutan. Hingga pada akhirnya kedua manik matanya menatap kaget saat melihat sebuah mobil berhenti dengan bentuk seperti remuk di bagian depannya dekat dengan tiang listrik yang miring. Di sana dia melihat begitu banyak orang berkumpul dan melihat seperti sesuatu.

Kaki nya dia langkah pelan rasanya ini sangat menakutkan saat dia bisa melihat darah itu mengalir ke jalanan di sisi mobil yang rusak itu. Sebuah Van hitam dan dimana dua polisi menahan tersangka. "Eh dia..." Pria dengan marga Park dan merupakan pria yang katanya menjadi ayah dari wanita yang sempat mencelanya.

"AKU TIDAK AKAN MEMAAFKANMU HIKKSSS... SELAMATKAN DIA KUMOHON KALIAN SAJA BISA SELAMATKAN AKU KENAPA DIA TIDAK BISA AARGHHH HIKSSS..."

Jungkook semakin bergetar ketika mendengar suara sang kakak yang masih menangis dengan erangan kesedihan teramat sangat. Disana dia juga melihat Namjoon yang menendang dengan kesal sembari menarik kerah pihak polisi yang bertugas. Seokjin yang menahan tubuh Taehyung yang ambruk dari kursi rodanya. Sahabatnya... Menangis seperti melihat sesuatu mengerikan hendak disusul kesana.

Darah...

"Ap-apa apaan ini Tuhan..." Jungkook seketika membeku, dia seperti berada di tempat lain saat ini. Sesuatu bergejolak muncul dalam benaknya ketika dia melihat tubuh itu...

Darah...

Tes...

Tes...

Air mata jatuh seperti sebuah kenyataan begitu mengerikan di depan matanya. Semua seperti kemustahilan yang tak dia tahu akan tetapi tubuh itu membuktikan bahwa...

"Kenapa aku bisa ada disana?" Tetesan air mata dengan tanda tanya besar, semua darah keluar dari kepala dan tubuhnya.

"JUNGKOOK BUKA MATAMU HIKKSSS... SIALAN KAU BILANG AKAN JADI ADIKKU, BUKA MATAMU BODOH! JUNGKOOK HAAARGGHHHHHH!"

Kakaknya menangis, kakaknya kotor dengan darah miliknya dan kakaknya lagi-lagi berteriak frustasi. Anehnya dia juga terluka, kepala kakaknya yang terluka karena darah. Tapi dia masih bisa memeluk dan menangisinya.

Menangisi dirinya yang terpejam seakan pucat dan....

"Aku disini Hyung, aku disini Yoongi Hyung... Aku disini..." Lirih dengan kedua mata menatap lemah, tubuh jatuh ambruk dengan tatapan mata seakan ini adalah mimpi.

"Yoongi sadarlah Jungkook sudah tiada, tolong jangan begini. Lihatlah Jungkook dia sudah pergi!" Namjoon menunjukkan tubuh itu terbaring lemah dan menunjukkan bahwa apa yang dilakukan Yoongi adalah hal sia-sia. "TIDAK ADIKKU MASIH HIDUP DIA MASIH HIDUP DIA MEMEGANG TANGANKU NAMJOON, ADIKKU MASIH HIDUP!" Yoongi menangis dan dia memeluk tubuh Jungkook erat seakan takut kalau tubuh itu menghilang bagaikan debu.

Hanya saja...

"Yoongi Hyung hikkkss... Aku disini Hyung lihat aku hikkss kumohon jangan menangis, tolong lihat... Aku disini aku sungguh disini hikkksss...."
Jungkook duduk lemas kakinya seperti tak bisa bergerak dan tatapan mata sendunya memohon dengan sangat agar sang kakak menoleh ke arahnya.

Jungkook berada di depannya.

Tapi dia seperti sesuatu yang sudah tak nampak, apakah ini adalah takdir dari kata bahagia yang dia dapat.

Jungkook bahkan sudah mengisi harinya selama dua bulan bersama ibu dan kakaknya waktu yang masih sebentar dan belum menemukan hal baru ketika di lakukan.

"Siapapun katakan padaku, aku disini... Kumohon lihat aku, aku disini hikkss...." Jungkook semakin deras dia semakin menjatuhkan air matanya. Darah dan warna merah adalah bekas dirinya. Hanya saja, ketika dia bangun dia sudah tak bernyawa.

Berbeda dengan kakaknya yang juga mengalami kecelakaan akan tetapi dia masih bisa bertahan dan selamat. Tubuhnya terluka tapi tidak separah tubuhnya, hanya saja Jungkook dia mati karena tubuhnya bergerak mendorong sang kakak yang sengaja di dorong oleh seseorang dan membuat si pengendara yang mabuk itu hendak menubruk kakaknya dengan Jungkook yang...

Tubuh terbujur kaku sekarang.

Tuan Park melakukannya dia sengaja melakukannya, salah sasaran dan membuat korban yaitu Jungkook sendiri.

"ADIKKU TIDAK MATI DIA MASIH HIDUP, JUNGKOOK BANGUNLAH AKU MOHON JUNGKOOK!"

Tes...

Tes...

Percuma tubuh itu tak akan bangun. Karena pada akhirnya takdir mengatakan, adiknya yang sekarang dia sudah meninggalkan semua.

Dia meninggalkan dunia ini.

Jiwa Jungkook menangis di sisi jasadnya. Tapi siapapun tak ada yang tahu karena dia tak akan bisa bertemu atau di temukan.

Apakah kalian menangis dengan akhir kisah ini?

Bahagia dengan cara Tuhan dan takdirnya.

Kisah ini sudah berakhir.

,

Sepi...

Jungkook berjalan sendiri dengan hati yang sepi dan kaki telanjang menapaki rumput. Kini dia seperti tak di pedulikan di tengah keramaian.

Dia menoleh dan tersenyum, mengulas senyum sedih juga air mata menangis. Suara detak jantung tak dia dengarkan dan itu tandanya akan ada yang pergi.

Meninggalkan semua dalam duka? Bahkan seorang Kim Taehyung yang suka memberontak pun kini remuk dan Yoongi kakaknya yang keras kepala juga selalu kuat pun kini. Hancur tak berdaya.

Jungkook di tuntun oleh cahaya...

"Selamat tinggal Yoongi Hyung, jangan lupakan aku... Terimakasih untuk semua. Tolong jaga eomma dan tolong bahagia untuk selamanya..."

Senyum dengan tetesan air mata dari sebuah jiwa yang mati.

"Selamat tinggal dunia..."

Jeon Jungkook tersenyum, menghilang bagaikan cahaya membias di tubuhnya. Tuntunan malaikat yang membawanya ke akhirat.

Tempat dimana hidup setelah kematian.

Meninggalkan seseorang yang menangis dengan deras, menangis dengan keras.

Seperti selembar kertas yang rapuh. Ya... Min Yoongi yang rapuh seperti sebuah kertas. Juga mereka yang menyayangi sudah ditinggalkan.

Untuk selamanya....

,

END

Waaa akhirnya udah sampai di chap ini semoga bisa mengobati rasa rindu kalian dengan akhir kisah ini. Katanya ingin tahu kisah akhirnya hehehe...

Semoga kalian suka dan gak kapok buat mampir ke lapak aku ya dan akan ada kejutan aku berikan besok. Tunggu notif dari aku ya..

Jangan lupa jaga kesehatan dan tetap semangat, untuk kalian semua jangan lupa dukungan dan masukan oke.

Gomawo and saranghae...

#ell

2/09/2020


















Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro