Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Rumah Susun Kosong: Hobi Kaldo

Lagi bulan ramadhan seperti ini sekolah SMA tempat dimana penghuni rusun bersekolah dan menimba ilmu menjadwalkan pulang jam 2 siang, dan jam 2 siang inilah lima sekawan memilih langsung pulang tetapi Dot ingin ke konter pulsa dulu, iya konter pulsa milik Kaldo.

"Selamat datang di konter pulsa, mau isi pulsa atau beli kartu baru?"

Lima sekawan ini tidak langsung membalas, diam dahulu, menatap Kaldo dengan sedikit curiga, mereka merasa Kaldo sedang menyembunyikan sesuatu, merencakan hal yang tidak-tidak, padahal di bulan puasa seperti ini tidak boleh dilakukan, menurut yang mereka dengar dari mulut kepala sekolah SMA alias Walhberg.

"Jangan sungkan mau beli pulsa disini, tinggal nulis nomernya aja."

Mereka berlima maju selangkah.

"Ada yang mau pemen ga?"

"Boleh."

Lance menawarkan diri untuk menjadi korban pertama.

Kaldo menawarkan bungkus permen karet berwarna hijau, tinggal sisa satu, Lance menjepit permen karet yang tinggal satu lagi itu, saat Lance menarik permen karet itu keluar seekor serangg yang dibenci masyarakat dunia apalagi kalau sudah mengepakkan sayapnya, serangga itu menjepit jempol Lance secara dadakan.

1

Ekspresi Lance masih datar, mencerna apa yang sudah menjepit jari jempolnya.

2

Wajahnya mulai memucat beserta dengan ekspresi jijik ketika sudah tahu apa itu.

3

"GYAAAA!"

Cowo ganteng berambut biru ini menjerit takut sampai loncat memeluk Mash. Mash tentu terkejut, tidak ada persiapan sama sekali menerima badan yang 2x lebih besar darinya akan menempel layaknya koala pada batang pohon, wajah tampan Lance luntur seketika akibat bertemu dengan serangga mainan. Samar-samar suara kekehan terdengar dari mulut Kaldo.

Tidak sia-sia aku nanya Orter kelemahan anak ini, batin Kaldo.

Modus, ini isi batin Lemon dan Dot.

Sudah aku duga, mas-mas satu ini berbahaya, batin Finn, badannya tiba-tiba merinding.

"Lance-kun, itu cuman kecoa mainan." Mash menginjak permen karet jebakan yang terbaring lemah di tanah.

Lance masih gemeteran takut. Mash menghembuskan nafas, Mash membalikkan badan menghadap Dot, Mash tidak memperdulikan bayi koala biru yang sedang menempel padanya.

"Katanya mau isi pulsa."

"Ah iya, bentar ya."

Lemon, Finn dan mash ngangguk. Dot pun mendekat ke konter, mengambil pulpen dan menulis nomor ponselnya di nomor 19, sedang menulis nomor Kaldo beraksi lagi, kali ini dia menawarkan sebuah cerita horor ke mereka berlima, cerita tentang suara denting piano di tengah malam yang suka terdengar di rumah susun kosong tempat mereka tinggal ini. Baru prolognya Kaldo ceritakan, reaksi mereka berlima sudah beragam.

Wajah Lemon pucat.

Dot yang sedang nulis nomer ponselnya mengalami tipo.

Mata Finn sudah berkaca-kaca.

Mash masih biasa saja.

Lance makin erat meluk Mash.

"Kalian tau lagu Für Elise? Katanya orang yang mendengar lagu itu sampai tiga kali dari tempo normal sampai ke tempo cepat akan MATI."

"UDAH-UDAH! JANGAN DILANJUTIN." Finn nangis.

Bukan Kaldo namanya yang mengikuti keinginan anak-anak bau kencur di hadapannya, mau itu yang meminta adiknya Rayne pun Kaldo tidak peduli. "Wujud hantu yang memainkan piano itu tidak memiliki rambut, wajahnya menyeramkan, bibirnya ungu pucat, badannya tegap dan besar, di bawah mata kanannya ada tato bentuk treble-clef. Dia akan memainkan lagu untuk anak-anak nakal yang belum tidur di atas jam 11 malam!"

Lemon diam beberapa waktu, rasa takutnya mendadak hilang, Lemon kayaknya tau siapa yang dimaksud.

"Bang, gua udah nulis nomernya ... mau ... ngisi 20 ribu aja ...." Dot merogoh uang 20 ribu dari saku seragam sekolahnya, tangannya gemetaran, dia teringat akan lagu yang bikin merinding saat dia sedang belajar sampai jam 12 tengah malam.

"Baik~ 20 ribu."

"Lance-kun, tidak menakutkan kok ceritanya."

Finn mengok ke Lance, pelukannya makin kenceng aja.

"Haduh, kamar mandi tante gak bisa dipake lagi, gimana inih?~ Nak Kaldo tau di mana Nak Renatus sekarang tidach?"

"GYAAAAA~! HANTTUUUU BOTAKKK! AKU INGIN PULANGGG!" Finn menjerit tiba-tiba, meloncat ke Mash, mengikuti jejak Lance menjadi bayi koala.

"Sekarang ada dua bayi koala menempel padaku ...."

Kaldo menyahut dengan santai. "Renatus? Kayaknya di pangkalan ojek sama Ryoh."

"Gitu ya, yaudah nanti tante ke pangkalan ojek abis memberi anak-anak manis ini pelajaran khu khu khu ...." Sosok hantu itu mengeluarkan sebuah tongkat konduktor, sosok itu menyeringai.

Lemon bersembunyi di belakang Dot. "Kami salah apa Tuan Hantu? Jangan makan Lemon ... Lemon masih mau puasa sebulan ... makan Dot aja."

"Woi!"

Tangisan Finn tambah deres.

Lance nangis.

"Finn ... Lance-kun ... sesak," sabda sang induk koala.

"GYAAAAAAA!!"

Kaldo tersenyum, menjahili penghuni rusun memang mengasyikkan, tak lama laki-laki yang paling ditakuti penghuni rusun datang, matanya yang mirip dengan rinnegan menyipit, menatap marah pada Kaldo.

"Jangan jailin orang."

"Hmhmhm ... abis asik sih."

Orter menyerang Kaldo menggunakan sarung, Kaldo dengan sigap menghindari dari serangan Orter.

"Tidak kena, silakan coba lain kali."

"Cih."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro

Tags: #mashle