Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Prompt IFA2024: Dansa (AbeMash)

Sebuah istana mengadakan pesta dansa, tidak hanya warga kerajaan saja yang datang, pangeran dan juga putri dari kerajaan sebelah. Pesta dansa begitu meriah, semakin meriah lagi ketika sanga pangeran kerajaan menampakkan diri.

Wanita-wanita berseru kagum, terpesona melihat sang pangeran, sang pangeran memiliki 6 pengawal yang selalu berada di sisinya, saat ini pun ke-6 bersamanya.

Mereka berjalan menyusuri lorong, sang pangeran memperhatikan satu persatu tamunya, mencari seseorang, berharap dengan dirinya mengadakan acara sebesar ini bisa bertemu lagi dengan orang itu. Pangeran sendiri sadar bahwa orang yang ingin ditemuinya itu bukan orang sembarangan.

"Pangeran Abel, dia tidak ada," bisik Love.

"Tetaplah cari."

"Baik."

"Kenapa Pangeran Abel ingin bertemu dengan orang aneh itu lagi sih?" keluh Anser dengan nada kesal.

Wirth yang berjalan beriringan dengan Anser menyikut pinggang Anser. "Jangan berbicara seperti itu, Anser."

Anser memutar kedua bola matanya malas. "Kamu sadar tidak sih? Semua yang berada di koridor ini semuanya perempuan." Anser memberikan tatapan tajam satu persatu pada wanita-wanita yang sibuk mengelu-elukan sang pangeran. "Mereka sangat berisik dan berharap bisa bersama dengan Pangeran Abel."

"Yang kita cari itu laki-laki," tambah Milo.

"Mungkin ada di aula," timpal Olore.

"Lagipula kenapa sih Pangeran Abel ingin sekali bertemu dengan orang itu? Kelihatannya kaya orang biasa malahan kaya orang yang membosankan, cuman punya satu garis di wajahnya juga," gumam Wirth.

Tanpa Wirth ketahui ucapannya itu membuat perutnya terkena tusukan sarung pedang di perut oleh Abyss. Wirth mencoba menahan rasa sakit di perutnya itu.

"Sial ... maafkan aku."

"Jangan berbicara begitu Wirth Mádl." Abyss menegurnya dengan tatapan mengancam dari balik topengnya.

"Hiraukan Abyss, biarkan saja."

"Tapi Pangeran Abel--"

"Mereka benar."

Abel memotong ucapan Abyss, dalam hitungan detik membuat Abyss tidak berkata apapun lagi, karena itu Wirth merasa telah menang, sebuah kepuasan tersendiri mendapat pembelaan dari tuannya.

"Aku juga tidak mengerti mengapa aku ingin bertemu dengannya lagi, dia juga tidak memperlakukanku layaknya pangeran."

"Aku ingat, waktu itu dia tidak sopan pada Pangeran Abel, berbicara pun seperti tidak ada etikanya," sambar Love dengan sebal.

"Tidak ada etika? Kupikir bukan begitu."

Love memasang wajah masam. "Lagi-lagi Pangeran Abel membelanya."

Tiba-tiba saja suara piring pecah, teriakan seorang wanita menggelegar dari dalam aula, aula pun menjadi ramai, suara berisik menarik perhatian mereka bertujuh. Love langsung mengomentari keadaan aula dengan sinis, pesta dansa baru saja dimulai beberapa menit lalu dan pangeran baru saja menunjukkan wajahnya pada rakyat, sudah ada kejadian yang menganggu kenyamanan. Tidak bisa dimaafkan.

"Pangeran Abel, kita harus melenyapkan tikus nakal yang merusak pesta dansa."

"Sebelum itu kita harus tahu betul kenapa bisa terjadi dan siapa yang melakukannya, apakah sengaja atau tidak sengaja."

Anser nampak tidak suka dengan tuannya. "Itu makan waktu lama Pangeran Abel."

"Benar apa kata Anser, lebih baik langsung usir saja pembuat onar itu." Milo.

"Kalian ini, aku sudah lelah memberitahu kalian, kenapa aku melakukan ini, memang ini masalah sepele, tapi kita harus mnegetahui kejadian dengan detail, aku tidak mau ada warga biasa yang tidak memiliki niat apapun--hanya ingin menikmati acara ini mendapat tuduhan palsu."

Ketika sang pangeran sudah berucap demikian mau tidak mau mereka akn menyetujuinya, melakukannya sesuai titah pangeran.

Mereka berdelapan memasuki aula, seketika yang menjadi sorotan adalah mereka, para tamu memperhatikan mereka, bergembira dengan kedatangan Magia Lupus, berharap Magia Lupus bisa menyelesaikan masalah di aula istana ini.

Sampai di TKP mereka dikejutkan dengan lima orang di sisi kiri dan di sisi kanan ada seorang wanita dan pria.

"HIII! MASH-KUN MENDING KITA PERGI AJA YUK! MEREKA UDAH DATENG!" jerit Finn sembari bersembunyi di balik punggung sahabatnya.

"Kami tidak salah! Yang salah itu mereka!" Dot menunjuk wanita dan pria itu, menunjukkan ekspresi kesalnya. "Mentang-mentang kita cuman orang biasa yang datang, selalu saja diremehkan, kami dapat undangan pesta dansa, hak kami untuk datang, kami juga sudah susah payah membeli baju bagus untuk pesta seperti ini."

"Betul itu, kami tidak salah, kami di sini hanya ingin menikmati pesta, kami tidak ada niat untuk berbuat onar," tambah Lemon.

Lance melirik wanita dan pria itu selama dua detik. "Tapi kalau kalian lebih memilih untuk percaya mereka, kami akan segera pergi dari istana."

"Aku tidak salah, mereka sengaja menumpahkan minumannya padaku."

Abel memperhatikan lima orang itu, lalu melihat ke wanita dan pria itu. Padahal akhirnya ia bisa bertemu dengan orang yang dicarinya, saat bertemu orang itu terkena masalah, Abel tidak memutuskan sesuatu tanpa melihat dari kedua sisi, tetapi pembelaan lima orang itu tidak bisa dianggap bohong, Abel tidak merasa mereka bohong juga.

Wanita dan pria yang bersebrangan dengan lima orang itu mulai membela diri, berkata bahwa Mash telah mengotori gaunnya yang cantik, menabraknya dengan sengaja sampai membuatnya terjatuh ke lantai, pecahan piring dan gelas di lantai adalah buktinya. Pria yang bersama dengan wanita itu juga membela diri, menuduh Mash yang bersalah, mengacaukan pesta dansa, pria itu juga menuduh Mash memiliki niat jahat untuk menghancurkan acara dengan menimbulkan keributan lalu menjatuhkan kesalahannya pada mereka berdua.

"Pangeran Abel lihatkan! Orang itu emang gapunya etika, dia sama temen-temennya ngancurin acara pesta ini, padahal Pangeran Abel sudah susah payah mengadakan pesta ini." Love.

"Orang itu pembawa sial." Anser.

"Aku tidak percaya orang ini yang dicari Pangeran Abel." Milo.

"Pangeran Abel, kami harus melakukan apa? Mengeluarkan mereka semua dair pesta ini?" Olore.

"Pangeran Abel, saya pikir Mash dan teman-temannya tidak ada niat jahat." Abyss.

"Lebih baik usir saja mereka, merusak pemandangan saja." Wirth.

"Kalian seharusnya sudah bisa melihat siapa yang salah."

Seketika keadaan aula berubah, mereka semua yang berada di aula bisa merasakan betul energi sihir yang besar menutupi seluruh ruangan, menghirup nafas menjadi berat, seluruh badan kaku tak bisa digerakkan, muncul perasaan takut satu persatu orang di aula. Ke-6 anggota Magia Lupus tidak berkutik dengan kekuatan sihir ini, mereka semua memperlihatkan rasa takutnya pada tuan mereka.

Mereka telah membuat tuannya marah dengan perkataan mereka.

Tubuh mereka seakan ditekan paksa untuk berlutut. Abel memutar badannya, menghadap ke mereka, dalam sekejap mereka ber-6 berlutut di hadapan Abel dengan kepala menunduk. Tekanan dari kekuatan sihir Abel terpusat pada mereka.

"Maafkan atas perkataan kami Pangeran Abel." Wirth.

"Sesuai dengan per ... perkataan Pangeran Abel, kami sudah tahu siapa yang bersalah." Love.

"Maaf atas kelancangan kami, kami tida ... tidak akan mengulanginya lagi." Anser.

"Kami akan mengusir orang yang bersalah itu ... khh ...." Darah menetes dari sudur bibir Milo, tubuhnya tidak kuat menahan tekanan dari kekuatan sihir Abel.

"Kebencian kami telah membutakan mata kami, kami mengerti apa yang diinginkan Pangeran Abel." Olore.

"Kami akan melakukan sesuai perintah Pangeran Abel." Abyss.

"Bagus, kalau kalain mengakui kesalahan kalian."

Seketika tekanan sihir itu hilang, kondisi aula kembali seperti semula. Abel membalikkan badannya.

"Maaf atas kelancangan mereka, kami sudah mengetahui siapa yang bersalah, yang bersalah akan keluar dari istana ini dan tidak diperbolehkan masuk lagi." Abel melirik ke belakang. "Lakukan segera."

"Sesuai keinginan Pangeran Abel," jawab mereka bersamaan.

Dalam sekejap mata wanita dan pria itu menghilang dari pandangan mereka, kejadiannmya sangat cepat sampai-sampai tidak terlihat.

Abel berjalan menghampiri Mash. "Aku tidak menyangka akan terjadi hal seperti ini, bajumu basah, akan aku siapkan baju ganti."

"Tidak usah, cuman kena air, nanti juga kering."

"Begitu ya." Abel menundukkan badannya sedikit, tangan kanannya menyilang ke dada kiri. "Sebagai permintaan maaf," Abel mengulurkan tangannya pada Mash.

"Maukah kau berdansa denganku? Mash Burnedead."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro

Tags: #mashle