Meliadoul Love Clinic: Finn Ames
Kamera yang sudah dipasang tripod sudah berdiri tegak tak jauh dari klinik uniknya ini, Meliadoul mengibaskan rambutnya, seperti biasa Meliadoul membuka chapter kali ini dengan kalimat pembuka dari chapter-chapter sebelumnya, ditemani dengan dua kue canele buatan Ochoa dan saat sedang melakukan opening seorang pemuda berwajah sedih muncul dari atas, mendarat di depan kliniknya.
"Sekarang aku kedatangan calon uhukistriuhukCarpacciouhuk."
"Adududuh sakit ...."
Meliadoul memiringkan badanya, mengintip apa yang pemuda itu keluhkan, lalu kepalang mengangguk-ngangguk bak hiasan dashboard di mobil.
"Kalo sakit duduk dulu aja dek."
"Makasih," ucapnya tanpa sadar kalau yang menawarkannya duduk adalah Meliadoul.
"Jadi adek kenapa bisa sampe ke sini?" tanya Meliadoul sambil menumpu kepala menggunakan tangan kanannya.
"Tadi lagi main sama Mash-kun, Lance-kun, Dot-kun dan Lemon-chan terus aku kelempar ke sini."
Dahi yang tertutup poni mengkerut, Meliadoul heran, mempertanyakan bagaimana bisa pemuda bermarga Ames ini kelempar.
"Tempat ini sebenernya klinik, adek butuh konsul? Atau mau curhat? Atau mau ngadu tentang kakakmu yang sinting itu?"
Pemuda itu akhirnya melihat wajah Meliadoul, dia loading selama 3 detik, setelah 3 detik berlalu pemuda itu meminta maaf karena baru tau kalau dia ada di klinik Meliadoul.
"Tidak usah minta maaf, aku pindah ke sini juga biar orang gila dari berbagai penjuru dunia sihir ini tidak aku temui."
Meliadoul sudah lelah menghadapi pasien aneh bin ajaib yang ada di dunia ini.
"Kalau aku konsultasi apakah ... ada tarif harganya?"
"Buat adek gratis, apalagi kalo adek mau nyebutin aib kakakmu itu."
"Eh? Aib kakak? Aku gatau ...."
"Sayang sekali, padahal lumayan buat bahan blackmail."
"Hee~?" Finn jadi ingin tau apa yang sudah kakaknya lakukan saat berkunjung ke klinik sampai membuat murid Adam Jobs dendam. "Emang apa yang udah kakak lakuin?"
"Masa pake klinik aku buat *** terus *** bertiga lagi sama Sophina, oh gua lupa, korbannya noh kakaknya sahabat kamu itu yang rambutnya kaya jamur."
Finn melongo mendengar jawaban Meliadoul, Finn tidak akan pernah percaya kalau kakaknya pernah melakukan itu di klinik orang. "Masa sih?"
"Mau liat rekamannya?" tawa Meliadoul sambil memperlihatkan sebuah kamera bersayap pada Finn.
"Enggak!" Finn menolak keras dengan wajah memerah, tidak mungkin dia mau liat kakaknya melakukan adegan tidak senonoh sama kakaknya Mash, mana trisam lagi.
"Rame lho, beneran ga mau?"
"Engga ... makasih ... biarkan itu jadi aib kakak yang ga pernah aku tau."
"Padahal kamu juga punya calon uhuksuamiuhuk yang agak menantang hidup."
"Maksudnya ...?"
"Gak usah dipikirin, balik ke topik, adek mau cerita apa?"
"Itu ... kenapa saya punya temen-temen ajaib kaya mereka? ... aku cape jadi tsukkomi terus," keluh Finn sambil menitikkan air mata, air matanya bukan air mata buaya, ini beneran air mata dari orang yang sedih.
Meliadoul menepuk-nepuk pundak Finn, niat untuk menenangkan Finn. "Yang sabar ya ... setidaknya kamu gak langsung liat kegilaan kakakmu itu."
"Apalagi kakak ... hiks ... hiks ... masa waktu itu kakak sempet bilang mau nikahin pemabuk yang jauh lebih tua ...."
"Parah kakak kamu itu haduh," Meliadoul geleng-geleng kepala, "... mungkin emang kakak kamu butuh belaian uhukibuuhuk jadinya milih yang lebih tua cenderung ke umur klasifikasi tante-tante, mungkin."
"Aku tuh aneh sama kakak, udah dikasih spek bidadari surga (baca: Max) loh! Masa pilihnya yang banyak minusnya, mentang-mentang dewinya Athena," seru Finn sembari memukul meja dengan dua tangannya, suaranya terdengar sangat frustasi juga malu.
"Ingat Finn, pesona cewe ugal-ugallan lebih menggoda." Terus Meliadoul berkata lagi. "Ketahuilah temen bangsat (bukan temen aku) aja milih cowo yang ambis buat dapetin kekuatan sampe bikin perang dunia macam kalimat 'i can fix him'."
Kayaknya Finn tau siapa yang dimaksud Meliadoul, terus lanjut lagi ngeluhin hidupnya yang sangat ajaib itu, disela-sela keluhannya itu dia bersyukur bisa temenan sama 4 sahabat abstraknya, tetapi tetap malu dengan kelakuan kakaknya yang harga dirinya udah minus.
"Aku punya saran buat adek."
"Apa itu Kak Meliadoul?"
Untuk kasus Finn ini, dia manggil Meliadoul dengan sebutan "Kak" karena emang masih keliatan muda tidak peduli umur aslinya berapa.
Dipanggil seperti itu hati Meliadoul berbunga-bunga. "Coret nama kakakmu dari KK."
"Ga bisa ...."
"Coret nama kamu sendiri dari KK."
"Itu ga mungkin!"
"Kan nanti kamu bikin KK baru sama uhukCarpacciouhuk."
"Siapa?"
"Ponakannya Margarette."
"Pacho-kun?"
"Iya, kalo mau abis lulus kamu nikah sama dia, jadi nanti ga akan satu KK lagi sama kakak kamu."
"Belum dapet restu dari kakak," katanya dengan wajah lesu.
"Kalian berdua sama aja," Meliadoul menghela nafas, kemudian Meliadoul memberikan sebuah amplop ke Finn. "Ini bisa bikin kakak kamu merestui kamu sama ponakannya Margarette."
"Isinya apa?"
"Aib kakakmu, apa lagi?"
"Tapi ...."
Meliadoul menempelkan jarinya ke bibir Finn. "Gausah dipikirin, pikirin aja gimana caranya kamu gak malu sama kelakukan kakakmu yang diluar perkiraan BMKG itu."
Finn mengambil amplop dari Meliadoul, buka sedikit isi amplop, dia penasaran. Saat dibuka Finn menyesal untuk mengitipnya. "Ini ... serem."
"Sangat berguna untuk mengancam kakakmu kapan aja dan dimana aja. Sekedar kamu bilang benci juga ngaruh kok."
"Itu jahat banget gak sih ...?"
"Gak ada yang jahat, kakakmu emang pantas dapetin itu."
"Gitu ya ...."
"Iya."
"Makasih atas sarannya kak."
Bisikan setan Meliadoul berhasil menghasut hati baik seorang Finn.
"Sama-sama, oh sebelum pergi, mending minum teh dulu, nenangin pikiran dan jiwa."
Finn mengangguk.
"Ochoa, buatin es teh 2."
"Baik nee-san!"
Meliadoul melihat ke bealakang Finn, kamera masih merekam, Meliadoul melambaikan tangan ke kamera.
"Untuk kali ini aku dapet pasien waras, sampai sini aja chapter kali ini, dadah."
"Kak Meliadoul ngomong sama siapa?"
Selama Finn mengobrol dengan Meliadoul, Finn tidak sadar sama sekali ada kamera yang merekam mereka berdua.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro