Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Meliadoul (Love) Clinic: Delisaster

Meliadoul yang baru saja bangun dari tidur siangnya di meja resepsionis, membuka matanya saat melihat pasien berambut kuning cerah menyilaukan mata yang diikat seperti bunga matahari, sepasang mata bulat, dan bergigi hiu. Melidoul sempat mengucek-ngucek kedua matanya, memastikan pasien yang dia liat saat ini cuman halusinasi.

"Ular emasnya Rayne ada apa gerangan ke sini?"

"Tolong jangan bawa-bawa Master x Familiar AU itu kesini."

"Hmm ... kalo gitu kucingnya Sophina berumur 27 tahun ini butuh apa ke sini?"

"Otou-sama nyuruh aku untuk check-up."

Meliadoul memperhatikan pasien pirangnya dari atas sampai bawah, bener juga ni anak tuh yang PALING sehat dari mereka ber-6, narkoboi iya (baca: ketergantungan sama darah Innocent Zero), ngerokok-shisha iya, minum amer iya. "Kita langsung aja ke ruang sebelah kanan sana."

Meliadoul bangkit dari duduknya, lalu berjalan menuju ruang prakteknya, untuk pasien yang paling dia CINTAI ini, ruangan yang paling cocok adalah ruang operasi.

"Kenapa ruang operasi?"

"Aku sempet mikir mungkin ada sesuatu yang lebih parah dari minum amer." Meliadoul melirik sebentar ke tangan tangan Delisaster. Meliadoul teringat beberapa hari lalu Sophina datang ke kliniknya dan membahas sesuatu yang tidak boleh didengar anak di bawah umur.

Sadar tangannya menarik perhatian Meliadoul, Delisaster menarik kedua tangannya ke bekalang punggung. "Tidak ada apa-apa kok."

"Silakan berbaring di meja operasi."

"Baring?"

"Iya, kan aku harus ngecek bagian dalam ini," katanya sambil nunjuk dada Delisaster.

"Ada apa dengan dada aku?"

Plak, Meliadoul mendaratkan telapak tangannya di dahi, habis itu memijat kedua pelipisnya, kepalanya mendadak pening, pasien yang model seperti ini adalah pasien yang sangat tidak ingin dia temui.

"Ga ada bercak kemera--MAKSUDNYA tadi sebelum ke sini minum wine terus bisa aja ada bekas tumpahannya kan?"

Ekspresi wajah Meliadoul kini keliatan seperti mahasiswa abadi yang tidak kunjung dapat acc judul skripsi sama dosen, madesu parah. Apa setelah ini Meliadoul perlu menambah syarat pasien yang akan dia layani seperti apa? Contoh, bukan salah satu anak Innocent Zero kecuali Domina dan Mash.

"Cepat berbaring."

"Oke."

Meliadoul berjalan mengitari ruangan sembari mempersiapkan alat-alat, di tangan kirinya ada databook, membaca bidata pasien seperti biasa. "Delisaster-san, Delisa, Deli, kamu ingin aku panggil seperti apa?"

"Terserah~."

"Kalo gitu Delisa--"

"Ga, yang boleh manggil gitu cuman majime-kun sama anija aja."

Katanya terserah. "Oke, Delisaster." Meliadoul mengetuk-ngetuk sok sepatunya ke lantai. "Beneran ga ada keluhan? Cuman disuruh check-up aja sama si bangsat ubanan itu?"

"Iya, aku cuman disuruh check-up aja."

"Hmmm ...." Meliadoul memutar badannya menghadap Delisaster, dengan sengaja telunjuk kanannya dia gunakan untuk menyentuh bagian pinggang Delisaster, menggerakkan telunjuknya ke kiri dan kanan, badan Delisaster tiba-tiba bergeser dikit sampai jari Meliadoul tidak menyentuh pinggangnya.

"Geli disentuh gitu aja?"

"Eng ... ga ...."

Sudah kuduga, pasti ini efek samping dari ..., Meliadoul membaca kolom relationship di databook. "Badanmu jadi sensitif gara-gara mereka bertiga ya?" tanyanya sambil memperlihatkan halaman buku dan menunjuk apa yang tadi dibacanya.

"Tidak."

Meliadoul memandang Delisaster curiga. "Aku tidak percaya." Melaidoul menarik kembali databook ke hadapannya, lalu membuka bab album yang ada di bagian belakang buku. "Foto yang mengerikan, emang ga semuanya harus kita tau." Meliadoul langsung menutup databook dan melemparnya ke tong sampah dekat pintu.

"Kita mulai pengecekannya."

Pengecekan adalah membelek tubuh Delisaster tanpa bius, saat melihat isi tubuh mahakarya Innocent Zero itu pandangannya berubah jijik, mengerikan, kenapa juga aku terima ngecek tubuh bukan manusia ini?

Setelah pengecekan dalam tubuh selesai, Melaidoul beralih ke mulut, tidak ada aneh juga, semuanya normal, kecuali satu itu. Meliadoul masih penasaran akan itu, iya "itu".

"Semuanya masih bagus, tapi kayaknya kamu tetep harus diperbaiki." Meliadoul mengeluarkan gergaji mesinnya. "Hehehe, aku tau pasti bagian "itu" juga sakit kan? Iya kan? Akan kuperbaiki bagian itu."

"Gak usah ...." Delisaster mencoba menggerakkan kedua kaki dan tangannya--berniat untuk lari. Sayangnya niatnya itu harus ditunda dulu, karena Meliadoul sudah mengikat kedua tangan dan kakinya dengan kencang. "Sejak kapan aku terikat begini?"

"Kamu ga bisa lari dari klinik ini sebelum mendengar saranku, di klinik ini akulah ratunya--dewa, kalau tidak menurut kamu akan tersiksa di klinik ini selamanya. Tenang aja mereka bertiga pasti akan senang denganmu yang sudah sehat kembali secara lahir dan batin." Tawa ala penyihir jahat bergema di ruang praktek. "Gak sakit kok, kaya digigit semut aja." Kedua matanya terbuka dan seringai tajam menghiasi paras cantiknya.

Bunyi gergaji mesin sudah terdengar beserta tawa jahat yang keluar dari mulut Meliadoul menjadi musik indah di dalam ruang praktek.

"GYAAAAA!!"

---

"Fiuhh, sudah selesai, asik juga ngotak-ngatik karya si bangsat itu," ucapnya seraya mengelap keringat di dahinya mengunakan sapu tangan.

Meliadoul melihat ke Delisaster. "Cuman digituin doang pingsan, kalah sama adek bungsunya." Meliadoul menaruh jari telunjuknya dekat mulut. "Sudah kuduga bagian itu harus diperbaiki, ni anak patut dikasihani tapi engga juga."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro

Tags: #mashle