"Shiawase o oimotomeru tame no sutēji o
Boku wa yatto mistuketa nda
Mirai e to tsudzuku michi o, tomoni ayunde ikou
Kōkai wa sasenai"

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Sakuraba Kaoru's Bridal Time

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Nama terus disebut, memanggil-manggil tanpa henti, sayangnya bibir ranum kentara pucat itu tidak dapat membalasnya. Manik (e/c) menatap sayu pria bersurai hitam.

"Bertahanlah!"

Kata itu yang terakhir wanita itu ingat sebelum kegelapan mengambil alih kesadarannya.

Sakuraba Kaoru mengacak kasar surainya, mengabaikan kedua rekannya yang mencoba membuat dirinya tenang.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Kaoru tidak dapat tenang di ruang pengantin pria. Ia terus saja mondar-mandir dengan wajah yang sulit diartikan, membuat Tendo heran kentara khawatir.

"Ada apa?"

"Hanya khawatir pada (Name)."

"Sakuraba, kau terlalu berlebihan. Hari ini adalah hari bahagia kalian. Jangan memikirkan yang tidak-tidak."

Menghembuskan nafas panjang, Kaoru pun mengiyakan ucapan Tendo. Tendo memberikan jas bernuansa biru milik Kaoru.

"Semangat."

🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Kashiwagi (Name) menarik nafas panjang, lalu melepaskannya dalam sekali hembusan. Detak jantungnya sedikit berdegup lebih cepat saat pintu menuju altar terbuka.

Manik (e/c) menatap takjub sosok pria yang melamarnya dua bulan lalu, tepat setelah (Name) sadar dari masa komanya.

"Kau cantik, (Name). Tenang saja."

"Tsu–Tsubasa!"

Tsubasa memberikan sebelah tangan saudari kembarnya pada Kaoru, mengabaikan tatapan kesal dari (Name).

"Ada apa dengan wajahmu?"

"Tanyakan pada Tsubasa nanti."

Keduanya menyudahi acara berbisik saat pastor membacakan janji suci pernikahan mereka. Dan dengan lantang keduanya menjawab tanpa ragu-ragu.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀

"Akhirnya kutemukan sebuah panggung mengejar kebahagiaan.
Mari kita berjalan bersama menuju masa depan.
Aku tidak akan membuatmu menyesal."

(Name) kembali menyunggingkan senyum lebar saat memutar video acara pernikahannya. Ini sudah kali kesekian wanita itu menonton bagian di mana Kaoru mengucapkan kalimat yang menurutnya sangat indah.

"(Name) sudah berapa kali kau menonton video itu?"

"Entahlah. Aku suka saat kau mengucapkan kalimat itu, Kaoru."

"Kau bisa memintaku untuk mengucapkannya setiap hari, bahkan setiap kau bangun tidur."

"Ehhh!!! Itu tidak akan sama. Kaoru yang saat itu mengucapkan kalimat itu terdengar sangat serius.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀

"(Name)."

Lagi-lagi wanita itu dilarikan ke rumah sakit karena ia tiba-tiba jatuh pingsan. Beruntung hari ini, Kaoru praktek di rumah sakit, tempat (Name) di rawat.

Pintu IGD terbuka, memperlihatkan seorang dokter perempuan yang cukup di kenal Kaoru. Ucapan demi ucapan yang dilontarkan, membuat pria bersurai hitam itu terkejut.

"Benarkah!"

"Kau ini juga dokter. Masa hal seperti ini saja tidak tahu. Kau bisa temui istrimu jika sudah dipindahkan. Jangan lupa, jaga pola makannya, dan jangan sampai stres."

"Kaoru-san, apa kata nya?"

"Kashiwagi, kau–kau pasti tidak akan percaya berita ini."

🍀🍀🍀🍀🍀🍀

"Eh! Aku ha–hamil!"

"Apa kau tidak menyadari perubahan yang kau alami? Beruntung Kashiwagi segera membawamu ke rumah sakit."

Tsubasa tersenyum lebar melihat saudari kembarnya yang tengah mengusap-usap perut, mengabaikan Kaoru yang sedang mengomel. Tsubasa sempat pergi beberapa menit, meninggalkan Kaoru, sehingga ia tidak mendengar penjelasan dokter IGD.

"Kashiwagi, kau kutugaskan untuk menjaga (Name) jika aku sedang tidak di rumah. Jangan sampai bocah ini berani menyentuh pekerjaan rumah, apapun."

"Kaoru, kau berlebihan. Dan lagi, aku bukan bocah!"

"Apa kau bilang, (Name)."

"Ti–tidak ada."

Mendapat tatapan tajam dari Kaoru merupakan hal yang sangat (Name) tidak suka, karena pria berkacamata itu terlihat menakutkan, walaupun aslinya lucu.

"Kaoru, bisa kau tidak memanggil Tsubasa dengan nama keluarga lagi? Aku merasa terpanggil juga."

"Apa kau lupa, bocah. Namamu sekarang bukan Kashiwagi lagi, tapi Sakuraba. Sakuraba (Name). Kau haru selalu ingat itu."

"Kaoru/Kaoru-san, menakutkan."

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Happy Bridal with Sakuraba Kaoru

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀