Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

BAB 7 - Surat Cinta Hari Selasa

Sesampainya di depan gerbang sekolah, ternyata gerbang sekolah belum di tutup. Disa melihat jam di tangannya, masih lima menit lagi sebelum jam tujuh pagi. Disa masih duduk di sepeda motor Kevin, tapi Kevin langsung meminta Disa turun.

"Lo turun di sini sekarang." perintah Kevin dengan nada tidak sabar, "Cepetan."

Disa menggelengkan kepala, "Nggak mau. Gue mau ikut sampe tempat parkir motor."

Kevin langsung membujuk Disa dengan cepat, "Udah, deh, Dis. Turun sekarang."

"Lo mau ke mana? Nggak ikutan masuk emangnya?" tanya Disa dengan tatapan bingung, "Lo mau tawuran lagi, ya? Mau kabur lo? Atau mau nyusun strategi buat perang sama sekolah sebelah?"

Kevin tidak menjawab pertanyaan Disa. Cowok itu hanya memamerkan barisan giginya yang rapi sembari meringis, "Ada, deh. Pokoknya lo masuk duluan, ya. Nanti lo telat, lho."

"Nggak mau. Lo harus masuk sekolah!" perintah Disa dengan nada keras, "Gue nggak mau denger lo bolos sama temen-temen lo itu, ya. Karena gue udah janji sama lo buat ngajarin materi untuk remed Fisika. Gue nggak mau ingkarin janji gue."

"Ini penting, Dis. Antara hidup dan mati." Kevin berucap penuh keyakinan.

"Mati pala lo ledot!" Disa menoyor kepala Kevin, "Lo masuk sekolah, ya. Jangan sampe bolos. Lo lupa hari ini hari apa?"

Kevin menggeleng, "Gue cuma inget tempat-tempat janjian gue kalau tawuran. Kalau tanggal, sih, jelas gue lupa. Apalagi rumus Fisika apa, tuh? Sigma torsi yang nggak jelas itu."

"Hari ini hari Selasa." ucap Disa pelan, "Lo yakin nggak mau nunggu surat itu?"

Kevin langsung menatap Disa dengan mata berbinar, "Haha! Oke, deh! Gue masuk sekolah sekarang. Tapi, bentar, ya. Gue tetap mau ke sekolah sebelah. Gue mau update ada berapa korban yang luka-luka dari sekolah sebelah. Supaya gue tau siapa yang menang di tawuran kemarin."

Disa turun dari sepeda motor Kevin dan berucap lirih, "Lo kapan, sih, punya waktu mikirin perasaan gue? Nggak cuma berantem dan tawuran mulu yang lo urusin!"

Nampaknya Kevin tak mendengar suara lirih Disa karena Kevin langsung menggas sepeda motornya dan sesegera mungkin ingin sampai di sekolah sebelah. Beberapa hari yang lalu, genk Kevin sempat menyerang sekolah tersebut dan Kevin ingin mengetahui seberapa hebat kekuatan yang dimiliki genk sekolah tersebut.

Setelah menemukan tujuannya, Kevin langsung kembali ke sekolah. Memang, Kevin tidak memungkiri perkataannya pada Disa, mengenai akan melabrak satpam sekolahnya jika gerbang sekolah tidak dibukakan untuk Kevin. Kevin sempat cekcok hebat dengan satpam sekolahnya, tapi akhirnya Kevin memenangkan perdebatan singkat itu.

Sesampainya di parkiran sepeda motor, Kevin langsung masuk kelas sambil bersiul-siul. Entah mengapa ada rasa bahagia di dadanya, ada kehangatan yang Kevin rasakan di hatinya. Karena Selasa adalah hari favorit Kevin, di antara seluruh hari chaos yang Kevin alami.

Sesampainya di kelas, Kevin langsung berdiri di depan Disa. Kevin tersenyum penuh harapan pada Disa. Disa yang sedang membaca buku mencoba untuk tidak memedulikan kehadiran Kevin.

"Nggak usah berdiri di dekat meja gue bisa, kan?" Disa berucap tanpa menatap Kevin sama sekali, "Lo pasti mau minta tolong sesuatu, kan?"

"Yaelah, Dis. Tolongin bentar, si. Lo jahat banget sama sahabat sendiri, nggak mau banget nolongin gue." Kevin mengiba dengan suara yang dibuat seakan penuh harap, "Tolong cek laci gue, dong. Banyak banget surat cintanya. Gue mau baca surat cinta yang asli dari cewek itu."

"Nggak bisa. Sibuk. Gue lagi baca buku. Lagian juga, ntar lagi guru pelajaran pertama bakalan masuk. Mending, lo nggak usah peduliin surat cinta itu, deh." saran Disa masih enggan menatap Kevin, "Balik ke tempat duduk lo sekarang. Belajar yang bener. Ke sekolah itu buat belajar, bukan buat baca surat cinta dari cewek nggak jelas."

"Halah!" Kevin memukul kecil bahu Disa, "Cemburu kali lo. Tadi aja lo bilang gue harus masuk sekolah supaya bisa baca surat cinta itu. Eh, malah sekarang lo nggak mau bantuin gue bacain surat cinta dari si cewek misterius itu."

Disa menggelengkan kepalanya dengan kuat, Disa langsung membentak, "Siapa yang cemburu emangnya!"

Teriakan Disa membuat seluruh kelas yang berisik dan bising berubah jadi sunyi. Mereka semua memandangi Disa dengan tatapan bingung.

Dara, salah satu teman Disa langsung mengucap pedas ke arah Disa, "Woy! Kalau mau bucin jangan di sini. Di lapangan basket sekalian sana! Lagian lo juga aneh banget, sih, Dis! Kalau emang nggak cemburu, ya, nggak usah teriak-teriak."

Ucapan Dara membuat seluruh kelas tertawa nyaring. Disa langsung menunduk malu, dia kemudian duduk di kursinya. Kevin merasa tak enak karena akibat permintaan Kevin, Disa jadi bereaksi berlebihan hingga seluruh kelas ikut menewartawakan Disa.

Disa masih duduk di kursinya sembari mengepalkan tangannya. Disa seperti menahan rasa kesal di dadanya. Beberapa detik setelahnya, gadis itu menutup bukunya, dan berdiri dari bangkunya. Disa berjalan ke arah meja Kevin.

Kevin mengikuti Disa dari belakang. Setelah Disa duduk di bangku milik Kevin, Disa segera mengecek laci meja Kevin. Disa mengeluarkan seluruh lembar surat cinta yang ada di meja kelas Kevin.

"Gila, ya. Setiap harinya ada surat cinta sebanyak ini. Gue, sih, bacanya eneg." Disa mengucap sembari tertawa kecil, "Oke, gue baca bentar satu-satu, sebelum gue tau surat cinta dari cewek kesukaan lo itu. Lo coba dengerin, ya."

Kevin menganggukan kepala sembari tersenyum ke arah Disa, "Makasih, Dis. Udah bikin gue merasa tenang."

"Dear, Kak Kevin. Aku Amora, kelas 10.1. Aku tuh suka banget sama kakak dari aku ospek...." Disa membacakan surat pertama.

"Stop. Bukan surat yang itu." Kevin menghentikan bacaan surat yang Disa baca beberapa detik lalu.

"Oke. Gue lanjut ke surat berikutnya," Disa mengambil sebuah surat yang dia ambil secara acak, "Halo, Kevin. Gue tau, gue bukan cewek sempurna, tapi gue suka ngeliat lo ketawa, senyum, dan...."

"Basi!" Kevin kembali berkomentar, "Ada berapa surat lagi, sih, yang kayak gitu?"

Disa menghitung, "Sekitar 18. Tapi, gue cari dulu, deh, yang kemungkinan surat cinta dari cewek kesukaan lo itu."

Kevin mengangguk, "Makasih, Dis."

"Kevin..." Disa berucap lirih.

"Iya, Dis?"

"Kevin, aku nggak tau perasaan ini bisa dinamakan apa. Karena setiap kamu berjalan di koridor sekolah, ada rasa lain yang mengguncang pancaindraku. Aku merasa perasaan ini salah karena seharusnya aku tidak merasakan apa yang aku rasakan sekarang. Karena rasa ini berat dan membebani. Aku yang kecil dan bukan siapa-siapa ini merasa tidak cukup kuat menahan rasaku padamu." Disa membaca setiap kalimat yang tertera dalam kertas tersebut, "Kevin, seandainya tanganku berhak memelukmu, bisakah kita saling berpeluk, walau sedetik saja?"

Ketika mendengar Disa selesai membacakan surat cinta itu. Kevin menghelanapas lega dan berucap, "Makasih, Dis"

"Makasih buat?" Disa menatap Kevin dengan tatapan bingung, "Gue cuma bacain suratnya doang, dari si cewek misterius itu. Jadi lo nggak perlu makasih. Berterimakasihlah sama cewek yang nulis surat ini."

"Makasih buat suara indah lo yang bacain ini." Kevin mengaku, "You made my day!"

"Halah. Biasa aja, kok." Disa tersipu malu, "Sama-sama, Vin."

"Tau nggak, Dis. Gue berharap banget cewek yang nulissurat cinta ini lo orangnya. Tapi, nggak mungkin, kan, ya? Hehe." Kevin tertawa geli.

Disa tak menjawab dan langsung kembali ke tempat duduknya. Karena Disa ingin menyembunyikan perasaan aneh yang menjalar di dadanya. Karena setiap melihat Kevin tersenyum, seakan ada sesuatu yang menguncang pancaindra Disa. Apa ini cinta?

- BERSAMBUNG -

*****

Nah, sudah sampai di BAB 7 juga. Aku mau tanya. Kira-kira jika #HanyaTigaKata diterbitkan dalam buku cetak, diterbitkan di tahun 2020, kamu mau diterbitkan novelnya di bulan apa? Jangan lupa vote, komen, dan share, ya! Semakin banyak vote, semakin cepat cerita dilanjut.

- Jangan lupa follow penulis #HanyaTigaKata di Wattpad dwitasaridwita

- IG/TWITTER: DWITASARIDWITA

- Pembelian buku Dwitasari dengan HARGA TERMURAH dan bonus TTD, bisa langsung pesan di akun Shopee: DWITASARISME atau WA: 0822-610-22-388

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro