Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

BAB 25 - Kejutan di Gudang Sekolah

Sekarang, Disa sudah mandi dan membersihkan diri. Di dalam kamarnya, entah mengapa Disa masih terbayang betapa hangatnya peluk dari Kian. Rasanya Disa ingin merasakan lagi pelukan itu. Rasanya Disa ingin dikuatkan lagi dengan pelukan yang berasal dari lengan Kian. Karena lengan Kian, senyum Kian, suara tawa Kian membawa kenyamanan tersendiri bagi Disa.

Sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk, Disa tak sengaja menatap benda-benda pemberian Kian tadi. Benda itu sudah Disa letakan di atas meja belajarnya. Gadis itu berjalan ke meja belajar dan memeluk boneka pemberian dari Kian. Beberapa kali juga dia menciumi aroma sebatang bunga mawar merah yang tadi Kian berikan. Kembali Disa tersenyum karena mengingat momen ketika Kian memberikan seluruh pemberian spesial itu pada Disa.

Disa terus memandangi barang-barang tersebut, ketika sibuk memikirkan Kian, ponsel Disa berbunyi. Ada nama Kian di layar HP-nya, dengan lekas Disa langsung menjawab panggilan tersebut.

"Halo, Kian." Disa menyapa penuh rasa antusias, ada gejolak bahagia di dadanya, "Kenapa? Lo udah sampe rumah?"

Kian tertawa kecil, "Cepet banget angkat teleponnya, lo dari tadi nunggu diteleponin sama gue, ya? Iya, kan? Ngaku aja, deh, lo!"

Disa menggelengkan kepalanya meskipun Kian tak bisa melihat langsung gestur itu, "Dih! Geer banget lo! Siapa juga yang nunggu ditelepon sama lo! Kebetulan aja tadi gue lagi main HP, makanya bisa langsung angkat telepon lo."

"Ah, yang bener?" Kian memastikan, "Eh gue mau jujur tentang sesuatu. Tapi, lo janji jangan marah sama gue, ya?"

"Mau jujur apaan, Kian?" Disa bertanya dengan nada penasaran, "Kok, gue jadi kepo lo bakalan nanya apaan sama gue. Hehe."

"Gini. Tadi, gue barusan ketemu lo, tapi...." ucap Kian terbata.

"Tapi apa, Kian?"

"Tapi, sekarang gue udah kangen sama lo lagi." lanjut Kian.

Disa terdiam beberapa saat. Ucapan Kian lantas membuat Pipi Disa tersipu. Seakan ada kupu-kupu yang menari di perutnya. Kata-kata dari Kian selalu terasa menyenangkan di telinga Disa. Ungkapan dari hati Kian tidak pernah menyakiti Disa. Beda dengan ucapan dari bibir Kevin yang kadang terlalu jujur hingga sering menyakiti hati Disa.

Disa tak bermaksud untuk membandingkan antara Kevin dan Kian. Tapi, kebersamaan yang Disa rasakan bersama Kian terasa jauh lebih menenangkan daripada persahabatan yang dia lalui bersama Kevin. Kian tidak pernah membawa Disa dalam masalah besar, sementara Kevin, baik sengaja ataupun tak sengaja, selalu membawa Disa ke banyak jurang masalah. Bagai wahan di Dufan, Ancol, Kevin adalah roller coaster yang selalu membawa Disa pada perasaan campur aduk.

Tidak terasa, ternyata Disa sudah melamun cukup Lama. Sejak tadi, Kian menunggu tanggapan dari Disa yang ternyata malah diam saja.

"Eh, Dis?" panggil Kian dari ujung telepon, "Kok, lo diem? Ada yang salah sama omongan gue, ya?"

"Haha. Nggak, kok, Kian." Disa langsung tersentak dari lamunannya, "Kangen lo nggak bertepuk sebelah tangan, kok. Gue juga kangen sama lo. Btw, makasih, ya. Setiap gue natap boneka yang lo kasih, setiap itu juga gue jadi nggak ngerasa sedih lagi."

"Sama-sama, Dis." tanggap Kian, "Oh, iya. Besok gue nggak ngerepotin kalau bantuin lo ngajar les?"

"Nggak, kok. Gue malah seneng banget ada yang bantuin." ungkap Disa, "Besok jadwal gue ngajar anak SD. Lo tau, kan, anak SD agak lebih rame daripada anak SMP perihal belajar. Jadi, kalau lo bantuin, gue bakalan seneng banget. Kita bisa bagi tugas."

"Gue nggak sabar ketemu anak murid lo besok." ucap Kian dengan nada semangat, "Nanti, lo jelasin ke gue, ya, tugas gue apa. Supaya gue bisa bener-bener bantuin lo, bukan malah ngerecokin."

"Nah. Boleh banget." kata Disa bersemangat, "Yaudah. Sekarang, kita istirahat, ya. Supaya besok lo makin semangat ngajarin murid-murid baru lo."

"Oke. Have a nice sleep, Dis. Jangan mimpiin gue! Hehe." Kian tertawa.

"Gue nggak mau ketemu lo cuma di dalam mimpi. Besok juga ketemu di dunia nyata, kok. Hehe." Disa menambahkan, "Have a nice sleep juga, Kian."

Disa memutus sambungan telepon, kemudian meletakan ponselnya di meja belajar. Sebelum beranjak tidur, Disa menyiapkan buku-buku mata pelajaran untuk esok hari. Ketika matanya mulai lelah, Disa memutuskan untuk tidur.

Esok paginya, ketika Disa ingin berangkat sekolah, layaknya rutinitas; Kian ternyata sudah menjemput Disa di depan pagar rumahnya. Disa bersemangat berjalan menuju luar pagar dan langsung menyapa Kian dengan ramah.

"Rajin amat, Bang." kata Disa mengambil helm yang Kian berikan, "Saya mau ke sekolah. Sekolah saya sesuai di maps abang, ya. Haha."

Kian tertawa menanggapi becandaan Disa, "Kalau ojeg online-nya kayak gue, lo nggak bakalan mau turun dari motornya!"

"Ya, jangan, dong. Gue harus turun dari motornya, gue pengen masuk sekolah soalnya. Hahaha."

Selama perjalanan ke sekolah, Disa berbincang banyak hal pada Kian. Salah satunya, Disa menjelaskan sifat-sifat dasar murid-murid di tempat les Disa. Kian menyimak dengan cermat seluruh penjelasan Disa mengenai apa yang boleh dan tidak boleh Kian lakukan ketika mengajar.

Dalam nada bicara Disa, nampak Kian merasa ada energi ketulusan dalam diri Disa untuk mengajar murid-murid di tempat lesnya. Disa tak semata ingin mendapatkan keuntungan dari tempat les yang dia buat, tapi Disa memang senang jika melihat ada orang yang bisa pandai karena sama-sama berlatih dan berusaha bersama Disa. Dan, Disa ingin ikut terlibat dalam usaha itu. Entah sebagai pengajar atau guru yang menuntun. Karena bagi Disa, melihat seseorang berhasil mengerjakan soal latihan adalah suatu kebahagiaan tersendiri, berarti Disa mentransfer ilmu yang telah Disa ajarkan pada orang tersebut.

Tak terasa, sepeda motor yang Kian kendarai sudah sampai di depan sekolah Disa. Disa langsung turun dari sepeda motor tersebut dan mengucapkan terima kasih pada Kian. Ternyata, Kian memberi coklat lagi pada Disa agar Disa semangat semangat menjalani hari ini. Disa menerima coklat tersebut dan memasukannya ke dalam bagian depan tasnya.

Ketika melihat bagian depan tas Disa, gadis itu melihat bekas rok pendek yang dia ganti kemarin. Karena ketika di toilet kemarin, Disa memutuskan untuk mengenakan rok agak panjang yang Kevin bawakan dari rumah Disa, jadi sekarang rok yang agak pendek yang satunya lagi masih ada di tas Disa.

Saat Disa ingin masuk ke kelasnya, dia mampir lebih dulu masuk ke dalam toilet untuk memeriksa seragamnya. Ketika Disa meninggalkan toilet, tak disangka ada lima siswi yang menarik Disa, kemudian menutup mulut dan mata Disa dengan cepat. Disa lantas kaget dan berusaha melepaskan diri. Namun, kekuatan lima siswi itu tentu jauh lebih kuat daripada kekuatan Disa untuk membela diri.

Berkali-kali Disa melawan, Disa malah ditampar dan dijambak dengan cepat. Meskipun mendapat perlakuan kasar, Disa sama sekali tidak takut, gadis itu terus melawan dengan sisa kekuatan yang masih dia punya. Namun, pada akhirnya Disa pasrah mendapat perlakuan kasar seperti itu. Karena semakin Disa melawan, semakin Disa akan disakiti.

Tubuh Disa ditarik dengan kasar menuju sebuah ruangan di sekolah yang tidak Disa ketahui. Gadis itu memang sempat melihat sekilas sebelum disergap oleh mereka, Disa jelas tidak mengenal lima siswi tersebut. Wajah-wajah yang Disa lihat sekilas itu yang jelas bukan anak kelas 12, mungkin bisa saja anak kelas 10 atau kelas 11.

Ketika terus diseret dan dipaksa melangkah, Disa sengaja menjatuhkan lipgloss yang dia gunakan dan beberapa gelang yang ada di tangannya ketika dia diseret menuju ke tempat yang tidak Disa ketahui. Siapa tahu benda itu bisa jadi petunjuk jika terjadi sesuatu pada Disa.

Disa dipaksa memasuki sebuah ruangan dan duduk di sebuah kursi. Ketika penutup mata dan penutup mulut Disa dibuka, tangan Disa malah diikat dengan tali tambang. Disa mengamati ruangan tempat Disa disekap, dari hasil pengamatannya, Disa mengetahui bahwa dia sedang ada di gudang sekolah.

Kini di depan Disa ada seorang perempuan yang tertawa dengan penuh kemenangan. Dan perempuan itu adalah pacar baru Kevin--Danilla.

***

- Apa maksudnya coba Danilla pake segala menyekap Disa di gudang sekolah? Emangnya Disa salah apa sampe dapet perlakuan kasar dari Danilla? Apa tujuan Danilla menyekap Disa? SIMAK DI BAB SELANJUTNYA!

- Buat yang udah baca. Langsung VOTE, KOMEN, dan SHARE, ya. VOTE KOMEN SHARE itu gratis loh dan bisa dukung penulis favorit kamu supaya makin semangat nulisnya!

- Mau follow aku di Instagram, bisa banget akun Instagram aku: DWITASARIDWITA

- Kamu TIM KEVIN atau TIM KIAN? Kamu mau ngobrol sama pengagum #HanyaTigaKata dan gabung di grup Whatsapp-nya? Langsung daftar dengan cara WA ke: 0822-610-22-388

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro