BAB 22 - Dua Sosok di Pagar Rumah Disa
Akhirnya, Disa bertemu dengan tempat tidur. Gadis itu merebahkan tubuhnya di kasur empuknya dan mengembuskan napas lega. Dia baru saja selesai mengajar 8 murid SMP, menghadapi anak SMP tentu tidak mudah, karena Disa harus super sabar. Ditambah lagi, mereka semua bergiliran menanyakan soal dalam PR-PR mereka, sehingga Disa harus sabar dan prima dalam menjelaskan soal per soal.
Hari ini sungguh melelahkan. Di sekolah, Disa bertengkar hebat dengan Kevin, berlanjut di tempat les. Sementara di rumah, Disa harus mengesampingkan mood-nya yang buruk agar tetap semangat mengajari adik-adik di bimbingan tempat lesnya.
Tanpa sadar, Disa tertidur pulas sebelum menyiapkan mata pelajaran untuk esok hari yang akan dia pelajari di sekolah. Badannya terlalu lelah untuk menahan emosi, pikiran, dan perasaannya hari ini.
Pagi-paginya, pintu kamar Disa diketuk oleh Mama. Disa ternyata bangun telat daripada biasanya. Cepat-cepat, Disa langsung mandi dan memakai seragam. Dengan sigap, dia langsung menyiapkan mata pelajarannya di sekolah. Terburu-buru sekali Disa menyiapkan segala macam perlengkapan sekolahnya hari ini karena dia bangun terlambat daripada biasanya. Bahkan, Disa menggunakan rok yang agak pendek karena tak sempat memilih rok yang di bawah lutut.
Disa langsung menuruni tangga dari kamarnya menuju lantai bawah. Di ruang makan, Mama sudah menyiapkan susu dan sarapan untuk Disa. Disa melahap roti bakar yang Mama siapkan dengan cepat, dibarengi dengan meneguk susu putih yang dibuatkan Mama.
Saat sedang mengunyah roti buatan Mamanya, Mama berucap satu kalimat yang membuat Disa bingung.
Dengan wajah jahil, Mama berkata, "Kamu, kok, nggak cerita kalau ada dua cowok yang deketin kamu?"
Disa mengernyitkan dahinya, kata-kata Mama sungguh sulit untuk dicerna, "Dua cowok yang deketin aku? Maksudnya?"
"Liat aja sendiri di depan pagar rumah." Mama menggoda sembari mencubit pipi anak sematawayangnya, "Ternyata, anak Mama banyak yang naksir juga, ya. Nggak cuma satu. Dua malah. Nggak kaget, sih, Mama. Orang kamu cantik kayak Mama, kok. Hehe."
Disa menggelengkan kepalanya dan masih memasang tampang bingung, "Aku nggak ngerti Mama ngomong apaan, deh."
"Yaudah makanya cepet sarapannya." Mama menyarankan, "Habis itu kamu cepet-cepet liat ke depan pagar. Berangkat sekolah. Supaya nggak terlambat."
"Iya, Ma." Disa langsung menandaskan makanannya, kemudian gadis itu mencium pipi Mama, "Pergi dulu, ya, Ma."
Tak lupa, Disa juga bersalaman dengan Mama sebelum dia meninggalkan rumah. Ketika jalan ke depan pagar rumah, ternyata Disa baru menyadari apa yang Mama ucapkan tadi. Di depan pagar rumahnya, ada dua sepeda motor yang sedang menunggu.
Disa melihat sepeda motor Kevin di sebelah kiri pagar rumahnya dan sepeda motor Kian di bagian kanan pagar rumahnya. Yang empunya masing-masing pemilik sepeda motor pun sudah menunggu di atas sepeda motor mereka. Disa bingung menatap keduanya.
Namun, tanpa pikir panjang, Disa tak menggubris kehadiran Kevin. Disa langsung berjalan mendekati sepeda motor Kian. Disa hanya menatap Kevin beberapa detik kemudian buang muka lagi.
Ketika mengetahui Disa lebih memilih sepeda motor Kian, Kevin langsung berteriak nyaring, "Lo boleh berangkat sekolah. Tapi, itu rok lo diganti dulu. Kependekan roknya. Nanti terlalu seksi kalau naik motor. Bakalan ada cowok yang godain lo ntar! Gue lagi nggak mau repot-repot nonjokin muka cowok yang godain lo, Dis. Cepet masuk ke rumah. Ganti roknya. Gue tungguin!"
"Gue bawa jaket buat nutupin roknya, kok." ucap Kian membela, "Lagian, kalau Disa nyaman pake rok itu, ya, nggak ada salahnya. Disa nggak bakalan digangguin cowok lain selama dia ada sama cowok yang tepat, yang bisa jagain dia."
Kevin menatap Kian dengan geram. Jika dilanjutkan, mungkin perdebatan akan berlangsung panjang. Disa meminta Kian untuk menjalankan sepeda motornya.
"Udah. Nggak usah didengerin omongan cowok bucin yang sotoy. Yang merasa berhak ngatur hidup orang padahal dari jauh-jauh hari gue udah nggak lagi anggep dia sahabat." ucap Disa dengan wajah sebal, "Nggak ada gunanya cari masalah sama cowok paling sok jagoan di Depok."
Kian hanya tertawa sinis ke arah Kevin sebelum meninggalkan Kevin. Dari tawa Kian, nampak bahwa Kian ingin membuktikan pada Kevin bahwa Kian berangsur-angsur memenangkan hati Disa. Kevin jelas kalah telak karena bahkan Disa nampak sudah tak ingin lagi menatap Kevin.
Dalam perjalanan menuju sekolah, Disa berucap pada Kian, "Gue, tuh, kesel sama Kevin. Dia itu cuma cari gue ketika dia luka-luka dan berdarah. Nanti, kalau luka-lukanya udah gue sembuhin, dia bakalan nggak peduli sama gue dan sibuk sama yang lain. Dia pernah malem-malem ke rumah gue, habis tawaruran, dan gue obatin. Tapi, dari dulu, dia nggak pernah mau dengerin nasihat gue. Yang dia dengerin cuma pacar-pacarnya yang lebay dan lenjeh itu."
Ucapan Disa membuat Kian bertanya-tanya, tanpa sadar Kian langsung berucap, "Lo sayang, ya, sama dia? Dari omongan lo, kayaknya kalian berdua punya perasaan lebih dari sahabat?"
"Nggak. Kita cuma sahabat." Disa menegaskan, "Itupun udah gue akhiri, jauh-jauh hari."
"Lo udah bilang nggak mau sahabatan lagi sama dia?" ada nada senang dalam ucapan Kian, "Beneran?"
"Iya. Beneran." Disa berucap, "Makanya, tadi Kevin jemput gue. Ngerasa bersalah dan kehilangan kali. Cowok, kan, emang gitu. Baru ngerasa kehilangan kalau udah nggak dikasih perhatian lagi. Kemarin-kemarin waktu gue masih perhatian sama dia, dia ke mana aja? Tapi, telat, sih. Gue nggak mau sahabatan lagi sama Kevin. Udah cukup gue buang-buang tenaga gue buat nasihatin dia supaya dia jadi lebih baik. Usaha gue semuanya sia-sia doang."
"Lo bisa sahabatan sama gue, kok." Kian menawarkan, "Meskipun kita nggak satu sekolah, tapi kalau lo butuh gue ada, gue pasti ada."
Disa langsung menepuk helm Kian, "Yang bener, nih?"
"Beneran! Janji!" Kian berucap sembari tersenyum, Kian menggerakan kaca spion sepeda motornya untuk menatap wajah Disa yang duduk di belakangnya, "Beneran gue. Nih. Liat. Mata gue nggak boong, kan?"
"Oke. Kalau gitu, mulai hari ini, kita temenan, ya?"
Kian menganggukan kepala, "Lebih dari itu juga nggak apa-apa, kok, Dis. Hehe."
Tak berapa lama, Disa sampai di sekolahnya. Disa mengucapkan terima kasih pada Kian karena sudah mengantarkannya ke sekolah. Ketika Disa dan Kian sedang berbincang di depan pagar sekolah Disa, Kevin menggeber knalpot sepeda motornya hingga menyebabkan suara bising luar biasa.
Kevin rem mendadak di depan sepeda motor Kian, sembari berteriak, "Woy! kalau mau pacaran jangan di depan pagar sekolah! Ganggu orang yang mau masuk sekolah! Pacaran di pohon beringin sana sekalian minum cendol!"
Disa tidak tertawa dengan bercandaan Kevin, gadis itu meminta Kian untuk meninggalkan sekolah Disa, daripada Kevin berucap yang aneh-aneh lagi. Beberapa detik setelahnya, Kian pamit untuk menuju ke sekolahnya.
Masih teringat bercandaan Kevin yang tak lucu beberapa saat yang lalu. Bahkan, Disa masih teringat juga dengan ucapan Kevin ketika cowok itu berada di depan pagar rumah Disa. Disa masih mengingat-ingat ucapan Kevin tersebut hingga dia duduk di bangku kelasnya.
Disa mengeluarkan buku-buku untuk mata pelajaran pertama di sekolahnya. Namun, ketika mengecek tasnya, sepertinya ada yang ketinggalan, dompetnya! Disa langsung mengeluarkan seluruh barang di tasnya untuk mencari dan mengamati apakah dompetnya terselip di antara barang-barang di tasnya?
Setelah beberapa menit mencari, Disa tak menemukan dompetnya. Gadis itu lantas panik dan berusaha menelepon Mamanya. Saat sedang menunggu teleponnya dijawab oleh Mama, Kevin berjalan dari arah pintu masuk kelas.
Kevin bersiul-siul santai ketika melewati meja Disa. Kevin bisa melihat raut kepanikan dari air wajah Disa. Tanpa pikir panjang, Kevin langsung melempar dompet Disa tepat mendarat di depan Disa. Ketika melihat keberadaan dompetnya, gadis itu langsung memutus sambungan telepon pada Mama dan mengamankan dompetnya.
"Kenapa dompet gue bisa ada sama lo?" tanya Disa.
"Oh. Iya. Tadi nyokap lo nitip dompet lo. Karena dompet lo ketinggalan. Untung gue belum ngegas motor gue. Jadi, masih sempet ambil dompet lo dulu." ucap Kevin mencoba menjelaskan mengapa dompet Disa bisa berada di Kevin, "Oh, iya, gue sekalian minta nyokap lo bawain ini tadi...."
Kevin mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Benda itu diletakan juga di atas meja Disa. Rok sekolah Disa.
"Lah, kenapa lo ngasih rok ini ke gue? Kenapa bisa ada di lo roknya?" tanya Disa bingung.
"Tadi, gue sekalian minta sama nyokap lo buat bawain rok abu-abu yang di bawah lutut. Jadi, nyokap lo masuk rumah bentar, terus ke kamar lo, buat nyari rok yang gue minta." ujar Kevin, "Supaya lo bisa ganti rok lo yang kependekan dengan rok yang gue bawa ini."
Disa hanya terdiam karena dia sedikit tersentuh dengan tingkah baik Kevin. Tapi, Disa tidak masih terlalu gengsi, ini pasti akal-akalan Kevin untuk mencuri perhatian Disa. Disa memutuskan untuk bersikap dingin pada Kevin dan tidak akan menawarkan sikap yang hangat pada mantan sahabatnya itu.
Sebelum berjalan ke tempat duduknya, Kevin berucap, "Gue nggak masalah, Dis, lo ke sekolah bareng siapa. Pulang sekolah bareng siapa. Milih naik motornya siapa. Itu terserah lo. Tapi, akan jadi masalah buat gue, kalau ada mata cowok lain yang jelalatan liatin paha lo, waktu lo naik motor. Gue mengantisipasi supaya itu nggak terjadi."
"Makasih." Disa tersenyum sesaat, "Tapi, gue nggak butuh diatur sama lo, Vin."
***
- Antara sebel dan gengsi, rasanya Kevin dan Disa ini kayak sama-sama nggak mau jauh, tapi kalau lagi deket pun saling benci. Maunya gimana, sih, ini? Dan, kenapa Kevin segala ngomong kalimat-kalimat yang bikin Disa luluh? KAPAN KEVIN DAN DISA BALIKAN? :D
- Buat yang udah baca. Langsung VOTE, KOMEN, dan SHARE, ya. VOTE KOMEN SHARE itu gratis loh dan bisa dukung penulis favorit kamu supaya makin semangat nulisnya!
- Mau follow aku di Instagram, bisa banget akun Instagram aku: DWITASARIDWITA
- Kamu TIM KEVIN atau TIM KIAN? Kamu mau ngobrol sama pengagum #HanyaTigaKata dan gabung di grup Whatsapp-nya? Langsung daftar dengan cara WA ke: 0822-610-22-388
***
JANGAN LUPA GIVE AWAY HANYA TIGA KATA: BERHADIAH 3 TIKET GALA PREMIERE FILM DIGNITATE SAMPAI TANGGAL 17 JANUARI 2020. IKUTAN SEKARANG GIVE AWAY NYA CEK INSTAGRAM AKU: DWITASARIDWITA.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro