Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

BAB 12 - Pilihan Kevin

Disa pulang sekolah dengan segera kembali ke rumahnya. Karena ada janji yang harus Disa tunaikan yaitu memberi "kisi-kisi" surat cinta pada para peserta Sayembara Kevin. Sementara, surat-surat tersebut masih berada di rumah Disa. Ketika dia sampai rumah, dia langsung berjalan mendekati meja belajarnya dan mencari surat-surat cinta tersebut. Surat-surat itu sengaja Kevin titipan pada Disa agar tidak hilang.

Setelah share foto-foto contoh surat cinta di grup Whatsapp para peserta Sayembara Kevin, Disa langsung duduk di dekat meja belajarnya. Disa lalu menutup kertas surat cinta yang berada di Disa. Kemudian, gadis itu memperhatikan daftar nama yang ikut sayembara. Setelah memperhatikan setiap nama peserta yang ikut, Disa tahu di antara mereka berpotensi untuk membuat surat cinta terbaik.

Beberapa dari mereka adalah pentolan di dunia sastra sekolah seperti anak mading sekolah, perwakilan lomba baca puisi antar SMA, bahkan ada juga juara pembuat cerpen di sekolah. Disa tersenyum sembari menggelengkan kepala. Dalam hati, Disa bertanya-tanya, mengapa banyak sekali perempuan yang sangat ingin punya status hubungan dengan Kevin? Apakah memiliki status hubungan yang jelas akan menjamin kebahagiaan? Sementara, hanya sekadar sahabatpun, dia sudah merasa bahagia. Anehkah jika Disa sudah cukup bahagia meskipun hanya sebagai sahabat Kevin?

Disa pun tak sabar esok hari untuk menjadi "juri" dari para peserta yang ikut Sayembara Menulis Surat Cinta untuk Kevin. Ketika esok tiba, sepulang sekolah, sayembara pun dimulai. Disa sudah menyiapkan seluruh daftar nama peserta sayembara. Kevin, dengan wajah cool-nya, sudah lebih dulu duduk di samping Disa. Ya, layaknya seorang artis papan atas, Kevin hanya sibuk bermain dengan ponselnya sembari sekali-sekali mengangguk setiap Disa mengucapkan peraturan sayembara.

Disa berucap dengan suara lantang, "Gue ulang lagi, ya, peraturannya. Karena banyak peserta yang telat dan belum tau peraturannya. Peraturan pertama, surat nggak boleh ada unsur plagiarisme. Kalian nggak boleh copas tulisan orang lain dan mengakui itu surat cinta yang kalian tulis. Kedua, keputusan juri sudah final. Gue dan Kevin adalah juri utama dan keputusan kita nggak bisa diganggu gugat. Ketiga, siapapun yang memenangkan sayembara, akan jadi pacar Kevin yang ke....."

"Delapan belas!" seru Kevin sembari cuek memainkan ponselnya.

Disa langsung memelototi Kevin, "Bukan delapan belas, kalau dihitung sama sayembara ini, cewek lo ada sembilan belas."

"Oh. Hehe." Kevin meringis, "Iya. Jadi pacar ke sembilan belas gue."

"Oke." Disa melanjutkan, "Gue lanjut bacain peraturan ketiga karena si Kevin tengik bau menyan ini ganggu banget udah motong omongan gue."

"Woy, Dis!" salah satu peserta sayembara berucap nyaring, "Jangan ngata-ngatain Kevin-nya gue dengan sebutan bau tengik, dong. Parfumnya dia parfum mahal, lho. Bvlgari Pour Homme Soir By Bvlgari. Jadi, dia jelas harum. Nggak bau tengik."

"Astaga." Disa menepuk jidatnya, "Gue aja dari kecil sahabatan sama dia, nggak pernah tau merk parfumnya dia. Kalian aja pada nggak pernah tau Kevin gimana. Waktu SD, Kevin pernah cepirit di celananya.  Mencret di celana karena ketakutan disuruh bacain karangan bahasa Indonesia ke depan kelas. Nah, kalian nggak tau, kan?"

Semua peserta melongo seusai mendengar pengakuan dari Disa. Di antara mereka meringis menahan tawa.

Menyadari Disa tak sengaja mempermalukan Kevin, cowok itu langsung meletakan ponselnya, dia berdiri dari tempat duduknya, kemudian menutup mulut Disa, "Bisa lanjut ke peraturan berikutnya aja nggak? Supaya sayembaranya segera dimulai?"

Disa langsung menghempas tangan Kevin yang sempat menutup mulut Disa, "Ya, makanya lo diem aja. Gue yang selesaikan ini semua. Jangan ngomong terus."

"Iya, Tuan Putri." Kevin duduk ke bangkunya lagi, "Silakan dilanjut."

"Oke. Gue ulang." Disa berujar, "Peraturan ketiga, siapapun yang memenangkan sayembara, akan jadi pacar Kevin yang ke sembilan belas. Dengan catatan, jika selama menjadi pacar Kevin, peserta yang menang merasa baper dan patah hati, maka semua di luar tanggung jawab Kevin dan Disa. Setiap peserta harus mengetahui konsekuensi pacaran sama Kevin adalah mengalami patah hati terdahsyat."

Seluruh peserta mengangguk paham. Kevin pun menganggukan kepala sembari mengecek Instagram-nya. Ketika melihat timeline Instagram. Kevin terhenti pada foto Danilla, adik kelasnya. Danilla adalah anak kelas 11 yang merupakan bakal calon Ketua OSIS sekolah mereka. Danilla adalah salah satu kandidat terkuat dalam pemilihan Ketua OSIS di sekolah Kevin dan Disa. Karena senyum Danilla nampak menyenangkan bagi Kevin, maka Kevin memberi like pada foto Instagram Danilla.

"Setelah gue bacain seluruh peraturannya. Ada yang mau nanya?" Disa menawarkan.

Masing-masing peserta menggelengkan kepala, pertanda mereka sudah memahami peraturan yang Disa ucapkan. Beberapa menit setelahnya, setiap peserta dibagikan kertas HVS putih untuk menuliskan surat cinta mereka. Setiap peserta nampak antusias untuk menuliskan surat cinta yang telah mereka susun dengan sempurna. Tugas mereka setelah menuliskan surat cinta itu adalah membacakan langsung surat cinta tersebut di depan Kevin.

Seusai waktu menulis surat cinta selesai, maka saatnya untuk membacakan surat cinta tersebut di depan Kevin. Setelah lewat beberapa peserta yang membacakan. Disa dan Kevin mulai bosan mendengarkan surat cinta tersebut karena pilihan kata yang mereka gunakan terlalu berlebihan dan mendayu-dayu. Nampak Disa dan Kevin mulai berputus asa. Kevin pun menggaruk-garukan kepala. Mereka berdua sama-sama bingung.

Hingga peserta terakhir dalam sayembara, Disa dan Kevin tak kunjung menemukan pemenang yang memenangkan sayembara Kevin. Ketika Disa ingin mengumumkan mereka semua tidak memenangkan sayembara, muncul seorang perempuan yang tiba-tiba berjalan ke arah Disa dan Kevin.

"Kak..." ucap gadis itu, "Saya mau ikut sayembara jadi pacarnya Kak kevin.

Disa  bertanya dengan sopan, "Nama kamu udah ada di daftar peserta belum? Kamu udah daftar kemarin? Coba, aku cari nama kamu, ya."

"Belum, Kak. Saya belum daftar. Tapi, hati saya bilang, hari ini, saya harus ikutan sayembara Kak Kevin." ucap gadis itu dengan wajah berbinar sembari mengulum senyumnya.

"Maaf." Disa berucap, "Kalau nggak daftar kemarin, kamu nggak bisa ikut sayembara hari ini."

Mendengar ucapan Disa, Kevin langsung menyangkal ucapan Disa, "Eits... nggak apa-apa. Buat kamu. Segalanya bisa, kok. Silakan. Kamu udah bawa surat cinta kamu yang mau dibacain buat gue?"

Cewek itu mengangguk polos, "Udah, Kak."

"Oke. Silakan bacain sekarang." Kevin mempersilakan.

Gadis itu langsung mengangkat kertasnya dan membacakan surat cintanya, "Kamu menguasai aku dengan pesonamu. Kamu menenggelamkan aku dengan tatapanmu. Aku sungguh takut kehadiranmu menciptakan cinta."

Disa kaget. Disa seperti mengingat dan mengenali betul kalimat tersebut.

"Aku menatap langit-langit kamarku. Dan, tersenyum tanpa sebab, mencoba memahami perasaan aneh dan canggung ini. Sudah lama sekali aku menggilaimu, menyukaimu, mencintai senyummu. Namun, sepertinya hari ini adalah hari yang pas untuk mengucap lirih yang aku rasakan."

"Eh. Sorry..." Disa memotong.

"Kenapa dipotong, sih, Dis? Lagi part bagus-bagusnya, loh." Kevin membentak, "Silakan dilanjut."

Perempuan itu tersenyum halus, "Aku mulai kebingungan mengendalikan rasa, aku mulai sering bertanya-tanya, apakah di hatimu juga ada rasa yang sama?"

Setelah perempuan tadi selesai membacakan surat cintanya. Kevin langsung bertepuk tangan dengan nyaring. Cowok itu berdiri dari tempat duduknya.

"Oke!" Kevin bertepuk tangan kencang, "Kamu juaranya!"

Gadis itu tersenyum antusias. Kevin lantas mendekati pemenang sayembara tersebut dan segera mencium tangan gadis itu, "Kamu cantik. Makasih. Aku yakin. Kamu orangnya."

Disa geram dan langsung menarik Kevin, "Vin, jurinya itu gue dan lo. Kenapa lo jadi sepihak memutuskan semuanya? Kenapa lo nggak mau denger pendapat gue dulu?"

"Kenapa gue harus dengerin pendapat lo, Dis? Yang nyari pacar, kan, gue. Bukan lo." jawab Kevin singkat.

"Kevin!" Disa menarik kasar seragam Kevin, "Lo harus denger pendapat gue! Cewek itu udah ngelanggar peraturan pertama. Dia ngutip banyak tulisan dari Dwitasari. Gue lagi baca novel itu. Gue hapal banget itu tulisan Dwitasari, bukan tulisan dia!"

"Bodo amat! Gue nggak peduli semua peraturan lo. Karena yang mau cari pacar itu gue. Bukan lo!" Kevin mencoba melengos pergi.

Tapi, Disa masih ingin mempertahankan argumennya, "Coba jelasin ke gue, apa yang bikin lo milih cewek itu jadi pemenang sayembara lo?"

"Karena dia bacain surat cinta itu seindah suara lo waktu bacain surat-surat itu buat gue." balas Kevin dengan cepat, "Gue butuh cewek ini, Dis."

Disa terdiam sembari menundukan kepala, dalam hati gadis itu berucap, gue mau jadi orang yang lo butuhin. Tapi, lo nggak pernah ngerti.

- BERSAMBUNG -

****

Entah. Pas nulis bab ini, sangat nggak tega sama Disa. Dia pantas bahagia dan nggak pantes dapet perlakuan kayak gini dari sahabatnya sendiri. Apa yang lebih sakit saat argumen kamu nggak dipercaya orang lain? Nah. Itu yang Disa rasain sekarang.

Tapi, Kevin sahabatnya. Kebahagiaan Kevin harus jadi kebahagiaan Disa juga. Dan, dia harus, pasti, serta akan terus mengalah. :')

Gimana? Apa yang paling bikin baper dari bab ini menurut kamu? Jangan lupa KOMEN, VOTE, dan SHARE! Hal kecil yang kamu lakukan bisa membuat aku bahagia dan makin semangat nulisnya! :')

- Jangan lupa follow penulis #HanyaTigaKata di Wattpad dwitasaridwita

- IG/TWITTER: DWITASARIDWITA

- Pembelian buku Dwitasari dengan HARGA TERMURAH dan bonus TTD, bisa langsung pesan di akun Shopee: DWITASARISME atau WA: 0822-610-22-388

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro