Bab 8
Selamat Membaca
Mengandung 21+
Sesi foto berjalan lebih cepat, dibandingkan saat Naruto dipasangkan dengan Sai tadi. Bahkan meskipun Sasuke bukanlah seorang model, tatapan penuh cinta yang harus dilakukan oleh Sasuke, justru tampak lebih natural dan alami.
Semua orang tampak mengagumi hasil jebretan foto itu, apalagi saat Naruto dan Sasuke harus melakukan adegan ciuman di dalam kolam renang. Sasuke dan Naruto meski awalnya menolak sesi itu, tapi nyatanya hasilnya diluar prediksi bmkg.
Mereka justru seperti sepasang suami istri yang sesungguhnya. Di tambah dengan ekspresi malu Sarada yang sedang mengintip kegiatan itu. Itu menambah nilai dari hasil maha karya ini.
"Baiklah, sesi foto ini selesai. Kalian bisa kembali," ucap Fotografer Sukea.
Naruto yang memang sudah begitu lelah, dia pun memilih untuk melempar tubuhnya di ranjang empuk. Bahkan karena begitu lelahnya, Naruto sampai lupa kalau dia masih memakai pakaian dari sponsor.
Itu semua karena, bukan hanya tubuh Naruto yang lelah, tapi juga pikiran Naruto yang kelelahan dengan ucapan Sasuke. Kekasihnya itu selalu saja mengatakan kalau dia sangat mencintainya, sampai Sasuke juga sudah peduli dengan status Sakura yang menjadi istri pria itu.
Suara pintu terbuka, membuat Naruto harus kembali ke alam sadar. "Tenten, tolong biarkan aku tidak mandi malam ini. Aku lelah, dan membutuhkan tempat tidur," mohon Naruto.
"Apa kamu masih memikirkan ucapanku yang tadi?" tanya Sasuke.
Naruto pun segera bangun dari posisi tidurnya, dia duduk sambil menatap ke arah Sasuke. Pria itu berjalan, sambil melepas kaos santai berwarna biru tua. Membuat Naruto bisa melihat dengan jelas, tubuh kotak - kotak yang begitu padat.
Wajah tampan dengan tubuh atletis, memang tidak akan pernah ditolak oleh Naruto. Naruto yang semula lelah, secara ajaibnya, dia seperti mendapatkan asupan energi dengan pemandangan yang dia lihat saat ini.
Sasuke duduk berdiri di samping ranjang, membiarkan tangan mungil Naruto memeluknya dari atas ranjang.
"Kapan sih, kamu terlihat jelek, Teme? Kenapa cuma melepas baju aja, bisa bikin aku mendapatkan energi?" protes Naruto dengan suara manjanya.
Tangan Sasuke mengusap dari puncuk kepala Naruto, ke arah bawah. Pria itu membelai lembut rambut pirang kekasihnya, yang begitu halus.
"Kamu sendiri, kapan kamu tidak terlihat cantik? Bahkan saat kamu berkeringat saja, tubuhmu begitu menggoda, dobe," ucap Sasuke jujur.
"Apaan sih," ucap Naruto yang malu harus mendengar itu dari Sasuke.
"Hahaha, kamu menggemaskan sekali dobe sayang," jujur Sasuke.
Seolah teringat dengan sesuatu, Naruto dengan cepat melepas pelukan itu. Wanita itu turun dari ranjang, dan segera memakai sandal dari hotel.
"Aku hampir lupa, kalau kita harus makan malam dengan Sarada-chan, teme," ucap Naruto tampak terburu - buru.
"Sarada sudah tidur, kita bisa makan malam besok saja," saran Sasuke.
"Besok? Jadi kamu akan makan malam bersama dengan Sakura juga?" tanya Naruto.
Sasuke mendorong tubuh Naruto, hingga terlentang di atas ranjang king size itu. Pria itu kemudian merayap mendekati wajah kekasihnya, yang tampak kebingung dengan sikap Sasuke. Tepat ketika wajah Sasuke di atas wajah Naruto, pria itu bisa melihat sapphire indah itu menata balas ke arahnya.
"Sakura mengirim pesan padamu, kalau satu minggu ini, kamu harus menemani aku dan Sarada di rumah," ucap Sasuke.
"Hah? Menemani gimana maksudnya?"
"Karena Sakura ada perjalanan dinas ke luar negeri. Jadi sementara ini, kamu akan menjadi Nyonya Uchiha, Dobe," jelas Sasuke.
"Jangan bercanda, Sasuke! Mana mungkin aku harus tinggal di rumah kamu?" tegas Naruto yang tidak percaya dengan ucapan Sasuke.
"Aku tidak bercanda sayang, kalau kamu tidak percaya. Kamu buka hape kamu, dan telpon Sakura sekarang," pinta Sasuke.
Dua tangan Naruto segera mendorong tubuh Sasuke ke samping, membuat pria itu memilih untuk duduk atas ranjang. Naruto tampak sudah mengambil ponselnya, dan kembali duduk dalam rengkuhan tubuh besar Sasuke.
Sasuke senang dengan posisi ini, memperlihatkan sikap manja Naruto yang selalu lengket padanya. Tangan Naruto tampak sedang menekan tombol untuk menghubungi Sakura.
"Hai--- malam juga," ucap Naruto terpotong, karena Sakura langsung menyapa duluan.
"Ada apa Naru?" tanya Sakura.
"Kamu beneran minta aku nginep jagain Sarada?" tanya Naruto yang langsung to the point.
"Ohhh? MMhhh iyahhh, aku minta tolong padamu, bisahh kan?" tanya Sakura yang tampak mengeluarkan desahan aneh.
Naruto yang mendengar itu, tentu saja mengingatkan dirinya tentang hubungan gelap dengan Sasuke. Tapi, masalahnya, tidak mungkin seorang Sakura memiliki pemikiran seperti itu.
"Bisa video call, Sakura?" ajak Naruto yang ingin memastikan sesuatu.
"Hahh? Aku sedang melakukan senam, aku maluhh kalau video call," balas Sakura.
Lagi - lagi, ucapan Sakura memiliki intonasi desahan yang tidak masuk akal. Ayolah, Naruto adalah seorang public figure, di mana kegiatan Naruto ketika senggang adalah melakukan olah raga. Jadi Naruto bisa membedakan antara suara desahan melakukan olah raga, dengan desahan melakukan hubungan intim.
"Tidak apa, aku bisa merahasiakan rahasia kamu," bujuk Naruto.
"Jangahhh, uhhh Shit! Akuhhh sudahhhh ahhh."
Detik berikutnya, sambungan telepon itu terputus secara sepihak. Tubuh Naruto membeku, mendengar desahan kenikmatan dari Sakura. Bukan karena Naruto terpesona dengan suara sahabatnya itu. Tapi,...
Naruto tidak tau lagi, dia harus menjelaskannya bagaimana lagi. Kenapa Sakura melakukan hal itu? Kenapa Sakura yang dulu menjebak Sasuke, sekarang justru melakukan hubungan dengan pria lain? Apa yang terjadi dengan semua ini?
"Ada apa, dobe?" bisik Sasuke.
DEG.
Hampir saja Naruto melupakan keberadaan Sasuke, jika sampai Sasuke mendengar percakapan antara Naruto dan Sakura barusan. Naruto yakin, Sasuke pasti akan langsung membunuh bajingan tidak tau diri, yang berani bermain dengan Sakura.
Naruto kemudian meletakkan ponsel miliknya di atas meja. Tangannya menyentuh ujung pakaiannya, menariknya ke atas hingga membuat Sasuke bisa melihat gundukan sintal, yang ingin dia jilat.
Tepat ketika pakaian itu sudah berada di atas lantai, tangan Sasuke merengkuh pinggang ramping Naruto. Pria itu segera melahap habis puncuk dada kanan Naruto, memainkan ujung lidahnya pada puncuk merah muda tersebut.
Tangan Naruto menyapu rambut Sasuke, sesekali meremas rambut itu. Mendorong kepala Sasuke untuk semakin kasar memainkan sepasang gundukan itu. Dalam benak Naruto sekarang, mulai detik ini juga, Naruto tidak akan merasa bersalah lagi pada Sakura.
Salahkan Sakura yang dengan bodohnya membiarkan Naruto mendengar, perbuatan dosa yang dilakukan oleh Sakura dengan bajingan lain. Salahkan Sakura, yang menyerahkan Sasuke pada Naruto, hanya karena Sakura tidak bisa bersama dengan Sarada.
Jadi, bukankah lebih baik Naruto membiarkan hubungan terlarang ini, menjadi kenikmatan yang tidak akan pernah Sasuke dapatkan dari Sakura? Hubungan yang akan mereka rahasiakan dari siapapun.
Ahhhh
Setelah puas dengan permainan di dada Naruto, lidah basah Sasuke menjalar ke bawah. Mendorong tubuh Naruto untuk terlentang di atas ranjang mereka. Sambil tangan Sasuke melepas celana dalam milik Naruto.
"Di sini sudah sangat basah, sayang," ucap Sasuke.
"Kau yang membuatnya menjadi basah, Saskeh. Jadi, selesaikan dengan benar," perintah Naruto, yang sengaja melebarkan kedua pahanya, sampai Sasuke bisa melihat dengan jelas ini wanita itu memohon untuk segera disinggahi Sasuke.
***
Aku menepati ucapanku kan? Kalau tetap ada scene 21+ di sini. Meski tidak terlalu banyak.
Btw, tebakan Naruto bener nggak nih? Soal Sakura main sama orang lain.
Terus, misalkan iya. Salah nggak sih, kalau Sakura juga main sama orang lain?
Sasuke aja main sama Naruto.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro