Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Winter's Come 14

    Taehyung duduk bersandar di ranjang nya tanpa ada peralatan medis yang menempel pada tubuhnya selain selang kecil yang terhubung dengan punggung tangan nya, pipi yang sedikit tirus dan kulit yang terlihat begitu pucat. Sejak lima belas menit yang lalu dia hanya duduk dalam diam, membiarkan semua orang berlalu-lalang tanpa mampu membuatnya untuk membuka mulutnya yang terkatup rapat.
    Tubuhnya terasa begitu berat, namun menjadi lebih baik di bandingkan saat pertama dia membuka mata. Karna pada saat itu yang bisa ia lakukan hanyalah berkedip dan menggerakkan bola matanya.

    Tatapan sayu itu pun perlahan jatuh pada punggung tangan nya, dia kemudian mengangkat tangan kirinya tepat kehadapan nya dan membuatnya mampu melihat telapak tangan nya yang begitu kurus. Perlahan jemari itu bergerak, terkepal dan terlepas dengan gerakan yang begitu pelan.
    Mata dengan tatapan sayu itu berkedip pelan dan satu tetes air lolos dari kelopak matanya, jatuh tepat di telapak tangan nya dan menghentikan pergerakan nya.

    Tatapan sayunya terfokus pada setetes air yang baru saja mengenai telapak tangan nya, tidak sakit tapi kenapa dia menangis?.
    Pintu ruangan nya terbuka dan membimbing tatapan sayu itu jatuh pada seseorang yang membuka pintu dan datang kepadanya.

    Pria paruh baya dengan seragam putih dan juga kacamata. Profesor Jeon, orang yang begitu asing di mata Taehyung dan kini telah berada tepat di hadapan nya.
    Untuk beberapa detik, hanya keheningan yang menyelimuti keduanya di saat mulut itu tetap terkatup rapat dan hanya membiarkan tatapan mata yang berbicara. Hingga pada akhirnya seulas senyum tersungging di bibir Profesor Jeon yang sama sekali tak mampu membuat Taehyung memiliki ekspresi di wajah nya yang bahkan tak menunjukkan apapun.

    "Sangat mengesankan bahwa kau bisa bertahan sejauh ini."

    Perkataan itu terhenti seakan ingin melihat sebuah reaksi awal akan ucapan nya, namun tak ada perubahan apapun yang di tunjukkan oleh lawan bicaranya dan hal itu membuatnya kembali berucap.

    "Aku sangat penasaran dengan kondisi mu saat ini, tidakkah kau ingin menanyakan sesuatu?"

    Profesor Jeon kembali terdiam, menunggu jawaban akan pertanyaan yang telah terlontar dari mulut nya. Dan apa yang berada di hadapan nya kini benar-benar menarik perhatian nya, bagaimana cara Taehyung menatapnya dan juga bagaimana raut wajah itu terlihat begitu tenang. Hal itu membuatnya menaruh kecurigaan karna kasus ini mengingatkan nya dengan sesuatu.
    Menghilangkan kecurigaan nya, Profesor Jeon mendekati Taehyung. Dia berdiri tepat di samping Taehyung dan hal itu sontak membuat Taehyung mengarahkan pandangan nya pada Profesor Jeon meski dia harus sedikit mendongak.

    Dalam diam Profesor Jeon mengamati wajah pucat itu dari dekat, tatapan sayu menjadi hal pertama yang ia lihat dan apa yang di temukan nya berhasil membuat otot wajahnya sedikit menegang.
    Dia kemudian merogoh saku jas putihnya dan mengeluarkan sebuah lampu senter seukuran jari, dia kemudian memeriksa mata Taehyung menggunakan senter kecil tersebut. Dan aneh nya lagi Taehyung sama sekali tak memberikan respon dengan apa yang telah di lakukan oleh Profesor Jeon.

    Kedua alis Profesor Jeon saling bertahutan di balik kacamata nya, dia kemudian menarik tangan nya dan mengantongi kembali benda kecil di tangan nya tanpa melepaskan pandangan nya dari tatapan sayu yang terkesan kosong tersebut. Ya, hanya kekosongan yang bisa ia dapatkan saat ia benar-benar menatap manik sayu tersebut.
    Profesor Jeon kemudian tertawa ringan tak percaya, dari analisis singkatnya seperti nya dia sudah mengetahui bagaimana kondisi Taehyung saat ini. Dan tawa itu memudar ketika pandangan yang sempat berpaling tersebut kembali saling bertemu.

    Sorot mata yang menajam ketika ia menumpukan kedua tangan nya pada sisi ranjang, tatapan tajam yang begitu mengintimidasi. Namun bagaikan telah kehilangan perasaan nya, Taehyung tak mampu menunjukkan ekspresi apapun di wajah nya.

    "Kau ingin mengatakan sesuatu?"

    Masih sama seperti sebelumnya, mulut yang masih terkatup rapat tersebut tak mampu terbuka barang sedikit pun untuk menjawab pertanyaan yang tertuju padanya.

    "Nama mu, setidak nya katakan siapa nama mu sebelum aku mengirim mu ke surga."

    Perlahan wajah tenang itu terlihat linglung, matanya berkedip dalam jangka waktu yang begitu singkat. Profesor Jeon tersenyum miring dan menegakkan tubuhnya, dia kemudian merogoh kembali saku jasnya dan kali ini mengeluarkan sebuah suntikan di mana terdapat cairan di dalam suntikan tersebut. Sepertinya dia sudah menyiapkan nya sebelum datang ke sana.
    Profesor Jeon membuka penutup jarum dan tangan kiri yang kemudian meraih infus yang terhubung dengan punggung tangan Taehyung, dia kemudian mengarahkan jarum suntik tersebut kepada infus milik Taehyung yang hanya mampu melihat hal itu dalam diam di saat ia sendiri tak mengerti apa yang tengah di lakukan pria paruh baya itu sekarang.

    Perlahan jarum itu menembus infus tersebut, namun pergerakan Profesor Jeon terhenti ketika terdengar pintu di belakang nya terbuka. Dia pun segera menarik kembali suntikan itu dan memasukkan nya ke dalam saku, namun keberadaan nya di sana membuat Hankyung terpaku di ambang pintu untuk sepersekian detik sebelum akhirnya ia yang tersadar dan segera menghampiri sang ayah dengan kemarahan yang tiba-tiba terlihat di raut wajah nya.

    Tanpa basa-basi Hankyung segera menjauhkan Profesor Jeon dari Taehyung dengan menarik tubuhnya sedangkan dia sendiri menggantikan posisi Profesor Jeon sebelumnya, dan hal itu pula yang semakin membuat Taehyung semakin linglung. Tampak tak mengerti dengan semua yang di lihat oleh penglihatan nya kini.

    "Sebelumnya aku sudah memberi himbauan bahwa tidak ada satupun Dokter yang boleh memasuki ruangan ini selain Dokter yang menanganinya, seharusnya Profesor tahu bagaimana cara untuk bersikap." Ujar Hankyung mencoba untuk tenang namun masih dengan penuh penekanan di setiap perkataan nya.

    "Kau terlalu berlebihan, harusnya kau tahu bagaimana cara untuk bersikap ketika tengah berhadapan dengan Dokter senior." Balas Profesor Jeon yang mengucapkan nya dengan begitu tenang.

    "Aku walinya, aku berhak melakukan apapun padanya."

    "Bukankah kau terlalu serakah."

    "Sepertinya Profesor tidak memerlukan penjelasan untuk yang kedua kalinya, jika Profesor berkenan mohon tutup pintu itu dari luar."

    Keduanya saling beradu tatapan tajam untuk sepersekian detik, sebelum akhirnya Profesor Jeon yang mengambil langkah mundur. Tanpa mengucapkan sepatah katapun dia pergi meninggalkan ruangan tersebut dan tak lupa menutup pintu tanpa menunjukkan kemarahan nya meski ia tengah mencoba untuk menahan nya.
    Dan tepat setelah pintu itu tertutup dari luar, tanpa Hankyung sadari dia menghela napas nya lega. Dia kemudian berbalik menghadap Taehyung dan membuatnya kembali bertemu pandang dengan tatapan sayu tersebut.

    "Kau tidak apa-apa?"

    Taehyung menggeleng pelan karna dari beberapa orang yang berlalu-lalang di sekitarnya, wajah Hankyung lah yang masih melekat pada ingatan nya. Dan gelengan itu menjadi respon pertama yang di berikan olehnya.

    "Apa Dokter yang baru saja pergi tadi mengatakan sesuatu padamu." Tanya Hankyung dengan hati-hati dan lagi Taehyung hanya menggeleng, namun saat itu air mata kembali terjatuh dari kelopak matanya dan membuat Hankyung sedikit terkejut.

    "Kenapa? Ada apa? Adakah hal yang telah menyakiti mu? Apa kau merasa ada yang sakit?"

    Taehyung menggeleng, namun sayang nya air mata yang kembali terjatuh mengingkari gelengan kepalanya.

    "Tuan, bisakah kau mengatakan sesuatu. Kenapa kau menangis?"

    Hankyung sedikit panik namun dia mencoba untuk tetap tenang di saat mata Taehyung terus mengeluarkan air mata ketika wajahnya sendiri terlihat seperti orang yang sedang kebingungan.

    "Tuan, tolong katakan sesuatu."

    "Siapa?" Sebuah gumaman yang berhasil keluar dari mulut Taehyung.

    "Ye?"

    Hankyung terlihat sedikit bingung dengan pertanyaan yang di lontarkan oleh Taehyung, namun perkataan selanjutnya berhasil membuat pijakan Hankyung terkikis oleh waktu.

    "Nama ku, siapa aku?"

    "M-mwo?"

Selesai di tulis : 09.06.2019
Di publikasikan : 09.06.2019
   

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro