Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Winter's Come 11

     Setelah menjalankan prosedur Operasi selama lebih dari empat jam, Hankyung keluar dari Ruang Operasi dan mendudukkan dirinya di bangku panjang yang terdapat di ruang tunggu tepat di depan pintu masuk bagian Operasi. Dia mengusap kening nya dengan punggung tangan nya kemudian sedikit mendongak, menyandarkan kepalanya ke dinding dengan mata yang terpejam sekilas ketika ia menghirup napas yang terdengar begitu berat. Seakan bernapas pun sangat sulit baginya saat ini.

    Dia sedikit menarik kakinya ketika para perawat yang akan memindahkan Yoongi lewat di depannya dan sekilas menundukkan kepala mereka ke arah nya yang sama sekali tak mampu merespon mereka dan membiarkan mereka begitu saja, tanpa tahu bahwa Jimin tengah berjalan ke arah nya.

    Jimin berhenti sejenak dan sedikit minggir untuk memberi jalan kepada para perawat tersebut dan dia sempat melihat Yoongi yang masih terlelap di atas ranjang, tepat setelah para perawat itu melewatinya, Jimin kembali melanjutkan langkah nya dan mendekati Hankyung yang terlihat seperti orang linglung.

    Hankyung mengarahkan pandangan ke samping ketika ekor matanya menangkap ujung sepatu seseorang yang berdiri tepat di samping nya, dia pikir Jimin akan marah dengan raut wajah nya yang terlihat begitu datar, namun dugaan nya salah ketika Jimin justru mengulas senyum nya.

    Jimin kemudian mengulurkan tangan nya dan membuat Hankyung terkekeh pelan, dia kemudian menyambut uluran tangan Jimin yang kemudian menuntun nya untuk berdiri.

    "Jika kau membutuhkn sebuah pelukan, kau tau kau bisa datang kapan saja."

    Sebuah kekehan ringan yang menyisakan seulas senyum di wajah lelah nya, dia kemudian menepuk dada Jimin beberapa kali.

    "Berikan itu untuk wanita yang sedang menunggu mu di luar sana."

    "Bagaimana jika tidak ada?."

    "Berarti kau akan melajang sampai tua."

    Jimin tertawa ringan tak percaya sembari sekilas mengalihkan pandangan nya sebelum mengembalikan nya pada Hankyung yang kemudian mengandeng lengan nya dan berjalan meninggalkan bagian Operasi, dengan perbincangan yang mengiringi langkah mereka.

    "Apa yang terjadi pada Detektif itu?."

    "Dia mengalami cedera saraf tulang belakang, aku harap dia baik baik saja setelah ini."

    "Aku sudah mendengarnya dari Hoseok Hyeong, dia mengatakan bahwa polisi sedang menyelidiki tentang mobil yang hilang kendali tersebut."

    Hankyung sekilas sedikit mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah Jimin. "Bagaimana dengan pengemudinya."

    Jimin mempertemukan pandangan nya dengan Hankyung dan di detik kemudian jawaban akan pertanyaan sebelumnya terucap ketika pandangan mereka sama sama tertuju ke depan.

    "Dia tewas sebelum berhasil di evakuasi."

    Jimin tiba tiba menghentikan langkah nya yang secara otomatis menghentikan langkah Hankyung, Jimin kemudian menghadapkan tubuh nya pada Hankyung dan sontak membuat pegangan Hankyung terlepas dari lengan nya. Menyisakan sedikit keheranan di wajah Hankyung.

    "Ada apa?."

    "Kau terluka?." Pertanyaan yang penuh dengan selidik.

    "Aniya.... Aku baik baik saja."

    "Tidak mungkin kau baik baik saja setelah jatuh dari jembatan."

    "Aku baik baik saja karna Yoongi-ssi melindungi ku."

    Seketika segaris senyum yang tersisa di wajah Hankyung sirna, seakan menegaskan penyesalan nya atas apa yang tengah menimpa Yoongi, tapi jika saat itu Yoongi tidak ada di belakang nya mungkin saat ini dia sudah kehilangan segalanya.

    "Berhentilah membuat ku khawatir, kau tidak pernah bertugas keluar setelah menjadi Dokter tetap di sini. Kenapa tiba tiba ingin pergi?."

    "Aku memiliki keperluan dengan Inseok."

    "Inseok?."

    "Petugas yang bertugas di malam saat kecelakaan di sungai Han, aku meminta bantuan Yoongi-ssi untuk menyelidikanya. Aku juga tidak tahu jika akhirnya akan seperti ini, bagaimana dengan Inseok?."

    "Dia tewas, di lokasi kejadian."

    Hankyung tertegun atas pernyataan Jimin. "Tidak mungkin." Gumamnya tak percaya meski dia tahu bagaimana kondisi terakhir Inseok sebelum ia jatuh ke sungai, namun mendengar berita tentang kematian nya membuat nya tak ingin percaya.

    "Hoseok Hyeong mengatakan bahwa dia mengalami luka yang fatal, seseorang mengatakan bahwa di sempat terlindas oleh mobil yang jatuh ke sungai Han."

    Tangan Hankyung secara reflek memijat kening nya dengan gerakan pelan, dia kemudian berjalan melewati Jimin tanpa mengucapkan sepatah katapun dengan Jimin yang hanya berdiam diri menyaksikan kepergian nya.

    "Lain kali, aku yang akan melindungi mu. Jeon Hankyung." Gumamnya

    Getar ponselnya yang kemudian mengalihkan pandangan nya dari punggung hankyung yang semakin menjauhi nya, dia pun merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya dan sejenak menggaruk keningnya ketika mnghadapkan layar ponselnya ke arah nya. Dan segera menerima panggilan setelah melihat bahwa panggilan masuk tersebut berasal dari IGD.

    Dengan tangan yang ia turunkan dari kening nya, dia mendekatkan ponselnya ke telinga. "Dokter Park Jimin di sini."

    "Dokter Jung Taekwon dari Bangsal VIP menunggu anda di ruangan nya." Ujar seorang perawat wanita melalui sambungan telepon.

    "Aku mengerti, aku akan segera ke sana."

    Tepat setelah mengatakan hal tersebut dia mengakhiri panggilan dan bergegas menuju ruangan Taekwon sembari mengembalikan ponselnya ke dalam saku.






Winter's Come





Global Nation Group.

    Seokjin terduduk di belakang meja kerjanya, meski tak seharusnya dia menetap di sana. Di saat telah terjadi sesuatu yang besar di Perusahaan. Setekah cukup lama berteman dengan keheningan, seseorang tiba tiba mengetuk pintu ruangan nya dan berhasil mengembalikan tatapan kosong nya untuk melihat ke arah pintu ruangan nya.

    "Masuk!."

    Pintu kemudian terbuka dan menampakkan Sekertaris Choi yang sekilas menundukkan kepalanya sebagai bentuk kesopanan.

    "Rapat pemegang saham akan segera di laksanakan, Presedir Kim menyuruh anda untuk segera pergi ke ruang rapat."

    "Pergilah!."

    Perkataan dingin yang membuat Sekertaris Choi tampak terkejut dan merasa bahwa telinga nya sudah salah, namun Seokjin kembali bersuara dengan nada bicara nya yang tak berubah.

    "Aku menyuruh mu keluar."

    "Ye-ye, Presedir."

    Ujar Sekertaris Choi dengan sedikit tergagap menyadari perubahan pada sikap Seokjin, dia pun seger bergegas keluar.

    Dan tepat setelah pintu itu tertutup, sebuah helaan napas yang begitu berat menyapu senyap udara dalam ruangan tersebut. Entah harus merasa senang atau justru sebaliknya, meski hari ini ayah nya resmi mengambil alih Global Nation Group setelah kakek nya di nyatakan koma. Tapi entah mengapa dia merasa bahwa hal itu tidak penting lagi baginya.

    Setelah Taehyung dan kini kakeknya, mungkinkah semua itu imbas dari keserakahan hatinya? Dia menyesal meski tahu bahwa seribu penyesalan nya pun takkan mampu mengembalikan keadaan. Jika pun ada yang harus di salahkan, dia pasti akan menyalahkan dirinya sendiri namun akankah semua kembali jika dia menyalahkan diri sendiri? Tidak, semua telah menjadi buruk setelah ia meninggalkan Taehyung dan akan menjadi lebih buruk lagi setelah Taehyung meninggalkan nya tanpa sepatah kata perpisahan sedikit pun.

    Bukankah seharusnya ia senang karna Global Nation Group tidak jatuh ke tangan Taehyung, harusnya dia menjadi orang kedua yang bersyukur akan hal itu. Namun yang terjadi sekarang sungguh berbeda dengan harapannya, dialah orang yang paling menyesal setelah ayah nya mengambil alih Global Nation Group.

    Dia menyesal dan sangat, meski penyesalannya tak akan mampu menebus kesalahan nya pada Taehyung. Tidak sekarang atau mungkin untuk selamanya.



Selesai di tulis : 26.04.2019
Di publikasikan : 28.04.2019

Sebelumnya mohon maaf jika dalam cerita ini banyak hal yang tidak cocok dengan ilmu kedokteran yang ada, di karenakan Author yang memang tidak memiliki pengetahuan dalam bidang medis dan hanya bisa memperkirakan apa yang cocok untuk cerita ini.
Dan jika di beberapa part terdapat kata kata yang menyinggung perihal prinsip kedokteran, saya mohon maaf.
Dan sekali lagi ini hanya cerita fiksi dan saya tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun.

Dan satu lagi, saya mohon maaf untuk Kim Taehyung yang selalu mendapat Scene yang pendek.
Karna sebelumnya alur cerita ini sudah di percepat jadi mohon untuk bersabar karna setelah ini alur akan berjalan sesuai ketentuan awal, dengan alur yang tidak akan di percepat seperti sebelumnya.

Sekian, terimakasih atas perhatian nya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro