Winter's Come 06
Hankyung dan Hoseok berjalan beriringan menuju bagian informasi dan dari arah berlawanan, datang lah Jung Taekwon. Pemilik manik tajam layaknya seorang Psycopath, tapi percaya lah di balik aura dinginnya dia merupakan seseorang yang begitu hangat.
Hankyung yang melihat kedatangan Taekwon merasa sedikit ragu, menyadari raut wajah Taekwon yang terlihat sedikit lebih mengerikan di bandingkan sebelumnya. Tapi mungkin Hoseok tidak menyadarinya karna sedari tadi dia sibuk berbicara dengan seseorang melalui sambungan telepon, dia baru menyadari kehadiran Taekwon ketika Hankyung tiba tiba menghentikan langkahnya dan secara otomatis langkahnya pun terhenti tepat setelah ia memutuskan sambungan telepon dan segera menundukkan kepalanya sekilas saat mendapati Taekwon yang telah berdiri di hadapan nya.
Tanpa membalas salam dari Hoseok, atau bahkan dia yang memang tidak menganggap kehadiran Hoseok, segera meraih lengan Hankyung dan membawa nya pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun. Menyisakan keheranan di wajah Hoseok.
"Sebenarnya ada hubungan apa di antara mereka?"
Gumamnya yang menyatakan rasa penasaran nya karna dari mereka berempat, Hankyung lah satu satunya orang yang dekat dengan Taekwon.
Taekwon membawa Hankyung untuk mengikuti langkahnya, namun cara Taekwon yang membawanya berhasil menarik perhatian dari beberapa orang yang mereka lewati dan Hankyung yang menyadari hal itu segera menghentikan langkahnya dan memegang punggung tangan Taekwon yang mencengkram lembut lengan nya. Membuat Taekwon menghentikan langkah nya dan mengarahkan tatapan tajam nya pada Hankyung.
Perlahan Hankyung menurunkan tangan Taekwon. "Aku bisa berjalan sendiri."
Tanpa sepatah katapun Taekwon kembali berjalan dan di ikuti oleh Hankyung, keduanya masuk ke dalam Lift dan masih sama. tak ada satu pun dari keduanya yang berusaha untuk memulai pembicaraan terlebih dulu, hingga lift kembali terbuka dan keduanya berakhir di ruang kerja Taekwon.
Taekwon langsung menghadap ke arah Hankyung di saat posisinya bersandar pada meja kerjanya, tampak kemarahan dalam sorot mata tajamnya dan Hankyung tahu apa penyebab nya.
"Berhentilah menjadi Dokter!"
Pernyataan di luar dugaan Hankyung, dia pikir Taekwon setidaknya akan menyebutnya gila. Tapi Taekwon justru menyampaikannya dengan pembawaan yang tenang namun penuh dengan penekanan.
"Kau pikir bisa menjadi orang hebat hanya dengan melakukan tindakan bodoh seperti ini? Bukankah aku selalu memperingatkan mu untuk selalu berhati hati, kenapa kau justru menghancurkan nya?"
"aku mampu menyelamatkan nya, kenapa aku harus melepasnya?"
Taekwon menyunggingkan senyumnya. "Dia akan mati!"
"Itu bukanlah sesuatu yang bisa kau putuskan."
"Kau akan menyesal."
"Aku telah menyesal sejak dulu."
"Apa kau benar benar serius?"
"Aku tidak pernah bermain main dengan keputusan yang telah ku ambil, apapun anggapan orang lain. Aku akan tetap mempertahankanya sebagai pasien ku."
"Kau benar benar tidak waras!"
Winter's Come
Hankyung kembali menapakkan kakinya di lantai dasar dengan langkah kaki yang terlihat begitu tak bersemangat, dia berjalan ke bagian informasi dan menghampiri Kepala Perawat Choi.
"Kau tidak pulang?"
"Ada begitu banyak hal yang harus ku lakukan."
Kepala Perawat Choi menyadari wajah lelah dari Hankyung dan sudah lama sejak terakhir kali Hankyung dalam keadaan seperti itu.
"Setidaknya istirahatlah sebentar."
"Aku akan melakukan nya nanti." Ujar Hankyung di iringi dengan senyum ringan nya yang terlihat begitu lelah. "Dimana pakaian yang kenakan korban ketika di bawa kemari?"
"Ruang 13D, mereka menaruh nya di sana."
"Baiklah, kalau begitu aku pergi sekarang."
Lagi, Hankyung mengulas senyum tipisnya dan seakan ia telah kehilangan semangat nya langkahnya pun terlihat begitu rapuh, membuat Kepala Perawat Choi menatap prihatin ke arahnya dan menggeleng ringan.
Hankyung memasuki ruangan yang sebelumnya telah di sebutkan oleh Kepala Perawat Choi, sebuah ruangan yang terlihat seperti gudang dan tidak terlalu luas dengan penerangan yang cukup minim.
Hankyung melangkah kan kakinya ke dalam tanpa menutup pintu dan mengarahkan pandangan nya ke sekeliling, mencari sesuatu yang menjadi tujuan awal nya. Dan setelah beberapa waktu, pandangan nya terarah pada tumpukan pakaian yang berada tidak jauh dari nya, Hankyung pun berjalan mendekat dan mengambil pakaian yang tidak lain adalah pakaian yang di kenakan oleh Taehyung pada waktu kecelakaan.
Hankyung memeriksa pakaian tersebut, dia melihat merek pakaian yang di kenakan oleh Taehyung yang merupakan brand terkenal dan pasti nya sangat mahal, membuat Hankyung merasa begitu janggal karna orang dari kalangan bawah tidak akan mungkin bisa mengenakan pakaian semahal itu. Dia teridam sejenak, mencoba untuk tenang dan memikirkan apa saja yang telah terjadi semalam.
Tidak ada laporan kecelakaan di Kepolisian terdekat, tidak memiliki identitas dan setelahnya penghuni panti asuhan di daerah Daegu dan yang terakhir tiba tiba saja Ayah nya ikut turun tangan. Mata Hankyung melebar dan menajam seiring dengan pikiran nya yang terbuka, dia sadar bahwa terlalu janggal untuk menganggap semua ini sebagai kebetulan belaka karna Ayah nya tidak pernah mengenal apa itu sebuah kebetulan. Jika memang benar bahwa Ayah nya terlibat dalam hal ini, tidak menutup kemungkinan bahwa Taehyung merupakan orang yang berpengaruh.
Tanpa ia sadari tangan nya mencengkram baju tersebut, dia kemudian membolak balik baju milik Taehyung. Memeriksa setiap saku yang berada di sana dan setelah beberapa detik pergerakan nya terhenti ketika tangan nya menemukan sesuatu di dalam saku mantel Taehyung. Dia pun mengeluarkan nya dan sedikit memicingkan matanya ketika melihat botol plastik transparan dengan beberapa butir kapsul obat di dalam nya.
Hankyung kemudian menaruh mantel Taehyung dan fokus pada botol kecil yang kini berada di tangan nya, Hankyung membuka tutup botol tersebut dan mengarahkan nya tepat ke hadapan hidung nya. Menghirup aroma dari obat tersebut dan kemudian menjauhkan nya lagi dengan wajah yang penuh dengan pertimbangan.
"Dokter Jeon Hankyung."
Teguran seseorang yang baru saja datang membuyarkan pikiran nya dan membuatnya menoleh ke arah pintu.
"Direktur ingin menemui mu."
"Aku mengerti, aku akan segera ke sana." Ujar Hankyung yang di sertai senyum tipis di akhir kalimat nya.
Tepat setelah perawat yang sebelumnya menegurnya pergi, Hankyung memasukkan botol plastik tersebut ke dalam saku jas nya dan meninggalkan ruangan tersebut untuk menghadapi Direktur yang sepertinya akan memberikan peringatan yang cukup keras padanya.
Winter's Come
Hankyung berdiri tepat di depan meja Direktur yang kini tengah menatap tajam ke arah nya dari tempat duduk nya dan lebih memilih diam untuk beberapa waktu sebelum memulai pembicaraan dengan Hankyung.
"Bicaralah!"
"Aku sedang tidak memiliki keperluan dengan Direktur."
Jawaban singkat yang membuat sorot mata Direktur semakin tidak bersahabat. "Kau sudah tidak waras? Apa kau berencana menjadi seorang pahlawan di Rumah Sakit ini?"
"Kita memiliki peralatan medis yang begitu sempurna, lalu kenapa kita tidak bisa menyelamatkan nya?"
Direktur menyunggingkan senyumnya tak percaya. "Ya!.... Apa kau tahu apa yang sudah kau lakukan?."
Direktur sedikit meningginkan nada bicaranya, tampak dia yang sudah tidak bisa menahan diri lagi untuk tidak membentak Hankyung.
"Aku akan mempertanggung jawab kan semuanya."
Direktur terdiam tanpa mengalihkan pandangan nya dari Hankyung sebelum akhirnya mengakui kekalahan nya.
"Jangan kau pikir aku akan memberikan keringanan hanya karna kau yang menjadi Walinya."
"Tidak perduli dari kalangan mana mereka berasal, perlakukanlah pasien sebagai mana mesti nya. Jika tidak ada hal lain yang ingin anda bicarakan, aku permisi. Ada banyak hal yang masih harus ku selesaikan."
Hankyung menundukkan kepalanya sekilas sebelum berbalik dan meninggalkan ruangan Direktur, dengan langkah yang lebih tegas dari sebelumnya. Hankyung membawa raut wajah nya yang terlihat begitu serius untuk masuk ke dalam lift dan setelah beberapa detik, bukannya lantai dasar yang menjadi tujuan nya melainkan lantai sepuluh.
Setelah pintu lift terbuka, Hankyung keluar dan menapakkan kakinya di lantai sepuluh. Tempat di mana ruangan Profesor Jeon berada, dengan langkah kaki yang terlihat begitu tenang dia berjalan menyusuri lorong dan sempat bertemu dengan petugas yang berada di lantai sepuluh. Sungguh berbeda dengan sikapnya yang selalu datang dengan langkah terburu buru, kali ini ia menunjukkan pembawaan yang lebih tenang. Entah karna kelelahan atau ada sesuatu yang membuatnya terlihat begitu dingin.
Setelah melewati beberapa belokan, Hankyung menghentikan langkahnya tepat di depan pintu Ruang kerja Profesor Jeon dan bukannya masuk seperti biasa dia justru mengetuk pintu dan baru setelahnya membuka nya dan membuat profesor Jeon sedikit heran karna dia yang datang tanpa membuat keributan.
Hankyung melangkahkan kakinya masuk dan menutup pintu dari dalam sebelum akhirnya menghampiri Profesor Jeon yang duduk di balik meja kerjanya dengan pandangan yang terarah pada nya.
"Ada perlu apa sehingga kau mau kembali ke mari?"
"Siapa dia?"
Pertanyaan yang terlontar dengan begitu dingin nya yang membuat Profesor Jeon justru mengatup rapatkan mulut nya.
"Aku sudah tahu, Ayah memiliki campur tangan dalam hal ini."
"Mundurlah!"
"Kenapa?"
Perubahan nada bicara Hankyung yang menjadi sinis namun dengan pembawaan yang begitu tenang sempat membuat Profesor Jeon tersentak mengingat bahwa selama ini Hankyung selalu berbicara kasar pada nya.
"Apa mereka orang yang sangat menakutkan?"
"Kau tidak akan bisa menyelamatkan anak itu."
"Katakan padaku! Siapa?" Tuntut Hankyung.
"Lepaskan dia!"
"Jika ayah tidak bersedia untuk memberitahu ku, aku sendiri yang akan mencari tahu kebenaran nya."
Tandas Hankyung dan berbalik meninggalkan Profesor Jeon begitu saja tanpa memahami kekhawatiran sang ayah yang di tujukan pada nya. Hankyung kembali menyusuri lorong untuk menuju lift sembari mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Oppa, aku memerlukan sedikit bantuan mu." Ujarnya pada seseorang di sebereng melalui sambungan telepon.
"Bantuan apa? aku hanya seorang Detektif Polisi. Apa yang bisa ku lakukan untuk seorang Dokter seperti mu?"
Jawaban yang terdengar begitu malas terucap dari orang di seberang dan mengiringi langkah Hankyung yang masuk ke dalam lift.
"Semalam terjadi kecelakaan di sekitar sungai Han, tapi Polisi setempat mengatakan bahwa mereka tidak mendapatkan laporan atas kecelakaan itu. Bisakah kau melihatkan nya untuk ku?"
"Akan ku pikirkan sebentar."
"Gomawo." Percakapan singkat yang di akhiri oleh senyum tipisnya yang kemudian memudar setelah sambungan terputus dan menyisakan raut wajah nya yang terlihat sedikit tertekan.
Selesai di tulis : 12.04.2019
Di publikasikan : 18.04.2019
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro