Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Winter's Come 05

Global Nation Group

Satu persatu pemilik saham Global Nation Group mulai memasuki Ruang Rapat dan duduk di tempat mereka masing masing, tak terkecuali dengan Seokjin yang duduk di barisan depan dan paling dekat dengan tempat Sang Kakek yang masih terlihat kosong. Suara riuh dari para tetua yang saling menyapa atau saling menyinggung hanya mampu berlalu begitu saja dalam pendengaran Seokjin di saat hanya ada Taehyung yang terus berputar putar di kepala nya, benarkah dia akan datang? Tidak! bukan itu yang sebenarnya di pikirkan oleh seokjin. Dia berpikir, haruskah Taehyung benar benar datang kesana?.

Hanya butuh waktu beberapa menit lagi hingga Taehyung datang dan semua akan berkhir untuk nya, kebanggaan nya, kerja keras nya akan segera hancur ketika Global Nation Group jatuh ke tangan Taehyung. namun, bisakah ia datang di saat ia sendiri telah berjuang melawan kematian?.

Setelah berlalu dengan kebisingan, pada akhirnya Seokjin mengangkat pandangan nya dan melihat bahwa semua kursi telah terisi dan hanya menyisakan satu kursi kosong yang berhadapan dengan nya, dan sudah bisa di pastikan bahwa tempat itu khusus di sediakan untuk Taehyung. Sedikit perasaan iri yang melukai persaudaraan mereka, mungkin akan terdengar begitu jahat. Tapi hati kecil Seokjin berharap bahwa Taehyung tidak akan pernah bisa sampai ke sana.

Pintu Ruang Rapat terbuka dan menampakkan Presedir Kim yang memasuki Ruang Rapat dengan Kim namjoon yang berjalan di belakang nya seperti sebelum sebelumnya, Presedir kim kemudian menempati posisinya. Berdiri di depan hadapan seluruh pemegang saham Global Nation Group dan mengarahkan pandangan nya pada seluruh oraang orang yang sudah menempati posisinya, namun pandangan nya terhenti pada kursi kosong yang berseberangan dengan tempat duduk Seokjin.

"Presedir, duduklah dulu. Mungkin dia sedang dalam perjalanan kemari."

Tegur namjoon yang berhasil mengalikan pandangan nya. "Apa kau sudah menghubungi nya?"

"Aku akan menghubungi nya sekarang, Presedir duduklah dulu."

Menuruti nasehat dari Namjoon, Presedir Kim mundur dan hendak duduk di saat Namjoon sendiri tengah berusaha untuk menghubungi Taehyung. Namun belum sampai Presedir Kim menjangkau tempat duduk nya, seorang petugas keamanan tiba tiba masuk dan menghampiri keduanya.

"Presedir, ada berita buruk."

Namjoon menurunkan Ponsel yang sebelumnya bertengger di samping telinganya dan menyahuti sebagai perwakillan dari Presedir kim.

"Ada apa?"

"Tuan Muda kim, tewas dalam kecelakaan."

Semua orang terperangah dengan kabar berita yang di bawa oleh si petugas keamanan.

"Apa yang baru saja kau katakan tentang cucu ku?" Ujar Presedir Kim tampak tak percaya.

"Beliau tewas dalam kecelakaan beruntun dan jasad nya jatuh ke sungai Han."

Tubuh Presedir Kim limbung dan membuat kepanikan tiba tiba saja memenuhi ruangan tersebut, Namjoon yang melihatnya pun segera menahan tubuh Presedir Kim.

"Presedir, tenangkan diri anda."

"Cucu ku, Cucu ku."

Gumam nya dan tiba tiba saja dia mencengkram dadanya dengan raut wajah yang kesakitan dengan napas berat yang tiba tiba terputus seiring dengan tubuhnya yang jatuh kebawah.

"Presedir Kim." Panik namjoon.

Seokjin pun segera beranjak dari duduk nya dan menghampiri sang Kakek di saat ia sendiri masih belum bisa kembali dari keterkejutan nya akan berita yang baru saja ia dengar.

"Harabeoji..... Cepat, panggilkan Ambulan, Harabeoji.... sadarlah!"

Winter's Come

"Apa hasilnya sudah keluar?"

Tanya Hoseok ketika ia menjangkau meja Kepala Perawat Choi yang tanpa menjawab pertanyaan Hoseok, ia segera mengambilkan papan kecil dengan beberapa lembar kertas di atas nya dan menyerahkan nya pada Hoseok.

"Bagaimana dengan anak itu?"

"Dia akan tetap baik baik saja meski harus menangis di sudut ruangan saat malam."

Ujar nya yang di sertai senyum tipis seakan tengah mengucapkan sebuah lelucon agar Kepala Perawat Choi berhenti mengkhawatirkan Hankyung.

Perhatian keduanya teralihkan oleh beberapa Dokter Senior yang berjalan dengan terburu buru di belakang Hoseok dan salah satunya adalah Profesor Jeon dan mereka kini tengah menuju bagian IGD, sesuatu yang patut untuk di curigai karna tidak biasanya para Dokter Senior turun langsung ke IGD.

"Kenapa mereka disini? Tidak biasanya." Heran hoseok.

"Aku dengar pemilik perusahaan raksasa Global Nation Group terkena serangan jantung."

Pernyataan Kepala Perawat Choi mengalihkan perhatian Hoseok untuk kembali menghadap ke arah nya setelah sebelumnya pandangan nya mengikuti arah kemana para Dokter Senior itu pergi.

"Perusahaan apa itu?"

"Kau tidak tahu?"

Hoseok menggeleng.

"Sepertinya kau harus mulai membaca surat kabar." Sinis Kepala Perawat Choi yang hanya di balas senyum lebar dari Hoseok.

"Aku juga tidak ada urusan dengan mereka, aku pergi dulu."

Hoseok berbalik dan meninggalkan Kepala Perawat Choi yang memperhatikan kepergian nya dengan tatapan yang terlihat prihatin sebelum akhirnya dia menghela napas dan menggeleng ringan lalu kembali ke tempat duduk nya.

Winter's Come

Hankyung membuka pintu ruang ICU di mana Taehyung sudah di pindahkan ke sana sebelumnya, dia melangkahkan kakinya masuk dan menutup pintu dari dalam dengan pelan seakan tak ingin menganggu pasien nya yang tengah terlelap dan tampak begitu kesakitan dengan beberapa peralatan medis yang menempel pada tubuhnya untuk menunjang kehidupan nya.

Hankyung melangkahkan kakinya dengan tenang dan berhenti tepat di sisi ranjang dan melihat bagaimana menyedihkannya kondisi Taehyung saat ini, selang yang seakan ingin melilit tubuhnya di sertai dengan suara monitor yang mendeteksi detak jantung nya. Pemandangan yang bahkan sering ia lihat, tapi kini berbeda karna dialah yang menjadi Wali dari pria asing yang kini terbaring dengan menyedihkannya tepat di hadapan nya.

Hankyung kemudian duduk di kursi yang berada tepat di samping ranjang dan menghembuskan napasnya pelan seiring dengan pandangan nya yang terarah pada lantai, tatapan sendu yang menyiratkan sebuah penyesalan. Bukan penyesalan atas keputusan yang ia ambil melainkan hal lain yang belum ia ketahui dengan pasti.

Dadanya perlahan mulai terasa begitu sesak, dia memang nekad dan dia mengakui hal itu. Namun jika Hankyung bisa jujur akan perasaan nya, dia juga tidak mengerti. Otaknya tiba tiba saja berhenti berpikir setelah ia mendengar bahwa ayah nya yang akan mengambl alih Operasi, dan karna itu pula tanpa berpikir panjang lagi dia segera menandatangani surat persetujuan dan secara otomatis menjadi Wali dari Taehyung.

Yang ada dalam pikiran nya waktu itu hanyalah Ayah nya yang tengah berencana untuk membunuh pasien nya, dan karna pikiran itu pula dia membuang semua nalarnya. Melakukan apapun agar ayahnya berhenti melukai pasien nya lagi, dan seperti yang ia katakan pada Jungkook sebelumnya. Dia akan berpikir, berpikir bagaimana cara nya untuk mempertahankan pasien nya. Dia telah kehilangan seratus pasien karna ulah Ayah nya dan dia ingin menebusnya meski hanya mampu menyelamatkan satu dari seratus orang yang telah di lukai oleh Ayah nya di ruang Operasi.

Pintu ruangan terbuka dengan pelan dari luar dan membuat Hankyung mengangkat pandangan nya, menemukan Hoseok yang mengulas senyum tipis yang begitu menenangkan yang kemudian berjalan kearah nya setelah menutup pintu dari dalam. Hoseok menghampiri Hankyung dan segera menyodorkan papan kecil di tangan nya tepat setelah ia berdiri di hadapan Hankyung yang kemudian menerima papan kecil tersebut dan memeriksa lampiran yang berada di atas papan keccil tersebut.

"Tiga kali operasi besar lagi, meski begitu tidak ada jaminan bahwa dia bisa melewati nya. Taekwon Seonbaenim akan membantu dalam Operasi selanjut nya."

Hankyung menaruh papan kecil di tangan nya pada pangkuan nya dan mendongak untuk melihat wajah Hoseok yang kemudian mengulas senyum tipis, Hankyung kemudian memeluk pinggang Hoseok dan menyandarkan kepalanya tanpa sepatah katapun seakan seberapa banyak ia bicarapun dia tidak akan pernah bisa menyampaikan beban di hatinya kepada siapapun.

Hoseok yang tak keberatan pun malah menaruh telapak tangan nya pada puncak kepala Hankyung dan mengusap pelan surai hitam tersebut seakan hendak mengambil kekhawatiran wanita yang sudah ia anggap sebagai adik nya sendiri tersebut.

"Kau terlalu gegabah, itulah sebabnya kami selalu mengkhawatirkan mu."

"Mianhae... Karna aku tidak mampu berdiri sendiri."

Sudut bibir Hoseok terangkat seiring dengan pandangan nya yang tertuju pada sosok Taehyung.

"Kau bisa, dan kau telah melakukan nya. Jeon hankyung."

Selesai di tulis : 11.04.2019

Di publikasikan : 18.04.2019

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro