Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Winter's Come 03

Ruang Operasi Lantai Tujuh.

Hankyung memasuki Ruang Operasi dan seperti biasa, seorang Perawat wanita memakaikannya baju luaran dan juga sarung tangan padanya. Dengan perasaan yang bahkan tak mampu ia pahami sendiri, dia mendekat ke arah Taehyung, sekilas melihat wajah nya seperti yang dilakukan nya terhadap para pasien yang akan ia operasi sebelum sebelumnya.

"Aku mohon bantuan nya."

Suara hati yang menuntun nya kembali pada posisi nya. "Bagaimana kondisi pasien?"

Jaehwan yang berdiri berseberangan dengan nya menjelaskan kondisi Taehyung. "Detak jantung semakin melemah, kondisi pasien mengalami penurunan yang signifikat. Tidak bisa di tunda tunda lagi."

Hankyung menarik napasnya dalam dalam dan menghembuskan nya dengan pelan seakan tengah mencoba mengambil kembali ketenangan nya yang sempat terobrak abrik.

"Aku, Dokter Jeon Hankyung yang akan bertanggung jawab atas operasi ini. Mohon bantuan nya."

Perkataan yang ia tujukan lebih untuk menenangkan dirinya sendiri di saat ia harus mendapatkan kemungkinan lima belas persen yang telah di sebutkan oleh Hoseok.

"Kita mulai-"

Perkataan Hankyung terinterupsi oleh pintu ruang Operasi yang tiba tiba terbuka dari luar dan semua orang kecuali Hankyung segera menundukkan kepalanya setelah mendapati bahwa Profesor Jeon lah yang kini datang ke sana dan menghampiri Hankyung yang telah memasang badan untuk menghalangi langkah sang Ayah, seakan ingin menegaskan bahwa dia tidak boleh menyentuh pasien nya seujung jari pun.

"Apa yang sedang kau lakukan di sini?"

Sebuah pertanyaan yang terdengar begitu kaku, yang membuat semua orang menjadi gugup justru membuat sorot mata Hankyung semakin menajam.

"Aku rasa tanpa di beritahu pun anda sudah mengerti, bahwa memasuki Ruang Operasi Dokter lain merupakan hal di larang di Rumah sakit ini."

Jawaban tegas sang putri membuat Profesor Jeon menyunggingkan senyum nya. "Kenapa kau selalu bertindak seperti orang bodoh?" Sinis profesor Jeon.

"Aku Wali nya dan aku berhak memilih Dokter manapun yang akan menangani nya karna aku membayar pada Rumah Sakit ini."

"Kau akan menyesal, aku akan memberi mu kesempatan terakhir-"

"Jika tidak ada hal penting yang ingin anda sampaikan, akan lebih baik nya jika anda tahu pintu keluar dan mohon untuk tidak menganggu Operasi yang di lakukan oleh Dokter lain. Profesor Jeon."

Tandas Hankyung dan membuat kedua tatapan tajam itu saling beradu sebelum akhirnya Profesor Jeon mengalah dan meninggalkan Ruang Operasi, dan tepat saat akan keluar dia berpapasan dengan Hoseok dan juga Jimin yang mebungkukkan badan mereka. Namun bagai tak melihat siapapun Profesor Jeon pergi begitu saja, membawa kepalan tangan nya yang siap menghantam apapun untuk bisa melampiaskan amarah nya.

Dan setelah keributan kecil yang terjadi di Ruang Operasi, Hankyung kembali ke posisinya setelah sempat mengulas senyum tipis di balik masker yang menutupi mulut nya ketika ia melihat kehadiran dua rekan nya yang kemudian turut membantu.

"Direktur sangat marah dengan kelakuan mu." Jimin berujar ketika ia telah berdiri tidak jauh di belakang Hankyung.

"Aku siap kehilangan pekerjaan ku."

"Satu dari seribu orang yang akan melakukan hal seperti mu."

"Dan aku beruntung menjadi satu dari seribu orang tersebut. Kita mulai operasinya." Tandas Hankyung.

"Pisau bedah."

Seorang Perawat wanita yang berdiri di samping nya menyerahkan pisau bedah kepadanya, Hankyung sejenak memperhatikan pisau bedah di tangan nya dan sedikit memutar nya sebelum akhirnya menaruh ujung pisau bedah tersebut ke permukaan dada Taehyung dan bersiap untuk melakukan pembedahan.

"Mari kita dapat kan lima belas persen itu. Tuan tanpa nama."

Batinnya, dan di detik berikutnya seiring dengan waktu di monitor kecil yang berada tepat di atas pintu Ruang Operasi yang mulai berjalan, ujung pisau bedah tersebut benar benar menembus permukaan kulit taehyung. Butuh beberapa waktu hingga Hankyung mampu membedah dengan sempurna.

"Penjepit."

Hankyung memasang penjepit untuk bisa menjangkau bagian dalam tubuh Taehyung dan saat itu juga selang yang terhubung pada dadanya mengeluarkan darah di sekitar bagian dalam dadanya sehingga membuat paramedis bisa melihat seberapa besar kerusakan pada tulang rusuk serta organ dalam nya.

Jimin dan Hoseok mendekat, meninjau secara langsung dan membuat kontak mata dengan Hankyung.

"Lakukan sekarang, kita tidak memiliki banyak waktu."

Hankyung menghembuskan napasnya pelan dan memulai Operasi untuk mengambil kemungkinan lima belas persen yang akan menyelamatkan hidup Taehyung, dan seiring dengan perjuangan mereka di dalam ruang Operasi. Di sudut lain Rumah Sakit, Direktur mengumpulkan para Dokter Senior di Ruang Rapat untuk melampiaskan kemarahan nya setelah mengetahui keadaan yang sempat terjadi di bagian IGD.

"Bagaimana bisa menjadi seperti ini? Kenapa justru Dokter di bagian IGD bisa berbuat sesuka hati mereka?"

Pembawaan yang tenang namun dengan penekanan yang ia berikan pada setiap perkataan nya, menunjukkan seberapa besar kemarahan nya kali ini sedangkan ekor matanya lebih sering ia arahkan kepada Profesor Jeon yang bahkan jauh lebih marah di bandingkan dengan dirinya.

"Aku dengar putri dari Profesor Jeon menandatangani surat persetujuan Operasi sebagai Walinya."

Perkataan yang terucap seperti sebuah sindiran bahkan tak mampu mengusik Profesor Jeon dan justru berhasil mengusik ketenangan Jung Taekwon yang sama sekali tidak memiliki sangkut paut dengan bagian IGD. Namun jika Hankyung yang sedang menjadi pembahasan mereka, Taekwon memiliki alasan pribadi untuk ikut campur terlebih lagi dengan masalah besar yang telah ia buat di IGD.

"Kecil kemungkinan Operasi ini akan berhasil, terlebih anak anak nakal itu yang menangani. Tapi bukankah korban tidak memiliki keluarga, meski dia selamat atau tidak, tidak akan ada yang menuntut Rumah Sakit." Ujar salah satu Dokter senior di sana, berusaha untuk menenangkan keadaan.

"Hanya kali ini, dan pastikan kejadian seperti ini tidak akan terjadi lagi!."

Tandas Direktur yang langsung meninggalkan Ruang Rapat begitu saja, dan tepat setelah Direktur menghilang di balik pintu. Saat itu juga Taekwon beranjak dari duduk nya.

"Aku harap, aku bisa mengandalkan mu."

Gumaman Profesor Jeon yang sempat menghentikan pergerakan Taekwon yang kemudian membungkukkan badannya sekilas dan meninggalkan Ruang Rapat.

Winter's Come

Waktu Operasi 5 jam 39 menit 20 detik.

"Hyeong, mundurlah."

Tegur Jimin karna sudah waktunya pergantian, Hoseok pun mundur dan di gantikan oleh Jimin. Selama lebih dari lima jam terakhir semua orang saling bahu membahu di Ruang Operasi tanpa memperdulikan keributan yang telah terjadi di luar Ruang Operasi.

"Kau terlalu berlebihan, bersikaplah sedikit lebih tenang."

Tegur Jimin pada Hankyung tanpa mengalihkan pandangan nya dari tubuh Taehyung.

"Kau sudah mengambil keputusan, jadi jangan biarkan ketakutan mu menghancurkan segalanya."

"Cih, bukankah kau baru saja menyebut ku sebagai orang gila." Sinis Hankyung namun tak mampu menghilangkan kegusaran dalam nada bicara nya.

Waktu yang terus berlalu, suara deru napas yang berbaur dengan suara peralatan medis di dalam Ruang Operasi. Di tempat lain, Jeon jungkook berlari memasuki Rumah Sakit masih dengan pakaian sehari harinya, dia segera menghampiri meja Kepala Perawat Choi dan langsung melemparkan pertanyaan sebelum bisa bernapas dengan baik.

"Di lantai berapa?"

"Kau datang? Pergilah ke lantai tujuh!"

Tanpa banyak bicara lagi, Jungkook segera berlari menuju lantai tujuh dan kurang dari lima menit langkahnya sudah menyusuri lorong lantai yang begitu sepi dan sedikit gelap. Jungkook menuju Bagian Operasi dan berjalan dengan terburu buru menuju Ruang Operasi yang di gunakan oleh rekan rekan nya dan dalam sekejap waktu Jungkook menemukan ruangan tersebut.

Di sela langkahnya yang begitu terburu buru, Jungkook sempat melihat monitor kecil di atas pintu Ruang Operasi sebelum langkahnya terhenti di depan kaca besar yang membuat nya bisa melihat keadaan di dalam Ruang Operasi, dan bisa di lihatnya bahwa ketiga rekan nya pun tengah berjuang keras di dalam sana.

Dengan napas yang sedikit tersenggal, Jungkook sempat terbatuk dan kembali berjalan keluar untuk mengganti baju. Saat kembali berjalan menyusuri lorong, dia berpapasan dengan Kepala Perawat Choi yang sempat menghentikan langkahnya.

"Kau akan masuk?"

"Tentu saja, apa yang bisa ku lakukan lagi selain itu. Kenapa tidak ada Dokter Senior di sana?."

"Kau sudah mendengar tentang Hankyung? Mereka, sudah lepas tangan."

Sebelah alis Jungkook terangkat ke atas, meski dia menuruti perkataan Hoseok untuk segera kembali. tapi sungguh, dia sama sekali belum tahu tentang apa yang telah di lakukan oleh Hankyung.

"Apa yang telah di lakukan oleh Noona?"

"Hoseok belum memberitahu mu?"

"Dia hanya mengatakan bahwa Noona berada dalam masalah besar. Ada apa sebenarnya?"

"Hankyung. Mendaftarkan diri sebagai Wali dari korban."

Jungkook terperangah akan peryataan dari Kepala Perawat Choi, tak berbeda hal nya dengan mereka sebelumnya ketika menyaksikan sendiri tindakan nekad Hankyung tersebut. Jungkook mengarahkan pandangan nya ke Ruang Operasi dengan tatapan tak percaya yang kemudian menjadi sebuah kegelisahan, mengingat waktu operasi yang tercatat menunjukkan bahwa itu bukanlah Operasi kecil. Dia menggosok keningnya dengan jari tengah nya.

"Bagaimana bisa dia melakukan hal ini."

Sebuah monolog yang pada akhirnya membimbing langkahnya untuk kembali berjalan dan meninggalkan Kepala Perawat Choi yang juga kembali berjalan menuju Ruang Operasi.

Selesai di tulis : 10.04.2019

Di publikasikan : 18.04.2019

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro