Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Waiting For The Winter~22

09.30 Hyunjin Hospital.

Jungkook merapatkan diri ke meja kepala perawat Choi dan seperti biasa tanpa di minta, Kepala Perawat Choi langsung menyodorkan papan kecil kepada jungkook.

"Noona...belum datang?" Jungkook bertanya sembari menerima papan kecil yang di sodorkan oleh Kepala Perawat Choi.

"Apa yang kau maksud adalah dokter Jeon Hankyung?"

Jungkook sekilas menatap Kepala Perawat Choi yang tiba tiba memakai bahasa formal saat memberikan pertanyaan balik padanya. Lagi pula untuk apa dia masih menanyakannya jika dia sendiri sudah tahu bahwa hanya Hankyung lah yang mendapat panggilan Noona dari seorang Jeon Jungkook.

"Jika bukan dia memangnya siapa lagi. Memangnya anak itu memiliki berapa Noona?" Protes Jimin yang tiba tiba memperlihatkan punggungnya di balik kursi Kepala Perawat Choi dan sempat membuat mata Jungkook melebar.

"hyeong, sejak kapan kau di sana?"

"Sejak sebelum kau datang" Jawab Jimin santai dan mencari jalan keluar untuk bergabung bersama Jungkook.

"Apa yang hyeong lakukan disana?"

"Beberapa laporan pasien ku terselip, jadi aku sedang mencarinya" Jimin menjawab sembari menaruh berkas di atas meja.

"Sudah ketemu?"

Bukannya menjawab Jimin malah menepuk berkas yang baru saja ia taruh di atas meja beberapa kali dan tampak acuh.

"aku dengar pagi ini dia akan melakukan operasi" Kata jimin kemudian sembari menyangga dagunya dengan siku yang bertumpu pada meja.

"mungkin saja dia sudah berada di area rumah sakit"

"Dari mana seonbae tahu?" Pertanyaan dari jungkook sekaligus mewakili apa yang ingin di tanyakan oleh jimin.

"Operasinya sekitar 30 menit lagi, mungkin saja dia sedang berada di taman. Bukankah dia sering pergi kesana?"

"Benar juga. Tapi kenapa dia ke taman pagi pagi, setahu ku Noona akan langsung memeriksa laporan jika dia datang" Ujar jungkook tampak mempertimbangkan sesuatu.

"Mana aku tahu, tanyakan saja sendiri padanya" Jawab Kepala Perawat choi acuh dan perhatian keduanya kemudian teralihkan oleh Jimin yang tiba tiba pergi tanpa sepatah katapun sembari menyambar berkas yang berada di atas meja dan setelahnya giliran Jungkook yang juga pergi mengikuti Jimin tanpa sepatah katapun yang berhasil membuat Kepala Perawat Choi menggelengkan gelengkan kepalanya di pagi hari.

"Dasar anak anak,kalian pikir aku tidak pernah muda" gerutunya.

HAND OF GOD

Seperti yang di katakan oleh Kepala Perawat kepada Jungkook dan juga Jimin sebelumnya. Hankyung tengah terduduk di salah satu bangku yang tersedia di area taman rumah sakit.

"Apa yang sedang kau lakukan di sini selain hanya duduk?"

Teguran dari arah samping. Hankyung yang merasa bahwa teguran itu di tujukan padanya pun menolehkan kepalanya dan mendapati senyum lebar dari Hoseok yang terarah padanya dan hanya mampu membuatnya mengulas senyum tipis.

Hoseok sedikit menggerakkan dagunya ke samping setelah melihat reaksi dari Hankyung. Tidak biasanya dia menjadi pendiam seperti ini, lagi pula sangat aneh rasanya melihat Hankyung berada di taman saat pagi hari karna di hari hari sebelumnya dia akan selalu bergentayangan di dalam rumah sakit saat pagi. Sungguh sesuatu yang jarang di lakukan oleh Hankyung jika dia masih dalam kondisi baik baik saja.

Hoseok pun pada akhirnya berjalan mendekati Hankyung dan duduk tepat di sampingnya. Memberi sedikit jarak di antara keduanya. Sungguh suasana yang sangat asing bagi Hoseok, jika boleh mengatakan jujur, dia lebih menyukai Hankyung yang selalu berulah,bar bar dan selalu mengganggunya di bandingkan dengan saat seperti ini.

"Bukankah pagi ini kau ada operasi?, Kenapa masih duduk di sini?" Hoseok bertanya sembari menyadarkan punggungnya pada sandaran kursi berwarna putih yang senada dengan jas dokter yang mereka kenakan.

"Berpikir" Sebuah jawaban singkat terucap atas pertanyaan Hoseok yang membuatnya sekilas memperhatikan garis wajah Hankyung dengan ekor matanya dan setelahnya berpura pura acuh meski ia sangat penasaran dengan apa yang tengah di pikirkan oleh Hankyung sampai seserius itu. Hoseok kemudian merentangkan kedua tangannya, menaruhnya pada bagian atas sandaran kursi dan tepat berada di belakang punggung Hankyung.

"Jika aku melakukannya di ruang operasi,tanganku pasti mengacaukan semuanya" Hankyung melanjutkan.

"Min Yoonki-ssi, Apa dia yang tengah kau pikirkan?"

Hankyung mengarahkan tatapannya yang tiba tiba berubah menjadi kesal ke arah Hoseok yang hanya menatapnya dengan wajah tanpa dosa.

"Aniya?, Jadi bukan dia yang sedang kau pikirkan?"

Hankyung langsung memukul dada Hoseok dengan cukup keras dan membuat Hoseok beringsut dari tempatnya sembari memegangi dadanya. Menunjukkan reaksi yang berlebihan seakan benar benar berniat untuk menggoda Hankyung yang sama sekali tidak tertarik dengan candaannya.

Setelah tidak melihat reaksi apapun dari Hankyung, Hoseok kembali duduk dengan posisi sebelumnya dan tanpa ia duga saat itu Hankyung tiba tiba menyandarkan kepalanya padanya. Membuat tubuhnya menegang sekilas karna terkejut sekaligus tidak tahu harus berbuat apa. Bagaimanapun juga mereka berada di kawasan rumah sakit, jika ada yang melihat mereka dalam posisi seperti itu bisa saja orang orang akan berpikiran yang tidak tidak tentang mereka, meski Hankyung selalu merangkul lehernya setiap kali bertemu tetap saja kali ini suasananya berbeda.

"Apa yang kau lakukan?" Hoseok berujar dengan hati hati.

"Berpikir" Jawaban singkat Hankyung yang sama sekali tak mampu menjadi sebuah jawaban akan pertanyaan Hoseok.

"Tapi apa harus seperti ini?"

"Wae.....Apa salahnya?,apa kau sudah memiliki kekasih?"

"Aniya"

"Kalau begitu apa masalahnya, tidak akan ada yang marah jika ada yang melihatnya lagi pula hanya kaulah satu satunya orang yang bisa ku peluk"

"Apa maksudmu berbicara seperti itu dasar!, Terserah kau saja, pasienmu sudah menunggu. Sebaiknya kau segera masuk" Saran Hoseok ketika tidak ada lagi yang ingin ia tanyakan karna seribu pertanyaan pun jawabannya akan tetap sama yaitu Berpikir.

"Arra.....aku sudah menghubungi Jaehwan. Aku hanya perlu sedikit waktu"

BATTLE OF HEALER

"Apa yang hyeong lihat?" Tanya Jungkook ketika ia menghampiri Jimin yang berdiri di atas tangga menuju taman dengan pandangan yang terarah ke bawah. Setelah tak mendapatkan jawaban Jungkook kemudian mengarahkan pandangannya mengikuti arah pandang Jimin dan setelahnya sebelah alisnya terangkat ke atas.

"Apa yang sedang mereka lakukan?, apa mereka sedang berkencan tanpa mengajak ku?" Protes Jungkook saat melihat Hoseok dan Hankyung yang duduk di bangku taman layaknya pasangan kekasih.

"Cih, jikapun mereka berkencan untuk apa mereka harus mengajakmu?. Apa kau orang bodoh?" Jimin menatap Jungkook sembari tersenyum tidak percaya, namun Jungkook malah menatapnya seakan akan tak perduli dan berjalan menuruni tangga.

"Mau kemana kau?"

"Jika ingin ikut, ikut saja. Tidak ada yang melarang" Jawaban ringan Jungkook yang di ikuti oleh dengusan kesal Jimin yang tak beranjak dari tempatnya.

Jungkook berjalan dengan santai menghampiri Hoseok dan Hankyung, meninggalkan Jimin yang mengawasinya dari tempatnya berdiri. Merasa penasaran dengan apa yang kiranya akan di lakukan Jungkook kali ini, mengingat bahwa dia adalah adik kesayangan dari Hankyung.

"Apa kalian sedang berkencan?" Jungkook bertanya tanpa basa basi terlebih dulu tepat setelah ia berdiri di hadapan keduanya.

"benar....itu benar, memangnya ada masalah jika kami berkencan?" Sahut Hankyung tampak tak perduli.

"Kenapa tidak mengajakku?"

"eishh...jinjja..." Hoseok terkekeh ringan. Tampak tak bercaya dengan apa yang baru saja Jungkook katakan sedangkan Hankyung dia menggerakkan kakinya asal untuk menendang Jungkook dan tentu saja tidak sampai mengenai Jungkook karna dia segera melangkahkan kakinya mundur.

"Untuk apa aku pergi berkencan dengan membawa anak kecil seperti mu?" Ujar hankyung dengan nada kesal.

Tak memperdulikan kekesalan Hankyung, Jungkook pun melangkah mendekat dan langsung duduk di antara keduanya dan membuat Hankyung bergeser tanpa di minta sekalipun. Tepat setelah ia mendapatkan tempat duduk di antara keduanya, Jungkook langsung menyandarkan kepalanya di dada Hoseok menggantikan Hankyung yang sudah di usir olehnya.

"Apa apaan ini eoh...?!" Protes Hoseok.

Bukannya memberi jawaban Jungkook malah memeluk Hoseok dan menaruh kakinya di atas kaki Hoseok.

"Ya!, Jeon Jungkook. Lepaskan aku dan turunkan kakimu, kau kira kau masih kecil" Hoseok kembali memprotes tindakan Jungkook namun Jungkook malah semakin mempererat pelukannya.

"Sirheoyo, bukankah aku memang yang paling muda di antara kalian" Bantah Jungkook.

"Geurae.....kau memang masih anak anak " Hankyung berujar sembari beranjak dari duduknya dan mengalihkan perhatian dua rekannya, "Sebaiknya kau segera mengantarnya pulang, bagimana pun juga rumah sakit bukanlah tempat yang cocok untuk anak anak, Hoseok-ssi"

Hankyung bergegas pergi setelah mengatakan hal tersebut dan membuat kedua orang yang di tingalkan menatap kepergiannya.

"Ada apa dengan Noona pagi ini?, dia sedikit berbeda" Ujar jungkook sembari menjauhkan dirinya dari Hoseok dan sedikit memiringkan kepalanya ketika mempertimbangkan hal aneh yang terjadi pada Hankyung pagi itu.

"Sepertinya terjadi sesuatu setelah dia pulang dari rumah sakit" Sahut Hoseok.

"Aku dengar dia akan menangani operasi besar hari ini, apa baik baik saja membiarkannya melakukannya sendiri?"

Hoseok mempertemukan pandangannya dengan mata bulat jungkook dan terlihat tengah menimbang perkataan Jungkook sebelumnya.

"Kau sibuk?" Tanyanya kemudian dan Jungkook mengangguk sebagai sebuah jawaban.

"Kalau begitu hubungi Park Jimin untuk menemaninya!"

"Arraseo" Jawab Jungkook singkat, dia kemudian mengeluarkan ponselnya dari dalam saku.

HAND OF GOD

Hankyung menaiki tangga yang sebelumnya di lewati oleh Jungkook sembari berbicara dengan seseorang melalui sambungan telepon.

"Arraseo...aku akan segera kesana, kau siapkan saja semuanya!" Dia memutuskan sambungannya.

"Kau akan masuk?"

Sebuah teguran yang membuat Hankyung menyadari keberadaan Jimin tepat di ujung tangga. Hankyung hanya bergumam sebagai sebuah jawaban dan melangkahkan kakinya terlebih dulu, di susul oleh Jimin kemudian. Keduanya berjalan berdampingan memasuki bangunan rumah sakit.

"Kau terlihat tidak baik, buakankah kemarin kau pulang sore?" Tanya Jimin di antara langkah mereka yang seirama.

"Sepertinya begitu"

"Itu bukanlah sebuah jawaban" Protes Jimin.

"Tadi, pagi pagi sekali para jurnalis itu datang ke rumah ku"

"Jurnalis?, maksudmu jurnalis yang sedang melakukan peliputan di sini?"

"Geurae......mereka bilang direktur yang menyuruh mereka ke sana"

"Apa saja yang mereka lakukan di sana?"

Hankyung membuat kontak mata dengan Jimin tepat saat mereka melewati pintu masuk.

"Kau akan tahu jika itu benar benar di tayangkan" Seulas senyum tipis Hankyung yang mengundang tawa ringan di antara keduanya.

"Apa ini?,eoh....apa kau sedang membuat reputasi baikmu dokter Jeon Hankyung"

"Apa yang kau bicarakan?, Dasar!" Hankyung tertawa ringan sembari mendorong bahu Jimin namun tawa keduanya seketika menghilang ketika keduanya bertemu dengan Profesor Jeon dari Bangsal VIP.

Perasaan canggung yang tiba tiba muncul. Jimin yang menyadari kehadiran Profesor Jeon segera menundukkan kepalanya sekilas untuk memberi salam pada Profesor Jeon, tapi sepertinya hal itu tidak berlaku untuk Hankyung. Berkebalikan dengan sikap Jimin yang begitu sopan terhadap Profesor Jeon, Hankyung sendiri justru menatap ayahnya tersebut seakan akan dia adalah musuhnya dan hal itu tidak berlangsung lama karna Hankyung segera melangkahkan kakinya pergi tanpa sepatah katapun.

"Apa sekarang kau sudah merasa cukup hebat sehingga kau sudah melupakan bagaimana cara untuk memberi salam pada ayahmu sendiri?"

Sebuah teguran yang berhasil menghentikan langkah Hankyung dan membuat Jimin berada dalam posisi yang serba salah. Hankyung kemudian sedikit memutar tubuhnya dan mempertemukan tatapan malasnya pada Profesor Jeon.

"JIka pun ada yang ingin ku katakan, aku hanya ingin mengatakan satu hal pada anda. Aku sangat menyesal sudah mengatakannya" Ujar Hankyung dan kali ini dia benar benar pergi meninggalkan kedua orang di belakangnya.

"Aku permisi" Ujar Jimin berpamitan pada Profesor Jeon.

"Park Jimin"

Jimin menghentikan langkahnya dan berbalik setelah mendapat teguran dari Profesor Jeon.

"Kau kah itu?"

"Ne, aku adalah teman Hankyung waktu itu, senang profesor masih mengingatku" Jimin sekilas merendahkan kepalanya.

"Aku hampir tidak mengenalimu, tapi karna kau selalu bersama anak itu tolong jaga anak itu baik baik"

Mata Jimin menunjukkan reaksi keterkejutannya akan permintaan yang di ucapkan oleh Profesor Jeon, dia sama sekali tidak mengerti maksudnya, kenapa dia yang harus menjaga Hankyung, tapi meski tidak di suruh pun Jimin selalu berusaha melakukannya, tapi akan tetap terdengar aneh jika yang meminta langsung adalah ayah dari Hankyung sendiri.

"Aku akan berusaha sebaik mungkin" Sebuah jawaban yang mengakhiri pertemuan mereka, Jimin hendak melangkahkan kakinya setelah melihat Profesor Jeon yang telah pergi terlebih dulu, namun suara ponselnya berhasil mengusik pendengarannya.

Jimin merogoh ponselnya dan melihat sang pemanggil yang tidak lain adalah Hoseok. dia kemudian menerima panggilan tersebut.

"Hyeong, waeyo?"

"Eoh...Jimin-a kau dimana?"

Jimin sedikit memiringkan kepalanya dan kembali berjalan sembari mempertimbangkan suara Hoseok yang tiba tiba berubah menjadi....

"Ya!, Park Jimin. Kau mendengarku?"

Jimin menghembuskan napas pasrahnya pelan,"Ya!,Jeon Jungkook kau sudah bosan hidup?, berhenti bermain main denganku. Dimana ponselmu?, kenapa kau memakai ponsel Hoseok Hyeong?" Jimin berujar dengan nada kesal setelah menyadari bahwa yang berbicara dengannya adalah Jungkook dan bukannya Hoseok.

"Aku kehilangan nomormu, jadi aku memakai ponsel Hoseok Hyeong"

"Terserah kau saja, ada apa?"

"Hankyung Noona...sedang dalam suasan hati yang buruk, Hoseok Hyeong bilang agar Hyeong menemaninya"

"Arraseo.....setelah ini berhenti mempermainkanku!" Jimin segera memutuskan sambungan dan bergegas menuju lantai 6 di mana Hankyung akan melakukan tindakan operasi, lagi pula dia tidak perlu bertanya alasan kenapa suasana hati Hankyung memburuk setelah dia melihat sendiri alasan tersebut.

HAND OF GOD
[BATTLE OF HEALER]
19.01.2019

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro