Waiting For The Winter~19
"ya' park jimin"
panggil direktur dengan raut wajahnya yang terlihat seperti orang yang sedang marah,sementara yang jimin yang duduk berdampigan dengan wanita yang baru saja ia campakan di sofa di ruangan direktur,melihatnya dengan raut wajah datar tapi terdapat kemarahan di sorot matanya.
"dan kau agassi"
direktur mengalihkan pandangannya pada wanita tersebut dan kembali melihat ke arah jimin.
"aku tidak perduli dengan masalah kalian,tapi tidak bisakah kalian bahas masalah kalian selain di rumah sakit ku"
ujar direktur tenang namun penuh dengan penekanan.
"ini hanya salah paham,aku akan mengurusnya"
direktur yang sedari tadi bersandar pada mejanya tiba tiba menggebrak meja sembari menggertakkan giginya,"apanya yang salah paham,apanya yang akan kau urus eoh.....bukannya kau sudah tahu sekarang kita sedang melakukan pengambilan gambar,eoh....."
jimin memalingkan wajahnya sekilas ketika direktur tiba tiba meneriakinya seperti dia adalah orang yang paling bersalah di sana,sedangkan wanita di samping jimin yang sempat terlonjak ketika direktur berteriak sudah kembali ke sikap awalnya yang sama sekali tidak merasa bersalah.
"tunggu sampai hankyung datang" ujar jimin,membuat wanita di sampingnya menatapnya tidak percaya,dia mengambil bantal kecil di sampingnya dan memukul jimin.
"heol,hehh...bagaimana kau bisa begitu mudahnya menyebut nama wanita jalang itu dihadapanku"
jimin hanya menatapnya datar dan tidak perduli,sedangkan direktur yang memang sudah lelah dengan mereka menghela nafasnya,bagaimanapun juga reputasi rumah sakit akan hancur jika dibiarkan seperti ini.
"ya', agassi.....apa kau benar benar serius" tanya direktur.
"tentu saja tidak,dia hanya mengada ngada" sahut jimin acuh sembari memalingkan wajahnya cukup malas melihat wanita di sampingnya.
"apa maksudmu bicara seperti itu" tegur wanita itu sembari memukul jimin.
"jika kau serius mana mungkin kau melarikan diri saat hankyung mengajak mu untuk melakukan usg,bahkan di dalam perutmu tidak apa apa masih mengaku hamil" sinis jimin yang terdengar seperti suara lebah yang berputar putar di ruang direktur.
"berhenti membahasnya,berhenti menyebut jalang itu di depanku"
jimin menatap tajam ke arah wanita di hadapannya seakan dia telah melupakan bahwa dia pernah memiliki hubungan dengan wanita di hadapannya saat ini.
"punya hak apa kau menyebutnya seperti itu"
"mwo.....kau tidak terima,bukankah dia juga menyebutku jalang"
"harusnya kau berkaca sebelum mengatai orang lain,sudah kah kau berkaca,bukankah setiap waktu pekerjaan mu hanya berdiri di depan kaca,seharusnya kau melihat dengan lebih teliti baru bisa bicara"
"m-m-mwo......kau barusan bilang apa,katakan sekali lagi,katakan sekali lagi!"
"cukup......"
HAND OF GOD.
jung hoseok,jeon jungkook,kim jaehwan,tiga dokter bagian IGD yang tiba tiba berjajar di dinding di sebuah pintu yang bertuliskan dokter spesialis kandungan,ketiganya berjajar di dinding dan melihat ke arah pintu kaca di seberang mereka,belum lama mungkin sekitar tiga puluh menit yang lalu.
"apa menurutmu,jimin benar benar melakukannya?"tanya hoseok yang seperti tengah mempertimbangkan sesuatu sama halnya dengan kedua dongsaengnya yang mengapitnya.
"wanita tadi terlihat menakutkan,dari mana jimin seonbaenim mendapatkannya"heran jaehwan.
"wanita itu bohong"cetus jungkook membuat hoseok dan jaehwan serempak melihat ke arahnya,"dari mana kau tahu?"
"apa seonbae menguntitnya?"
"aishh,apa itu siapa yang kau bilang penguntit?"protes jungkook tak terima saat jaehwan menyebutnya penguntit,jaehwan hanya tersenyum canggung sembari menggaruk belakang kepalanya,sebenarnya kata kata itu hanya jaehwan khusus kan untuk memanggil jimin,bukan karna jaehwan pernah memergoki jimin menguntit seseorang,hanya saja dia lebih senang memanggil jimin dengan sebutan penguntit,lagi pula jimin selalu tidak perduli saat jaehwan memanggilnya dengan sebutan penguntit,entah jimin memang tidak dengar atau hanya pura pura.
"wanita itu hanya mengada ngada,bahkan jikapun dia hamil pasti bukan jimin hyung yang melakukannya"
"bagaimana kau bisa seyakin itu"
"jimin hyung tidak mungkin berani melakukannya"jawab jungkook santai seakan ia mengetahui segalanya.
"kau ini,bicaramu memang selalu asal"cibir hoseok.
"mwoya........"
suara ringan seorang perempuan membuat mereka serempak melihat ke arah datangnya suara,seorang perempuan memakai seragam dokter,kang seulgi,mendekati ketiga dokter IGD dengan tatapan mengintimidasi dan tangan yang bersedekap.
"apa yang di lakukan dokter IGD di sini,apa ada yang melahirkan,nuguya?"
"hankyung"
cetus hoseok membuat seulgi membuka mulutnya dengan tatapan tak percaya,sepertinya telinga hoseok sedang bermasalah atau mungkin telinga ketiganya memang tengah bermasalah,bahkan tidak ada yang membenarkan ucapan hoseok.
"jinjja.......heol,bagaiamana mungkin,kemarin aku bertemu dengannya dan,dan"
seulgi memalingkan wajahnya dan masih terlihat tidak percaya,apa masuk akal mendengar seseorang yang baru ia temui kemarin bahwa hari ini dia melahirkan sedangkan perutnya pun masih rata,pintu tiba tiba terbuka,hankyung keluar dengan sedikit terburu buru namun seulgi dengan cepat menahannya.
"waeyo?"tanya hankyung menyadari tatapan seulgi yang berbeda dari biasanya.
"siapa?"
"park jimin"jawab hankyung singkat dan langsung pergi meninggalkan seulgi dan ketiga rekannya,meski tidak melihat ke arah mereka jungkook malah melambaikan tangannya sembari tersenyum,sedangkan seulgi mungkin dia bisa kena serangan jantung sungguhan.
"aku benar benar bisa gila,apa yang mereka lakukan"gumam seulgi tak percaya sebelum akhirnya berjalan pergi ke arah yang berlawanan dengan hankyung dan seperti sebelumnya tangan jungkook begitu ringannya melambai ke arah seulgi yang bahkan tidak ada yang perduli.
"seonbae,bukankah tadi seulgi seonbaenim menanyakan siapa yang sedang melahirkan"ralat jaehwan di saat semua sudah berakhir,hoseok malah berpura pura tidak tahu,mungkin dia sengaja mengatakan hal tersebut untuk mengerjai seulgi.
"ahh....benarkah?,molla"ujar hoseok enteng dan berjalan pergi di ikuti oleh jungkook.
"seulgi noona pasti mengira bahwa hankyung noona melahirkan anak jimin hyung"ujar jungkook sembari tertawa geli.
"jika terjadi gosip yang tidak tidak,aku tidak mau ikut ikut"'sahut jaehwan.
"aigoo.....kau ini,lagi pula siapa yang percaya jika hankyung melahirkan dengan perut yang masih rata,memangnya mereka bodoh"
suara mereka perlahan memudar dan keheningan kembali melanda.
BATTLE OF HEALER
Hankyung keluar dari lift dan segera berjalan dengan terburu buru menuju ruangan presedir dengan membawa kertas putih ditangannya.
hanya butuh beberapa detik hingga dia sampai di depan sebuah pintu,tanpa membuang buang waktu lagi dia membuka pintu ruangan presedir,menghilangkan semua etika kesopanannya dia membukanya seakan tengah mendobraknya dan membuat seluruh orang yang berada di dalam ruangan melihat kearahnya.
tanpa memperdulikan bahwa dia menjadi pusat perhatian,hankyung berjalan masuk tanpa menutup pintu dan segera menghampiri presedir.
"apa apaan ini,apa kau sudah kehilangan sopan santunmu....."
bentak presedir namun hankyung berhasil membungkamnya hanya dengan menggunakan selembar kertas yang ia tunjukkan di hadapan presedir yang kemudian mengambilnya dengan wajah yang terlihat bingung.
"apa ini?"
"dari semua tes yang telah di lakukan,nona ini terbukti tidak sedang hamil"
hankyung mengatakannya dengan penuh penekanan sembari mengarahkan pandangannya pada seseorang yang di sebutnya sebagai nona yang saat ini menunjukkan gelagat kebingungannya.
"mwoya.......apa kau sedang mencoba mempermainkan kami....eoh...."murka presedir namun tiba tiba jimin beranjak dari duduknya.
"masalahnya sudah selesai,aku harus kembali ke IGD"ujar jimin dengan nada bicara yang santai seperti tidak terjadi apapun dan berjalan keluar.
"ya! park jimin,aku belum selesai berbicara denganmu,kembali ke kursimu"
seakan tak mendengar apapun jimin melangkahkan kakinya keluar melewati pintu yang masih terbuka sedangkan wanita yang sebelumnya duduk berdampingan dengan jimin perlahan beranjak dari duduknya seperti orang yang tengah mengendap endap agar tidak ketahuan.
"mau kemana kau?"tegur presedir,wanita itu tersenyum canggung sebelum akhirnya melarikan diri dari ruangan tersebut atau lebih tepatnya mengejar jimin yang telah berlalu terlebih dulu.
"ya!ya!ya!,berhenti mempermainkanku__"
ketika hanya tinggal mereka berdua di dalam ruangan tersebut,hankyung mengambil kembali kertas di tangan presedir.
"aku akan mencoba menangani di IGD,sisanya aku serahkan pada presedir"ujar hankyung dan membungkukkan badannya sekilas sebelum meninggalkan presedir yang tampak ingin mengatakan sesuatu namun masih ragu sampai hankyung menutup pintu dari luar dan hanya helaan nafas pasrahnya yang tersisa,bagaimanapun juga dia tidak bisa bersikap terlalu keras pada hankyung karna dia juga memiliki hubungan baik dengan profesor jeon dari bangsal VIP yang tidak lain adalah ayah dari hankyung sendiri.
hankyung menujukkan kertas yang sebelumnya ia bawa ke ruang presedir pada salah satu juru kameramen yang bertanggung jawab akan semua pengambilan gambar yang terjadi di IGD.
"kami sudah memastikan bahwa nona itu hanya mengada ngada,jadi aku mohon agar kalian tidak menayangkan kejadian tadi,kami juga sudah mengkonfirmasikan kepada presedir rumah sakit hyunjin"terang hankyung dan kembali menurunkan kertas yang sempat ia tunjukkan pada juru kameramen tersebut.
"aku mengerti,aku akan mengedit bagian hari ini"
"mohon bantuannya"
hankyung membungkukkan badannya sebelum berbalik meninggalkan juru kameramen tersebut dan berjalan menuju meja informasi di mana jungkook dan hoseok sudah berada di sana.
hankyung menaruh tangannya di atas meja dan sejenak menghela napas,dia kemudian menyodorkan tangannya pada kepala perawat choi yang memperhatikannya sembari menyerahkan papan kecil dengan beberapa lembar kertas di atasnya.
"sudah selesai"tanya hoseok yang kemudian berhenti membalik balik kertas yang terapit dengan papan kecil di tangannya,begitupun dengan jungkook yang berdiri di sampingnya,ketiga orang di sana melihat ke arah hankyung.
"eumh"sebuah gumaman terdengar sebagai sebuah jawaban.
"jadi.....bukan jimin hyung yang melakukannya?"sahut jungkook.
"ne....."
"woah.....wanita memang sedikit mengerikan"seru hoseok,tanpa sadar membuat hankyung mengangkat kepalanya dan melihat ke arahnya.
"apa maksudmu berbicara seperti itu"
ucapan santai hankyung namun dengan nada yang sedikit menusuk membuat hoseok tertawa canggung,sepertinya suasana hati hankyung belum membaik,sebaiknya mereka tidak menganggunya hari ini.
"jimin-a......"
perhatian ke empat orang di sana teralihkan ketika mendengar pekikan seorang perempuan,mereka serempak melihat ke sumber suara dan mendapati wanita yang sebelumnya telah membuat keributan di IGD tengah mengejar jimin yang berjalan menuju pintu keluar rumah sakit.
"bagaimana jimin hyung bisa mengenal wanita itu?"heran jungkook.
"dari semua yang kita lihat baik tidak semua dari mereka benar benar baik"tutur kepala perawat choi yang membuat ketiga dokter di hadapannya mengarahkan pandangannya padanya yang sedikit terkejut ketika menyadari hal tersebut.
"wae......?kenapa melihatku seperti itu?"heran kepala perawat choi.
"sepertinya belajar dari tetua tidak ada salahnya"ujar hankyung dengan senyum tipis seakan tengah mencibir perkataan kepala perawat choi barusan dan membuatnya mendengus,kepala perawat choi kemudian menyangga dagunya.
"di bandingkan dengan kalian,aku jauh lebih pandai menilai seseorang"ujar kepala perawat choi seakan ingin menyombongkan diri dan membuat tiga dokter di hadapannya membubarkan diri tanpa sepatah katapun.
"ya.....!,setidaknya katakan sesuatu padaku,cih,dasar anak anak"pekik kepala perawat choi yang di akhiri dengan sebuah gumaman.
HAND OF GOD
Kediaman keluarga besar Kim.
Langit seoul semakin menggelap,mobil yang di kendarai seokjin meninggalkan keramaian kota dan memasuki halaman kediaman keluarga besar kim.
dia keluar dari mobil dengan wajahnya yang terlihat begitu lelah setelah bekerja seharian namun saat dia menutup pintu pandangannya teralihkan oleh sebuah mobil yang tiba tiba datang dan menabrak bagian belakang mobilnya.
namun hal itu tidak cukup untuk membuatnya terkejut,dia sama sekali tidak menunjukkan reaksi apapun bahkan sampai sang pelaku keluar dari dalam mobil.
seokjin menatap datar kearah jaesuk yang keluar dari dalam mobil dengan keadaan yang mabuk berat,tidak heran jika dia menabrak mobil seokjin sebelumnya bahkan berjalan pun terlihat begitu susah.
"eoh....seokjin-a....kau baru pulang hehe....."
dengan berjalan sempoyongan jaesuk menghampiri seokjin yang sama sekali tidak berpindah dari tempatnya,jaesuk memegangi jas seokjin ketika hampir terjatuh saat ia bisa menjangkau tempat seokjin.
"aigoo,jam berapa sekarang,kenapa kau baru pulang jam segini,kau tahu...kau terlalu bekerja keras untuk pak tua itu,eoh.....suatu saat nanti dia juga pasti akan menendangmu seperti ayahmu ini,kau mengerti eoh...."
seokjin tidak merespon karna apapun yang ia katakan akan tetap sama saja hasilnya ketika menghadapi orang yang tengah mabuk bahkan bau alkohol yang keluar dari tubuh dan mulut ayahnya sendiri membuatnya muak dan mungkin jika orang yang di hadapannya saat ini bukanlah ayahnya dia sudah melemparnya jauh jauh.
"jangan menjadi orang bodoh eoh.....berhenti menjadi orang yang naif"
jaesuk menepuk dada seokjin beberapa kali sebelum menaiki tangga dan hampir terjungkal beberapa kali sebelum bisa menjangkau pintu.
seokjin memalingkan pandangannya dan langsung melepas jasnya seperti orang yang tengah kesal dan menaiki tangga setelah jaesuk menghilang dari pandangannya.
"abeonim.......abeonim......dimana kau,kita harus bicara,kau tidak bisa memperlakukanku seperti ini,abeonim....."
racau jaesuk ketika mencapai ruang tamu dan menarik perhatian dari nyonya kim selaku ibu dari seokjin,dia yang mendengar suara jaesuk segera melangkahkan kakinya menuju ruang tamu dan tampak terkejut ketika melihat jaesuk yang pulang dalam keadaan mabuk.
"aigoo,aigoo,apa yang kau lakukan?,kenapa kau pulang dengan keadaan mabuk seperti ini"
nyonya kim berusaha membantu jaesuk yang sempat terjatuh untuk berdiri namun jaesuk langsung menyingkirkan tangan nyonya kim dari bahunya.
"kenapa masih bertanya,semua ini karna ayahmu itu,dimana dia,dia tidak bisa memperlakukanku seperti ini,abeonim....abeonim......kita harus bicara"teriak jaesuk yang memenuhi ruang tamu.
"hentikan!,apa yang kau lakukan kau bisa membuat abeoji marah"
"siapa yang perduli pergi kau..."
jaesuk menepis kasar tangan nyonya kim yang kemudian terpental ke belakang,beruntung seokjin menahan tubuhnya sehingga dia tidak jatuh.
"seokjin-a...."
"abeonim......"
seokjin mengarahkan pandangannya pada jaesuk sekilas dan kembali melihat ibunya,"sebaiknya eomma masuk ke dalam"
"apa apaan ini!?"
perkataan seokjin terinterupsi oleh suara presedir kim yang memasuki ruang tamu dengan ekspresi wajah yang tiba tiba mengeras setelah menemukan jaesuk.
"apa kau sudah kehilangan akalmu sehingga berteriak di malam hari seperti ini"
"wae......bukankah ini yang abeonim inginkan,bukankah abeonim sudah sejak lama merencanakan untuk menendangku dari perusahaan,apa abeonim puas,apa abeonim sudah puas sekarang.....aku_aku sudah bekerja mati matian untuk perusahaan tapi dengan begitu mudahnya kau menendangku keluar,kau pasti sangat senang sekarang hehe......"jaesuk tertawa di akhir tuntutannya.
"memalukan"sinis presedir kim membuat jaesuk berhenti tertawa dan menatap tajam ke arah presedir kim,"apa kau tidak malu terhadap putramu sendiri,apa kau tidak sadar bahwa kau telah gagal sebagai seorang ayah,bagaimana bisa kau selalu mengeluhkan hal yang sama setiap hari,apa kau benar benar sudah berpikir selama ini?"
"abeonim......"geram jaesuk.
dia benar benar tidak bisa menerima pernyataan dari presedir kim,nyonya kim yang menyadari hal tersebut segera menghampiri jaesuk dan memegang bahunya berusaha untuk menghentikannya.
"hentikan ada apa denganmu?"
"jangan ikut campur..."lagi jaesuk menepis tangan nyonya kim,sedangkan seokjin hanya bisa menyaksikan pertengkaran para tetua di rumahnya dalam diam.
"ini semua juga salahmu,ini semua karna adikmu yang cacat itu..."
"kim jaesuk...."geram presedir kim ketika perkataan jaesuk benar benar telah menyinggungnya.
"wae....abeonim....kau tidak terima aku menyebut putramu itu cacat"sinis jaesuk.
"tutup mulutmu!!!"
"aniya....satu satunya orang yang harus melakukannya di sini adalah abeonim"
presedir kim tampak menahan amarahnya saat melihat kelakuan jaesuk saat ini,dari semua perkataan jaesuk selama ini,perkataannya hari inilah yang paling membuat presedir kim benar benar marah.
"abeonim marah?,benar,sudah pasti abeonim marah padaku,tapi bagaimana denganku,bagaimana dengan kerja kerasku selama ini bukan bukan hanya aku,bagaimana dengan seokjin,abeonim sudah lupa,aku,aku berjuang mati matian bekerja di perusahaan tapi kenapa....kenapa justru kau memberikan semuanya pada putra mu yang cacat itu....jangankan untuk memimpin sebuah perusahaan berjalan saja dia tidak becus......"
"bukankah sudah ku bilang untuk tutup mulutmu...."bentak presedir kim.
"aniya...aniya,ini masih belum cukup,kau tidak tahu betapa kejamnya dirimu,bagaimana dengan seokjin, hari ini kau memberikan kedudukan untuknya tapi setelah anak itu datang kau pasti akan membuangnya seperti kau membuang ayahnya kau__"
"cukup....berhenti bicaramu,kau pikir siapa kau bisa mengatakan hal seperti itu pada putraku.....alasan kau tidak pernah mendapatkan apapun dari kerja keras yang kau sebutkan adalah karna keserakahanmu sendiri!"
"omong kosong,abeonim pikir bisa menipuku lagi sekarang,kau tidak bisa menipuku lagi sekarang,setelah apa yang di lakukan oleh cucu mu ini kau juga tidak akan perduli nanti dan kau!,kau akan menyerahkan semuanya pada cucu dari putra kesayanganmu yang cacat itu......."
presedir kim yang benar benar tak mampu membendung lagi kemarahannya dengan cepat menghampiri jaesuk dan megangkat tangannya hendak memukul jaesuk sebagai sebuah peringatan.
Plakk....
pergerakan semua orang terhenti dengan mata mereka yang membulat dengan sempurna ketika punggung tangan presedir kim memukul wajah seokjin yang tiba tiba menarik jaesuk dan menggantikannya untuk menerima pukulan dari presedir kim yang cukup keras dan berhasil membuat darah segar menetes dari sudut bibirnya.
"a-apa yang kau lakukan?"gumam presedir kim menatap khawatir pada seokjin dia tidak berpikir bahwa seokjin akan menghalanginya untuk memukul jaesuk.
perlahan seokjin mengangkat kepalanya dan mempertemukan tatapan dinginnya dengan sang kakek yang terlihat sangat menyesal telah memukulnya meski tanpa di sengaja sebelum akhirnya berbalik tanpa sepatah katapun.
dia meraih jasnya yang berada di lantai dan berjalan menaiki tangga menuju lantai dua dengan wajah yang tenang seakan tidak terjadi apapun meski bekas pukulan yang memerah di wajahnya cukup di jadikan bukti bahwa dia tengah menahan semua rasa sakit akibat pukulan tersebut di wajah tenangnya.
presedir kim menatap tajam ke arah jaesuk yang tidak berani lagi mengatakan apapun bahkan presedir kim sendiri mengundurkan niatnya untuk memperpanjang masalah ini setelah melihat tindakan seokjin sebelumnya.
"seharusnya kau malu pada putramu sendiri"ujar presedir kim sebelum akhirnya berbalik dan berjalan meninggalkan ruang tamu.
BATTLE OF HEALER
seokjin menutup pintu kamarnya dari dalam dengan pelan,dia berjalan menuju ranjang dan menaruh jasnya di sisi ranjang sebelum kembali melangkahkan kakinya ke sudut ruangan,tepat menuju ke arah jendela yang tertutup gorden putih yang transparan.
seokjin menjatuhkan tubuhnya,duduk di lantai dan bersandar di dinding tepat di bawah jendela,tangannya kemudian terangkat untuk meraih sebuah buku yang berada di atas nakas tepat di sampingnya.
dia menggunakan lututnya untuk menyangga tangannya yang mulai membuka buku dengan sampul berwarna biru gelap dan terdapat pita kecil yang terselip di halaman buku.
seokjin membuka setiap halaman tanpa membacanya entah apa yang tengah ia lakukan saat ini,tangannya seakan tidak bisa berhenti untuk membuka setiap halaman dan melewati setiap halaman begitu saja hingga tangannya terhenti dengan pandangannya yang tertuju pada satu halaman yang berhasil menghentikan tangannya.
perlahan tangan kirinya terangkat dan mengambil sebuah foto yang berada di tengah halaman buku,dia memperhatikan foto tersebut,sebuah foto lama yang tak mampu membuatnya untuk menarik senyum walaupun sebuah senyum tipis sekalipun.
sebuah foto lama bersama seorang kim taehyung,seorang namja yang selalu ceria ketika di hadapannya dan bersedih saat dia diam diam memperhatikannya dari jauh,seorang adik yang tidak bisa ia pandang lagi sebagai seorang adik hanya karna sebuah nama yang semakin memberatkan hubungan mereka dan bahkan mungkin bisa memutuskan hubungan itu kapan saja,Global Nation Group.
sebuah memory yang tak bisa kembali hanya dengan menyentuh sebuah gambar yang hanya terdiam saat kau mencoba untuk berinteraksi dengannya.
di sebuah malam yang gelap,buku itu tertutup kembali seakan menutup kenangan yang kembali muncul kepermukaan untuk sepersekian detik.semua menghilang.
HAND OF GOD
[BATTLE OF HEALER]
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro