Waiting For The Winter~08
Taehyung berjalan di atas padang rumput hijau dengan tangan yang membawa tongkat golf yang ia taruh di atas pundak,satu tangannya ia masukkan ke dalam saku celana,tidak jauh di hadapannya seokjin berdiri tegap membelakanginya,entah mengapa taehyung melihat kekosongan dari cara seokjin berdiri.
"seperti nya hyung memiliki masalah dalam memilih waktu yang pas untuk bermain" ujar taehyung ketika ia bisa menjangkau tempat seokjin berdiri,dia langsung memukul bola yang berada di samping seokjin dan menatap jauh ke depan ke arah bola itu jatuh.
"home run" ucapnya dan kemudian mengalihkan pandangannya pada seokjin dia sedikit tersentak ketika menatap mata kosong seokjin meski hanya sebentar karna setelahnya seokjin menarik sudut bibirnya dan terlihat seperti biasa,tapi waktu sedetik itupun sudah cukup bagi taehyung untuk menganalisis kekosongan dalam mata seokjin,taehyung kemudian ikut menarik sudut bibirnya dan mengalihkan pandangannya ke depan.
"kau ingin bermain atau hanya menghabiskan waktu makan siangmu"
"untuk apalagi,tentu saja memastikan agar kau tidak makan ramyeon lagi"
"hyung...... aku tidak benar benar melakukannya,apa kau sungguh menganggapku serius"
protes taehyung sedangkan seokjin malah tertawa,"aku masih waras lagi pula aku masih punya uang untuk membeli makanan lain selain ramyeon" lanjut taehyung.
tapi tidak ada tanda tanda seokjin menghentikan tawanya,"aku tahu,aku tahu,aku hanya bercanda" seokjin mengusap sudut matanya yang berair saat ia tertawa mungkin karna dia sedikit berlebihan saat tertawa sampai sampai ia meneteskan air mata sudah cukup lama taehyung tidak melihat seokjin tertawa seperti itu.
"mau bertaruh"
"yang kalah makan ramyeon" ujar seokjin bermaksud menggoda taehyung lagi.
"ahh hyung......hentikan,aku kan sudah bilang aku tidak benar benar memakannya setiap hari..."
"ya...aku tahu,terkadang kau memakannya bersama tuna atau sosis di tambah dengan keju"
"hyung........jinjja"
~HAND OF GOD~
Jungkook dan hankyung bergabung bersama hoseok dan jimin yang tengah berdiri di dekat lorong menuju IGD.
"apa yang kalian lihat"
jimin menggerakkan dagunya sebagai isyarat agar mereka melihat ke arah yang di tunjuknya.
"heol,apa akan ada peliputan" ujar hankyung ketika mereka melihat beberapa orang membawa camera yang biasa di gunakan untuk melakukan syuting sebuah acara yang besar.
"seperti nya dari stasiun tv yang kemarin"ujar jimin seakan menerawang.
beberapa orang menuju lift dan beberapa orang lainnya melewati mereka," tunggu,kenapa mereka menuju ke sana"
"kita tidak akan tahu jika kita hanya berdiri di sini" ujar jungkook yang kemudian melangkahkan kakinya di susul oleh rekan rekannya.
mereka berkumpul di depan meja kepala perawat choi seakan akan ingin menginterogasinya.
"apa apaan ini,kenapa kalian melihatku seperti itu" tanya kepala perawat choi penuh selidik.
"kenapa mereka memasang kamera di sini" tanya hankyung sembari melihat ke sudut ruangan di sana yang sudah bertengger sebuah kamera.
semua orang melihat ke arah yang di tunjuk hankyung dan kemudian kembali melihat kepala perawat choi.
"kalian belum tahu rupanya"
"tahu apa"
"apa itu hal yang penting"
"seperti nya tidak, mereka hanya asal memasang kamera untuk mendapatkan gambar yang alami seperti saat mereka memasang sebuah kamera di kebun binatang terbuka" terang hoseok.
"memangnya di sini kebun binatang"
"berhenti bicara omong kosong"
kepala perawat choi menghela nafas mendengar mereka yang bersahutan tidak jelas dia kemudian memukul meja dan membuat perhatian kembali padanya.
"kalian ingin mendengarnya atau berbicara sendiri sampai kalian melihatnya di IGD"
"melihat apa"
"apa terjadi sesuatu di IGD"
"sstttttt,benar yang di katakan hoseok tadi"
"eoh...jinjja" seru hoseok.
"ahhh mana mungkin mereka memasang kamera untuk mengambil gambar hewan buas,mana ada yang seperti itu di sini berhenti omong kosong" ralat jimin,perawat choi hanya memandangnya dengan raut wajah tak percaya.
"otak kalian memang sempurna dalam hal pembedahan tapi tidak dengan hal entertaiment"
"entertainment" ulang jungkook.
"ne.....mereka dari stasiun tv tadi malam,dan mereka datang ke sini untuk membuat film dokumenter tentang keseharian para dokter di rumah sakit ini"
"jinjja"seru hoseok dengan mata membulat.
"heol"sahut jimin.
"jangan bercanda" pungkas jungkook,sedangkan hankyung dia tampak berfikir.
"membuat film dokumenter,jadi maksudmu mereka akan memasang kamera di setiap sudut rumah sakit untuk mengetahui setiap aktifitas di sini"
kepala perawat choi mengangguk,"mwo....bukankah ini keterlaluan bagaimanapun ini menyalahi privasi"protes hoseok.
ke empat dokter IGD tersebut memunggungi kepala perawat choi dan bersandar di meja hampir bersamaan.
"bukankah mereka akan mengawasi kita dua puluh empat jam dan mendapatkan kebebasan untuk memilih mana yang akan di tanyangkan"
"bukankah ini sama saja dengan simbiosis mutualisme"
"apa itu"
"hubungan yang menguntungkan satu pihak,mereka bisa dengan bebas menujukkan sisi kita di publik sedangkan kita harus selalu menjaga image kita agar tidak merusak citra rumah sakit"
"benar juga...jika seperti ini mengupil pun akan memperburuk pencitraan ku sebagai dokter"
ucapan hoseok membuat ketiga rekan nya melihat ke arahnya.
"hyung apa kau sering melakukannya" tanya jimin.
"apa,kenapa menatapku seperti itu,bagaimana pun aku kan juga manusia apa salah jika aku membersihkan hidungku"
"tapi tidak seharusnya kau melakukannya di tempat umum" saran jungkook.
"aigoo,jika sampai kau tertangkap kamera sedang melakukannya mungkin kau akan merusak nama baikmu yang bahkan belum kau dapatkan" lanjut hankyung.
"ya' apa hanya aku yang pernah mengupil di sini memangnya kalian bukan manusia,kalian juga pernah melakukannya" ujar hoseok membela diri.
"kau saja yang jadi manusia,kebanyakan dari mereka menyebut dokter wanita sebagai malaikat" ujar hankyung menyombongkan diri sembari berbalik kembali menatap kepala perawat choi yang sempat mereka acuh kan.
"memangnya kapan mereka akan mulai mengambil gambar"
"sekarang mereka sedang berada di ruang vip kemungkinan nanti malam mereka akan melakukan pelilutan di sini"
"habislah aku" celetuk jimin.
"kenapa, hyung terlihat sangat frustasi"tanya jungkook.
" ya' ini akan di tayangkan di tv dan ini adalah yang pertama kalinya jika aku gugup dan melakukan kesalahan bagaimana"
"anggap saja cctv,bukankah setiap hari kita bekerja dalam pengawasan cctv" jawab jungkook santai.
"ini jelas berbeda dengan cctv,pihak rumah sakit tidak akan membocorkan ataupun menegur kelakuan kita saat tertangkap kamera cctv,jika terjadi sesuatu saat peliputan bukan hanya dokter tapi rumah sakitpun akan mendapatkan nama buruk"
"kalian mendapatkan panggilan rapat,datanglah ke lantai dua belas"
"semua"
" ne....pergi sana"ujar kepala perawat choi malas
mereka berempat kemudian pergi meninggalkan kepala perawat choi yang menggeleng kan kepala"jika kegilaan mereka tertangkap kamera habis lah rumah sakit ini" gerutunya.
"noona,kau terlihat tidak terganggu" tanya jungkook.
"tidak terlihat bukannya tidak terganggu" sahut jimin.
"persetan dengan pencitraan siapa yang perduli dengan kamera,jika itu menghalangi pekerjaanmu tendang saja"
"woah....kau tetap sama seperti dulu"seru hoseok.
" sama sama menakutkan"sambung jungkook.
"itulah sebabnya kenapa dia tidak pergi dari IGD" ujar jimin sembari merangkul bahu hankyung.
"turunkan tanganmu, dasar mesum"
" ya'....sudah ku bilang berhenti memanggilku seperti itu,jika ada yang dengar bagaimana"
"jika ada yang dengar hyung siap siap di tendang dari rumah sakit"
"ishh...jinjja,kalian ini berhenti menggodaku"
~BATTLE OF HEALER~
"sampai bertemu bulan depan"
taehyung menatap jauh ke padang rumput hijau yang terbentang luas di hadapannya, dia hanya berdiri dan terdiam setelah kepergiaan seokjin sekitar sepuluh menit yang lalu.
taehyung baru menyadari arti kekosongan dalam tatapan mata seokjin sebelumnya setelah dia mendengar kata perpisahan dari seokjin di pertemuan mereka hari ini,apa seokjin benar benar menginginkan taehyung pergi ke sana atau justru sebaliknya,kenapa mereka menjadi tidak berdaya di hadapan para tetua dalam keluarga yang memiliki keinginan yang bertentangan,bahkan sampai sekarang taehyung tidak yakin sejauh mana dia bisa menentang keinginan kakeknya,meski seribu kali mengatakan tidak Taehyung mengerti arti dari kata tidak mungkin dalam hidupnya,dia tidak mungkin pergi ke sana dan mengambil semuanya tapi di sisi lain dia tidak bisa pergi meninggalkan kakeknya.
taehyung membuang nafas dengan frustasi sembari menggelengkan kepalanya,semua terasa begitu berat baginya saat ini,mungkin akan lebih baik jika seokjin terang terangan melarangnya untuk datang tapi jikapun seperti itu apakah taehyung benar benar tidak akan datang,taehyung berada di persimpangan jalan yang memberatkannya saat ini,dia tidak bisa kemana mana dan hanya berdiri di tempatnya,haruskah dia berjalan mundur?.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro