Waiting For The Winter~07
"apa jimin hyung belum keluar" tanya jungkook yang berjalan dengan santai sembari memasukkan tangannya ke saku jas dokternya di samping hankyung.
"entahlah....dia kelihatan sibuk beberapa hari ini bahkan kantung matanya sampai terlihat" ucap hankyung acuh tapi terdapat sedikit perhatian dari cara bicaranya.
keduanya berjalan memasuki kantin yang sudah cukup ramai saat jam makan siang, "eoh...itu hoseok hyung" ujar jungkook dengan wajah sumringahnya.
jungkook kemudian menyeret tangan hankyung untuk segera masuk ke dalam antrian setelah mendapatkan makanan mereka Jungkook langsung menghampiri hoseok dan duduk berhadapan dengannya.
"hyung sendirian"
"tidak" jawab hoseok acuh membuat jungkook sedikit bingung,"aku duduk dengan setan"tambah hoseok setelah melihat jungkook kebingungan.
"humormu sangat buruk" sahut hankyung yang kemudian duduk di samping jungkook yang sedang memanjangkan lehernya seperti tengah mencari seseorang.
"eoh,jimin hyung..."
seru jungkook membuat hankyung dan hoseok menoleh ke arah yang di tunjuk oleh jungkook secara bersamaan.
"aigoo,dia kelihatan tidak baik" keluh hoseok ketika melihat jimin yang seperti nya tidak bersemangat.
"memangnya ada apa dengan pasiennya,sejak kemarin dia terlihat sibuk" tanya hankyung yang juga merasa iba pada jimin.
"aku dengar dia menangani anak dari kolega presdir rumah sakit dan kabarnya istrinya sedikit sakartis" terang hoseok dengan memelankan suaranya.
"maksudnya sakartis" tanya jungkook dengan raut wajah polosnya.
"aku dengar kemarin dia memukul wajah jimin dengan sangat keras"
"heol..." seru jungkook.
"jika ingin membicarakan orang lihatlah di sekelilingmu" sahut jimin yang ikut bergabung dan duduk di samping hoseok.
"kau terlihat lelah sekali"
"tidak usah terlalu di fikirkan,orang kaya terkadang memang seperti itu"
"kebanyakan" ralat jungkook.
"tidak ada yang berjalan mudah jika melawan seorang wanita" ujar jimin dan berhasil mendapatkan dead glare dari hankyung yang hanya bisa membuatnya menarik sudut bibirnya dan menyipitkan matanya.
jimin menyangga dagunya ketika melihat hankyung memberikan wortel di nampannya kepada jungkook.
"kau benar benar wanita yang kejam,lihatlah dirimu"
ucapan jimin membuat hoseok ikut melihat hankyung.
"apanya,memangnya aku melakukan apa"
"bagaimana bisa kau meminta pasienmu untuk tidak memilih milih makanan sedangkan kau sendiri,kau tahu wortel baik untuk mata mu"
"mata ku sehat aku tidak memerlukan wortel,lagi pula sebagai seorang dokter sudah sewajarnya jika kita memberikan yang terbaik untuk pasien entah mereka suka atau tidak, jika mereka ingin hidup sehat ya harus menurut bereskan" jawab hankyung santai sedangkan jungkook dia hanya tersenyum ringan sembari memakan wortel yang di berikan hankyung padanya.
"eihhh...tetap saja jika pasienmu tahu kau pilih pilih dalam hal makanan mereka pasti tidak akan percaya padamu lagi"
"tidak ada pasien yang makan di kantin rumah sakit"
"kau terselamatkan" ujar hoseok sembari mengangkat sumpitnya ke udara.
"kau wanita yang baik tapi kejam"
"hyung....baik dan kejam itu sesuatu yang berbeda,bagai langit dan bumi" sahut jungkook.
"aku langitnya dan kau buminya" sambung hankyung di tujukan pada jimin yang hanya bisa berdecak ketika tiga rekannya menertawainya.
~HAND OF GOD~
Taehyung menyiram tanaman di halaman rumahnya tanpa memakai alas kaki dia menggaruk bagian bawah matanya yang sedikit gatal.
"kau sedang sibuk"
suara teguran dari arah belakang membuatnya segera menoleh kan kepalanya,seulas senyum terlukis di wajahnya ketika melihat senyum cerah seokjin di luar gerbang rumahnya yang hanya setinggi satu meter.
"masuklah"
taehyung menaruh alat yang ia gunakan untuk menyiram tanaman di atas rumput hijau dan berjalan menuju kursi panjang dihalaman rumahnya di ikuti oleh seokjin.
seokjin melihat kaki telanjang taehyung saat ia duduk di sampingnya,dia sedikit heran tapi bersikap biasa sedetik kemudian mengingat mereka jarang bertemu sehingga mereka tidak tahu kebiasaan masing masing.
"kau mengambil cuti" pertanyaan yang sama terlontar lagi dari mulut taehyung meski sudah tahu bahwa seokjin tidak akan pernah mengambil cuti,Taehyung selalu menanyakan hal tersebut setiap kali seokjin mengunjunginya.
taehyung melihat sekilas ke arah seokjin,dia bersyukur bahwa seokjin masih sama seperti biasanya dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan jika yang di hadapainya sekarang adalah seokjin yang di lihatnya semalam di rumah keluarga besar kim.
"kau sudah makan"
"aku makan ramyeon dan tuna pagi ini,kau mau" tawar taehyung.
"tidak, jangan terlalu banyak makan ramyeon itu tidak akan baik untuk perutmu"
"kalau begitu besok aku akan makan jajangmyeon"
taehyung membuat seokjin tertawa ringan dengan ucapan,"hari ini kau makan ramyeon besok kau makan jajangmyeon dan lusa kau makan naengmyeon apanya yang berbeda"
"besok lusa aku akan makan shin ramyeon"
"mwoya...kau serius,tidak kah kau berfikir bahwa kau sudah keterlaluan pada hidupmu,aigoo aku benar benar kasihan pada perutmu"
keduanya tertawa ringan bersama menghangatkan pagi dengan candaan ringan untuk beberapa waktu,Taehyung sangat menyukai saat saat seperti ini di saat dia yang berperan sebagai dongsaeng yang seharusnya mengunjugi hyung nya terlebih dulu tidak pernah bisa melakukannya sekalipun sedangkan seokjin dia selalu meluangkan waktu untuk mengunjugi taehyung entah itu sebelum ke kantor atau sepulang dari kantor.
"kau masih sibuk dengan bisnismu dengan temanmu itu"
taehyung mengangguk, "meski hanya bisnis kecil tapi aku menikmatinya,uangku juga makin bertambah meski hanya sedikit"
"sedikitpun tidak masalah asal bisa memberikan kebahagiaan"
"kau benar,seokjin hyung memang selalu benar"
setelah berbincang bincang hampir tiga puluh menit seokjin berpamitan pada taehyung.
"hyung tidak bawa mobil"
"aku menaruhnya di sana"
taehyung melongokkan kepalanya melihat ke arah yang di tunjuk seokjin, "pantas saja aku tidak dengar suara mobil waktu kau datang"
"aku sengaja agar kau tidak menyadarinya"
taehyung mendengus berekspresi seakan akan dia tengah kesal.
"baiklah aku pergi,jaga dirimu baik baik"
"ya pergilah,khawatir dirimu sendiri"
taehyung melambaikan tangan pada seokjin yang berjalan menuju mobilnya,taehyung sedikit heran kenapa juga seokjin harus repot repot jauh jauh memarkir mobilnya.
"jangan hanya makan ramyeon, belajarlah memasak"
"ne........" seru taehyung, "lagi pula untuk apa aku belajar memasak toh aku tinggal sendiri" lanjutnya dengan suara pelan seakan akan bicara pada dirinya sendiri.
tiba tiba ponselnya berbunyi,tanda pesan masuk,taehyung pun mengambil ponselnya di dalam saku celananya dan melihat pesan yang baru saja masuk,sudut bibirnya terangkat ketika dia melihat nama sang pengirim pesan.
~seokjin hyungnim
siang nanti temui aku di lapangan golf.
taehyung menurunkan ponselnya dan melihat ke arah jalanan di depan rumahnya,seulas senyum mengiringi langkahnya masuk ke dalam rumah.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro