Waiting For The Winter~03
Jungkook menjatuhkan pandangannya ke ujung sepatunya,dia menghela nafas panjang setelah melewati prosedur operasi selama lebih dari tiga jam,kenyataan pahit harus ia terima,hankyung menatap prihatin dari luar ruang operasi, bagaimanapun juga jungkook sudah bekerja keras.
jungkook kemudian menegakkan kepala,"aku dr.jeon jungkook menyatakan pasien bernama shin ji sub telah meninggal dunia pada pukul 14.15"
"aku minta maaf,aku tidak bisa menyelamatkanmu" ujar jungkook dalam hati ketika melihat wajah pasiennya untuk yang terakhir kali,helaan nafas panjangnya mengiringi langkahnya keluar.
jungkook keluar dari ruang operasi dengan lesu dia kemudian bersandar pada dinding dan melihat langit langit rumah sakit bahkan helaan nafasnya terdengar begitu berat,dia mengalihkan pandangannya ketika menyadari pergerakan seseorang yang baru keluar dari ruang operasi, matanya menangkap hankyung yang berjalan kearahnya dan berhenti tepat di hadapannya,hankyung mengerti bagaiman perasaan jungkook karna sebelum jungkook mengalaminya hankyung lebih dulu mengalaminya.
"aku gagal" gumam jungkook di sertai dengan helaan nafas.
"tidak,kau melakukannya dengan baik"
hankyung menarik bahu jungkook dan memeluknya,"tidak, aku tidak bisa menyelamatkan nya"
"ini bukan salahmu,kau sudah melakukannya dengan baik,kondisi pasien yang tiba tiba menurun di tengah operasi,tidak apa apa semua akan baik baik saja,kau sudah melakukannya dengan baik"
hankyung menepuk bahu jungkook pelan untuk menenangkan nya, jika dia berada dalam posisi jungkook diapun ragu bahwa dia bisa melakukannya dengan baik.
"aku takut"
"tidak apa apa,semua akan baik baik saja"
~HAND OF GOD~
"Heol,bagaimana bisa operasinya gagal" seru hoseok yang langsung memelankan suaranya ketika jimin memelototinya.
"kondisi pasien tiba tiba menurun di tengah operasi, tidak banyak dokter yang bisa bertahan pada saat seperti itu,hanya beberapa orang yang beruntung yang masih bisa selamat" terang kepala perawat choi.
"benar,meski profesor sekalipun jika tuhan sudah berkehendak tidak akan ada yang bisa menghentikannya"
"omong omong di mana hankyung sejak tadi pagi aku tidak melihatnya"
"mungkin sedang bersama jungkook"
"benar,di saat saat seperti ini hankyung memang harus menemani jungkook"semua orang tampak setuju dengan ucapan hoseok.
" wae,kenapa aku harus di sampingnya" ujar hankyung yang tiba tiba merangkul leher hoseok kenapa hoseok karna jika jimin akan berbeda jadinya.
"ahh....kamjagiya,kamjagiya" pekik hoseok bahkan jantungnya serasa mau copot sekarang,itulah sebabnya hoseok selalu berusaha menghindar dari hankyung karna hankyung selalu mengagetkannya setiap waktu,hoseok kemudian memukul pelan tangan hankyung agar dia menurunkan tangannya.
"Jadi kenapa aku harus berada di samping Jungkook eoh..."
"Kau ingin tahu" jimin tiba tiba menyingkirkan hoseok dan mendekat ke arah hankyung dengan senyum yang seperti biasa membuat orang yang mengenalnya merasa bergidik tapi berbeda jika yang melihatnya orang asing mungkin mereka akan terkena serangan jantung dadakan karna melihat senyum manis jimin yang mungkin kebanyakan gula dan matanya yang menyipit mungkin karna kelilipan sesuatu.
"Simpan untuk dirimu sendiri,dasar mesum"
Ujar hankyung sembari memukul kening jimin dengan papan kecil yang kemudian ia serahkan pada kepala perawat choi,jimin meniup rambut di keningnya dan terlihat kesal.
"Ya' jeon hankyung atas dasar apa kau menyebutku mesum eoh..."
"Omo! Kau marah apa kau benar benar marah,ahhh sepertinya benar" ujar hankyung dengan nada yang dibuat buat seakan akan dia sedang menguji kesabaran jimin.
"Hentikan itu"
"Apanya"
"Kau ini"
Hankyung tertawa ringan setelah jimin tidak dapat lagi melawannya,"bagaimana dengannya"tanya perawat choi.
"Dia sedikit shock,tapi dia akan belajar pelan pelan"
"Dia akan belajar apa itu yang dimaksud dengan tangan tuhan" sahut jimin dengan tatapan acuhnya sepertinya dia masih kesal karna kalah dari hankyung.
"Dia bukan orang yang berkecil hati,kita tidak mungkin tidak mengalami kegagalan saat menangani pasien,berfikir semua akan selamat di tangan dokter itu konyol,bahkan kita juga makan nasi sama seperti mereka" jimin menatap tidak percaya ke arah hoseok,kenapa hoseok tiba tiba berbicara sepanjang itu.
"Wae?kenapa melihatku seperti itu"
"Tidak,kau terlihat sedikit berbeda"
"Hanya sedikit,bukanlah konsumsi yang berlebih" sahut hankyung, "tidak akan membuatmu sampai harus menerima perawatan jika hanya sedikit" sambung hankyung sebelum pergi meninggalkan rekan rekannya yang melihatnya dengan tatapan heran.
"Ada apa dengannya"tanya hoseok.
" tidak ada yang salah dengannya,hanya kau yang tidak terbiasa dengannya" jawab jimin sembari menerima papan kecil yang berisi lembar laporan medis para pasien.
"Dia melakukannya hampir setiap hari"sambung kepala perawat choi,sepertinya diantara mereka bertiga hoseok lah yang paling tidak tahu kebiasaan hankyung.
~HAND OF GOD~
KIM TAEHYUNG HOUSE.
taehyung meminum secangkir teh hangat di balkon rumah berlantai dua yang sederhana miliknya,meski cucu dari seorang pemilik global nation group,taehyung lebih memilih tinggal sendiri dengan kehidupan yang sederhana di bandingkan harus tinggal di rumah yang megah namun di penuhi dengan kekosongan.
tapi sejak beberapa hari lalu taehyung kehilangan ketenangannya bahkan dia tidak bisa lagi menggoreskan cat air dengan benar,atau lebih tepatnya sejak kakek nya menyuruh seseorang datang dan menyampaikan pesannya,pesan yang mengatakan bahwa satu bulan lagi akan di adakan pertemuan pemegang saham dan kakek taehyung yang memaksanya untuk menjadi penerusnya dan memegang perusahaan,bukannya ingin menjadi cucu yang durhaka,taehyung hanya tidak ingin terlibat perselisihan dengan keluarga paman jaesuk yang jelas jelas memiliki kim seokjin sebagai cucu pertama.
bahkan taehyung tidak bisa lagi menikmati tehnya seperti dulu,dia tiba tiba tersedak dan tidak sengaja menumpahkan tehnya pada kemeja putihnya,dia terbatuk beberapa kali sembari mengusap kemejanya.
dia mendengus dan menaruh tehnya di meja,"kenapa aku ceroboh sekali,aku kan cuma minum teh" gerutunya.
"taehyung-ssi....." terdengar teriakan seseorang yang sangat familiar dari bawah,taehyung pun mengangkat kepalanya dan berjalan mendekat ke pembatas.
"kau sedang apa"
tanya seokjin yang mendongak melihatnya,"masuklah,pintu nya tidak ku kunci" sahut taehyung,dia tersenyum tapi entah kenapa dia merasa tidak nyaman dengan senyumnya kali ini terlebih lagi senyumnya memudar ketika seokjin melangkahkan kakinya ke dalam rumahnya,Taehyung sendiri tidak tahu harus bersikap bagaimana,kenapa seokjin masih mengakrabkan diri dengannya bahkan dia sendiripun sudah menyadari krisis dalam keluarga besar kim.
"kau tidak membersihkan rumahmu" tanya seokjin setelah berhasil menjangkau tempat taehyung berada,taehyung berbalik dan melihat seokjin berjalan ke arahnya,sebelumnya mereka sangat akrab tapi entah kenapa taehyung merasa sangat canggung sekarang, wajar jika hal itu terjadi,dia tahu seberapa keras seokjin bekerja di global nation group sedangkan dia yang sama sekali tidak pernah menyentuh global nation group sedikitpun tiba tiba di daulat sebagai penerus dari kakeknya,jika saja ia bisa,ia ingin pergi saja dan membiarkan seokjin menjadi pewaris utama keluarga kim dan mengambil alih global nation group.
"apa hyung mengambil cuti"
"cuti?" seokjin berdiri di samping taehyung, berbeda dengan taehyung yang hanya memakai kemeja putih tanpa jas,penampilan seokjin sangat rapi seakan akan menunjukkan bahwa dia pekerja kantoran,meski sebenarnya Taehyung juga akan memakai jasnya saat keluar rumah.
"ayahku bisa memukulku jika aku mengambil cuti" ujar seokjin bermaksud untuk bercanda.
"paman jaesuk memang sedikit kejam"
"hanya sedikit,kau tidak akan mati jika hanya sekali di pukulnya"
taehyung menarik sudut bibirnya, rasanya sangat berat harus tersenyum di depan seokjin saat ini.
mereka berdua kemudian menyandarkan lengan mereka pada pembatas dan berbincang ringan untuk beberapa waktu,meski banyak hal serius yang harusnya mereka bicarakan,keduanya tampak tak ingin menyinggung masalah keluarga yang tengah mereka hadapi.
"jika kau punya waktu mampirlah ke kantor"
"aku tidak tertarik dengan lantai di sana"
seokjin sekilas melihat ke arah taehyung dan sudut bibirnya terangkat ke atas.
"lantai di sana sangat panas bahkan saat musim dingin"
taehyung ikut menarik sudut bibirnya.
"jika kau kesana akan ku belikan kopi"
"aku tidak minum kopi"
"ahhh benar juga kau kan tidak minum kopi,lalu apa yang harus ku belikan padamu"
"aku tidak ingin ke sana jadi jangan belikan apapun padaku"
senyum keduanya mengembang menghangatkan pagi bersama sinar matahari.
"jangan minta maaf karna aku tidak akan menerima"
"meski begitu aku akan tetap minta maaf"
seokjin melihat ke arah taehyung yang perlahan melihat ke arahnya,keduanya terdiam sejenak sebelum akhirnya menarik sudut bibir mereka masing masing.
Terlalu cepat mengakhiri ikatan yang akan putus suatu hari nanti,biarlah seperti ini dulu sampai terputus dengan sendirinya.~Kim Taehyung.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro