Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Memories Of The Winter 04

    Taehyung terduduk di pinggir ranjang dan memperhatikan Hankyung yang sedari tadi sibuk menaruh baju di dalam lemari pakaian yang terdapat di dalam ruangan tersebut, bahkan keberadaan nya telah teracuhkan sejak lima belas menit yang lalu. Sebenarnya bukan masalah bagi Taehyung, karna pada kenyataan dia pun tidak merasa ada hal yang harus ia tanyakan.

    "Besok kita akan ke Rumah Sakit pukul sembilan pagi." Ujar Hankyung untuk pertama kali nya setelah masuk ke dalam kamar, meski hal itu tak cukup untuk membuatnya menaruh perhatian pada lawan bicara nya.

    "Apa aku juga harus ikut?"

    "Tentu saja, besok kau ada pemeriksaan bersama dengan Dokter Jung Taekwon."

    "Dokter Jung Taekwon?"

    "Kau tidak melupakan nya bukan?"

    Taehyung menggeleng meski Hankyung tidak akan melihat nya. "Aku mengingat nya, apa dia teman Dokter Hankyung?"

    "Dia senior ku, tapi aku cukup dekat dengan nya." Jawaban yang membimbing nya melihat lawan bicaranya dengan seulas senyum yang menghiasi wajah nya.

    "Sudah selesai. Mulai sekarang di samping sini adalah pakaian mu dan di sebelah sini adalah pakaian ku." Ujarnya sembari menunjuk ke arah lemari pakaian yang telah ia bagi menjadi dua, di mana di sisi kanan di gunakan untuk pakaian Taehyung. Sedangkan di sebelah kiri adalah untuk pakaian nya sendiri.

    "Kau boleh memakainya sesuka hati mu, sekarang istirahatlah dan aku akan menyiapkan makan malam."

    Hankyung kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan kamar tersebut, dan setelah pintu tertutup dari luar. Taehyung naik ke atas ranjang dan berbaring dalam posisi miring menghadap ke arah lemari pakaian.
    Pandangan nya kemudian terjatuh pada lemari pakaian yang tidak di tutup oleh Hankyung sebelum ia pergi.

    Dia mengamati pakaian yang tertata dengan rapi di sana seakan ingin membandingkan pakaian yang berada di kedua sisi lemari pakaian tersebut, hingga akhirnya dia yang lebih memilih untuk tidur di bandingkan merasakan kekosongan yang berlarut-larut.

Memories Of The Winter

    Fajar menyingsing. Mengembalikan dua jiwa yang sempat berkelana pada dua raga yang telah menanti. Kepingan ingatan yang kembali menyatu.
    Setelah melakukan aktivitas kecil di pagi hari. Tepat pukul sembilan, Hankyung keluar dari dalam rumah dengan membawa tas selempang yang menyampir di bahu kirinya serta sebuah syal yang berada dalam genggamannya.

    Taehyung yang sudah lama terduduk di halaman pun menjatuhkan perhatiannya pada sosok Dokter muda yang tampak sibuk di depan pintu dan membelakangi nya. Tak ada salju pagi itu, namun udara musim dingin di pagi hari benar benar terasa beku.

    "Hansung-ssi..."

    Sebuah teguran yang kemudian membuatnya beranjak dari duduknya dan berjalan menghampiri Hankyung yang berdiri di dekat gerbang.

    "Aku sudah menyuruh mu untuk menunggu di mobil, kenapa malah menunggu di luar." protes Hankyung dan memakaikan syal di tangannya pada leher Taehyung.

    "Ini tidak dingin."

    "Apanya yang tidak dingin? Ini adalah awal musim dingin." sanggah Hankyung. Dia pun sedikit menarik lengan Taehyung, membawanya untuk keluar gerbang.

    Bukannya segera masuk ke dalam mobil, Taehyung justru menunggu di belakang Hankyung sampai wanita muda itu selesai mengunci gerbang. Dan keberadaannya di sana sempat membuat Hankyung kaget saat ia berbalik.

    "Aigoo, kenapa masih di sini?" Hankyung lantas menariknya menuju pintu penumpang. Di bukanya pintu tersebut dan di dorongnya pelan Taehyung hingga pemuda itu masuk ke dalam mobil.

    "Gunakan sabuk pengaman mu." ujarnya sebelum menutup pintu dan berjalan memutari bagian depan mobilnya.

    Hankyung masuk ke dalam mobil dan sekilas melihat apakah Taehyung memasang sabuk pengaman dengan benar di saat ia sendiri juga tengah mengaitkan sabuk pengaman untuk dirinya sendiri, barulah setelah itu dia menghidupkan mesin mobilnya dan segera menjalankannya menuju Rumah Sakit. Di mana Taehyung di jadwalkan untuk bertemu dengan Jung Taekwon guna memeriksa bagian saraf di bagian kepala pasca bangun dari Coma.

    Selama perjalanan, tak ada satupun dari keduanya yang bersuara untuk memulai sebuah pembicaraan. Kecuali Hankyung yang sempat berbicara dengan seseorang melalui sambungan telepon, sedangkan yang di lakukan Taehyung hanyalah melihat keadaan di luar mobil sepanjang perjalanannya menuju Rumah Sakit.
    Dan setelah perjalanan yang cukup memakan waktu, keduanya pun sampai di Rumah Sakit. Hankyung memarkirkan mobilnya di ruang parkir bawah tanah dan turun terlebih dulu ketika melihat Jaehwan akan meninggalkan area parkir.

    "Jaehwan-a..." lantangnya dan menghentikan langkah Jaehwan. Dia pun berlari kecil ke arah Jaehwan dan terlibat sedikit perbincangan tidak jauh dari mobilnya terparkir sebelumnya.

    Namun bukannya segera turun, Taehyung tetap duduk dengan tenang di dalam mobil. Bahkan dia seperti tidak memiliki keinginan untuk keluar, di lihat dari dia yang tak kunjung melepas sabuk pengamannya. Hingga Hankyung kembali dan membuat Dokter muda itu terlihat bingung saat ia masih berada di dalam mobil.

    Hankyung pun segera menghampiri Taehyung. Dia berdiri tepat di samping pintu mobil di mana Taehyung duduk. Sedikit merendahkan tubuhnya dan mengetuk kaca jendela dengan pelan untuk menarik perhatian Taehyung.
    Taehyung yang menyadarinya pun, alih-alih segera membuka pintu dia justru hanya membuka jendela mobil.

    "Apa yang sedang kau lakukan?"

    "Aku menunggu Dokter Hankyung."

    "Keluarlah, kita sudah sampai." ujar Hankyung yang kembali menegakkan tubuhnya dan segera membuka pintu mobil.

    "Aku... Akan menunggu di sini saja."

    Mata Hankyung memicing, merasa sedikit ada yang salah dengan ucapan Taehyung sebelumnya.

    "Kau harus melakukan pemeriksaan bersama Dokter Jung Taekwon, mana mungkin kau tetap di sini."

    Wajah Taehyung terlihat sedikit kebingungan, begitupun ketika ia berucap. "Aku tidak apa-apa, aku tidak perlu di periksa. Aku akan menunggu Dokter Hankyung di sini saja."

    Hankyung terdiam sejenak, mencoba menemukan alasan kenapa Taehyung tidak ingin ke luar. Namun ketika ia tengah berpikir, perhatiannya teralihkan oleh suara beberapa orang yang tengah bercanda di sela langkah mereka dan ketika ia menjatuhkan kembali pandangannya pada Tae hyung, saat itu pula Taehyung berusaha menutup pintu dengan pelan. Dia yang merasa ada yang aneh pun, langsung menahan pintu tersebut hingga mempertemukan tatapan keduanya.

    "Kenapa di tutup?"

    Taehyung menggeleng pelan, dan Hankyung kembali membuka lebar pintu mobil sehingga tangan Taehyung terlepas dari pintu.

    "Keluarlah! Aku harus memeriksa pasien ku tiga puluh menit lagi."

    "Dokter Hankyung pergi saja, aku akan menunggu di sini."

    "Kau akan menunggu di sini sampai aku pulang?"

    Taehyung mengangguk tanpa sarat ataupun sekedar memerlukan waktu untuk berpikir, dan saat itulah senyum tak percaya Hankyung terlihat kembali melukis wajahnya ketika ia sempat memalingkan wajahnya.
    Dia kembali menjatuhkan pandangannya pada Taehyung sembari sekilas menggaruk kepalanya yang tidak gatal namun memerlukan sebuah garukan kecil di saat ia mulai kebingungan dengan pasiennya tersebut.

    Dia kemudian menaruh tangan kirinya pada atap mobil sedang tangan kanannya berpegangan pada pintu. Dia merendahkan tubuhnya hingga menjangkau tepat di samping kepala Taehyung, membuat tatapan keduanya bertemu dalam jarak yang begitu dekat. Dia menatap intens pada lawan bicaranya.

    "Kau, takut pada keramaian?"

    Pertanyaan yang terucap dengan tenang namun penuh selidik, dan saat itu pula Taehyung segera menjatuhkan pandangannya. Mengharuskan Hankyung membuat jawaban untuk dirinya sendiri.

    "Hansung-ssi." teguran ringan yang tak mampu di balas oleh Taehyung, karna pada kenyataannya yang di ucapkan Hankyung adalah sebuah kebenaran.

    Namun di luar dugaan. Dia sedikit tersentak ketika Hankyung tiba-tiba melepaskan sabuk pengamannya, lalu menaruk kedua tangannya untuk keluar dari dalam mobil. Namun dia mencoba untuk bertahan dan terjadilah aksi tarik menarik antara keduanya.

    "Tidak apa-apa... Keluarlah sekarang." ujar Hankyung yang mencoba menarik Taehyung yang terus menggelengkan kepalanya dengan kedua tangan yang berpegangan pada pintu.

    "Hansung-ssi... Ayolah... Aku bilang tidak apa-apa, aku akan berada di samping mu."

    "Aku di sini saja."

    "Tidak bisa, kau harus keluar sekarang. Percayalah padaku dan semua akan baik-baik saja."

    Taehyung menggeleng dengan cepat dan membuat Hankyung menghembuskan napas sebalnya. Dia kemudian kembali menarik Taehyung dan tanpa di sadari oleh keduanya bahwa tatapan heran Jimin terarah pada keduanya yang membuat sedikit keributan di area parkir yang cukup sepi pagi itu.
   
    Dahi Jimin sedikit mengernyit ketika ia sempat mendengar tawa ringan dari Hankyung ketika Dokter wanita itu berbicara. Dia melihat jam di pergelangan tangannya dan memutuskan untuk duduk di bagian depan mobilnya ketika merasa masih memiliki waktu untuk bersantai. Sejenak melihat apa yang tengah di lakukan oleh Hankyung bersama dengan orang asing yang baru-baru ini menjadi bagian dari harinya.

    Setelah perdebatan kecil yang terjadi, pada akhirnya Hankyung berhasil menarik keluar Taehyung. Dia segera menutup pintu mobil dan menguncinya sebelum mendorong Taehyung agar berjalan.

    "Kajja!"

    Dia merangkul kedua lengan Taehyung dan membawanya meninggalkan area parkir, namun Taehyung tiba-tiba berbalik arah dan hendak melarikan diri. Dia pun dengan sigap menarik mantel yang di kenakan oleh Taehyung dan kembali mendapatkan lengan Taehyung yang kemudian ia dekap agar tak lagi melarikan diri. Bisa di lihat olehnya wajah ketakutan dari pria asing tersebut.

    "Tidak apa-apa. Jika kau takut, tutup matamu."

    "Aku pulang saja." gumam Taehyung yang lebih menyerupai seperti sebuah rengekan.

    Hankyung kembali menyeret Taehyung meski Taehyung kerap berusaha melarikan diri dengan raut wajah seperti akan menangis, dan hal itu membuat Hankyung menahan tawanya. Antara kasihan dan merasa bahwa semua ini konyol.

    Setidaknya hampir lima belas menit di habiskannya untuk bisa membawa Taehyung keluar dari area parkir dan ketika keduanya hampir menghilang dari area parkir, saat itu pula Jimin beranjak dari tempatnya dan menyusul kepergian keduanya dengan raut wajah yang sulit di artikan. Namun satu garis wajah yang menunjukkan bahwa suasana hatinya tidak terlalu baik pagi ini, dan itu bisa saja berlaku untuk hari ini.





Selesai di tulis : 07.10.2019
Di publikasikan : 11.10.2019

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro